Sebagai ketua HRD di perusahaannya, Rendan tengah mewawancarai calon karyawan. Seorang pria yang begitu bersemangat dan kiranya berusia di pertengahan usia dua puluhan, tengah ia wawancara. Rendan menyikapi pria tersebut penuh keseriusan. Sempat bernostalgia karena dulu dirinya juga pernah ada di titik tersebut, tiba-tiba ketukan pintu dari luar, terdengar dan langsung mengusiknya.
“Siapa?” tanya Rendan walau ia cukup merasa terganggu. Tidak biasanya ada yang mengusik apalagi sampai menganggu kinerjanya.
“Santi, Pak!” seru suara wanita dari luar dan Rendan kenali sebagai Santi, sekretaris pak Riko CEO perusahaan mereka.
Beberapa saat kemudian, Rendan sudah melangkah tergesa menuju ruang rapat, ruang di mana pak Riko sudah menunggunya. Santi sang sekretaris mengabari Rendan, ada yang benar-benar gawat dan Rendan harus menghadap di ruang rapat.
Sampai di ruang rapat, suasana sangatlah sepi. Di sana hanya ada pak Riko dan sepasang sejoli yang bagi Rendan tak asing. Prianya Rendan kenali sebagai Devano bosnya Zee, sementara si wanita yang sangat cantik, mirip Jisoo blackpink, dan Rendan yakin, ia dan wanita itu sebelumnya memang sempat bertemu!
“Dari kemarin aku hubungi, kamu ke mana saja?”
Setelah Zee bersuara, Rendan langsung mengenali sosok wanita sangat cantik yang juga sukses membuatnya salah tingkah lantaran wanita itu langsung sibuk menatapnya. Zee, Rendan tak percaya Zee bisa secantik itu. Bahkan Cheryl yang selalu tampil menarik sekaligus seksi, tak ada apa-apanya.
“K-kamu ... kamu ngapain, sih, bawa-bawa masalah pribadi ke sini?!” kecam Rendan yang memang langsung khawatir, Zee membuat ulah dan itu akan mengancam posisinya di sana. Belum lagi, akibat ia yang kemarin telat berangkat kerja, ia sudah mendapatkan peringatan keras.
Secantik dan sememukau apa pun Zee, itu urusan nanti karena bagi Rwndan, yang terpenting kali ini adalah menyingkirkan Zee dari sana. Zee terlalu berbahaya jika wanita itu sampai buka mulut mengenai perselingkuhannya dengan Cheryl.
“Harusnya kamu mikir, dong. Papah aku kena serangan jantung gara-gara kamu! Papah aku sempat kritis dan nyaris meregang nyawa gara-gara kelakuan kamu yang sengaja merencanakannya! Bisa-bisanya, setelah kamu dengan sengaja berulang kali selingkuh, kamu tetap menyalahkan aku, dan bahkan kemudian kamu fitnah aku agar papah aku kena serangan jantung!” omel Zee yang tak segan menghampiri Rendan.
Rendan yang langsung kebakaran jenggot dan benar-benar gelisah, tak hentinya menatap pak Riko. Di tempat duduk sana, pak Riko ia pergoki tak kalah gelisah darinya. Malahan, pak Riko sampai berdiri dan menatapnya sarat kecewa. Rendan yakin, pak Riko sudah termakan drama Zee. Alasan yang juga membuatnya sengaja menarik sebelah tangan Zee. Ia membawa paksa Zee keluar dari sana.
“Hei Rendan, cari mati, kamu!” teriak Devano yang langsung buru-buru berdiri, apalagi tubuh Zee yang terbilang kurus, nyaris terbanting karena ulah Rendan.
“Kami akan menyelesaikan urusan kami karena ini memang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Maaf, permisi,” ucap Rendan meyakinkan dan memang telanjur sewot.
“Pak Rendan, cukup! Apa yang pak Rendan lakukan sudah sangat fatal!” tegur pak Riko.
Lantaran Rendan tak kunjung melepaskan cengkeramannya, ditambah ulah Rendan juga sampai membuat pergelangannya sakit, Zee sengaja melepas heels kanannya, kemudian menggunakannya untuk menimpuk kepala Rendan. Timpukan yang sampai terulang dan bahkan berulang kali oleh Devano yang tak mau kalah.
“Berani-beraninya kamu menyentuh bahkan menyakiti kekasihku! Berani-beraninya kamu mengabaikan setiap pesan apalagi telepon kekasihku padahal papahnya sudah sekarat menunggu! Gilanya bukannya merespons dengan baik, kamu malah mengirimi kekasihku foto sekaligus video tak pantas!” ucap Devano. Tangan kanannya yang memegang heels kanan Zee, menimpuk kepala bahkan wajah Rendan tiada henti.
Zee mendengkus kesal sambil meringis, kemudian ia memijat bekas cekalan tangan kanan Rendan yang sampai membekas biru gelap. Namun, ia merasa sangat bahagia karena ulah Devano sudah langsung membuat penuh lebam.
“Pak Rendan, mulai detik ini, Pak Rendan bukan karyawan di sini lagi. Karena mulai detik ini juga, saya dengan sadar memecat pak Rendan! Saya memecat pak Rendan dengan tidak hormat, setelah apa yang Pak Rendan lakukan kepada Ibu Zee dan juga merupakan kekasih pak Devano!” tegas pak Riko dan langsung membuat sekelas Rendan melongo.
“Pak ... saya ...?” Rendan tak bisa berkata-kata, tapi ia merasa terganggu status Zee dalam hidup seorang Devano, dan pak Riko sebut sebagai kekasih Devano.
“Sekali lagi, saya benar-benar minta maaf pak Vano. Namun saya jamin, kejadian ini tidak akan kembali terjadi karena andai sampai kembali terjadi, saya juga akan langsung bersikap tegas!” ucap pak Riko.
“Tentu, berani pihak sini berulah, saya tidak segan menarik gerai kalian dari galeri kami!” tegas Devano.
”Siap, Pak! Sekali lagi, saya benar-benar minta maaf!” sergah pak Riko sambil membungkuk hormat kepada Devano maupun Zee.
Dan Zee juga baru tahu, bahwa ternyata perusahaan tempat Rendan bekerja dan masih berkecimpung di dunia fashion, sampai titip barang koleksi untuk dijual di gerai mal milik keluarga Devano.
Rendan masih kebingungan karena dirinya langsung dicueki, meski ia juga yakin, pemecatan kepadanya beberapa saat lalu, bukan main-main.
“Baiklah, ... karena Pak Riko sudah memecat Rendan, saya tidak jadi mengambil alih kantor ini,” ucap Devano dan langsung membuat pak Riko sibuk mengucapkan terima kasih. Pak Riko sampai membungkuk kemudian mengalami Devano maupun Zee.
“Ini aku beneran dipecat?” pikir Rendan sulit percaya. Terlebih sejauh ini, terlepas dari kelakuannya di luar urusan pekerjaan, ia merupakan karyawan teladan.
Devano yang sadar Rendan kebingungan dan itu karena terlalu syok setelah mendadak dipecat, sengaja pamer kemesraan. “Ya sudah SAYANG! Ayo kita pergi. Masih banyak pekerjaan yang harus kita bereskan. Dan kalau si Rendan ini kasih ALAY, kita laporkan saja dia ke polisi!” Tak hanya lewat ucapan karena ia juga sampai menggandeng sebelah tangan Zee dengan cukup mesra.
“Hah? Serius mereka pasangan? Ah, masa sih? Sejak kapan?” pikir Rendan mendadak pening nyaris pingsan.
Tak mau ditinggal tanpa kepastian, Rendan sengaja mengejar, menyusul Zee yang sudah dibawa pergi oleh Devano. “Zee, kamu enggak bisa gini, dong!”
“Sejak kapan kamu ... sama bos kamu?”
Sambil tetap berjalan mengikuti tuntunan Devano yang sudah cuek apalagi kalau pria itu sudah sampai memakai kacamata hitam tebal layaknya sekarang, Zee berkata, “Sejak kamu sulit dihubungi dan aku harus serba berjuang sendiri. Hingga kemarin aku memutuskanmu, aku memilih menerima cinta dari bosku. Enggak apa-apa dibuang calon suami enggak bermutu seperti kamu. Malahan aku mau berterima kasih karena gara-gara kamu, aku dapat yang jauh lebih berkualitas, ... menjadi kekasih Bos!” Zee menatap sinis Rendan yang kali ini benar-benar ia tinggalkan. Di lorong depan ruang rapat yang baru saja mereka tinggalkan, Rendan terdiam lemas dan berakhir terduduk di lantai mirip orang hilang.
“Aku harap kita bisa memperbaiki hubungan kita. Kita lanjut dan kita beneran jadi menikah!” yakin Rendan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Memyr 67
halu rendan. dah bikin ayah mantan hampir meninggal, masih berharap ma mantan.
2024-10-30
0
Alanna Th
dlelang sparuh harga jg gk bkln laku! pengangguran. s cheryl pasti lngsng ngibrit kabur, nyari yg dmptny lbh tebal
2024-04-07
1
Danny Muliawati
barang bekas yah ga mau lah yah hihihi
2024-02-10
1