Sebuah tirai tipis bercahaya tiba-tiba diproyeksikan di depan wajahnya, menghalangi pandangannya ke arah wajah Meisya.
Isander menatap deretan tulisan yang tercantum di tirai yang mengambang, matanya membesar dan ia membaca dengan wajah yang sulit dipercaya.
[Magnetar Body merupakan sebuah kemampuan yang mengubah tubuh pemakainya menjadi kuat, minimal meningkatkan kekuatan fisik 100 kali dari rata-rata manusia normal. Tubuh akan terus menguat dan meningkat seiring berjalannya waktu.]
[Catatan: Magnetar Body memiliki beberapa kemampuan spesial yang akan dibuka ketika tubuh mencapai tingkatan dan potensi atas.]
[Apakah Anda ingin menerima Magnetar Body?]
Melihat perintah dari Sistem, Isander tidak langsung menjawab.
Ia menoleh ke arah Meisya yang duduk dan masih menatapnya dengan perasaan khawatir.
Tangan Isander mengelus pipi Meisya yang sedikit kotor sambil tersenyum, kemudian ia melepaskan tas dari punggungnya untuk mengambil makanan ringan berupa cokelat batang dan beberapa permen dari tas, meletakkan kedua makanan tersebut di atas paha kirinya. “Ayah memberikanmu makanan, cobalah ….“
“Apa ini, Ayah? Meisya baru melihatnya? Terlihat bagus.“ Meisya menggenggam cokelat batang berukuran kecil dan permen manis rasa stroberi.
Wajar apabila Meisya bertanya, makanan-makanan enak ini sudah tidak ada sejak Meisya lahir. Dengan kata lain, makanan-makanan bungkusan yang memiliki tanggal tak layak dimakan lenyap dari permukaan Bumi Paralel.
Pertama kali Meisya melihat makanan yang dibungkus dengan cantik.
Isander masih tersenyum hangat ke Meisya dan ia menjelaskan dengan singka, “Makanan berbentuk kotak yang kamu pegang bernama cokelat, rasanya manis dan enak, cara makannya dikunyah atau digigit seperti makana makanan yang lain. Sementara makanan yang satunya disebut permen, memiliki rasa yang manis, bedanya permen ini tidak dikunyah, melainkan diisap.“
Meisya mendengarkan penjelasan Isander dengan hati-hati. Ia mengangguk dan menatap kedua makanan ini lebih penasaran.
“Bagaimana cara membukanya, Ayah?“ Meisya bertanya dengan ekspresi yang bingung.
“Sini, biar Ayah ajari.“
Setelah mengatakan itu, Isander mengajarkan Meisya cara membuka bungkus makanan cokelat batang kecil dan permen.
Dalam satu kali penjelasan, Meisya langsung mengerti dan tak perlu dibimbing lagi. Isander mengeluarkan 1 cokelat batang lagi untuk Meisya apabila dia belum puas.
Melihat Meisya yang tenang dan fokus ke makanannya yang sedang dimakan.
Isander menatap tirai virtual yang masih melayang di depan wajahnya, ia membuat keputusan bulat dan menjawab iya pada pertanyaan yang dilontarkan Sistem.
[Ding! Memulai proses integrasi ….]
Sebuah kekuatan misterius yang kuat meletus dari tubuh Isander, menyebar ke seluruh sel yang ada di dalam tubuhnya.
Rasa sakit yang tak tertahankan dirasakan oleh Isander, ia berusaha sekuat tenaga menahan diri untuk tidak pingsan.
Bisa dilihat dengan mata normal tubuh Isander sedikit bergetar. Kedua tangannya mencengkeram tanah hingga menggerusnya begitu dalam.
Sensasi tertusuk-tusuk dan dipotong-potong oleh sesuatu dirasakan Isander sekarang. Ia bahkan mencoba menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit yang luar biasa ini.
Selama 1 menit proses integrasi berjalan, akhirnya berhenti dan sebuah rasa sakit pada tubuh Isander menghilang secara bertahap, dan pergi meninggalkan tubuh Isander.
Meisya tidak tahu bahwa Ayahnya habis tersiksa oleh proses integrasi dari Sistem. Gadis kecil ini sibuk memakan cokelat dan permen sekaligus sambil melihat-lihat bungkus kedua makanan kecil itu.
Bahkan Meisya tidak sadar dengan reaksi aneh pada tubuh Isander. Ia benar-benar asyik dengan sesuatu yang baru.
Wajah Isander yang putih pucat perlahan mulai terisi oleh rona merah. Tubuhnya yang kaku dan terasa nyeri secara bertahap mulai kembali normal. Seluruh bagian pada tubuh Isander pulih dengan sendirinya.
Segera, setelah rasa sakit sepenuhnya hilang, semburan energi asing masuk kembali ke dalam tubuh Isander dan membasuh segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Bukan rasa sakit yang Isander rasakan, melainkan perasaan hangat yang sangat nyaman, ini begitu nikmat sampai Isander hampir tertidur karena aliran energi hangat ini.
Selang beberapa saat, tubuh Isander tidak lagi mengalami sesuatu yang aneh, ia yakin dirinya sudah berhasil menyelesaikan proses integrasi.
Begitu Isander membuka matanya, ia merasakan sesuatu yang berbeda dari seluruh panca indranya.
Penglihatan Isander berkali-kali lipat lebih baik dari sebelumnya, bahkan ia bisa melihat daun yang jaraknya 600 meter dari tempatnya duduk dengan jelas, seolah-olah daun tersebut ada di jarak 1 meter darinya.
Selain itu, indra pendengaran, penciuman, pengecap, dan peraba yang Isander miliki, fungsi normalnya meningkat puluhan kali lipat dari rata-rata manusia.
Pada saat ini, Isander hanya duduk diam untuk beradaptasi dengan panca indra barunya sambil matanya mengawasi Meisya yang sibuk mengunyah cokelat.
Ia harus beradaptasi dengan kekuatan barunya ini, terutama pada indra penciuman dan pendengaran, kedua indra ini harus dilatih agar bisa memfilter dengan sendirinya.
Suara bising yang ditimbulkan dari gesekan dedaunan bergoyang karena angin perlahan menghilang dari gendang telinga Isander. Pendengaran Isander sudah bisa dikontrol. Mendengar suara yang hanya ingin didengar oleh Isander.
Tak berbeda dengan penciuman di hidungnya, bau tanah yang lembap dan bau-bau aneh hutan sudah tidak begitu di dalam hidungnya. Isander berhasil beradaptasi hanya dalam beberapa menit.
Begitu ia mengambil tas, Isander sama sekali tidak merasakan bobot pada tas, padahal sebelumnya tas ini memiliki bobot hampir 3 kilogram.
Namun, ia tidak merasakan tas ini berat, bahkan rasanya Isander sedang memegang kapas.
Ternyata kekuatannya pun meningkat drastis.
Mengepalkan tangan kanannya, sejumlah energi besar dirasakan oleh Isander dari dalam tubuhnya, ia berpikir dirinya sekarang sanggup membunuh monster yang ingin memangsanya tadi dalam satu pukulan.
Pada saat Isander menurunkan pandangan ke tubuhnya, ia dapat melihat otot-otot yang kuat menonjol di balik bajunya yang lusuh, bahkan tangannya yang tadi mengepal memiliki otot lengan yang padat dengan urat yang menonjol kuat.
Mata Isander hampir keluar ketika melihat perubahan signifikan dari tubuhnya.
Mulanya, tubuh Isander kurus seperti orang yang kurang makan, kini berbanding terbalik. Tubuhnya dipenuhi otot-otot yang keras.
Tampilan Isander sangat berbeda, ditambah dengan wajahnya yang dari awal sudah tampan membuat keseluruhan orang mirip seperti Sugar Daddy yang kaya dan tampan.
Meisya yang selesai makan cokelat akhirnya menatap kembali Ayahnya yang sedang duduk di sebelahnya.
Akan tetapi, saat dirinya melihat Ayahnya, ia merasa salah, Ayahnya tiba-tiba berubah.
“Ayah?“ Meisya yang ragu terhadap pria yang ada di depan matanya, ia memanggil Ayah dengan hati-hati.
Melihat Meisya yang menatapnya dengan aneh dan takut, Isander tidak tahu harus tertawa atau menangis.
Ia melemparkan senyuman kepada Meisya dan menjawab dengan nada yang lembut, “Iya, ini Ayah. Ada apa, Sayang.“
“Kamu adalah Ayah?!“ Meisya bertanya sekali lagi dengan nada yang terkejut.
“Iya, ini Ayah. Kenapa, Sayang?“ Isander mengangguk tegas.
“Ini beneran Ayah, kan?“
“Benar, Meisya.“
“…”
Meisya tidak yakin dengan Isander. Gadis kecil ini masih meragukan Isander sebagai ayahnya lantaran penampilan Isander yang berubah total.
Lambat-laun Meisya akhirnya menerima Isander dengan penampilan barunya walaupun Meisya masih tidak percaya Ayahnya bisa menjadi berotot dalam waktu yang singkat.
Selepas dari keterkejutannya, Meisya lebih suka dengan Ayahnya yang sekarang.
Di saat ia digendong oleh Isander, Meisya merasakan rasa aman dan nyaman, berbeda dengan sebelumnya. Meisya hanya merasa rasa nyaman saat digendong oleh Isander.
Mereka berdua selesai beristirahat, dan segera melanjutkan perjalanan lagi ke luar area hutan.
Kresek! Kresek!
Tiba-tiba suara rumput bergesekan berbunyi di dekat keduanya berjalan.
Isander yang tengah menggendong Meisya langsung memasang postur tubuh yang siap bertarung dan matanya bergerak ke arah sumber suara.
Sumber suara itu berasal dari semak belukar yang letaknya sekitar 10 meter di depan Isander, jarak yang dekat.
Semak tersebut terus bergerak, seperti ada sesuatu di balik semak tersebut.
Meisya sudah memeluk Isander dengan erat sambil menutup matanya.
Isander perlahan-lahan menundukkan tubuhnya sambil mengambil batu yang ada di tanah dengan tatapan matanya masih terkunci ke arah semak uang bergoyang.
Gerakan di semak makin intens, kemudian sesuatu makhluk melesat keluar dari semak.
Whoosh!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Aster
keren thor 😁
2023-08-19
5
King
👍🏻
2023-04-28
2
Kaisar surgawi
upppp upppp crazy upppp thorrrrrrr
2023-04-24
3