Bab 17: Laporan kepada Ketua Pemukiman

“Teman baru aku, Pak Tole.“ Giya tersenyum. “Perkenalkan ini adalah Pak Tole, penjaga gerbang depan Rain Settlement.“

Pak Tole langsung tersenyum dan mengulurkan tangannya berniat berkenalan dengan Isander.

Tangan Isander mengambil tangan Pria tua di depannya daan berjabat tangan. “Namaku Isander Liam. Salam kenal, Pak Tole.“

“Salam kenal juga,” ucap Pak Tole dengan senyumannya yang ramah.

Penampilan Pak Tole ini tampak seperti orang tua yang berumur 40 tahun dan memiliki 3 orang anak yang mulai menginjak remaja dan dewasa. Garis-garis halus sudah timbul dan muncul di beberapa bagian wajahnya, sudut mata dan pipinya.

Beberapa detik melihat Pak Tole, Isander tidak merasakan hawa permusuhan dari pria di depannya ini. Sebaliknya, Pak Tole ini sangat ramah padanya.

“Apakah gadis lucu ini anak kamu?“ Mata Pak Tole sudah teralihkan oleh Meisya yang digendong oleh Isander.

“Ya, ini anakku.“ Isander mengangguk dan sedikit tersenyum.

“Baiklah, Pak Tole. Kami harus masuk ke dalam dan memberi tahu ketua pemukiman tentang kedatangan temanku.“

“Oke, semoga kamu dan anakmu betah di sini.“ Pak Tole memberikan jalan masuk dan mempersilakan Isander serta Giya masuk ke dalam.

“Terima kasih.“

Senyuman diperlihatkan Isander, dan tubuh sedikit menunduk, bentuk hormat Isander ke orang yang lebih tua.

Begitu Isander masuk ke dalam, ia melihat beberapa bangunan rumah yang dibuat dari kayu berdiri di beberapa bagian di dalam pemukiman ini.

Ada jalan tanah setapak hasil dari rumput yang dipotong lurus hingga menjadi jalur jalan orang-orang yang menghubungkan satu rumah ke rumah lainnya.

Pemukiman ini mengingatkan Isander dengan perkampungan yang ada di dalam gim zombie, lebih tepatnya gim di mana manusia terjangkit virus sehingga menjadi monster dengan tokoh utama pria berponi lempar pirang.

Di tengah dari pemukiman ini terdapat bangunan rumah yang sedikit lebih besar dan lahan kosong yang lumayan luas, cukup untuk dipakai bermain anak-anak.

Di sepanjang jalan, Isander melihat banyak orang yang keluar dari rumah. Pria, wanita, dan anak kecil keluar rumah dan menonton dirinya bersama Giya pergi ke rumah yang ada di tengah lahan kosong berumput.

“Agter Giya sedang bersama siapa? Apakah itu orang yang memiliki kekuatan juga?“

“Pria yang menggendong anak kecil? Apa itu pasangannya dan anak itu adalah anak Agter Giya?“

“Pria ini sangat tampan! Aku menyukainya!“

“Kurasa kita bertambah anggota, pemukiman ini makin ramai.“

“Gadis kecil yang digendong pria itu sangat lucu, mata besarnya terlihat penasaran!“

“…”

Telinga Isander bergerak, ia bisa mendengar semua celotehan orang-orang di pemukiman ini. Isander sama sekali tidak tergerak dan hanya tersenyum untuk memberikan kesan ramah.

Meisya sejak awal melihat tampilan pemukiman sudah sangat penasaran dan ingin tahu tentang apa yang ada di dalam tembok yang memiliki duri kayu besar.

Letak pemukiman ini agak dekat dengan persawahan dan bekas daerah pemukiman sebelum terjadinya kehancuran Bumi. Isander dan Giya melewati beberapa daerah yang terdapat reruntuhan pemukiman. Rumah yang terbuat dari dinding tembok, bangunan yang terbuat dari semen, dan segala bangunan yang ada sebelum kehancuran terjadi berubah menjadi reruntuhan.

Reruntuhan ini diceritakan oleh Giya bekas perkampungan atau desa yang ada di Kabupaten Bogor.

Rain Settlement masih termasuk ke dalam daerah Kabupaten Bogor.

Hutan di sini tidak begitu lebat dan banyak pohonnya, hanya ada beberapa spot yang memiliki pepohonan yang besar.

Tok! Tok! Tok!

Giya mengetuk pintu rumah kayu ini dengan tangannya beberapa kali, kemudian pintu tersebut terbuka, sosok Pria yang tua berambut putih panjang keluar dari rumah tersebut.

“Halo, Agter Giya.“ Pria tua ini agak menunduk ketika bertemu Agter. Tampaknya kedudukan seorang Agter memang lebih tinggi di mata orang biasa.

“Halo, Pak Ghandi Sudarsa. Aku ke sini ingin melaporkan bahwa ada orang yang ingin tinggal di pemukiman ini untuk beberapa waktu,” kata Giya yang langsung membahas tentang kedatangannya.

“Orang baru?“ Pak Ghandi menoleh perlahan ke pria yang berdiri di sebelah Giya. “Masuklah ke dalam, kita bicarakan di dalam rumah.“

“Baik.“

Setelah itu, mereka semua masuk ke dalam rumah kayu yang kelihatan kokoh.

Di dalam rumah ini terdapat beberapa kursi untuk duduk dan satu meja kayu yang dibuat seadanya.

Interior rumah sangat minimalis, ada beberapa barang seperti gelas kaca dan gelas plastik yang dijadikan pajangan dinding. Total rumah ini terbagi menjadi 3 ruangan, terdiri dari 1 ruang tamu, ruang kamar, dan ruang dapur. Semuanya yang ada di sini memiliki sistem tradisional, entah itu memasak dan lainnya.

“Silakan duduk!“ pinta Pria tua tersebut kepada Giya dan Isander. Pria tua ini duduk di salah satu kursi yang menghadap ke beberapa kursi.

Keduanya duduk di kursi seberang, dan saling bersebelahan. Meisya duduk di pangkuan Isander. Gadis kecil ini diam dan tak mengoceh. Ia masih penasaran dengan apa yang dilihatnya.

Bapak Ghandi melirik Isander sejenak dan berkata, “Perkenalkan dirimu, Nak.“

“Namaku Isander Liam dan ini anakku, Meisya Adira Nella.“ Isander duduk dengan santai dan mengungkapkan namanya dan nama panjang Meisya.

Begitu mendengar ini, Pak Ghandi mengangguk. “Kamu mau tinggal di sini?“

“Ya, aku butuh tempat istirahat untuk beberapa waktu.“ Isander tidak ragu dengan pilihannya.

“Apabila kamu ingin tinggal di sini, kamu harus berjasa juga untuk pemukiman ini.“ Pak Ghandi memasang wajah serius. “Semua orang di sini saling bekerja sama untuk hidup, tak ada yang gratis di dunia ini. Maka dari itu, apakah kamu sanggup untuk memberikan jasa untuk pemukiman ini?“

Tak perlu terburu-buru untuk menjawab, Isander terdiam sesaat dan bertanya, “Memberikan jasa, apakah maksudnya ikut bertugas di salah satu pekerjaan yang ada di sini?“

“Benar, Nak. Kamu harus ikut berburu atau kamu ikut membantu menjaga pemukiman ini, kamu juga bisa pergi menjadi tukang masak di pemukiman ini. Banyak pekerjaan di sini, kamu bebas memilih menjadi apa pun, asalkan memiliki kontribusi untuk memajukan pemukiman ini,” terang Pak Ghandi sambil menatap Isander. “Kecuali kamu adalah seorang Agter, kamu bisa bebas tinggal di sini.“

“Pak Ghandi, Isander sebenarnya adalah seorang Agter,” celetuk Giya pada Pak Ghandi.

Mata Pak Ghandi terbelalak sebab terkejut, dan kemudian ia menundukkan kepalanya seraya berkata, “Maaf, Agter Isander. Kukira kamu adalah orang biasa. Maafkan sikapku yang lancang.“

“Tidak mengapa. Kalau begitu, aku akan membuat pemukiman ini lebih baik. Apabila perlu bantuan, Pak Ghandi boleh mendatangi aku,” Isander berkata dengan ekspresi wajah yang biasa dan terdengar dapat dipercaya.

“Terima kasih, Agter Isander.“ Pak Ghandi mengubah sikapnya menjadi lebih hormat dan sopan.

Dari pemandangan ini, Isander dengan cepat menjadi tahu kedudukan Agter begitu dihormati oleh orang biasa di dunia ini, bagaikan para artis dan selebritas di dunia yang damai.

“Agter Isander bisa tinggal di rumah sebelah rumah Agter Giya. Seharusnya, Agter Giya tahu tempatnya,” Pak Ghandi memberi tahu tempat tinggal Isander.

Respons Giya dengan anggukan, ia tahu rumah yang disebut oleh Pak Ghandi.

Setelah mengobrol beberapa patah kata dan dalam waktu yang sebentar, keduanya keluar dari rumah Ketua Pemukiman Pak Ghandi dan berjalan ke arah selatan pemukiman.

Para penduduk pemukiman ini yang sedang bekerja mengolah makanan dan membuat barang dari kayu, mereka semua memandangi Isander dan Giya. Penasaran dengan sosok Isander dan Meisya.

Terjadi obrolan di antara mereka, terdengar sedang membahas tentang Isander. Tidak jauh yang dibicarakan tentang sosok Isander yang tampak kuat dan … tampan.

Segera, Isander dan Giya sampai di rumah kayu tempat kediaman Isander sekarang.

Giya ikut masuk ke dalam untuk melihat bagaimana tingkat kenyamanan rumah ini. Alhasil, rumah ini lumayan sama bentuk dan segi dalamnya dengan rumah yang ditinggali oleh Giya sendiri. Terasa nyaman dan aman. Ukurannya 25 meter persegi, terbilang kecil, tetapi sudah cukup untuk ditempati oleh 1 orang dewasa dan 1 anak kecil.

Di sebelah kiri rumah ini adal rumah Giya, di sebelah kiri adalah rumah teman Giya. Sementara itu, di seberang rumah Isander, Giya, temannya adalah deretan warga pemukiman di sini.

Wajar terlihat kosong, orang-orang yang mengisi rumah tersebut memiliki tugas untuk berburu dan mencari makan. Mereka ada di luar pemukiman.

“Isander, aku diam di sini hanya 2 hari saja. Setelah itu, aku akan pergi ke gunung untuk memburu monster lagi. Kamu ingin ikut atau diam di sini dan berbaur dengan orang-orang di pemukiman ini?“

Terpopuler

Comments

mantap gan

mantap gan

kek bagusan Hunter

2025-04-04

0

Taaku

Taaku

sip

2023-05-26

3

ο Δίας

ο Δίας

tole nama bapa gua anjir🗿

2023-04-26

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Menyeberang Dunia?
2 Bab 2: Makan Ayam Bakar
3 Bab 3: Tersesat di Hutan
4 Bab 4: Integrasi Magnetar Body
5 Bab 5: Status Diri
6 Bab 6: Objek Pelatihan
7 Bab 7: Monster Ikan
8 Bab 8: Hentakkan Kaki
9 Bab 9: Seorang Wanita Aneh
10 Bab 10: Asal Daerah Giya
11 Bab 11: Rumah Pohon
12 Bab 12: Jenis Agter
13 Bab 13: Latihan Satu Malam
14 Bab 14: Pergi ke Rain Settlement
15 Bab 15: Mengungkapkan Kekuatan
16 Bab 16: Giya Bingung
17 Bab 17: Laporan kepada Ketua Pemukiman
18 Bab 18: Hadiah untuk Meisya
19 Bab 19: Mencari Barang
20 Bab 20: Kerja Bagus
21 Bab 21: Koin Mata Uang Dunia
22 Bab 22: Melawan Belasan Catagtress
23 Bab 23: Pengakuan Warga Pemukiman
24 Bab 24: Membantu Berburu
25 Bab 25: Berangkat Misi
26 Bab 26: Pergi ke Tempat Misi
27 Bab 27: Bakteri Ganas
28 Bab 28: Rencana di Rumah Pohon
29 Bab 29: Hadiah Baru Isander
30 Bab 30: Sirip Monster
31 Bab 31: Senjata Kebangkitan?
32 Bab 32: Menemukan Sungai Lain
33 Bab 33: Memperkuat Jembatan
34 Bab 34: Berniat Membantu
35 Bab 35: Mulai Pertarungan Banteng Merah
36 Bab 36: Banteng Merah Mati
37 Bab 37: Mengubur Jasad Banteng Merah
38 Bab 38: Bermesraan Depan Giya & Nina
39 Bab 39: Berpisah dengan Sejoli
40 Bab 40: Membuat Rumah Pohon Baru
41 Bab 41: Pemusnahan yang Malas
42 Bab 42: Penyerangan Kedua Wanita
43 Bab 43: Tidak Menepati Janji
44 Bab 44: Menguburkan Pasangan Tidak Beruntung
45 Bab 45: Meninggalkan Kedua Makam
46 Bab 46: Kemampuan Defensif Baru
47 Bab 47: Sampai di Rain Settlement
48 Bab 48: Keanehan Terjadi
49 Bab 49: Mengobrol dengan Pak Tole
50 Bab 50: Makan Malam yang Aneh
51 Bab 51: Warga yang Aneh
52 Bab 52: Melawan Pak Tole
53 Bab 53: Muntahan Jorok
54 Bab 54: Monster yang Merepotkan
55 Bab 55: Perubahan Spidgarets.
56 Bab 56: Kebenaran Pak Tole
57 Bab 57: Pak Ghandi Menghilang
58 Bab 58: Peningkatan Kemampuan
59 Bab 59: Perkebunan Wangi
60 Bab 60: Dua Orang Asing
61 Bab 61: Pasangan Mencurigakan
62 Bab 62: Sedikit Curiga
63 Bab 63: Menemukan Pelaku Ayam Hilang
64 Bab 64: Panggilan Minta Tolong
65 Bab 65: Tarian Tombak Hitam
66 Bab 66: Pembersihan
67 Bab 67: Sungai Bersih
68 Bab 68: Bergabung ke Kelompok
69 Bab 69: Kelompok Terbentuk
70 Bab 70: Mode Beast yang Aneh
71 Bab 71: Peningkatan Kekuatan Para Anggota
72 Bab 72: Beaster Badge Tak Diketahui
73 Bab 73: Kelompok Aneh
74 Bab 74: Sampai di Kota
75 Bab 75: Meisya Bijaksana
76 Bab 76: Kelompok Aneh
77 Bab 77: Kabar Baik
78 Bab 78: Membuat Rumah Kayu
79 Bab 79: Memburu Monster Kota Garuda
80 Bab 80, Goatager Dibasmi
81 Bab 81: Bertemu Cenagon
82 Bab 82: Monster Rusa
83 Bab 83: Regenerasi yang Kuat
84 Bab 84: Anak Monster Rusa
85 Bab 85: Membantai Monster Semalaman
86 Bab 86: Keakraban Cenagon
87 Bab 87: Monster Misterius
88 Bab 88: Monster yang Menyedihkan
89 Bab 89: Monster Kelabang Kuat
90 Bab 90: Orang yang Dikenal
91 Bab 91: Anak Buah Kelabang Keluar
92 Bab 92: Identitas Cenagon
93 Bab 93: Pencipta Cenagon Sangat Kuat?
94 Bab 94: Penjual Gelang?
95 Bab 95: Kemampuan yang Tepat
96 Bab 96: Jejak Kaki Monster
97 Bab 97: Anggota Baru
98 Bab 98: Kebangkitan Dua Gadis
99 Bab 99: Mulai Menguji Kemampuan Gadis Remaja
100 Bab 100: Memeriksa Pemukiman
101 Bab 101: Dua Gadis Pemula
102 Bab 102: Pergi ke Kota Komodo
103 Bab 103: Pemimpin Monster Tiap Level
104 Bab 104: Sesuatu yang Aneh
105 Bab 105: Membantai Tanaman Aneh
106 Bab 106: Sosok Mengejutkan
107 Bab 107: Kekecewaan Isander
108 Bab 108: Garuda Comity Melawan Deegiant
109 Bab 109: Biar Aku Saja
110 Bab 110: Isander Melawan Deegiant
111 Bab 111 Akhir Deegiant
112 Bab 112: Permintaan Maaf Sesungguhnya
113 Bab 113: Nama Baru Rusa
114 Bab 114: Kimaya yang Unik dan Misterius
115 Bab 115: Sampai di Kota Komodo
116 Bab 116: Bertemu Aqila dan Temannya
117 Bab 117: Perpisahan dengan Aqila
118 Bab 118: Kebangkitan Elemen Kedua Aqila
119 Bab 119: Aqila yang Beruntung
120 Bab 120: Ikut ke Kelompok Agter
121 Bab 121: Gelombang Kedua Serbuan
122 Bab 122: Pertempuran yang Makin Panjang
123 Bab 123: Debut Awal Isander
124 Bab 124: Mengakhiri Serbuan Monster
125 Bab 125: Serbuan Monster Tambahan
126 Bab 126: Bertemu Kelompok Penguntit
127 Bab 127: Kejadian Tak Terduga
128 Bab 128: Penyerangan Tiba-tiba
129 Bab 129: Datang Tepat Waktu
130 Bab 130: Masuk ke Mode Serius
131 Bab 131: Monster Berevolusi
132 Bab 132: Tangan Raksasa
133 Bab 133: Kembali dan Mengobrol
134 Bab 134: Membantu Pemulihan Kota
135 Bab 135: Tidak Sengaja Mencuri
136 Bab 136: Menemukan Candi Borobudur Rusak
137 Bab 137: Peningkatan Kedua Anak Burung
138 Bab 138: Menemukan Benda Misterius
139 Bab 139: Pengakuan Isander
140 Bab 140: Informasi Goron
141 Bab 141: Peningkatan Semua Anggota
142 Bab 142: Obrolan Santai Cenagon
143 Bab 143: Kejadian yang Menyebalkan
144 Bab 144: Pelaku yang Misterius
145 Bab 145: Aqila Datang
146 Bab 146: Pelaku Sementara
147 Bab 147: Ada Rasa
148 Bab 148: Bimbang Hati
149 Bab 149: Melawan Dua Monster S
150 Bab 150: Tamu Luar Biasa
151 Bab 151: Pertemuan Anggota Komplit
152 Bab 152: Monster C yang Jarang
153 Bab 153: Menebak Monster S
154 Bab 154: Hubungan Isander dan Aqila
155 Bab 155: One Shoot One Kill
156 Bab 156: Rencana Pemulihan
157 Bab 157: Pengukuran Tinju
158 Bab 158: Melanjutkan Perjalan Cilacap
159 Bab 159: Monster Pengisap
160 Bab 160: Melanjutkan ke Monster S lainnya
161 Bab 161: Gorgoter atau Elgoter?
162 Bab 162: Monster Gorgoter Aneh
163 Bab 163: Menghabisi Gorgoter
164 Bab 164: Latihan Melawan Monster S
165 Bab 165: Dua Pilihan
166 Bab 166: Masalah Persimpangan Sosial
167 Bab 167: Kabar Gembira Reza
168 Bab 168: Bukti Monster Baru
169 Bab 169: Minuman Meresahkan
170 Bab 170: Enam Monster Elgoter
171 Bab 171: Supreme Elgoter Begitu
172 Bab 172: Orang Misterius?
173 Bab 173: Pengkhianatan?
174 Bab 174: Giya Pengintip
175 Bab 175: Wanita Memang Tak Terduga
176 Bab 176: Tindakan Mendadak Cenagon
177 Bab 177: Hadiah dari Cenagon
178 Bab 178: Sparing dengan Cenagon
179 Bab 179: Tato Baru
180 Bab 180: Anomali Besar
181 Bab 181: Bertahan Sejenak
182 Bab 182: Bertemu Kei dan Timnya
183 Bab 183: Kedatangan Garuda Comity
184 Bab 184: Diskusi Bersama Kei
185 Bab 185: Pegunungan Purbalingga
186 Bab 186: Kemampuan Baru Tak Terlihat
187 Bab 187: Perekrutan yang Untung
188 Bab 188: Kemampuan Anggota Berevolusi
189 Bab 189: Kemampuan Fusion
190 Bab 190: Ketidaksengajaan
191 Bab 191: Dua Anggota Menjadi Kuat
192 Bab 192: Kebangkitan Kedua Reza
193 Bab 193: Monster S Menghilang
194 Bab 194: Menghabisi Monster S
195 Bab 195: Rencana Salah
Episodes

Updated 195 Episodes

1
Bab 1: Menyeberang Dunia?
2
Bab 2: Makan Ayam Bakar
3
Bab 3: Tersesat di Hutan
4
Bab 4: Integrasi Magnetar Body
5
Bab 5: Status Diri
6
Bab 6: Objek Pelatihan
7
Bab 7: Monster Ikan
8
Bab 8: Hentakkan Kaki
9
Bab 9: Seorang Wanita Aneh
10
Bab 10: Asal Daerah Giya
11
Bab 11: Rumah Pohon
12
Bab 12: Jenis Agter
13
Bab 13: Latihan Satu Malam
14
Bab 14: Pergi ke Rain Settlement
15
Bab 15: Mengungkapkan Kekuatan
16
Bab 16: Giya Bingung
17
Bab 17: Laporan kepada Ketua Pemukiman
18
Bab 18: Hadiah untuk Meisya
19
Bab 19: Mencari Barang
20
Bab 20: Kerja Bagus
21
Bab 21: Koin Mata Uang Dunia
22
Bab 22: Melawan Belasan Catagtress
23
Bab 23: Pengakuan Warga Pemukiman
24
Bab 24: Membantu Berburu
25
Bab 25: Berangkat Misi
26
Bab 26: Pergi ke Tempat Misi
27
Bab 27: Bakteri Ganas
28
Bab 28: Rencana di Rumah Pohon
29
Bab 29: Hadiah Baru Isander
30
Bab 30: Sirip Monster
31
Bab 31: Senjata Kebangkitan?
32
Bab 32: Menemukan Sungai Lain
33
Bab 33: Memperkuat Jembatan
34
Bab 34: Berniat Membantu
35
Bab 35: Mulai Pertarungan Banteng Merah
36
Bab 36: Banteng Merah Mati
37
Bab 37: Mengubur Jasad Banteng Merah
38
Bab 38: Bermesraan Depan Giya & Nina
39
Bab 39: Berpisah dengan Sejoli
40
Bab 40: Membuat Rumah Pohon Baru
41
Bab 41: Pemusnahan yang Malas
42
Bab 42: Penyerangan Kedua Wanita
43
Bab 43: Tidak Menepati Janji
44
Bab 44: Menguburkan Pasangan Tidak Beruntung
45
Bab 45: Meninggalkan Kedua Makam
46
Bab 46: Kemampuan Defensif Baru
47
Bab 47: Sampai di Rain Settlement
48
Bab 48: Keanehan Terjadi
49
Bab 49: Mengobrol dengan Pak Tole
50
Bab 50: Makan Malam yang Aneh
51
Bab 51: Warga yang Aneh
52
Bab 52: Melawan Pak Tole
53
Bab 53: Muntahan Jorok
54
Bab 54: Monster yang Merepotkan
55
Bab 55: Perubahan Spidgarets.
56
Bab 56: Kebenaran Pak Tole
57
Bab 57: Pak Ghandi Menghilang
58
Bab 58: Peningkatan Kemampuan
59
Bab 59: Perkebunan Wangi
60
Bab 60: Dua Orang Asing
61
Bab 61: Pasangan Mencurigakan
62
Bab 62: Sedikit Curiga
63
Bab 63: Menemukan Pelaku Ayam Hilang
64
Bab 64: Panggilan Minta Tolong
65
Bab 65: Tarian Tombak Hitam
66
Bab 66: Pembersihan
67
Bab 67: Sungai Bersih
68
Bab 68: Bergabung ke Kelompok
69
Bab 69: Kelompok Terbentuk
70
Bab 70: Mode Beast yang Aneh
71
Bab 71: Peningkatan Kekuatan Para Anggota
72
Bab 72: Beaster Badge Tak Diketahui
73
Bab 73: Kelompok Aneh
74
Bab 74: Sampai di Kota
75
Bab 75: Meisya Bijaksana
76
Bab 76: Kelompok Aneh
77
Bab 77: Kabar Baik
78
Bab 78: Membuat Rumah Kayu
79
Bab 79: Memburu Monster Kota Garuda
80
Bab 80, Goatager Dibasmi
81
Bab 81: Bertemu Cenagon
82
Bab 82: Monster Rusa
83
Bab 83: Regenerasi yang Kuat
84
Bab 84: Anak Monster Rusa
85
Bab 85: Membantai Monster Semalaman
86
Bab 86: Keakraban Cenagon
87
Bab 87: Monster Misterius
88
Bab 88: Monster yang Menyedihkan
89
Bab 89: Monster Kelabang Kuat
90
Bab 90: Orang yang Dikenal
91
Bab 91: Anak Buah Kelabang Keluar
92
Bab 92: Identitas Cenagon
93
Bab 93: Pencipta Cenagon Sangat Kuat?
94
Bab 94: Penjual Gelang?
95
Bab 95: Kemampuan yang Tepat
96
Bab 96: Jejak Kaki Monster
97
Bab 97: Anggota Baru
98
Bab 98: Kebangkitan Dua Gadis
99
Bab 99: Mulai Menguji Kemampuan Gadis Remaja
100
Bab 100: Memeriksa Pemukiman
101
Bab 101: Dua Gadis Pemula
102
Bab 102: Pergi ke Kota Komodo
103
Bab 103: Pemimpin Monster Tiap Level
104
Bab 104: Sesuatu yang Aneh
105
Bab 105: Membantai Tanaman Aneh
106
Bab 106: Sosok Mengejutkan
107
Bab 107: Kekecewaan Isander
108
Bab 108: Garuda Comity Melawan Deegiant
109
Bab 109: Biar Aku Saja
110
Bab 110: Isander Melawan Deegiant
111
Bab 111 Akhir Deegiant
112
Bab 112: Permintaan Maaf Sesungguhnya
113
Bab 113: Nama Baru Rusa
114
Bab 114: Kimaya yang Unik dan Misterius
115
Bab 115: Sampai di Kota Komodo
116
Bab 116: Bertemu Aqila dan Temannya
117
Bab 117: Perpisahan dengan Aqila
118
Bab 118: Kebangkitan Elemen Kedua Aqila
119
Bab 119: Aqila yang Beruntung
120
Bab 120: Ikut ke Kelompok Agter
121
Bab 121: Gelombang Kedua Serbuan
122
Bab 122: Pertempuran yang Makin Panjang
123
Bab 123: Debut Awal Isander
124
Bab 124: Mengakhiri Serbuan Monster
125
Bab 125: Serbuan Monster Tambahan
126
Bab 126: Bertemu Kelompok Penguntit
127
Bab 127: Kejadian Tak Terduga
128
Bab 128: Penyerangan Tiba-tiba
129
Bab 129: Datang Tepat Waktu
130
Bab 130: Masuk ke Mode Serius
131
Bab 131: Monster Berevolusi
132
Bab 132: Tangan Raksasa
133
Bab 133: Kembali dan Mengobrol
134
Bab 134: Membantu Pemulihan Kota
135
Bab 135: Tidak Sengaja Mencuri
136
Bab 136: Menemukan Candi Borobudur Rusak
137
Bab 137: Peningkatan Kedua Anak Burung
138
Bab 138: Menemukan Benda Misterius
139
Bab 139: Pengakuan Isander
140
Bab 140: Informasi Goron
141
Bab 141: Peningkatan Semua Anggota
142
Bab 142: Obrolan Santai Cenagon
143
Bab 143: Kejadian yang Menyebalkan
144
Bab 144: Pelaku yang Misterius
145
Bab 145: Aqila Datang
146
Bab 146: Pelaku Sementara
147
Bab 147: Ada Rasa
148
Bab 148: Bimbang Hati
149
Bab 149: Melawan Dua Monster S
150
Bab 150: Tamu Luar Biasa
151
Bab 151: Pertemuan Anggota Komplit
152
Bab 152: Monster C yang Jarang
153
Bab 153: Menebak Monster S
154
Bab 154: Hubungan Isander dan Aqila
155
Bab 155: One Shoot One Kill
156
Bab 156: Rencana Pemulihan
157
Bab 157: Pengukuran Tinju
158
Bab 158: Melanjutkan Perjalan Cilacap
159
Bab 159: Monster Pengisap
160
Bab 160: Melanjutkan ke Monster S lainnya
161
Bab 161: Gorgoter atau Elgoter?
162
Bab 162: Monster Gorgoter Aneh
163
Bab 163: Menghabisi Gorgoter
164
Bab 164: Latihan Melawan Monster S
165
Bab 165: Dua Pilihan
166
Bab 166: Masalah Persimpangan Sosial
167
Bab 167: Kabar Gembira Reza
168
Bab 168: Bukti Monster Baru
169
Bab 169: Minuman Meresahkan
170
Bab 170: Enam Monster Elgoter
171
Bab 171: Supreme Elgoter Begitu
172
Bab 172: Orang Misterius?
173
Bab 173: Pengkhianatan?
174
Bab 174: Giya Pengintip
175
Bab 175: Wanita Memang Tak Terduga
176
Bab 176: Tindakan Mendadak Cenagon
177
Bab 177: Hadiah dari Cenagon
178
Bab 178: Sparing dengan Cenagon
179
Bab 179: Tato Baru
180
Bab 180: Anomali Besar
181
Bab 181: Bertahan Sejenak
182
Bab 182: Bertemu Kei dan Timnya
183
Bab 183: Kedatangan Garuda Comity
184
Bab 184: Diskusi Bersama Kei
185
Bab 185: Pegunungan Purbalingga
186
Bab 186: Kemampuan Baru Tak Terlihat
187
Bab 187: Perekrutan yang Untung
188
Bab 188: Kemampuan Anggota Berevolusi
189
Bab 189: Kemampuan Fusion
190
Bab 190: Ketidaksengajaan
191
Bab 191: Dua Anggota Menjadi Kuat
192
Bab 192: Kebangkitan Kedua Reza
193
Bab 193: Monster S Menghilang
194
Bab 194: Menghabisi Monster S
195
Bab 195: Rencana Salah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!