Orang-orang di pemukiman yang memiliki tugas berburu dan mencari makan di luar mulai berjalan keluar dari area pemukiman.
Jumlah mereka lumayan banyak, terdapat 22 orang ditambah dengan kehadiran Isander, Meisya, Nina, dan Giya menjadi 26 orang.
Kelompok yang bertugas berburu dan mencari makan ini memiliki formasi, formasi yang dipakai adalah 8-6-8, artinya 8 orang di bagian depan dan belakang, sisanya 6 orang berjalan di tengah antara bagian depan dan belakang.
Orang-orang yang ada di bagian depan biasanya yang memiliki pengalaman berburu atau setidaknya memiliki kewaspadaan terhadap sekitarnya, mereka yang menentukan jalan dan memastikan jalur yang dilewati aman atau tidak, sedangkan di bagian belakang, biasanya mereka ini adalah yang memiliki kepekaan terhadap sesuatu di sekitar, mereka ini memiliki fisik yang besar dan lebih kuat dibanding yang lain.
Sementara itu, orang-orang yang di jaga oleh kelompok bagian depan dan belakang ini adalah orang yang memiliki kelincahan dalam berlari sekaligus kuat untuk membawa barang-barang. Semua orang membawa barang dan makanan jika mereka berhasil mendapatkan hasil dari perburuannya dan mengumpulkan barang.
Setiap bagian formasi memiliki ketuanya sendiri atau komando. Ketua atau pemimpin tersebut memang sudah dipercaya dapat mengarahkan mereka dengan baik.
Dengan adanya tambahan Isander dan lainnya, mereka semua berpendapat bahwa perburuan ini akan mudah.
Meskipun masing-masing dari mereka membawa senjata alat berburu berupa bambu runcing dan besi yang ditajamkan, serta senjata tajam lainnya, itu agak sulit untuk membunuh 1-3 monster.
Maka dari itu, mereka jika tahu ada monster, mereka memilih untuk menjauh daripada berhadapan dengan monster.
Namun, sekarang tampaknya berbeda, mereka ditemani oleh 3 orang Agter yang memiliki kekuatan Agta yang hebat, tak masalah jika berhadapan dengan monster.
Isander dan yang lainnya, mereka semua masuk ke dalam tim depan, mereka semua memimpin jalannya kelompok pemburu ini yang kebanyakan adalah pria. Hanya ada 2 orang wanita yang bergabung dengan kelompok pemburu dan pencari makanan.
Kelompok pemburu ini berjalan berbaris sesuai dengan formasi, setiap orang menjaga kewaspadaannya terhadap sekitar. Monster berkeliaran di mana-mana, bisa saja monster tiba-tiba datang dari arah yang acak dan memakan anggota kelompok dalam waktu yang singkat.
Berjalan di antara persawahan yang sudah tidak berbentuk dan hanya ada rerumputan dan beberapa pohon yang berdiri, Giya bertanya kepada Nina, “Kamu kemarin ke sini, bukan?“
“Ya, aku berburu kemarin melewati jalan ini,” jawab Nina sambil mengangguk.
Kemarin ia ikut berburu ayam dan sapi liar di hutan dekat sini. Saat ini, mereka semua ada di jalan setapak di lokasi bekas persawahan di Kabupaten Bogor. Tak heran apabila banyak pepohonan dan rumput ilalang.
Terkadang juga mereka menemukan reruntuhan perkampungan yang sudah menyatu dengan alam, ada beberapa tembok yabg hancur rata dengan tanah masih bisa dilihat.
“Apakah ada bahaya di sini? Atau kamu sudah pastikan di sini bebas dari monster?“
Nina mengangguk sekali lagi. Kemarin ia sudah memeriksa daerah ini dan menaruh beberapa jebakan berupa lubang dengan kayu runcing di dasar lubang.
“Seharusnya, daerah ini aman, aku sudah memasang beberapa jebakan tradisional di sekitar sini. Hati-hati jika melihat dedaunan yang menumpuk, bisa jadi itu jebakan yang aku dan lainnya buat.“
Mendengar ini, Giya dan Isander mengangguk mengerti, mereka akan mengingat pesan ini, takut mereka tidak sengaja terjatuh dan mati konyol karena jebakan teman sendiri.
Mengalihkan pandangannya ke wajah Isander yang tengah menggendong Meisya yang tertidur di pelukannya, Nina pun bertanya, “Apa sebenarnya kekuatanmu, Isander? Aku penasaran.“
Kemarin ia ingin menanyakan tentang hal tersebut, tetapi ia lupa karena terlalu fokus bermain dengan Meisya dan memandang Isander.
Nina dan Meisya sangat akrab, sama akrabnya dengan Giya, mereka bertiga sama-sama wanita dan pasti memiliki persamaan di antara interaksinya.
“Rahasia, kamu akan tahu nanti,“ jawab Isander sambil tersenyum penuh arti kepada Nina.
Isander tidak mau memberi tahu tentang kekuatannya di depan banyak orang. Ia akan memberi tahu sekaligus menunjukkan kekuatannya supaya tidak dikira membual.
“Umm … baiklah, aku akan menunggu.“
Tidak bisa memaksa seseorang, Nina akan menunggu peristiwa itu terjadi nanti.
Giya kemarin memberi tahu informasi bahwa Isander ini lebih kuat dari dirinya. Nina sebagai teman Giya pasti tahu seberapa kuat Giya, ia bisa mengalahkan Salmagtress lebih cepat ketimbang dirinya sendiri.
Namun, Giya sendiri bilang bahwa Isander jauh lebih kuat.
Rasa ingin tahu tumbuh di dalam tubuh Nina sehingga ia selalu ingin bertanya tentang kekuatan yang Isander miliki, apakah itu sesuai dengan apa yang diungkapkan Giya atau tidak.
Apakah Giya sengaja memuji Isander agar lebih dekat dengan Isander yang tampan atau bukan.
Orang-orang mendengar percakapan mereka bertiga, tetapi mereka bereaksi biasa dan fokus dengan memantau situasi sekitar.
Jarak ke lokasi reruntuhan terbilang jauh, mereka harus menempuh hampir 20 kilometer untuk ke sana dan itu butuh sekitar 3 jam lebih berjalan agar bisa sampai di sana.
Oleh sebabnya, mereka semua berangkat di pagi buta supaya waktu untuk kembali ke pemukiman tercapai.
Di reruntuhan mungkin beberapa jam saja sampai matahari hampir di arah barat.
Mereka harus cekatan dan bisa mengejar waktu.
Setelah mereka semua berjalan di bawah panas matahari yang mulai terasa selama hampir 2 jam, Isander bisa melihat di balik pepohonan yang mereka lalui terdapat reruntuhan bangunan yang cukup besar, bahkan ada bangunan yang masih berdiri meski beberapa bagian gedung ada yang rusak parah.
Nina juga sudah memberi tahu jarak mereka sudah sangat dekat dengan lokasi pencarian barang.
Tak lama berselang, mereka akhirnya sampai di kawasan reruntuhan dan mereka langsung bergegas ke reruntuhan bangunan yang diduga sebagai gedung pertokoan.
Mereka memandang ke bawah untuk mencari barang yang ada di balik timbunan bongkahan tembok dan tanah.
Baru saja mereka sibuk mencari daerah reruntuhan, beberapa anggota pemburu sudah menemukan barang-barang yang dianggap layak digunakan, barang tersebut berupa baju yang masih terbungkus plastik, dan beberapa barang yang terbuat dari plastik seperti gelas dan lainnya, itu diambil di bawah bongkahan tembok yang terbuka sehingga tidak begitu rusak.
Mereka tidak berlama-lama di satu tempat saja, setelah mencari beberapa menit, mereka langsung berpindah ke area reruntuhan lainnya.
Sebuah plastik bening yang agak tipis mencuat keluar dari tanah, Giya yang melihat ini segera menarik dengan hati-hati plastik tersebut.
Begitu plastik ditarik, sebuah baju yang masih terbungkus plastik bening terungkap dan ia mengambilnya untuk dibersihkan dari tanah.
“Baju anak kecil?“
Menatap benda yang dipegangnya, Giya menunjukkan ekspresi yang terkejut.
Kemudian ia segera berlari menuju ke tempat Isander dan Meisya sedang sibuk mencari barang.
“Isander! Apakah kamu sudah menemukan barang yang layak pakai?“ Giya berdiri di samping Isander yang membungkuk fokus menatap bongkahan reruntuhan.
“Sudah, aku menemukan tas kecil dan baju dewasa, itu dipegang oleh Meisya,” kata Isander tanpa melihat Giya di sampingnya.
Giya tersentak, ia tak menyangka Isander begitu beruntung bisa menemukan barang-barang tersebut. Ia merasa senang di dalam hatinya.
“Ini, aku menemukan sebuah pakaian, kurasa ini pakaian untuk anak kecil, apakah kamu mau?“
“Pakaian anak kecil?“
Memalingkan wajahnya, Isander melihat Giya yang berdiri di sebelahnya sambil memegang sebuah baju berwarna oranye.
Tanpa berpikir lagi, Isander menerima barang yang ditemukan Giya dan diserahkan kepada Meisya.
Meisya sedang menjadi tukang angkat barang pribadi Isander, dia duduk di bongkahan tembok yang memiliki permukaan datar bersama dengan barang-barang yang sudah ditemukan oleh isander.
“Wow! Bajunya lucu! Meisya suka!“
Ketika Isander mengeluarkan benda tersebut dari bungkus plastik bening, kain baju dan celana yang satu pasang atau satu ragam. Pakaian ini adalah pakaian santai, bisa digunakan untuk baju tidur dan main.
Satu pakaian lagi untuk Meisya, Isander tidak perlu bingung tentang pakaian Meisya.
Tepat ketika Isander dan Giya hendak melanjutkan pencariannya mencari barang, suara teriakan dari salah satu anggota kelompok membuat mereka berhenti bergerak dan memalingkan kepala ke arah sumber suara.
“Tolong! Ada monster!“
Isander dengan sigap mengambil Meisya beserta barang-barang yang ditemukan.
Sosok Giya menghilang, ia berlari ke arah orang tersebut berteriak sambil mengingatkan orang-orang untuk menjauh.
Krahh!
Di mata Isander, ia melihat sesosok monster yang pernah ia lawan sebelumnya berdiri di atas reruntuhan tembok bangunan.
Monster ini adalah Catagtress. Monster tersebut meraung keras ke arah kelompok pemburu dari Rain Settlement.
“Semuanya, segera mundur, cepat!“
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Taaku
mantapp
2023-05-26
3
Dan T Reki
2
2023-04-20
2