Dua mobil mewah yang berjejer di jalan menuju gang, langsung membuat Cheryl merasa tidak nyaman. Cheryl curiga, ada yang tidak beres bahkan berbahaya untuknya. Apalagi jika melihat statusnya dalam hubungan Zee dan Rendan. Ia tak lebih dari wanita idaman lain untuk Rendan. Selingkuhan, bahkan pelakor, terlepas dari statusnya dengan Zee yang awalnya merupakan sahabat.
“Ini mobil mahal siapa, Re? Tumben di sini ada mobol mahal?” tanya Cheryl yang membiarkan Rendan menggandeng sebelah tangannya, meninggalkan mobil pria itu. Hanya saja, kegelisahan yang tiba-tiba ia rasa, membuat dadanya bergemuruh.
“Mana aku tahu, sudah beda urusan. Kita fokus ke urusan kita saja,” balas Rendan serius. Padahal ia tahu, mobil itu merupakan mobil Devano dan juga mobil pak Riko.
Cheryl tetap merasa aneh, telanjur curiga apalagi ketika ia mendapati pintu kontrakan Zee dalam keadaan terbuka sempurna. Ia bahkan sengaja menghentikan langkah.
“Kenapa?” lirih Rendan sambil menatap jengkel Cheryl.
“Re, firasat aku enggak enak. Kamu enggak jebak aku hanya agar kamu bisa balikan sama Zee, kan?” rengek Cheryl memasang wajah sedih nan manja. Ekspresi yang sudah menjadi andalannya. Cheryl takut, Rendan meninggalkannya dan lebih memilih kembali ke Zee.
Demi jaga-jaga, Cheryl sengaja mendekap manja Rendan yang langsung melanjutkan langkah. Cheryl sengaja melakukannya sebagai senjata ampuh untuk melukai Zee, agar Zee langsung sakit hati ketika melihat kebersamaan mereka. Cheryl tak rela, Rendan yang selalu dengan mudah memberinya kehidupan enak, malah kembali kepada Zee. Walau ketika mereka masuk kontrakan Zee, semuanya sungguh di luar ekspetasi.
Kedua mata tajam Cheryl langsung menatap tak percaya pemandangan di hadapannya. Karena ternyata, di sana tidak hanya ada Zee maupun pak Samsudin. Karena selain Zee tampil jauh lebih glowing, di sana juga ada bos Zee maupun bos Rendan yang sampai Cheryl kenal. Cheryl sampai malu gara-gara kemesraannya dengan Rendan sekarang, hingga ia buru-buru mengakhiri dekapan sekaligus sandaran penuh kemanjaannya.
Kenapa bos Zee dan bos Rendan bisa ada di sana? Itulah yang membuat Cheryl langsung waspada. Menghubungkannya dengan keberadaan mobil mewah di depan sana. Selain itu, Cheryl juga sadar, tidak ada yang tidak menatapnya, selain semua tatapan yang kompak tajam dan jelas menghakiminya. Tentunya Cheryl bukan wanita boddoh yang akan tinggal diam. Cheryl memilih kabur.
“Pak Rendan!” tegas pak Riko kali ini benar-benar murka kepada Rendan.
“Bisa-bisanya dia melarikan diri mirip maling yang tertangkap basah!” cibir Zee kesal sendiri. Cibiran yang juga membuat pak Riko makin ketar-ketir. Pak Rio menjadi makin gelisah, kemudian sibuk meminta maaf sebelum pergi menyusul keluar.
Rendan ketar-ketir dan buru-buru mengejar Cheryl.
“Ryl, please jangan pergi. Kalau kamu pergi ...,” seru Rendan sambil terus berlari karena Cheryl yang awalnya hanya melangkah buru-buru, berubah menjadi berlari dan kini sudah memasuki gang yang lebarnya tak kurang dari satu meter.
“Aku bakalan dipecat kalau aku enggak bawa kamu ke mereka dan kita wajib sama-sama minta maaf!” yakin Rendan sampai memohon. Namun di hadapannya, Cheryl sibuk menggeleng. Iya, Rendan tahu, daripada dirinya, harga diri seorang Cheryl lebih tinggi. Walau jika dipikir-pikir, sebenarnya sangat aneh, kenapa Cheryl yang merasa harga dirinya sangat tingg, sampai mau menjadi pemuas calon suami sahabatnya sendiri.
“Ryl!” mohon Rendan masih berusaha. Kali ini akhirnya ia berhasil mencekal pergelangan tangan kiri Cheryl.
Cheryl segera menggeleng tegas. “Enggak, Re. Jahat kalau kamu sampai minta aku buat minta maaf ke mereka. Andaipun kamu dipecat dari pekerjaan kamu yang sekarang, kamu masih bisa cari pekerjaan baru bahkan lebih dari yang sekarang!”
“Masalahnya enggak semudah itu, Ryl. Karena andai aku sampai dipecat, aku juga bakalan di blacklist dan otomatis, aku bakalan enggak bisa dapat pekerjaan apalagi pekerjaan berskala besar,” yakin Rendan. “Aku beneran bakalan sangat sulit, jika aku enggak punya pekerjaan apalagi kalau aku sampai dipecat dan diblacklist!”
“Toh, kalaupun aku sukses dan dapat banyak uang, kamu juga yang nikmatin, kan? Tolong ngerti, ini buat masa depan kita!” yakin Rendan lagi. Mereka berada persis di pintu masuk gang menuju kontrakan Zee.
“Pak Rendan!” tegur pak Riko yang kemudian berkata, “Pak Rendan ini beneran enggak tahu diuntung, ya!”
Rendan langsung menunduk nelangsa mendengar makian dari bosnya itu. Cheryl yang ada di sebelahnya, juga ia pergoki menjadi terlihat merasa bersalah. Hingga beberapa saat kemudian, merek bertiga kompak kembali ke kontrakan Zee. Hanya saja, kali ini Devano sendiri yang terjaga dan berdiri menahan pintu.
“Enggak sembarang orang bisa dapat kesempatan apalagi sampai lebih dari sekali. Namun kalian, ... kalian sudah bikin kami mengemis hanya untuk sebuah kata maaf.” Devano menggeleng sambil tersenyum getir. “Sori, tawaran dari saya sudah enggak berlaku!” tegasnya lagi dan kali ini sengaja menutup pintu.
Pak Riko yang sudah langsung ketar-ketir, berusaha menawar keputusan Devano dengan permohonan maaf sekaligus janji. Namun, Devano yang telanjur kesal, sengaja tetap menutup sekaligus mengunci pintunya.
Plakkkk!
Tamparan panas pak Riko, mendarat di pipi kiri Rendan. Rendan langsung terempas sekaligus sempoyongan. Cheryl yang menjadi saksi mata, langsung syok bahkan nyaris jantungan. Cheryl menggunakan kedua tangannya untuk menekap mulut.
“Saya tidak mau tahu, yah, pak Rendan. Andai pak Vano sampai membuat masalah karena kalian sudah melukai kekasihnya, kalian harus ikut tanggung jawab. Kalian harus ikut menanggung kerugian dan andai kalian cuci tangan, saya tak segan melaporkan kalian ke polisi!” tegas pak Riko yang kemudian buru-buru pergi dari sana di antara luapan kekesalan yang membuat pria itu terlihat sangat emosional.
Detak jantung Cheryl masih tak karuan, selain wanita cantik berambut sebahu itu yang belum berani menegur Rendan. Sebab selain harus menanggung kerugian, Cheryl yakin, tamparan yang pak Riko lakukan di hadapannya, sangat membuat Rendan malu. Harga diri pria yang satu tahun lalu menjadi teman kencan bahkan teman tidurnya itu sama saja telah diinjak-injak.
“Kalaupun kita enggak dapat kata maaf dari mereka, seenggaknya kita sudah mengacak-acak karier Rendan!” ucap Devano yang sudah duduk. Ia duduk di sofa panjang sebelah Zee duduk.
Mereka sudah tak disertai pak Samsudin lagi. Dan tak beda dengan Devano, Zee juga masih jengkel. “Aku yakin mereka masih di depan.”
“Biarkan saja. Aku masih memiliki banyak rencana. Hari besok juga, tapi pagi hingga sorenya, kita bakalan sibuk banget,” ucap Devano.
“Semangat buat kembali kerja ke kompeni!” ucap Zee sambil menunduk pasrah.
Devano langsung mendelik mendengarnya. “Kalau saya enggak jadi kompeni, saya enggak mungkin sesukses sekarang!” Ia berbisik-bisik karena biar bagaimanapun, di dalam ada pak Samsudin.
Zee melirik sang bos dengan sinis.
“Saya akan menolak pemasaran barang-barang dari perusahaan Rendan, di galeri perusahaan kita, ” tegas Devano menatap Zee penuh keseriusan.
“Biarkan Rendan yang suruh tanggung jawab,” balas Zee.
“Tentu,” balas Devano dengan entengnya. Namun, pesan dari sang mamah yang memintanya mengajak Zee main ke rumah, langsung membuatnya ketar-ketir.
“Mamah minta kamu, main ke ruma,” ucap Devano setengah gengsi menyampaikannya.
Zee menatap tak percaya wajah tampan Devano yang malah menjadi sibuk menunduk.
Sementara itu, di luar sana, Cheryl tengah melangkah beriringan dengan Rendan keluar dari gang menuju kontrakan Zee.
“Kamu tahu belum, kalau sekarang, Zee dan bosnya pacaran?” ucap Rendan.
Cheryl langsung memelotot, menatap tak percaya wajah Rendan yang pipi kirinya masih dihiasi tamparan. Ia terlalu terkejut, masa iya, Zee yang baru dibuang Rendan, malah dapat Devano yang bos Zee?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
𝕗 𝕚 𝕚
😂😂
2023-12-16
0
Intan IbunyaAzam
angek qm kn cherybelek haaa
2023-11-30
0
Truely Jm Manoppo
makanya jadì sahabat jangan pengkhianat.
2023-11-29
0