Bab 9: Seorang Wanita Aneh

“Seorang wanita?“

“Ayah, ayo kita ke sana!“ Meisya segera mengajak Isander untuk bergegas ke sana.

Mendengar ini, Isander langsung berlari sambil menggendong Meisya ke arah seorang wanita tersebut berbaring.

Saat sampai di tempat wanita itu berbaring, mereka berdua dapat melihat seorang wanita yang tergeletak dengan mata yang tertutup. Wanita rambut pendek berwarna hitam ini memakai baju kaos lengan pendek polos warna abu-abu dan celana pendek seksi berwarna hijau daun. Seluruh orang tampak kotor, tampaknya habis jatuh ke sungai.

Terlihat cantik, meski terdapat noda tanah di wajahnya. Hal yang membuat Isander tertarik dengan penampilan wanita ini adalah perban putih yang menyelimuti kedua tangannya, tampak seperti seorang petarung jalanan.

Mata Isander menangkap pemandangan perut wanita ini yang masih bergerak kembang-kempis, tanda masih bernapas.

“Ayah, ada apa dengan wanita ini? Apakah baik-baik saja?“ Meisya sudah turun dari gendongan Isander dan ia berlutut di tanah sambil melihat dengan lekat wanita ini.

Kaki Isander berjongkok, kemudian tangannya terulur ke arah bawah hidung wanita ini, dan ia dapat merasakan angin yang berhembus di jari telunjuknya. “Ayah rasa … wanita ini pingsan. Wanita ini baik-baik saja.“

“Panggil dia kakak, Sayang. Sebab, umurnya lebih tua darimu,” tambah Isander tersenyum.

“Aku mengerti, Ayah.“ Meisya mengangguk mengerti. “Kapan Kakak ini akan terbangun, Ayah?“

“Entahlah, kita tunggu—”

“Ayah! Mata Kakak ini bergerak!“

Tepat ketika Isander ingin menjawab, kelopak mata Wanita yang terbaring ini bergetar, bulu matanya berkibar, terlihat ingin bangun.

Di detik berikutnya, sepasang mata yang lesu terbuka secara bertahap, mata itu langsung bergerak untuk melihat wajah Isander dan Meisya yang ada di depan wajahnya.

Dalam sekejap mata ini membesar dan wanita ini bangkit sambil menyeret tubuhnya mundur ke belakang. “Siapa kalian?!“

“Ayah!“ Meisya terkejut dengan bentakan keras dari wanita ini. Ia melompat dan memeluk Isander. Kepalanya dibenamkan di dada Isander. Tidak berani menatap wanita di depannya.

Isander mengusap punggung kecil Meisya, matanya melirik wanita ini tidak senang. “Kami tidak sengaja menemukanmu di sini, jadi kami datang untuk melihat kondisimu, apakah baik-baik saja atau tidak.“

Wanita ini terdiam, sorot matanya memandang Isander dengan tatapan yang rumit dan bingung. Ia sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi kepadanya sebelumnya.

Melihat wanita ini diam dan menggelengkan kepalanya, Isander berdiri sambil menggendong Meisya yang masih terkejut dengan suara keras dari wanita ini.

Ia berniat untuk pergi meninggalkan tempat ini sebelum malam tiba. Tampaknya tidak apa-apa meninggalkan wanita ini di sini. Isander tidak menemukan luka di tubuh wanita tersebut. Seharusnya, baik-baik saja.

“Tunggu, mau ke mana?“

Tepat ketika Isander baru berjalan 5 langkah, ia mendengar wanita yang terbaring memanggilnya.

“Pergi mencari tempat bermalam,” ucap Isander tanpa menoleh ke belakang dan terus berjalan.

Wanita ini merenung sesaat, kemudian berdiri dan menepuk-nepuk bajunya yang kotor dan sedikit lembab. “Aku tahu tempat bermalam terdekat.“

Kaki Isander terhenti, dengan cepat berbalik dan menatap tajam mata wanita satu ini. “Kamu tidak berbohong, kan?“

“Sebagai ungkapan rasa terima kasihku, aku akan mengantarmu ke tempat yang dapat digunakan untuk istirahat.“ Wanita ini balas menatap mata Isander tanpa takut.

Dalam pandangan mata Isander, wanita tersebut tidak memiliki gelagat yang aneh dan terlihat sungguh-sungguh dalam ucapannya.

“Baiklah, tunjukkan jalannya.“

Setelah itu, wanita ini berjalan seperti biasa seakan-akan tidak dirinya tidak apa-apa.

Ia berjalan di depan Isander yang menggendong Meisya. Kelihatan jelas gerakan wanita ini sangat canggung.

Isander dibawa ke suatu tempat yang ada di dalam hutan, masih satu arah dengan aliran sungai yang menurun.

“Apa kamu orang daerah sini?“ Merasakan suasana di antara mereka menjadi hening dan Meisya yang ketakutan tiba-tiba tertidur. Isander mencoba untuk membuka pembicaraan.

“Bukan, aku bukan orang daerah ini, kebetulan aku masih ingat dengan jelas tempat ini dan aku ingat ada suatu tempat yang dekat dari wilayah sungai ini.“ Wanita ini menggelengkan kepalanya dan terus menatap ke jalan yang ditutupi rumput.

“Artinya kamu tinggal di dekat wilayah ini dan pernah ke sini?“

“Tidak. Daripada kamu bingung, aku akan mengenalkan diriku.“

Secara mendadak, wanita ini berhenti berjalan, tubuhnya berbalik ke belakang dan mengulurkan tangannya. “Perkenalkan namaku Giya Larissa. Agter Senior Two Star. Aku berasal dari Garuda City.“

Begitu mendengar ini, sepotong ingatan Isander terbuka, ia mengingat nama tempat yang ada di dunia.

Garuda City merupakan salah satu kota yang menampung umat manusia yang ada di Indonesia. Selain Garuda City, ada kota Komodo City. Seingatnya, Garuda City berasa di Kota Bandung, dan Komodo City ada di Yogyakarta.

Hanya ada 2 kota yang bertahan di pulau Jawa, masing-masing dari kota tersebut dikelilingi oleh tembok besar dan tinggi.

Akan tetapi, Isander sendiri belum pernah ke kota tersebut setelah ia tinggal bersama Meisya, ia berasal dari Jakarta dan itu jauh dari daerah Bandung.

Ia tahu tentang berita itu karena ucapan simpang-siur dari orang-orang yang pernah ditemui.

“Salam kenal, aku Isander Liam.“ Isander masih bersuara tanpa ada rasa.

“Salam kenal juga,” balas Giya dengan singkat.

“Kamu tahu nama daerah ini?“ Tanpa banyak basa-basi, Isander melemparkan pertanyaan yang telah lama ia pendam.

“Daerah ini tidak bernama, tetapi aku masih ingat. Sebelumnya, daerah ini bernama Dramaga, wilayah barat Kabupaten Bogor,” kata Giya yang masih menundukkan kepalanya.

“Dramaga?“

Isander tidak percaya dengan kata-kata Giya. Pasalnya, daerah ini sama sekali tidak mirip dengan Daerah Dramaga yang ia ingat di Bumi sebelumnya.

Apakah setelah peristiwa monster-monster muncul membuat daerah di Bumi menjadi berbeda? Padahal baru kurang dari 5 tahun pascabencana terjadi.

Semestinya, perubahan tidak akan terjadi begitu drastis. Sejak kapan daerah yang dipenuhi pemukiman penduduk menjadi hutan rimba?

“Benar. Kamu tahu wajah dahulu daerah Dramaga?“

“Ya. Aku sedikit heran. Kamu tidak berbohong, kan?“

“Untuk apa aku berbohong?“ Giya menatap wajah Isander dengan aneh. “Tidak ada untungnya aku berbohong tentang informasi itu.“

Isander tidak menjawab dan diam dengan tatapan masih terpaku pada sosok Giya.

“Jangan aneh. Bumi memang sudah sangat berbeda semenjak kedatangan monster. Tidak heran jika banyak daerah sudah ditenggelamkan dan diratakan oleh tanah.

“Monster-monster di sini sangat ganas, mereka bisa menghancurkan bangunan dengan mudah. Dramaga ini juga termasuk daerah yang diratakan oleh mereka, dan selama bertahun-tahun bongkahan bangunan menyatu kembali dengan tanah.“

Giya menjelaskan semua tentang apa yang terjadi dengan wilayah di sekitar tempat mereka berdiri.

Mendengar ini, Isander menganggap informasi ini sebagai informasi yang benar untuk sementara. Sebab ia tidak memiliki bukti.

Akan tetapi, begitu mereka berdua melanjutkan perjalanan lagi menuju tempat yang Giya maksud, wanita ini menunjukkan beberapa bongkahan bangunan tembok yang ditutupi oleh rumput dan tanah yang terdapat di beberapa tempat yang ada di dalam hutan.

Lambat-laun Isander menjadi percaya dan bukti ini memang sangat kuat.

“Omong-omong, apakah gadis kecil yang kamu gendong adalah anakmu?“

Terpopuler

Comments

Muhammad Amrullah

Muhammad Amrullah

dramaga pride wkwk

2023-08-30

5

will

will

Thor,apa judul aslinya?

2023-08-09

4

will

will

emang GK bisa ya pake nama lain aja,yg luar Indonesia? jadi kayak aneh gitu bacanya

2023-08-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Menyeberang Dunia?
2 Bab 2: Makan Ayam Bakar
3 Bab 3: Tersesat di Hutan
4 Bab 4: Integrasi Magnetar Body
5 Bab 5: Status Diri
6 Bab 6: Objek Pelatihan
7 Bab 7: Monster Ikan
8 Bab 8: Hentakkan Kaki
9 Bab 9: Seorang Wanita Aneh
10 Bab 10: Asal Daerah Giya
11 Bab 11: Rumah Pohon
12 Bab 12: Jenis Agter
13 Bab 13: Latihan Satu Malam
14 Bab 14: Pergi ke Rain Settlement
15 Bab 15: Mengungkapkan Kekuatan
16 Bab 16: Giya Bingung
17 Bab 17: Laporan kepada Ketua Pemukiman
18 Bab 18: Hadiah untuk Meisya
19 Bab 19: Mencari Barang
20 Bab 20: Kerja Bagus
21 Bab 21: Koin Mata Uang Dunia
22 Bab 22: Melawan Belasan Catagtress
23 Bab 23: Pengakuan Warga Pemukiman
24 Bab 24: Membantu Berburu
25 Bab 25: Berangkat Misi
26 Bab 26: Pergi ke Tempat Misi
27 Bab 27: Bakteri Ganas
28 Bab 28: Rencana di Rumah Pohon
29 Bab 29: Hadiah Baru Isander
30 Bab 30: Sirip Monster
31 Bab 31: Senjata Kebangkitan?
32 Bab 32: Menemukan Sungai Lain
33 Bab 33: Memperkuat Jembatan
34 Bab 34: Berniat Membantu
35 Bab 35: Mulai Pertarungan Banteng Merah
36 Bab 36: Banteng Merah Mati
37 Bab 37: Mengubur Jasad Banteng Merah
38 Bab 38: Bermesraan Depan Giya & Nina
39 Bab 39: Berpisah dengan Sejoli
40 Bab 40: Membuat Rumah Pohon Baru
41 Bab 41: Pemusnahan yang Malas
42 Bab 42: Penyerangan Kedua Wanita
43 Bab 43: Tidak Menepati Janji
44 Bab 44: Menguburkan Pasangan Tidak Beruntung
45 Bab 45: Meninggalkan Kedua Makam
46 Bab 46: Kemampuan Defensif Baru
47 Bab 47: Sampai di Rain Settlement
48 Bab 48: Keanehan Terjadi
49 Bab 49: Mengobrol dengan Pak Tole
50 Bab 50: Makan Malam yang Aneh
51 Bab 51: Warga yang Aneh
52 Bab 52: Melawan Pak Tole
53 Bab 53: Muntahan Jorok
54 Bab 54: Monster yang Merepotkan
55 Bab 55: Perubahan Spidgarets.
56 Bab 56: Kebenaran Pak Tole
57 Bab 57: Pak Ghandi Menghilang
58 Bab 58: Peningkatan Kemampuan
59 Bab 59: Perkebunan Wangi
60 Bab 60: Dua Orang Asing
61 Bab 61: Pasangan Mencurigakan
62 Bab 62: Sedikit Curiga
63 Bab 63: Menemukan Pelaku Ayam Hilang
64 Bab 64: Panggilan Minta Tolong
65 Bab 65: Tarian Tombak Hitam
66 Bab 66: Pembersihan
67 Bab 67: Sungai Bersih
68 Bab 68: Bergabung ke Kelompok
69 Bab 69: Kelompok Terbentuk
70 Bab 70: Mode Beast yang Aneh
71 Bab 71: Peningkatan Kekuatan Para Anggota
72 Bab 72: Beaster Badge Tak Diketahui
73 Bab 73: Kelompok Aneh
74 Bab 74: Sampai di Kota
75 Bab 75: Meisya Bijaksana
76 Bab 76: Kelompok Aneh
77 Bab 77: Kabar Baik
78 Bab 78: Membuat Rumah Kayu
79 Bab 79: Memburu Monster Kota Garuda
80 Bab 80, Goatager Dibasmi
81 Bab 81: Bertemu Cenagon
82 Bab 82: Monster Rusa
83 Bab 83: Regenerasi yang Kuat
84 Bab 84: Anak Monster Rusa
85 Bab 85: Membantai Monster Semalaman
86 Bab 86: Keakraban Cenagon
87 Bab 87: Monster Misterius
88 Bab 88: Monster yang Menyedihkan
89 Bab 89: Monster Kelabang Kuat
90 Bab 90: Orang yang Dikenal
91 Bab 91: Anak Buah Kelabang Keluar
92 Bab 92: Identitas Cenagon
93 Bab 93: Pencipta Cenagon Sangat Kuat?
94 Bab 94: Penjual Gelang?
95 Bab 95: Kemampuan yang Tepat
96 Bab 96: Jejak Kaki Monster
97 Bab 97: Anggota Baru
98 Bab 98: Kebangkitan Dua Gadis
99 Bab 99: Mulai Menguji Kemampuan Gadis Remaja
100 Bab 100: Memeriksa Pemukiman
101 Bab 101: Dua Gadis Pemula
102 Bab 102: Pergi ke Kota Komodo
103 Bab 103: Pemimpin Monster Tiap Level
104 Bab 104: Sesuatu yang Aneh
105 Bab 105: Membantai Tanaman Aneh
106 Bab 106: Sosok Mengejutkan
107 Bab 107: Kekecewaan Isander
108 Bab 108: Garuda Comity Melawan Deegiant
109 Bab 109: Biar Aku Saja
110 Bab 110: Isander Melawan Deegiant
111 Bab 111 Akhir Deegiant
112 Bab 112: Permintaan Maaf Sesungguhnya
113 Bab 113: Nama Baru Rusa
114 Bab 114: Kimaya yang Unik dan Misterius
115 Bab 115: Sampai di Kota Komodo
116 Bab 116: Bertemu Aqila dan Temannya
117 Bab 117: Perpisahan dengan Aqila
118 Bab 118: Kebangkitan Elemen Kedua Aqila
119 Bab 119: Aqila yang Beruntung
120 Bab 120: Ikut ke Kelompok Agter
121 Bab 121: Gelombang Kedua Serbuan
122 Bab 122: Pertempuran yang Makin Panjang
123 Bab 123: Debut Awal Isander
124 Bab 124: Mengakhiri Serbuan Monster
125 Bab 125: Serbuan Monster Tambahan
126 Bab 126: Bertemu Kelompok Penguntit
127 Bab 127: Kejadian Tak Terduga
128 Bab 128: Penyerangan Tiba-tiba
129 Bab 129: Datang Tepat Waktu
130 Bab 130: Masuk ke Mode Serius
131 Bab 131: Monster Berevolusi
132 Bab 132: Tangan Raksasa
133 Bab 133: Kembali dan Mengobrol
134 Bab 134: Membantu Pemulihan Kota
135 Bab 135: Tidak Sengaja Mencuri
136 Bab 136: Menemukan Candi Borobudur Rusak
137 Bab 137: Peningkatan Kedua Anak Burung
138 Bab 138: Menemukan Benda Misterius
139 Bab 139: Pengakuan Isander
140 Bab 140: Informasi Goron
141 Bab 141: Peningkatan Semua Anggota
142 Bab 142: Obrolan Santai Cenagon
143 Bab 143: Kejadian yang Menyebalkan
144 Bab 144: Pelaku yang Misterius
145 Bab 145: Aqila Datang
146 Bab 146: Pelaku Sementara
147 Bab 147: Ada Rasa
148 Bab 148: Bimbang Hati
149 Bab 149: Melawan Dua Monster S
150 Bab 150: Tamu Luar Biasa
151 Bab 151: Pertemuan Anggota Komplit
152 Bab 152: Monster C yang Jarang
153 Bab 153: Menebak Monster S
154 Bab 154: Hubungan Isander dan Aqila
155 Bab 155: One Shoot One Kill
156 Bab 156: Rencana Pemulihan
157 Bab 157: Pengukuran Tinju
158 Bab 158: Melanjutkan Perjalan Cilacap
159 Bab 159: Monster Pengisap
160 Bab 160: Melanjutkan ke Monster S lainnya
161 Bab 161: Gorgoter atau Elgoter?
162 Bab 162: Monster Gorgoter Aneh
163 Bab 163: Menghabisi Gorgoter
164 Bab 164: Latihan Melawan Monster S
165 Bab 165: Dua Pilihan
166 Bab 166: Masalah Persimpangan Sosial
167 Bab 167: Kabar Gembira Reza
168 Bab 168: Bukti Monster Baru
169 Bab 169: Minuman Meresahkan
170 Bab 170: Enam Monster Elgoter
171 Bab 171: Supreme Elgoter Begitu
172 Bab 172: Orang Misterius?
173 Bab 173: Pengkhianatan?
174 Bab 174: Giya Pengintip
175 Bab 175: Wanita Memang Tak Terduga
176 Bab 176: Tindakan Mendadak Cenagon
177 Bab 177: Hadiah dari Cenagon
178 Bab 178: Sparing dengan Cenagon
179 Bab 179: Tato Baru
180 Bab 180: Anomali Besar
181 Bab 181: Bertahan Sejenak
182 Bab 182: Bertemu Kei dan Timnya
183 Bab 183: Kedatangan Garuda Comity
184 Bab 184: Diskusi Bersama Kei
185 Bab 185: Pegunungan Purbalingga
186 Bab 186: Kemampuan Baru Tak Terlihat
187 Bab 187: Perekrutan yang Untung
188 Bab 188: Kemampuan Anggota Berevolusi
189 Bab 189: Kemampuan Fusion
190 Bab 190: Ketidaksengajaan
191 Bab 191: Dua Anggota Menjadi Kuat
192 Bab 192: Kebangkitan Kedua Reza
193 Bab 193: Monster S Menghilang
194 Bab 194: Menghabisi Monster S
195 Bab 195: Rencana Salah
Episodes

Updated 195 Episodes

1
Bab 1: Menyeberang Dunia?
2
Bab 2: Makan Ayam Bakar
3
Bab 3: Tersesat di Hutan
4
Bab 4: Integrasi Magnetar Body
5
Bab 5: Status Diri
6
Bab 6: Objek Pelatihan
7
Bab 7: Monster Ikan
8
Bab 8: Hentakkan Kaki
9
Bab 9: Seorang Wanita Aneh
10
Bab 10: Asal Daerah Giya
11
Bab 11: Rumah Pohon
12
Bab 12: Jenis Agter
13
Bab 13: Latihan Satu Malam
14
Bab 14: Pergi ke Rain Settlement
15
Bab 15: Mengungkapkan Kekuatan
16
Bab 16: Giya Bingung
17
Bab 17: Laporan kepada Ketua Pemukiman
18
Bab 18: Hadiah untuk Meisya
19
Bab 19: Mencari Barang
20
Bab 20: Kerja Bagus
21
Bab 21: Koin Mata Uang Dunia
22
Bab 22: Melawan Belasan Catagtress
23
Bab 23: Pengakuan Warga Pemukiman
24
Bab 24: Membantu Berburu
25
Bab 25: Berangkat Misi
26
Bab 26: Pergi ke Tempat Misi
27
Bab 27: Bakteri Ganas
28
Bab 28: Rencana di Rumah Pohon
29
Bab 29: Hadiah Baru Isander
30
Bab 30: Sirip Monster
31
Bab 31: Senjata Kebangkitan?
32
Bab 32: Menemukan Sungai Lain
33
Bab 33: Memperkuat Jembatan
34
Bab 34: Berniat Membantu
35
Bab 35: Mulai Pertarungan Banteng Merah
36
Bab 36: Banteng Merah Mati
37
Bab 37: Mengubur Jasad Banteng Merah
38
Bab 38: Bermesraan Depan Giya & Nina
39
Bab 39: Berpisah dengan Sejoli
40
Bab 40: Membuat Rumah Pohon Baru
41
Bab 41: Pemusnahan yang Malas
42
Bab 42: Penyerangan Kedua Wanita
43
Bab 43: Tidak Menepati Janji
44
Bab 44: Menguburkan Pasangan Tidak Beruntung
45
Bab 45: Meninggalkan Kedua Makam
46
Bab 46: Kemampuan Defensif Baru
47
Bab 47: Sampai di Rain Settlement
48
Bab 48: Keanehan Terjadi
49
Bab 49: Mengobrol dengan Pak Tole
50
Bab 50: Makan Malam yang Aneh
51
Bab 51: Warga yang Aneh
52
Bab 52: Melawan Pak Tole
53
Bab 53: Muntahan Jorok
54
Bab 54: Monster yang Merepotkan
55
Bab 55: Perubahan Spidgarets.
56
Bab 56: Kebenaran Pak Tole
57
Bab 57: Pak Ghandi Menghilang
58
Bab 58: Peningkatan Kemampuan
59
Bab 59: Perkebunan Wangi
60
Bab 60: Dua Orang Asing
61
Bab 61: Pasangan Mencurigakan
62
Bab 62: Sedikit Curiga
63
Bab 63: Menemukan Pelaku Ayam Hilang
64
Bab 64: Panggilan Minta Tolong
65
Bab 65: Tarian Tombak Hitam
66
Bab 66: Pembersihan
67
Bab 67: Sungai Bersih
68
Bab 68: Bergabung ke Kelompok
69
Bab 69: Kelompok Terbentuk
70
Bab 70: Mode Beast yang Aneh
71
Bab 71: Peningkatan Kekuatan Para Anggota
72
Bab 72: Beaster Badge Tak Diketahui
73
Bab 73: Kelompok Aneh
74
Bab 74: Sampai di Kota
75
Bab 75: Meisya Bijaksana
76
Bab 76: Kelompok Aneh
77
Bab 77: Kabar Baik
78
Bab 78: Membuat Rumah Kayu
79
Bab 79: Memburu Monster Kota Garuda
80
Bab 80, Goatager Dibasmi
81
Bab 81: Bertemu Cenagon
82
Bab 82: Monster Rusa
83
Bab 83: Regenerasi yang Kuat
84
Bab 84: Anak Monster Rusa
85
Bab 85: Membantai Monster Semalaman
86
Bab 86: Keakraban Cenagon
87
Bab 87: Monster Misterius
88
Bab 88: Monster yang Menyedihkan
89
Bab 89: Monster Kelabang Kuat
90
Bab 90: Orang yang Dikenal
91
Bab 91: Anak Buah Kelabang Keluar
92
Bab 92: Identitas Cenagon
93
Bab 93: Pencipta Cenagon Sangat Kuat?
94
Bab 94: Penjual Gelang?
95
Bab 95: Kemampuan yang Tepat
96
Bab 96: Jejak Kaki Monster
97
Bab 97: Anggota Baru
98
Bab 98: Kebangkitan Dua Gadis
99
Bab 99: Mulai Menguji Kemampuan Gadis Remaja
100
Bab 100: Memeriksa Pemukiman
101
Bab 101: Dua Gadis Pemula
102
Bab 102: Pergi ke Kota Komodo
103
Bab 103: Pemimpin Monster Tiap Level
104
Bab 104: Sesuatu yang Aneh
105
Bab 105: Membantai Tanaman Aneh
106
Bab 106: Sosok Mengejutkan
107
Bab 107: Kekecewaan Isander
108
Bab 108: Garuda Comity Melawan Deegiant
109
Bab 109: Biar Aku Saja
110
Bab 110: Isander Melawan Deegiant
111
Bab 111 Akhir Deegiant
112
Bab 112: Permintaan Maaf Sesungguhnya
113
Bab 113: Nama Baru Rusa
114
Bab 114: Kimaya yang Unik dan Misterius
115
Bab 115: Sampai di Kota Komodo
116
Bab 116: Bertemu Aqila dan Temannya
117
Bab 117: Perpisahan dengan Aqila
118
Bab 118: Kebangkitan Elemen Kedua Aqila
119
Bab 119: Aqila yang Beruntung
120
Bab 120: Ikut ke Kelompok Agter
121
Bab 121: Gelombang Kedua Serbuan
122
Bab 122: Pertempuran yang Makin Panjang
123
Bab 123: Debut Awal Isander
124
Bab 124: Mengakhiri Serbuan Monster
125
Bab 125: Serbuan Monster Tambahan
126
Bab 126: Bertemu Kelompok Penguntit
127
Bab 127: Kejadian Tak Terduga
128
Bab 128: Penyerangan Tiba-tiba
129
Bab 129: Datang Tepat Waktu
130
Bab 130: Masuk ke Mode Serius
131
Bab 131: Monster Berevolusi
132
Bab 132: Tangan Raksasa
133
Bab 133: Kembali dan Mengobrol
134
Bab 134: Membantu Pemulihan Kota
135
Bab 135: Tidak Sengaja Mencuri
136
Bab 136: Menemukan Candi Borobudur Rusak
137
Bab 137: Peningkatan Kedua Anak Burung
138
Bab 138: Menemukan Benda Misterius
139
Bab 139: Pengakuan Isander
140
Bab 140: Informasi Goron
141
Bab 141: Peningkatan Semua Anggota
142
Bab 142: Obrolan Santai Cenagon
143
Bab 143: Kejadian yang Menyebalkan
144
Bab 144: Pelaku yang Misterius
145
Bab 145: Aqila Datang
146
Bab 146: Pelaku Sementara
147
Bab 147: Ada Rasa
148
Bab 148: Bimbang Hati
149
Bab 149: Melawan Dua Monster S
150
Bab 150: Tamu Luar Biasa
151
Bab 151: Pertemuan Anggota Komplit
152
Bab 152: Monster C yang Jarang
153
Bab 153: Menebak Monster S
154
Bab 154: Hubungan Isander dan Aqila
155
Bab 155: One Shoot One Kill
156
Bab 156: Rencana Pemulihan
157
Bab 157: Pengukuran Tinju
158
Bab 158: Melanjutkan Perjalan Cilacap
159
Bab 159: Monster Pengisap
160
Bab 160: Melanjutkan ke Monster S lainnya
161
Bab 161: Gorgoter atau Elgoter?
162
Bab 162: Monster Gorgoter Aneh
163
Bab 163: Menghabisi Gorgoter
164
Bab 164: Latihan Melawan Monster S
165
Bab 165: Dua Pilihan
166
Bab 166: Masalah Persimpangan Sosial
167
Bab 167: Kabar Gembira Reza
168
Bab 168: Bukti Monster Baru
169
Bab 169: Minuman Meresahkan
170
Bab 170: Enam Monster Elgoter
171
Bab 171: Supreme Elgoter Begitu
172
Bab 172: Orang Misterius?
173
Bab 173: Pengkhianatan?
174
Bab 174: Giya Pengintip
175
Bab 175: Wanita Memang Tak Terduga
176
Bab 176: Tindakan Mendadak Cenagon
177
Bab 177: Hadiah dari Cenagon
178
Bab 178: Sparing dengan Cenagon
179
Bab 179: Tato Baru
180
Bab 180: Anomali Besar
181
Bab 181: Bertahan Sejenak
182
Bab 182: Bertemu Kei dan Timnya
183
Bab 183: Kedatangan Garuda Comity
184
Bab 184: Diskusi Bersama Kei
185
Bab 185: Pegunungan Purbalingga
186
Bab 186: Kemampuan Baru Tak Terlihat
187
Bab 187: Perekrutan yang Untung
188
Bab 188: Kemampuan Anggota Berevolusi
189
Bab 189: Kemampuan Fusion
190
Bab 190: Ketidaksengajaan
191
Bab 191: Dua Anggota Menjadi Kuat
192
Bab 192: Kebangkitan Kedua Reza
193
Bab 193: Monster S Menghilang
194
Bab 194: Menghabisi Monster S
195
Bab 195: Rencana Salah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!