10 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!

“Mulai sekarang kamu harus selalu tampil cantik.”

“Memangnya aku kurang cantik, Pak? Selama ini aku memang selalu tampil cantik, kan? Meski mohon maaf, di luar jam kerja apalagi kalau libur, pakai daster tanpa urus rias dan sebagainya, beneran jadi favorit aku. Apalagi kalau sudah mager baca novel online apalagi ngedrakor.” Zee tak kuasa melanjutkan ucapannya lantaran Devano yang duduk di sebelahnya sudah langsung mendelik. Kali ini pria itu menatapnya dengan tatapan sangat berlebihan. Malahan ketika ia menoleh ke depan, pak Lukman yang sedang menyetir, ia pergoki sibuk menahan senyum.

Sambil tetap menatap lurus Zee dengan mata yang nyaris loncat dan seolah nyaris membuat wanita itu babak belur agar tidak berisik, Devano berkata, “Pak Lukman, tolong mampir ke salon langganan mamah sama Viola.”

Dengan polosnya, Zee berkata, “Pak Vano mau dandan ...?”

“Buat kamu! Biar mereka renovasi penampilan kamu!” sewot Devano yang langsung mengakhiri tatapannya dengan lirikan sinis.

“Renovasi? Dikiranya aku gedung, bangunan gitu?” kesal Zee dalam hatinya, tapi ia memilih diam dan sengaja menjaga jarak.

Devano yang tak sengaja melihat Zee pelan-pelan geser hingga sekretarisnya itu sampai pinggir pintu, sengaja mengomel. “Sekalian minggat sampai sungai NIL, sana!”

“Yakin? Nanti kalau saya enggak ada, Pak Vano kangen, loh!” sergah Zee dan langsung membuat seorang Devano tak mampu menjawab. Pria itu memilih bungkam dengan mengamati suasana luar melalui kaca jendela pintu di sebelahnya.

Seperti yang Devano keluhkan, Zee sungguh dibawa ke sebuah salon kecantikan mahal.

“Saya tidak mau ada adegan norak semacam kamu ketiduran apalagi sampai ngiler, loh!” tegas Devano ketika Zee akan turun.

Zee langsung menatap Devano dan tak langsung turun. Dengan wajah sekaligus tampang hang bagi Devano sangat menjengkelkan, ia berkata, “Jangan khawatir, Pak. Level saja belum separah itu!”

“Tapi bisa lebih parah?” balas Devano dengan santainya, dan memang mengejek.

“Ya!” balas Zee yang kemudian tertawa ceria. Keadaan yang bagi Devano tidak sopan.

“Bisa-bisanya kamu tertawa sepeti itu di depan saya? Bahkan kemarin, kamu sampai kentut ketika saya panggul!” kritik Devano kali ini berbicara lirih.

Zee memasang wajah sebal. “Awas rindu! Nanti kalau yang Pak Vano enggak suka sudah enggak ada, Pak Vano pasti baru tahu rasa!” Sadar Devano sampai akan keluar hanya untuk mengejarnya, Zee buru-buru menutup pintu yang awalnya ia tahan.

Devano yang telanjur melongok pun harus merelakan kepalanya terbentur pintu karena ulah sekretarisnya yang makin tak jelas. “Zee ... ah, kamu!” Akan mengejar, Zee sudah menggunakan jurus langkah seribu andalan. Malahan, pak Lukman yang akan menemani, sampai ditinggal. Hingga ia meminta pak Lukman untuk kembali masuk mobil, bersiap pergi meninggalkan tempat parkir. Dan ulahnya tersebut sukses membuat Zee buru-buru keluar mengejar. Kenyataan yang membuat Devano tertawa puas. Tawa yang juga diam-diam sangat pak Lukman nikmati.

Karena walau aksi saling balas dendam antara Devano dan Zee sangat membuang-buang waktu, pak Lukman juga merasa sangat bahagia karena kebersamaan tersebut pula, ia melihat kebahagiaan nyata dari Tuan Mudanya.

Di sebelah kaca pintu Devano duduk, Zee sudah sibuk menatap Devano dengan tatapan sangat memohon. Keadaan hang sangat membuat seorang Devano bahagia. Walau tak lama kemudian, Devano juga sampai menunggu Zee di dalam salon, di ruang khusus.

“Aku yakin, kabar ini akan langsung sampai ke mamah papah, dan mereka akan langsung bahagia,” pikir Devano masih sibuk mengurus pekerjaannya melalui ponsel canggihnya. Namun, seorang Devano juga tak menyangka jika kecantikan Zee yang sudah direnovasi sesuai keinginannya, juga sampai menambah rasa bahagia dalam hidupnya. Kedua matanya sampai tidak mau berhenti menatap wajah Zee. Wanita berkulit sawo matang eksotis itu menjadi terlihat semakin cantik hanya karena perubahan sedikit di rias wajah dan juga rambut mengembangnya yang kali ini diluruskan.

“Eh, pak Vano senyum, loh!” batin Zee. Namun, ia mencoba bersikap biasa saja.

“Apakah kriteria cantik, harus berkulit putih, rambut lurus, dan juga tubuh kurus?” tanya Zee ketika mereka sudah kembali duduk di mobil dan pak Lukman juga sudah menyetir. Mobil yang mereka tumpangi sudah membelah kemacetan jalan di jam menuju siang ibukota.

Devano yang sadar pertanyaan barusan sengaja dilemparkan kepadanya, berangsur mengalihkan keseriusannya pada lembar dokumen di kedua tangannya. Ia menatap Zee yang menjadi tidak terlihat bahagia hanya karena perubahan penampilan yang baginya cantik. “Cantik itu subyektif, tergantung pada siapa yang melihat, walau selera kebanyakan orang selalu jadi patokan.” Devano kembali fokus pada dokumen yang kemudian ia susun, setelah ia mengecek satu persatu.

“Nah itu, selera banyak orang. Padahal standar cantik itu enggak bisa disama ratakan apalagi ras manusia di dunia ini beragam. Pernah, sewaktu masih belasan tahun hingga terakhir usia dua puluh satu tahun, aku selalu meluruskan rambutku karena sana sini bilang, rambutku jeeelek, ngembang mirip rambut singa. Namun setelah aku renungi dan terakhir rambutku sampai rusak parah, aku jadi berinisiatif, udah, cantik tanpa menyakiti diri sendiri pasti akan jauh lebih nyaman. Dan rasa nyaman ini juga yang bakalan jadi inner beauty! Jadi sebenarnya, alasanku tetap percaya diri punya rambut mengembang dan hanya perawatan alami, ya karena aku sedang mengkampanyekan, rambut ngembang apalagi mereka yang punya rambut busung, kalian juga cantik dengan apa yang kalian miliki karena yang Tuhan ciptakan memang lebih baik.”

“Amin ... amin ... amin.” Bukannya mendengarkan Zee, Devano malah sengaja membuat wanita itu berhenti mengoceh dengan caranya. Namun karena Zee langsung diam, dan ia yang juga memergoki Zee melalui lirikan yang mana wanita itu tengah meliriknya sebal, Devano pun sengaja berkata, “Usaha mempercantik diri, lagian enggak setiap saat juga, kan?”

“Tuhan, kami enggak senyambung ini. Andai dia bukan bosku, sudah aku tinggal dari dulu. Heran, tuh hati terbuat dari kawat apa gimana, bisa-bisanya sekaku itu padahal orang tua bahkan adik-adiknya baik hangat gitu. Enggak mungkin juga aku mengira pak Vano anak pungut karena wajahnya saja mirip banget sama pak Restu. Kecuali, ... sebenarnya pak Vano pernah semacam trauma? Dia pernah patah hati gara-gara trauma apa gimana?” pikir Zee yang selain curiga Devano pernah mengalami trauma, kini ia juga tengah berusaha mencintai penampilan barunya dan itu membiarkan rambut panjangnya diluruskan.

Walau sebelumnya, Zee sengaja tampil dengan rambut mengembang sebab ia ingin mematahkan kriteria cantik menurut sebagian besar orang di negaranya yang menjadikan rambut lurus sebagai kriteria cantik seorang wanita. Namun, melihat penampilan barunya kali ini, Zee juga merasa dirinya lima ratus persen lebih cantik dari sebelumnya.

“Pak, ... Pak, ... aku jadi kelihatan mirip Jisoo Blackpink, kan?” Mendadak, Zee heboh.

“Hah? Apaan?” balas Devano lirih dan memang tidak paham.

Zee yang sadar tanggapan sang bos langsung memasang wajah tidak nyaman. “Jangan bilang, Pak Vano enggak kenal!”

“Tadi kamu bilang mbelek? Apaan sih, tadi? Namun kalau iya, itu di kampung mamahku artinya taiii!” balas Devano.

“Oalah, ini orang memang enggak fokus. Dia lagi urus apa sih?” batin Zee yang kepo pada setiap lembar yang tengah Devano cek dan telah menyita penuh perhatian Devano. “Kayaknya penting banget,” batin Zee.

“Ini penting banget, jadi jaga baik-baik. Dua minggu lagi kita pakai buat urus proyek baru.” Devano menyerahkan dokumen yang ia simpan di map mika warna birunya kepada Zee.

“Penting banget kok dikasih ke aku?” Zee sampai takut menerima.

“Saya enggak bawa tas kerja, sudah terima saja. Masukin ke tas, hati-hati. Karena kalau ilang, diganti pakai nyawa kamu pun tetap enggak setimpal!” omel Devano memaksa Zee menerimanya. Tak peduli walau wanita itu terus berusaha menolak.

“Ini Pak Vano maksa, loh. Jadi kalau sampai ada apa-apa, aku enggak mau tanggung jawab!” kesal Zee terpaksa memasukan map pemberian Devano ke tas kerjanya. Ia sampai menjadikan pak Lukman sebagai saksi. Namun seperti biasa, pria berwajah tenang itu hanya mesem, menanggapinya dengan sangat jalan.

“Kalau Zee lelet enggak keluar-keluar dari mobil, sudah kunci saja, Pak! Tinggal dia di dalam mobil, habis itu kita buang dia ke kandang harimau!” omel Devano sambil melangkah pergi meninggalkan Zee yang masih rempong menyimpan berkas di tas kerjanya. Ia meninggalkan Zee yang masih ada di dalam mobil sambil kembali menatap layar ponselnya yang kini sukses membuatnya tersenyum hanya karena di sana dihiasi foto Jisoo Blackpink dengan penampilan terbarunya. “Emang mirip sih. Lihat saja, bentar lagi si Rendan pasti nangis batin.”

“Pak, tunggu!” seru Zee dari belakang sambil berlari.

Awalnya Devano abai, tapi setelah mendengar pak Lukman menegur penuh kekhawatiran kepada Zee, ia sengaja berhenti tepat di depan lobi sembari mengantongi ponselnya dan awalnya dihiasi foto Jisoo. Ia dapati, di belakang sana, Zee sudah sampai dituntun pak Lukman untuk menaiki anak tangga menuju lobi. Zee agak tertatih dan kaki kanannya tampak pincang.

Devano mendengkus. “Ceroboh terus,” lirihnya dan kali ini sampai berkecak pinggang. Membiarkan dua orang satpam menanti, membukakan pintu seluas mungkin. Sementara di dalam sana, seorang pria berjas lengkap dengan dasi tak kalah rapi kepadanya, sudah langsung tersenyum semringah sembari buru-buru melangkah mendekat ke arahnya.

“Ini perusahaan Rendan bekerja, ... tapi kol, pak Vano disambut sebegitu heboh, ya?” batin Zee mulai curiga. Apalagi sepanjang masuk, semuanya begitu sibuk menyapa Devano penuh hormat. Terakhir, setelah memasuki ruang rapat khusus dan ia turut diminta Devano untuk duduk di sebelah pria yang berstatus sebagai kekasih pura-puranya, Rendan datang. Mantan calon suami yang dari kemarin selalu mengabaikan pesan maupun sederet teleponnya itu langsung terkesiap sekaligus refleks mundur.

“Pak Rendan, ... cepat kemari!” sergah pak Riko, selaku bos yang sedari awal sudah langsung menyambut kedatangan pak Devano.

“Wanita super cantik itu, ... Zee?” batin Rendan kebingungan. Saking bingungnya, ia tak hanya gelisah. Karena ia juga beberapa kali lupa bernapas.

“Balas dendam benar-benar dimulai ...,” bisik Devano tepat di sebelah telinga kanan Zee yang sengaja ia minta duduk di sebelahnya.

Zee yang detik itu juga langsung diam, berangsur melirik Devano. Ia dapati, Devano yang sudah fokus menatap Rendan, sudah langsung mengukir senyum. Senyum yang membuat wajah tampannya terlihat sangat keji.

Terpopuler

Comments

𝕗 𝕚 𝕚

𝕗 𝕚 𝕚

😂😂👍

2023-12-07

2

Linda Yani

Linda Yani

ya ampun vano msh aja buang² 😂😂😂

2023-12-06

1

Intan IbunyaAzam

Intan IbunyaAzam

waktunya mulai pembalasan

2023-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Pengkhianatan yang Sangat Menyakitkan
2 2 : KITA PUTUS!
3 3 : Kerja Sama
4 4 : Panik Sepanik-Paniknya
5 5 : Perhatian Dari Mamah Devano
6 6 : Devano, Si Licik Nan Cerdik
7 7 : Pertemuan Devano Dengan Papah Zee
8 8 : Lamaran Dari Orang Tua Devano
9 9 : Pipi Pak Vano Merah
10 10 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
11 11 : Kekasih Bos
12 12 : Dipaksa Meminta Maaf
13 13 : Kesempatan yang Sudah Berakhir
14 14 : Lebih Indah Dari Bintang
15 15 : Apakah Ini yang Namanya Cinta?
16 16 : Hadiah?
17 17 : Penonton Setia Drama Cheryl
18 18 : Gak Bisa Bayar
19 19 : Pacar Zee - T-REX
20 20 : Rayyan, Pria Berhati Lembut
21 21 : Sepenggal Pengakuan Zee
22 22 : Kompeni Sedang Baik Hati
23 23 : Kondangan
24 24 : Sahabat Dan Benalu
25 25 : Akhir yang Seperti Apa?
26 26 : Wanita Ular
27 27 : Kalau Cinta, Bilang, Bos!
28 28 : Berkas Penting yang Dicuri
29 29 : Penuh Emosi
30 30 : Dipecat
31 31 : Kami Sudah Putus!
32 32 : Tanpa Zee
33 33 : Pak Kompeni dan Si Hitam Zee
34 34 : Enggak Mau Pacaran Tapi Langsung Nikah
35 35 : Masih Kalah Jauh
36 36 : Romantis Versi Kita
37 37 : Mantra Dan Patuh
38 38 : Optimis
39 39 : Si Wajah Bayi
40 40 : Lega
41 41 : Romantisnya
42 42 : Masih Di Singapura
43 43 : Memilukan
44 44 : Mendadak Berhati
45 45 : Kebaya Lamaran
46 46 : Kabar Para Badut
47 47 : Persiapan Untuk Malam Pertama
48 48 : Akhirnya Bertemu
49 49 : Lamaran
50 50 : Ketulusan Cinta Mereka
51 51 : Langsung Nikah Saja, Yuk?
52 52 : Terlalu Dimanja Dan Tidak Pernah Bersyukur
53 53 : Kita Sudah Menikah
54 54 : Setelah Menikah
55 55 : Jebak Menjebak
56 56 : Hukuman yang Pantas
57 57 : Terlalu Syok
58 58 : Jodoh Dan Rumah Baru
59 59 : Suami Suci Lahir Batin
60 60 : Mohon Bantuan
61 TAMAT
62 Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
63 Novel Baru : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
64 Novel : Serangan Balik Dokter Terhebat
65 Novel : Mendadak Menikahi Mantan
66 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
67 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
68 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1 : Pengkhianatan yang Sangat Menyakitkan
2
2 : KITA PUTUS!
3
3 : Kerja Sama
4
4 : Panik Sepanik-Paniknya
5
5 : Perhatian Dari Mamah Devano
6
6 : Devano, Si Licik Nan Cerdik
7
7 : Pertemuan Devano Dengan Papah Zee
8
8 : Lamaran Dari Orang Tua Devano
9
9 : Pipi Pak Vano Merah
10
10 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
11
11 : Kekasih Bos
12
12 : Dipaksa Meminta Maaf
13
13 : Kesempatan yang Sudah Berakhir
14
14 : Lebih Indah Dari Bintang
15
15 : Apakah Ini yang Namanya Cinta?
16
16 : Hadiah?
17
17 : Penonton Setia Drama Cheryl
18
18 : Gak Bisa Bayar
19
19 : Pacar Zee - T-REX
20
20 : Rayyan, Pria Berhati Lembut
21
21 : Sepenggal Pengakuan Zee
22
22 : Kompeni Sedang Baik Hati
23
23 : Kondangan
24
24 : Sahabat Dan Benalu
25
25 : Akhir yang Seperti Apa?
26
26 : Wanita Ular
27
27 : Kalau Cinta, Bilang, Bos!
28
28 : Berkas Penting yang Dicuri
29
29 : Penuh Emosi
30
30 : Dipecat
31
31 : Kami Sudah Putus!
32
32 : Tanpa Zee
33
33 : Pak Kompeni dan Si Hitam Zee
34
34 : Enggak Mau Pacaran Tapi Langsung Nikah
35
35 : Masih Kalah Jauh
36
36 : Romantis Versi Kita
37
37 : Mantra Dan Patuh
38
38 : Optimis
39
39 : Si Wajah Bayi
40
40 : Lega
41
41 : Romantisnya
42
42 : Masih Di Singapura
43
43 : Memilukan
44
44 : Mendadak Berhati
45
45 : Kebaya Lamaran
46
46 : Kabar Para Badut
47
47 : Persiapan Untuk Malam Pertama
48
48 : Akhirnya Bertemu
49
49 : Lamaran
50
50 : Ketulusan Cinta Mereka
51
51 : Langsung Nikah Saja, Yuk?
52
52 : Terlalu Dimanja Dan Tidak Pernah Bersyukur
53
53 : Kita Sudah Menikah
54
54 : Setelah Menikah
55
55 : Jebak Menjebak
56
56 : Hukuman yang Pantas
57
57 : Terlalu Syok
58
58 : Jodoh Dan Rumah Baru
59
59 : Suami Suci Lahir Batin
60
60 : Mohon Bantuan
61
TAMAT
62
Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
63
Novel Baru : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
64
Novel : Serangan Balik Dokter Terhebat
65
Novel : Mendadak Menikahi Mantan
66
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
67
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
68
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!