“Anggap saja seperti itu.“ Isander tersenyum dan mengangguk.
Tidak tahu harus Isander tanggapi dengan jawaban apa, sebab kekuatannya berbeda dengan Agter, ia sama sekali tidak membangunkan lencana kekuatan Agta. Kekuatannya ini berasal dari sistem yang berbeda dengan yang ada di dunia sekarang ini.
Dengan kata lain, kekuatan Isander seharusnya tidak ada di dunia yang hancur ini. Bisa dikatakan kekuatannya melawan sistem kekuatan dunia.
“Kamu seorang Agter? Agter jenis apa?“ Rasa terkejut Giya perlahan menghilang, diubah menjadi rasa ingin tahu yang sangat besar.
Pertama kali Giya melihat kekuatan yang sangat hebat, memiliki lebih dari 1 unsur elemen alam dengan kerusakan yang sangat besar.
Sepanjang Isander membasmi para monster, Giya memperhatikan beberapa gerakan Isander yang masih bisa ditangkap oleh matanya.
Gerakan-gerakan itu, seperti bola yang berisikan angin dan petir, tanah yang menjulang, serta fisik tubuh Isander yang sangat kuat.
Hal yang paling impresif baginya adalah bola yang dikeluarkan dari tangan Isander. Sangat merusak dan memiliki dampak luar biasa hebat.
Bongkahan tanah yang keras dan muncul dari permukaan tanah juga sangat kuat, Giya bisa merasakan angin yang tercipta karena benturan tanah dengan tubuh monster tadi. Itu sangat keras.
Giya sendiri tidak yakin bisa bertahan setelah terkena serangan tanah ini, terutama serangan bola destruktif.
Pertanyaan Giya tak bisa Isander jawab secara langsung, Ia masih memikirkan jawaban yang tepat.
“Ayah memiliki kekuatan yang mengagumkan! Ayah akan menjadi orang yang paling hebat!“ Meisya telah mengatakan Isander hebat belasan kali dalam waktu yang singkat. Isander dan Giya cuma bisa tersenyum, membiarkan gadis kecil ini mengoceh.
“Aku rasa masuk ke kategori Merger Badge,” jawab Isander setelah singkat berpikir.
Jawabannya memang cocok ke Merger Badge. Pasalnya, ada lebih dari 1 kekuatan yang dipunya oleh Isander.
Giya mengangguk dan sesekali menatap sosok Isander yang kuat dan memiliki aura yang menekan dirinya. Ia menerima jawaban Isander, menurutnya juga sama. Isander memiliki kekuatan Merger Badge dengan alasan memiliki lebih dari 1 kekuatan yang dikandungnya.
Namun, bagi Giya kasus Isander masih sangat janggal atau ganjil penuh keanehan. Selama ia hidup dalam dunia yang mengerikan ini, ia belum pernah mendengar kabar burung tentang ada orang yang memiliki kekuatan 3 elemen alam. Elemen petir, angin, dan tanah, Giya anggap sebagai kekuatan yang dimiliki Isander.
Apalagi, tidak ada kabar bahwa ada orang yang membangunkan dua kekuatan Agta tanpa ada salah satu dari kekuatan tersebut berwujud Weapon Badge atau Beaster Badge.
Biasanya, Merger Badge pasti memiliki salah satu kekuatan Agta dari Weapon Badge dan Beaster Badge, kemampuan lainnya berupa elemen atau yang lain. Dengan kata lain, Merger Badge tidak bisa dua-duanya memiliki kekuatan yang memiliki unsur elemen alam. Salah satu satu dari keduanya harus berasal dari Weapon Badge atau Beaster Badge.
Dalam kasus kekuatan Isander, ada tiga elemen alam yang berbeda, dan ia tidak melihat Isander menggunakan senjata ataupun berubah menjadi binatang buas untuk mengeluarkan kekuatan alam tersebut.
“Tampaknya kamu memiliki kebangkitan yang spesial,” kata Giya sambil melihat Isander dengan niat yang dipaksakan, “mengingat ucapan kamu yang bilang bahwa kamu sebelumnya tidak berhasil membangkitkan kekuatan Agta, artinya kamu terlambat mengalami kebangkitan.“
Ia harus mengumpulkan niat kekuatannya untuk bisa memandang Isander saat ini. Tubuhnya bisa merasakan dominasi Isander yang menekan tubuhnya untuk tunduk.
“Apakah ada hal yang spesial dalam kebangkitan yang terlambat ini?“ tanya Isander yang penasaran.
“Sebelum aku jawab, ada baiknya kamu melemaskan tubuhmu, Isander. Kekuatan yang kamu miliki menekan diriku.“ Giya tidak tahan dengan tekanan ini. Keringat mengucur dari dahi dan pelipisnya.
Sontak, Isander melepaskan kewaspadaannya dan sikap bertarungnya, secara otomatis aura Isander kembali menjadi layaknya orang biasa tanpa kemampuan.
Isander baru tahu ini, ia akan selalu mengingat kemampuan alaminya satu ini. Ternyata ia bisa mengontrol aura, Temperamen , energi, dan dominasi agar tidak berdampak ke orang di sekitar.
Sesuatu yang sangat bagus sehingga Isander bisa menyembunyikan identitasnya sebagai pemilik kekuatan. Ia mampu menyamarkan aura jika sedang diincar oleh seseorang. Sangat berguna.
Setelah itu, Giya merasakan tekanan yang ada pada tubuhnya menghilang dan ia bisa melihat Isander dengan mudah.
Meisya sepertinya tidak merasakan tekanan kekuatan Isander. Tampaknya Isander sudah mengecualikannya pada Meisya.
Mengambil napas sebanyak-banyaknya, menatap mata milik Isander, Giya berkata dengan serius, “Kebangkitan yang terlambat biasanya atau umumnya terjadi pada orang yang sudah memiliki usia yang tua dan lanjut. Kekuatan yang dibangkitkan oleh orang-orang ini sangat unik dan tak biasa. Unik ini bukan berarti memiliki sifat yang selalu baik, malah orang yang mengalami keterlambatan dalam kebangkitan cenderung lemah lantaran memiliki kekuatan yang tidak begitu bagus dalam pertarungan.“
Penjelasan Giya dipahami oleh Isander. Ia baru tahu tentang ini, ternyata ada kebangkitan yang terlambat.
“Aku mau bertanya tentang Agter lagi, tetapi alangkah baiknya kita pergi dari sini dahulu.“
Isander ingin bertanya lagi, melihat tempat yang dipenuhi oleh jasad monster, ia rasa mereka harus pergi dan menjauh dari tempat ini.
“Baik!“ Giya mengangguk mengerti.
“Sayang, apa kamu ingin melihat kekuatan Ayah lagi?“ Isander menoleh ke Meisya yang sejak tadi menatapnya dengan tilikan mata yang penuh kekaguman.
“Mau! Apa Ayah akan mengeluarkan kekuatan yang hebat?“ Meisya memiringkan kepalanya.
Isander tersenyum dan perlahan mengangguk. “Ya, Ayah akan mengeluarkan kekuatan yang luar biasa. Kalau begitu, kalian lihat baik-baik.“
Setelah kata-kata itu terdengar, Isander mengangkat tangan kirinya ke depan dan diam-diam mengaktifkan kekuatannya.
Suara gemuruh terdengar begitu keras, tanah yang ada di sekitar mereka bertiga, kecuali yang diinjak ketiganya hancur dan retak, secara lambat membuat belasan lubang untuk jasad monster ini.
Berikutnya, pepohonan yang mengelilingi tanah yang memiliki lubang ini seakan berjalan, akar-akarnya yang berkambium itu mulai merambat dan bergerak ke tiap-tiap jasad monster.
Pohon tersebut menarik setiap jasad monster ke satu-satu lubang di dalam tanah, kemudian pohon itu menindihnya dan menguburkannya.
Pemandangan yang menakjubkan dan luar biasa ini disaksikan langsung oleh Giya dan Meisya selama 2 menit.
Selama itu, mereka menatap fenomena luar biasa tadi dengan ekspresi yang terpana.
Melihat sorot mata Giya yang terkunci padanya, Isander tersenyum kaku dan berkata, “Akan aku jelaskan nanti di jalan.“
Usai semuanya selesai, para jasad monster sudah dikuburkan dan ditimbun pohon agar tidak meninggalkan jejak, ketiganya berjalan ke arah timur dan kembali ke rute perjalanan.
Dalam perjalanan, Giya bertanya tentang kekuatan apa yang dipakai untuk mengendalikan pohon, Isander menjawab dengan jujur, ia memiliki kekuatan yang mengontrol kayu.
Reaksi Giya berupa gelengan kepala, ia sangat tidak mengerti mengapa pria satu ini memiliki kekuatan yang sangat luar biasa banyak.
Giya juga menduga Isander memiliki kekuatan yang berhubungan dengan fisiknya, jika tidak, ia mustahil untuk menghancurkan tubuh monster dengan kedua tangannya secara langsung.
“Ayah selalu berjanji kepadaku untuk mengalahkan monster yang datang pada kita berdua. Aku tidak terkejut dengan kekuatan Ayah yang sangat kuat! Ayahku memang hebat!“ Meisya lagi-lagi memuji Isander, tidak bosan-bosannya dia mengoceh tentang kehebatan Ayahnya.
“Mungkin akibat adanya Meisya juga, aku bisa membangkitkan kekuatan yang kuat ini.“ Isander tersenyum lembut. Senyuman ini membuat Giya terpesona hingga pipinya menjadi merah.
“Apakah itu kekuatan seorang Ayah yang baik demi menjaga putrinya?“ Giya mengangkat alisnya dan bertanya dengan pipi agak merona.
Isander mengangguk tanpa ada keraguan. “Mungkin saja.“
Beberapa jam berselang dalam perjalanan menuju pemukiman, setelah melewati berbagai medan perjalanan yang sulit, seperti sungai dan danau serta bukit yang penuh dengan tanaman berduri, mereka akhirnya sampai di pemukiman yang mereka tuju.
Pemukiman ini dikelilingi oleh tembok semen yang di bagian luarnya disematkan kayu runcing yang tajam, dan ada gerbang kayu yang memiliki konsep perlindungan yang sama.
Melihat kedatangan Isander dan Giya, beberapa penjaga pemukiman datang untuk mendekati mereka bertiga, dan menyapa, “Halo, Agter Giya! Dan ... ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
King
👍🏻
2023-04-28
4
PASYA VOLDIGOD
saorrr
2023-04-18
2
Yohanes Wijaya
semangat☺
2023-04-18
2