“Ayah, monsternya banyak yang datang, aku takut~” Meisya memeluk leher Isander dengan kencang dan memejamkan matanya.
“Jangan takut, Ayah akan melindungimu, Sayang,“ Isander berkata sambil matanya mengawasi monster-monster ikan yang makin mendekat.
“Bisakah Ayah mengalahkan monster-monster itu?“
Kepala Meisya terangkat dan ia menatap Isander dengan mata yang berharap.
“Bisa, tenang saja. Tutup matamu dan peluk Ayah dengan erat.“
Melihat tatapan murni Meisya yang disinari cahaya penuh harapan, Isander mengangguk meski ada perasaan tidak yakin dirinya bisa mengalahkan banyak monster sekaligus.
Menghadapi 3 sampai 5 monster, Isander masih percaya diri untuk mengalahkan mereka semua, tetapi jumlah monster yang datang ini lebih dari itu.
Dilihat-lihat oleh Isander, total monster yang sedang merangkak ke arahnya ada 17 monster dengan ukuran yang sama. Monster ini memiliki ukuran panjang lebih dari 3,5 meter dengan tinggi 2 meter. Monster yang bisa dikatakan besar.
Mereka sangat merepotkan, terlebih jika datang dalam jumlah banyak.
Isander akan sulit mengalahkan mereka karena ada faktor yang tidak mendukung, seperti jarak pohon dengannya terlalu jauh dan dirinya yang sedang menggendong Meisya, ia tak bisa bergerak dengan leluasa.
Jikalau dirinya pergi cepat ke area hutan itu tidak akan bisa, Meisya akan terluka jika dirinya bergerak sangat cepat, terlebih monster-monster ini sudah sangat dekat dengannya, tak ada waktu lagi.
Tepat ketika Isander ingin mengambil batu di atas tanah, suara mekanis Sistem yang kaku secara mendadak muncul di telinganya dan memberikan Isander informasi tentang sesuatu.
[Ding! Terdeteksi Bahwa Meisya Memiliki Keinginan! Sistem Memberikan Anda Kemampuan Foot of Earth!]
Sebelum Isander bisa berbicara, sebuah kekuatan asing sekali lagi masuk menjajah tubuhnya dengan cepat, itu mengisi sesuatu di dalam tubuhnya dan menjadikan tubuh Isander makin kuat dari sebelumnya.
Proses integrasi hanya berlangsung dalam 10 detik, selama itu Isander tak merasakan sakit, cuma ada perasan hangat yang nyaman.
Senyum lebar terbentuk di wajah Isander. Sebuah kemampuan baru akhirnya muncul lagi.
Dari namanya saja, Isander sudah tahu kekuatan apa yang didapatkannya, itu berhubungan dengan kaki dan tanah.
Isander bisa merasakan perasaan yang akrab antara kedua kakinya dengan tanah yang dipijak, seakan-akan Isander bisa menggerakkan tanah ini untuk melakukan sesuatu.
Chuaakks!
Berikutnya, tiba-tiba sesosok monster ikan melompat dari arah kiri tubuhnya.
Mengetahui ini lebih dahulu, Isander menghindar dengan cepat melangkah melompat ke samping kanan yang mengarah ke hutan.
Isander bisa melihat bahwa hanya ada satu monster yang berhasil sampai mendekati dirinya.
Tanpa banyak berpikir lagi, ia mencoba untuk menggunakan kemampuan barunya.
Kaki kanan Isander dengan kuat menginjak tanah di depannya sehingga tanah yang diinjak muncul retakan.
Berikutnya, retakan tersebut merembet ke arah di mana monster yang menyerangnya berdiri.
Retakan tersebut sangat cepat bergerak hingga kurang dari 5 detik retakan yang merebak mencapai depan monster tersebut.
Bang!
Sebuah bongkahan tanah yang tajam secara tiba-tiba muncul dari bawah tanah dan menusuk bawah perut monster ikan sampai menembus ke tubuh bagian atas.
Darah hitam muncrat ke bawah dan membasahi tanah tempat monster satu ini tertusuk kejam.
Senyuman puas ditampilkan oleh Isander saat ini. Kemampuan ini sangat hebat dan praktis. Ia tidak perlu takut lagi menghadapi monster, di sekelilingnya terdapat tanah yang bisa ia gunakan sebagai senjata.
Alih-alih takut melihat temannya tertusuk bongkahan tanah keras yang runcing. Monster-monster ini makin cepat merangkak menuju Isander dan Meisya.
Kedua kelompok monster ini bergabung dan mereka masih merangkak cepat ke arah Isander bersama-sama.
Isander tidak khawatir dengan ini, kemudian ia menghentakkan kakinya dua kali ke tanah yang ada di depannya.
Sebuah reaksi yang sama terjadi pada permukaan tanah, terdapat retakan yang menjalar begitu cepat beriringan dengan suara retakan tanah yang nyaring.
Dikarenakan monster ikan ini bodoh, bukannya menghindar, monster ini masih dengan percaya diri merangkak lurus ke Isander dengan mata merah yang membidik sosok Isander.
Selanjutnya, muncul 2 bongkah tanah yang runcing dan besar dari dalam tanah, bongkahan tanah ini mencuat ke kiri dan ke kanan sehingga berhasil menusuk 4 monster sekaligus. Dari 4 monster tersebut ada 2 monsternya yang mati dan 2 monster yang terluka berat hingga tak bisa merangkak.
Isander makin puas dengan kemampuan elemen tanahnya.
Dengan perasaan yang senang, ia menghentakkan kaki kanan dan kirinya berkali-kali.
Di detik berikutnya, sebuah retakan yang lebih besar merambat ke arah monster-monster yang masih bisa merangkak dan mendekati Isander. Masih ada 12 monster yang merangkak, mereka semua tidak takut dengan retakan besar yang bergerak sangat cepat ke arah mereka.
Sesuai dengan bayangan dan dugaannya, sebuah bongkahan tanah yang memiliki bentuk duri runcing berjumlah 15 buah yang mencuat ke atas dan menusuk semua monster-monster yang tersisa sampai mati.
Teriakan keras dari monster-monster ini sempat keluar, tetapi itu hanya 2 detik sebelum akhirnya mereka semua benar-benar mati.
Setelah melihat semua monster tidak bergerak dan berbaring di tas tanah. Isander menatap kedua kakinya yang terpasang sendal kayu. Kali ini, ia memiliki kemampuan yang bisa digunakan melalui kedua kaki ini, ia tak perlu repot menggunakan kekuatan tangan untuk bergerak dan mengaktifkan kemampuannya.
“Sangat keren, aku sangat menyukai kemampuan ini,” gumam Isander di dalam hatinya.
Semua bongkahan tanah yang keluar dari dalam permukaan tanah dan memiliki berbentuk duri besar dengan panjang lebih dari 2 meter langsung runtuh dan kembali menjadi tanah setelah 30 detik lamanya muncul di atas permukaan tanah.
Isander merasa bahwa kemampuan ini masih digunakan yang lain selain memunculkan bongkahan tanah berbentuk duri dari dalam tanah.
Namun, Isander masih baru menggunakan kemampuan ini, masih perlu dilatih lagi untuk makin mahir dan ulung dalam memanfaatkan kemampuan.
Setelah memastikan para monster tersebut mati dan takkan hidup lagi, Isander mulai berjalan dengan langkah kaki yang dicepatkan meninggalkan bangkai monster ikan yang makin lama makin bau.
Masih di tepi sungai, Isander telah menyuruh Meisya membuka matanya karena dirinya berhasil mengalahkan semua monster.
Mengetahui kabar ini, Meisya terkejut dan ia memuji Isander untuk sekian kalinya.
Isander menanggapinya dengan senyuman dan belaian tangan penuh kasih sayang pada rambut Meisya.
Kaki Isander terasa lebih kuat setelah mendapatkan kemampuan yang baru. Makin lama ia menginjak tanah, makin kuat pula kakinya. Terasa seperti energi yang digunakan untuk berjalan langsung terisi lagi dan perasaan lelah pada kakinya menghilang begitu saja, bagaikan hantu di rumah kosong.
Di tepi sungai ini, Isander masih terus berjalan dari angit yang awalnya cerah sampai meredup ingin malam.
Isander belum menemukan apa-apa di sungai besar ini dan hanya ada pepohonan kecil yang tumbuh di sekitar tepi sungai.
Ia harus mencari tempat untuk Meisya dan dirinya beristirahat.
“Ayah, apa itu di depan sana?“ Meisya yang sedang mengobrol dengannya tiba-tiba berseru sambil menunjuk ke suatu arah di depan.
Mata Isander dengan cepat mengikuti arah jari Meisya untuk melihat sesuatu yang ditunjuk oleh Meisya.
Begitu Isander melihat ke depan, ia menemukan sesuatu yang tergeletak di atas tanah dekat tepi sungai.
Dengan penglihatan yang ditingkatkan, Isander bisa melihat dengan jelas sesuatu yang ada di depan.
Manik mata Isander melebar dan ia memandang sesuatu tersebut dengan wajah yang tercengang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
ANONIM
👍👍😃
2023-10-19
3
Lari Ada Wibu
🗿
2023-07-18
2
Taaku
sip
2023-05-25
1