Hari-hari bertemu dengan monster. Isander bisa merasakan kehadiran monster di antara pohon-pohon.
Benar, dari jarak 7 meter ia bisa tahu ada banyak monster yang bersembunyi di semak-semak dan pepohonan.
Isander bisa melihat dari kejauhan sesosok monster yang sama seperti kemarin ia temui, yakni Catagtress. Isander diberi tahu nama monster kucing besar oleh Giya.
Kumpulan Catagtress dengan perlahan mendekati mereka bertiga dan mengepung diam-diam.
“Hati-hati, tampaknya monster ini adalah Catagtress. Isander, sebaiknya kamu mengikuti perintahku nanti.“ Giya merasakan rasa krisis pada saat ini. Pasalnya, monster yang akan mereka hadapi bukan 1 monster, melainkan lebih dari 3 monster, bisa jadi belasan.
Kekuatannya belum mampu dihadapkan oleh sekelompok Catagtress. Giya tahu batasan kekuatannya.
“Aku akan memberi aba-aba untuk kamu pergi, kamu harus bergegas kabur dari kepungan monster, aku akan menahan mereka sebisa mungkin,” ucap Giya dengan suara yang dalam. Perhatiannya masih terkunci ke sekelilingnya, dan matanya bergerak ke segala arah.
Setelah Giya mengatakan itu, satu monster Catagtress melompat dari semak dan muncul di depan Isander, Giya, dan Meisya. Disusul oleh satu monster Catagtress lagi yang keluar dan berdiri di belakang mereka.
Kraaahhh!
Raungan dari kedua monster ini sangat nyaring, membuat Meisya harus menutup telinganya.
Mata Giya tidak gentar, pandangan matanya makin tajam dan menusuk pada monster di depan dan belakangnya.
Melihat mereka hanya meraung dan belum meluncurkan serangan, Giya berpikir untuk mulai melancarkan operasinya.
Swooshh!
Dua buah pisau pendek melesat sangat cepat di udara membidik Catagtress yang ada di depan mereka. Saking cepatnya pisau ini melesat, Catagtress tidak sempat untuk menghindari serangan tersebut hingga akhirnya tertusuk oleh kedua pisau.
Dua pisau milik Giya menancap kuat di bagian kaki dan leher monster.
Kraaahh!
Jeritan monster berbunyi, melampiaskan rasa sakit yang dirasakan setelah ditusuk oleh sepasang pisau pendek.
“Isander, sekarang!“ teriak Giya pada Isander yang menyuruhnya untuk kabur.
Setelah berteriak, Giya melompat tinggi dan membuang pisau lemparnya dengan kekuatan penuh. Sebuah kilatan hitam dengan kecepatan yang tinggi terbang menuju monster yang ada di belakang.
Dengan suara tusukan yang jelas, pisau yang ketiga tersebut sukses menusuk dada Catagtress sampai mengeluarkan darah merah kehitaman.
Catagtress tersebut menangis kesakitan sambil mundur beberapa langkah.
Kaki Giya mendarat di tanah dan siap untuk kabur mengikuti Isander.
Namun, begitu ia melihat ke samping, Isander dan Meisya ada di sana tanpa bergerak sedikit pun.
Giya terkejut dan berkata dengan suara yang panik, “Mengapa kamu belum kabur?!“
Wajah Isander tampak santai, seakan dirinya tidak takut dengan monster-monster ini, ia menatap Giya dan berkata, “Percuma, aku tidak bisa kabur, masih ada Catagtress yang mengepung. Jumlah mereka lebih dari yang kamu kira.“
Tepat setelah Isander mengatakan itu, monster Catagtress bermunculan, mereka menampakkan diri sendiri, dan satu per satu keluar dari semak dan belakang pohon.
Melihat Catagtress yang terus menerus berdatangan dan berdiri mengelilingi ketiganya, wajah Giya menjadi pucat basi dan ia benar-benar merasa sedang di kondisi kritis.
Melihat raut wajah Giya yang ketakutan dan penuh kepanikan, Isander menepuk bahu Giya dengan pelan dan berkata penuh kenyamanan, “Jangan takut, ada aku. Tolong jaga Meisya, jangan biarkan dia terluka, aku akan menangani ini.“
Tanpa menunggu Giya menjawab, Isander menyerahkan Meisya yang tampak ketakutan ke tangan Giya.
Giya secara refleks mengambil Meisya dan memeluknya. Meisya yang berada di pelukan Giya memandang Isander dengan cemas.
“Ayah, apakah kamu bisa mengalahkan monster-monster jahat ini?“ tanya Meisya dengan tatapan yang penuh kekhawatiran.
“Hari ini, Ayah akan menunjukkan sesuatu yang luar biasa padamu, Sayang.“
“Apakah Ayah bisa mengalahkan monster itu dengan kekuatan super? Apakah seperti itu?“ Meisya memperlihatkan wajah penasarannya yang lucu.
Isander tersenyum sangat lembut dan mengusap rambut Meisya.
[Ding! Terdeteksi Bahwa Meisya Memiliki Keinginan! Sistem Memberikan Anda Kemampuan Ball of Storm!]
Pada kedipan mata berikutnya, Isander merasakan energi asing yang kuat terkondensasi dalam tubuhnya. Secara langsung membuat tubuhnya menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Ada kendali yang berbeda yang bisa Isander rasakan, ia merasa dirinya bisa mewujudkan sebuah bola yang kuat dari telapak tangannya.
Menyampingkan perasaan ini, Isander mengangguk dan berjanji pada Meisya bahwa dia akan mengalahkan semua monster-monster ini.
Sebelum semuanya bereaksi, sosok Isander di depan Giya dan Meisya, meninggalkan angin yang berhembus kencang pada rambut Giya dan Meisya.
Tiba-tiba sosok Isander muncul di antara monster terdekat, yaitu monster yang sudah terkena serangan Giya.
Tangan Isander terulur dengan cepat, dan pada saat itu juga sebuah bola sebesar kepalan tangan muncul di atas telapak tangan Isander.
Bola itu berisikan angin yang berputar sangat cepat dan benang-benang listrik berwarna kuning, terlihat seperti badai yang dijejalkan ke dalam sebuah bola. Tampilannya mirip dengan kemampuan salah satu anime yang pernah Isander lihat, tetapi ini terdapat listrik yang menambah kesan keren.
Dengan gerakan yang cepat, bola itu menghantam sisi tubuh monster dengan keras dan memberi dampak yang mengerikan.
Tubuh monster yang terhantam oleh bola badai Isander langsung terkoyak. Daging, darah, dan kulit monster tidak bisa menahan kerusakan yang ditimbulkan oleh kekuatan ini hingga akhirnya tubuh monster hancur berkeping-keping diikuti dengan bola badai yang perlahan lenyap di udara.
Senyum puas muncul di wajah Isander, kemudian ia dengan cepat bergerak menuju monster paling dekat dan mengeluarkan serangan yang berbeda.
Kali ini, Isander meninju monster dengan pukulan mentahnya.
Pukulan demi pukulan berjatuhan pada monster ini dengan kecepatan yang cukup cepat, Isander tidak memberikan kesempatan untuk monster berteriak.
Setelah puluhan pukulan berhasil mendarat, Isander menghilang dan muncul di monster berikutnya.
Boom!
Monster yang dihujani tinju Isander meledak seperti bom dan dagingnya terpental ke segala arah, menutupi beberapa meter permukaan tanah.
Raut wajah Giya pada saat ini benar-benar membeku, masih mempertahankan ekspresi yang tercengang sambil menggendong Meisya yang sama-sama terkejut melihat Isander yang secara brutal membantai pasukan monster.
“In–ini?“
Duar!
Bongkahan tanah yang besarnya sama dengan tubuh monster mencuat dari dalam tanah dan menghantam beberapa monster yang berada di dekat Giya dan Meisya.
Isander sudah mengamati pergerakan semua monster dan mewaspadai monster tersebut.
Beberapa bola badai dilempar oleh Isander begitu saja ke monster yang ada dan terjadi ledakan yang mampu memusnahkan tubuh monster.
Pertarungan ini sangat tidak adil, ini adalah pembantaian sepihak.
Area 20 meter di mana tempat Giya dan Meisya runtuh, tanah hancur, terdapat banyak lubang, dan noda hitam di atas tanah, pohon-pohon entah kenapa berpindah, seakan menjauh saat terjadinya pertarungan yang intens tersebut.
Anehnya, di jarak 1 meter dari tempat Giya berdiri, tidak ada efek dari pertempuran ini, seolah-olah memang tak ada serangan monster atau Isander yang sampai ke sana.
Total 14 Catagtress yang mati di tangan Isander, dan jasad mereka telah terbagi menjadi beberapa bagian, bahkan ada yang hancur berantakan, bagai gelas yang pecah tak bisa dikenali lagi.
Isander menepuk tangannya yang terasa kotor dan mendatangi Giya dan Meisya di tempat yang sama, mereka berdua masih di sana tak berpindah sama sekali.
“Apakah kalian baik-baik saja?“ Isander mengambil Meisya yang tak bereaksi dari pelukan Giya.
Keduanya terdiam sambil menatap Isander dengan mata yang luar biasa.
“Wow! Ayah sangat hebat!“ Meisya berseru kegirangan setelah sadar dari lamunannya. Ia sangat terkejut mengetahui Ayahnya yang lemah menjadi sangat kuat, bahkan membangkitkan kekuatan super.
Meisya tak bisa diam, dia memeluk Isander dengan erat sambil bergerak meniru gerakan Isander memukul monster.
Giya secara perlahan tersadar, menggelengkan kepalanya dan menatap Isander dengan sorot mata yang terpana, “Kamu seorang Agter?!“
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Lyvia
rasenggan
2024-06-27
0
Taaku
sip
2023-05-26
3
Yohanes Wijaya
semangat😊
2023-04-17
3