6 : Devano, Si Licik Nan Cerdik

“Masukan nomor NIK KTP anda ....”

Zee terusik oleh kesibukan Devano yang duduk di ujung bangku tunggu keberadaannya.

“Scan KTP ...,” lanjut Devano kali ini bersiap memfoto, fotokopi KTP Rendan dan ia dapatkan dari Zee.

“Hih, ... Pak Vano lagi ngapain?” Zee kepo, dan ketika ia amati lebih dekat, bosnya itu tengah mencoba melakukan pinjaman online menggunakan identitas Rendan.

“Kenapa?” tanya Devano memasang tampang khususnya wajah tak berdosa.

“Nomor hp yang buat transaksi, termasuk nomor kontak di hp yang buat transaksi, setahu saya, biasanya juga langsung terbawa-bawa ke transaksi pinjaman, loh, Pak!” lirih Zee walau ia masih panik.

Dengan santainya, Devano memamerkan ponsel atau hp yang sedang ia pakai kepada wanita di sebelahnya.

“Loh, kok hp-nya enggak asing? Mirip punya Ren-dan?” ucap Zee yang kali ini melirik curiga Devano. Sang bos kejam yang juga sangat jail kepadanya itu, masih berlagak santai tak berdosa.

“Nah, iya ... kan mau transaksi atas nama dia. Jadi saya sengaja pinjam hpnya diam-diam. Cuma pinjam buat transaksi kok, selebihnya kalau sudah beres, saya balikin,” ucap Devano.

Zee yang gagal paham, tapi yakin Devano telah mengambil ponsel Rendan secara diam-diam, menjadi kerap menggaruk kepala dan juga lehernya yang mendadak gatal.

“Aku juga sudah blokir sekaligus hapus kontak kamu sama papah kamu dari ponsel ini, biar pas ada penagihan dari pihak pinjol, mereka enggak rusuh ke kalian,” lanjut Devano dengan tampang masih tenang, tapi sangat menyebalkan.

“Omegat ...,” lirih Zee yang kemudian terduduk lemas di sebelah Devano. Ia melongok layar ponsel Rendan yang dikendalikan oleh Devano, menyimak setiap apa yang pria itu perbuat di sana.

“Ambil batas maksimum saja sih. Dua puluh juta di sepuluh situs pinjol kan lumayan kalau pas penagihan dan yang punya identitas enggak tahu. Bunganya bisa jadi bertaman-taman.” Devano tersenyum riang karena menjahili orang memang menjadi kebahagiaan tersendiri untuknya.

“Pak Vano kok bisa kepikiran beneran disangkutin ke pinjol, dan ... ini gimana ceritanya, kok Pak Vano juga bisa pegang ponselnya Rendan?” Zee tak hentinya bertanya-tanya, merasa tak habis pikir pada seorang Devano.

“Karena sesi balas dendam sudah dimulai, jangan salahkan saya kalau saya bisa mendadak jadi malaikat maut buat mereka. Jangankan sekelas ponsel yang memang pribadi, sekelas data pribadi yang amat pribadi saja, bisa saya dapatkan!” yakin Devano sengaja pamer. Hingga ia dengan entengnya berkata, “Apa sih, yang saya enggak bisa? Enggak ada! Semuanya beneran kecil! ” Ia menyentil jempol kirinya ke kelingkingnya.

Zee yang menyimak setiap ulah Devano, refleks menggeleng sambil tersenyum geli. “Apa yang enggak Pak Vano bisa? Semuanya beneran kecil maksudnya gampang bagi Pak Vano?” ucap Zee masih lirih, tapi kali ini, sengaja memastikan ucapan bos besar.

“Ya iya, memangnya apa yang saya enggak bisa?” Devano langsung sewot.

Zee langsung menghela napas pelan sekaligus panjang. “Cari istri, kan? Pak Vano enggak bisa cari istri, masa iya, Pak Vano lupa?!” yakinnya santai, tapi di hadapannya, sang bos besar tampak sangat tersinggung.

“K-kamu kurang ajar, yah, Zee! Yang urusan itu beda lagi!” omel Devano sewot.

“Lah, tadi kata Pak Vano katanya semuanya kecil, gampang, intinya kan gitu, kan?” jelas Zee berusaha bijak.

Devano buru-buru menghela napas karena terlalu bingung, balasan apa yang bisa membungkam mulut ngawur sekretaris semprulnya itu. Alasan yang juga membuatnya mendadak gelisah. “Kamu itu ngeselin banget, sih! Gini-gini saya lagi perjuangin kamu. Saya lagi bantu kamu balas dendam! Kalau gini caranya, lebih baik saya bela Rendan!”

Kali ini, giliran Zee yang langsung gelisas sekaligus panik sepanik-paniknya. “Maaf, Pak. Maaf! Sungkem, ini sungkem!” ucapnya yang memang buru-buru bersimpuh mendekap kedua kaki Devano.

Diam-diam, Devano menahan senyumnya, merasa bahagia karena berhasil membuat Zee ketakutan kepadanya. Zee sampai bersimpuh dan tadi mengakui kesalahan sekaligus kekalahannya.

Kali ini Devano sengaja berdeham. “Sudah, sekalian pijitin kaki saya. Seharian ini saya mondar-mandir, termasuk pecicilan di perusahaan Rendan bekerja. Tapi kamu jangan berisik dan banyak tanya karena seharian ini saja, saya sudah berteriak kebablasan! Tenggorokan saya berasa keropos gara-gara urus semuanya sendiri!” Di hadapannya dan masih duduk di lantai, Zee langsung mengangguk patuh kemudian memijat kedua kakinya.

Namun lama-lama Devano merasa bosan jika Zee menjadi jinak dan selalu diam. “Kamu ngomong, kenapa, sih?” sinisnya dan yang ia maksud langsung kebingungan. “Duduk di bangku, jangan di situ. Nanti kalau mamah saya datang, atau malah pak Lukman bikin laporan, gimana?”

“Ya Alloh ... kalau situasinya sudah begini, rasanya beneran pengin nyewa pembunuh bayaran buat sikat nih orang. Untung yah ni orang gudluking, nah kalau enggak banget, gedeg ... gedeg!” batin Zee.

Suasana menjadi hening karena baik Devano maupun Zee kompak diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Namun tadi, Devano yang licik bin cerdik, sudah mendaftarkan pinjol ke sepuluh situs sekaligus. Beberapa notifikasi juga sudah silih berganti menghiasi ponsel Rendan.

“Pak, kalau ponsel Rendan dipinjam tanpa bilang oleh Pak Vano, memangnya dia enggak curiga?” lirih Zee sambil melirik Devano.

“Harusnya enggak karena dari segi ponsel dan semacam kontaknya, saya kasih ganti sama dan ponsel itu pun sudah langsung ditukar. Tuh laporannya sudah ada, ponselnya sudah ditukar. Sementara kini, si Rendan lagi dugem gratis bareng mantan sahabat kamu di tempat mahal yang sengaja saya sediakan. Saya pakai vocer gratis palsu yang sengaja saya siapkan untuk mereka melalui orang saya,” ucap Devano yang sudah bersedekap. Malam ini, sebagai kekasih pura-pura Zee, tugasnya adalah menemani Zee terjaga di depan ruang ICU pak Samsudin menjalani penanganan. Ibu Arnita sang mamah sudah wanti-wanti, selain wanita itu yang juga berdalih akan kerap kontrol apalagi Ibu Arnita memang masih menjaga pak Restu yang pura-pura sakit demi mengelabuhi Devano.

“Pak Vano emang paling juara kalau urusan licik! Hebat! Lebih hebat lagi, Rendan sama si Cheryl, bisa-bisanya mereka malah dugem padahal papahku sedang berjuang buat pulih! Jancuuuk, emang mereka!” batin Zee terpukau menatap sang bos.

“Enggak usah terpesona, biasa saja!” sergah Devano dengan sombongnya hingga Zee langsung ia dapati meliriknya dengan sinis.

“Pak Vano enggak mau mandi? Ini tadi sopir mamah Pak Vano, kirim ransel segede gaban!” ucap Zee yang hendak beranjak, tapi Devano menegur dan berdalih, pria itu tidak akan mandi karena tanpa mandi pun, Devano sudah keren.

“Nih orang sakit, ya? Dari tadi haus banget pengakuan. Yang ada aku jadi kasihan,” batin Zee yang terpaksa kembali duduk di sebelah Devano karena pria itu memintanya untuk kembali duduk.

“Tapi sepertinya ada keperluan Pak Vano yang sangat Pak Vano butuhkan sebelum tidur. Sekarang jam berapa sih? Wah, sudah dini hari,” ucap Zee yang memastikan waktu melalui arloji di pergelangan tangan kirinya.

“Ya sudah, coba kamu buka ranselnya. Isinya apa? Siapa tahu ada selimut, makanan, apa camilan,” titah Devano.

Diam-diam, Zee langsung melirik sinis Devano. “Kebiasaan ... ngeselin!” batinnya.

Malam ini, walau awalnya saling pisah dari ujung ke ujung, meringkuk agar bisa tidur nyaman di bangku tunggu tetap membuat kedua sejoli yang jarang akur itu nyaman. Karenanya, dengan sendirinya mereka mendekat. Devano yang awalnya egois tak mau berbagi selimut dengan Zee, malah menyelimuti gadis itu sebelum merengkuhnya erat dari belakang. Pemandangan yang langsung membuat ibu Arnita tersenyum senang. Wanita itu merasa sangat bersyukur, kesibukannya menjadi mata-mata sekaligus satpam untuk Devano, membuahkan hasil.

“Bagaimana?” tanya pak Restu yang berangsur duduk karena ia memang baik-baik saja. Infus pun ia sudah tak lagi pakai. Ia menatap sang istri yang langsung tersenyum ceria kepadanya, dengan senyum yang tak kalah ceria. Ia yakin, kabar baik menjadi kabar yang akan sang istri bagi.

Di tempat berbeda dan itu di tempat dugem yang dimaksud, Rendan dan Cheryl yang sudah setengah mabuk, dibuat kesal karena vocer yang mereka serahkan tidak bisa dipakai lantaran palsu. Jadilah, Rendan mengeluarkan ponsel dan siap melakukan transaksi lewat beberapa transfer. Lebih menyebalkannya lagi, Cheryl memilih minggat tanpa mau tahu dengan pembayaran yang harus ditanggung. Dengan sempoyongan, wanita itu keluar dari bar mahal kebersamaan mereka. Bar mahal yang menjadi saksi sekelas Cheryl sibuk memujinya hanya karena membawa wanita itu ke sana. Sebab, hanya para sultan yang bisa mengunjungi bar tersebut. Sekelas pejabat, orang kaya, dan juga artis.

“Loh, kok uang di rekeningku bertambah pesat, yah? Ini uang dari mana, ya? Masa iya, Zee diam-diam transfer buat ganti uang patungan biaya pernikahan?” pikir Rendan. Sebenarnya, Rendan ingin memastikan lebih jauh. Hanya saja, selain ia sudah ditunggu oleh kasir di sana dan tukang keamanan juga siap mengamankannya andai ia tidak sanggup bayar, Rendan sudah telanjur pusing akibat pengaruh minuman panas nan mahal yang baru saja ia habiskan di dalam.

Terpopuler

Comments

devaloka

devaloka

tapi masih enak lah duitnya masuk ke rendan, gak rugi2 amat

2023-12-04

2

Intan IbunyaAzam

Intan IbunyaAzam

siap siapla kehancuran qm rendem

2023-11-30

1

Umi Farikhaini

Umi Farikhaini

😁

2023-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Pengkhianatan yang Sangat Menyakitkan
2 2 : KITA PUTUS!
3 3 : Kerja Sama
4 4 : Panik Sepanik-Paniknya
5 5 : Perhatian Dari Mamah Devano
6 6 : Devano, Si Licik Nan Cerdik
7 7 : Pertemuan Devano Dengan Papah Zee
8 8 : Lamaran Dari Orang Tua Devano
9 9 : Pipi Pak Vano Merah
10 10 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
11 11 : Kekasih Bos
12 12 : Dipaksa Meminta Maaf
13 13 : Kesempatan yang Sudah Berakhir
14 14 : Lebih Indah Dari Bintang
15 15 : Apakah Ini yang Namanya Cinta?
16 16 : Hadiah?
17 17 : Penonton Setia Drama Cheryl
18 18 : Gak Bisa Bayar
19 19 : Pacar Zee - T-REX
20 20 : Rayyan, Pria Berhati Lembut
21 21 : Sepenggal Pengakuan Zee
22 22 : Kompeni Sedang Baik Hati
23 23 : Kondangan
24 24 : Sahabat Dan Benalu
25 25 : Akhir yang Seperti Apa?
26 26 : Wanita Ular
27 27 : Kalau Cinta, Bilang, Bos!
28 28 : Berkas Penting yang Dicuri
29 29 : Penuh Emosi
30 30 : Dipecat
31 31 : Kami Sudah Putus!
32 32 : Tanpa Zee
33 33 : Pak Kompeni dan Si Hitam Zee
34 34 : Enggak Mau Pacaran Tapi Langsung Nikah
35 35 : Masih Kalah Jauh
36 36 : Romantis Versi Kita
37 37 : Mantra Dan Patuh
38 38 : Optimis
39 39 : Si Wajah Bayi
40 40 : Lega
41 41 : Romantisnya
42 42 : Masih Di Singapura
43 43 : Memilukan
44 44 : Mendadak Berhati
45 45 : Kebaya Lamaran
46 46 : Kabar Para Badut
47 47 : Persiapan Untuk Malam Pertama
48 48 : Akhirnya Bertemu
49 49 : Lamaran
50 50 : Ketulusan Cinta Mereka
51 51 : Langsung Nikah Saja, Yuk?
52 52 : Terlalu Dimanja Dan Tidak Pernah Bersyukur
53 53 : Kita Sudah Menikah
54 54 : Setelah Menikah
55 55 : Jebak Menjebak
56 56 : Hukuman yang Pantas
57 57 : Terlalu Syok
58 58 : Jodoh Dan Rumah Baru
59 59 : Suami Suci Lahir Batin
60 60 : Mohon Bantuan
61 TAMAT
62 Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
63 Novel Baru : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
64 Novel : Serangan Balik Dokter Terhebat
65 Novel : Mendadak Menikahi Mantan
66 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
67 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
68 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1 : Pengkhianatan yang Sangat Menyakitkan
2
2 : KITA PUTUS!
3
3 : Kerja Sama
4
4 : Panik Sepanik-Paniknya
5
5 : Perhatian Dari Mamah Devano
6
6 : Devano, Si Licik Nan Cerdik
7
7 : Pertemuan Devano Dengan Papah Zee
8
8 : Lamaran Dari Orang Tua Devano
9
9 : Pipi Pak Vano Merah
10
10 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
11
11 : Kekasih Bos
12
12 : Dipaksa Meminta Maaf
13
13 : Kesempatan yang Sudah Berakhir
14
14 : Lebih Indah Dari Bintang
15
15 : Apakah Ini yang Namanya Cinta?
16
16 : Hadiah?
17
17 : Penonton Setia Drama Cheryl
18
18 : Gak Bisa Bayar
19
19 : Pacar Zee - T-REX
20
20 : Rayyan, Pria Berhati Lembut
21
21 : Sepenggal Pengakuan Zee
22
22 : Kompeni Sedang Baik Hati
23
23 : Kondangan
24
24 : Sahabat Dan Benalu
25
25 : Akhir yang Seperti Apa?
26
26 : Wanita Ular
27
27 : Kalau Cinta, Bilang, Bos!
28
28 : Berkas Penting yang Dicuri
29
29 : Penuh Emosi
30
30 : Dipecat
31
31 : Kami Sudah Putus!
32
32 : Tanpa Zee
33
33 : Pak Kompeni dan Si Hitam Zee
34
34 : Enggak Mau Pacaran Tapi Langsung Nikah
35
35 : Masih Kalah Jauh
36
36 : Romantis Versi Kita
37
37 : Mantra Dan Patuh
38
38 : Optimis
39
39 : Si Wajah Bayi
40
40 : Lega
41
41 : Romantisnya
42
42 : Masih Di Singapura
43
43 : Memilukan
44
44 : Mendadak Berhati
45
45 : Kebaya Lamaran
46
46 : Kabar Para Badut
47
47 : Persiapan Untuk Malam Pertama
48
48 : Akhirnya Bertemu
49
49 : Lamaran
50
50 : Ketulusan Cinta Mereka
51
51 : Langsung Nikah Saja, Yuk?
52
52 : Terlalu Dimanja Dan Tidak Pernah Bersyukur
53
53 : Kita Sudah Menikah
54
54 : Setelah Menikah
55
55 : Jebak Menjebak
56
56 : Hukuman yang Pantas
57
57 : Terlalu Syok
58
58 : Jodoh Dan Rumah Baru
59
59 : Suami Suci Lahir Batin
60
60 : Mohon Bantuan
61
TAMAT
62
Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
63
Novel Baru : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
64
Novel : Serangan Balik Dokter Terhebat
65
Novel : Mendadak Menikahi Mantan
66
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
67
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
68
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!