Jalan raya dikota Surabaya siang itu menjadi padat dan mulai macet, bermacam kendaraan memenuhi ruas jalan. Hilir mudik sibuk dengan urusannya masing masing.
Didalam kendaraan, berbagai macam obrolan disampaikan pak Rudi, Dario yang duduk dikursi penumpang hanya sekali sekali menganggukan kepala atau menjawab singkat singkat saja. Pikirannya ia pusatkan kepada apa yang ada disekitar Jalan. Matanya melirik dan memandang tajam kekiri dan kanan.
Setelah satu jam bergelut dengan kemacetan Jalan ahirnya mereka tiba disebuah rumah makan ala Sunda yang ternyata kegemaran Pak Rudi.
"Ayo masuk pa Dario, kita singgah dulu isi perut yang kosong ini" ucap Pak Rudi sambil melepaskan senyum. Dario tau dan bisa merasakan dibalik senyuman yang ramah itu ada sesuatu rencana keji yang sedang diperagakan Pak Rudi.
Pada saat yang bersamaan, Ratna sudah meluncur kearah kediaman Nani. Dikantong dalam jaketnya terselip sebuah pisau belati yang ditengah bilahnya tertulis 'My lord Karatzi'
Iapun terjebak kemacetan kota Surabaya, dengan piawai ia menerobos kemacetan dengan mengambil Jalan Jalan tikus.
Tidak lama iapun sampai didepan rumah kontrakan Nani. diparkiran mobil ia melihat kendaraan Nani sudah terparkir rapi dekat pagar rumah.
Tanpa memakai payung penutup hujan ia berlari kecil dan langsung membuka pintu gerbang depan. Perlahan lahan tanpa mengeluarkan suara Ratna berjalan disamping rumah menuju kearah pintu dapur dibelakang rumah.
Pisau belati ia cabut dari sarungnya dan membuka pintu dapur yang tidak tertutup.
Dari arah dapur ia bisa mendengar dikamar tidur suara ******* dan teriakan manja dari Nani, Ratna terus berjalan, hal yang sama terjadi dikamar tidur depan, suara rintihan Tania bercampur dengan ******* suara laki laki saling berpacu dalam irama yang gila.
Ratna melepaskan seoatunya dan berjingkat jingkat kembali kearah kamar Nani.
Pelan pelan ia membuka pintu kamar dan masuk, kehadirannya tidak diketahui sama sekali.
Tiba tiba, ketika telah dekat ia mengangkat tangannya keatas. Tanpa sengaja secara refleks Darius menoleh kebelakang.
Matanya terbelalak, Namun laki laki muda itu terlambat mengelak apalagi posisinya dalam keadaan begitu.
Pisau itu menghujam kencang dan menembus punggung atas tubuh Darius tembus sampai merobek jantungnya. Darah muncrat kemana mana.
Aaaaa!! Teriak Darius keras dibarengi juga dengan teriakan kaget Nani.
Suara suara itu terdengar dikamar sebelah oleh Tania dan Lukman.
"Hmm..mereka ******* duluan!" teriak Lukman sambil tertawa. Tania juga ikut tersenyum tapi didalam hatinya bingung, apa yang sebetulnya sedang terjadi?
Ratna meletakkan satu telunjuk dimulutnya, Nani yang terkejut melihat kejadian tidak terduga langsung mendorong kesamping tubuh Darius yang sedang sekarat.
Setelah tikaman pertama kembali Ratna menghujamkan satu tusukan keras keleher Darius. Disitulah nyawa Darius melayang.
"Cepat pakai bajumu!" bisik Ratna kepada Nani.
Tanpa pikir panjang Nani mengambil sebuah handuk dan membersihkan percikan darah didadanya. Ia lompat dari tempat tidur dan langsung mengenakan pakaian.
"Ibu kenapa ada disini??" bisik Nani.
"Kita harus bergerak cepat! Ayo kita kekamar sebelah"
Dua wanita itu bergerak pelan pelan kekamar sebelah.
"Ketika pintu,bilang mau bicara sebentar" bisik Ratna.
Nani menganggukan kepala dan mengetuk pintu kamar.
Tania dan Lukman yang sedang bergumul kaget mendengar ketikan pintu. Mereka saling memandang.
"Tania, aku perlu sesuatu bisa Buka pintu Ga?" ucap Nani diluar.
"Hmm..apa ya? Ganggu aja hihihi" jawab Tania.
Ia mendorong tubuh Lukman dan mengambil handuk menutup tubuhnya dan berjalan santai kearah pintu.
Lukman tersenyum dan tidur telentang diatas tempat tidur, tidak disangka ia langsung dapat tante yang super seksi dan hot.
Ketika pintu kamar terbuka, Mata Tania terbelalak melihat adanya sosok Ratna yang berdiri sambil memegang sebuah pisau belati panjang berlumuran darah kental.
Tanpa pikir panjang Ratna masuk dan berlari kearah tempat tidur. Ia loncat keatas tempat tidur sambil menghunus pisau tajamnya.
Alangkah kagetnya Lukman mendengar orang berlari.
"Hei siapa kamu??!" teriaknya kaget, tapi posisinya sedang tidak dalam keadaan siap.
Ratna mengamuk dan menghujamkan pisaunya keperut dan dada. Darah muncrat kemana mana.
"Aaaaa!!!" Lukman teriak histeris, ia mencoba menangis dengan kedua tangannya tapi justru tangannya tergores cukup dalam.
Nani memegangi kedua kaki Lukman dan Tania memegang tangan kanan Lukman. Ratna menghujamkan berkali Kali ketubuh Lukman, ditusukan ketujuh Lukman ambruk meregang nyawa. Kedua matanya melotot ia meninggal secara mengenaskan.
Nafas Ratna terengah engah, ia turun dari tempat tidur.
"Bungkus dia dengan kain sprei, aku akan call Suginan kesini sekarang..setelah itu kamu dan Nani bungkus korban satu lagi" ucap Ratna tenang sambil membersihkan pisau belati panjangnya dikasur.
Baru saja Pak Rudi selesai memesan makanan,tiba tiba seorang laki laki melewati meja mereka.
"Eh ko ada disini? Ayo ikut makan sama kita!" ucap pak Rudi.
"Lha ko ketemu disini Pak? Kebetulan Saya juga mau ketemu sama bapak" ucap laki laki itu dan langsung ambil Kursi disamping Dario.
"Oh maaf,kenalkan ini reserse Dario dari Jakarta, kebetulan sedang ada misi disini"
"Selamat siang, Saya Suginan Pak dari Polda" ucap laki laki itu yang ternyata Suginan anak buah Ratna.
Setelah beberapa saat,Dario Minta ijin ketoilet.
"Pak Narto, saya sudah diapit 2 orang..setelah makan Saya yakin mereka akan bawa saya ke TKP dan melakukan aksi mereka" ucap Dario menghubungi pak Narto.
"Siap! Kami stand bye pak"
Dario kemudian memeriska pistolnya memastikan jumlah peluru, kemudian beranjak keluar toilet kemeja makan.
Beberapa saat sebelumnya, Pak Rudi memberikan instruksi lagi kepada Suginan.
"Kita akan kelokasi, setelah didalam gedung kamu eksekusi dari belakang" bisik pak Rudi.
"Siap laksanakan!" jawab Suginan.
Hujan sudah mulai reda, meninggalkan genangan air dimana mana. Namun lumayan untuk udara Kota Surabaya yang umumnya panas kini menjadi agak sejuk.
Ditengah jalan kembali berbagai macam kendaraan memadati ruas ruas jalan,mencoba menerobos kemacetan agar mereka bisa pulang dan menjumpai keluargayang telahmenunggu dirumah.
Dari sekian banyak kendaraan sebuah van hyunday putih melaju dengan tenang. Didalamnya Suginan sebagai driver disampingnya ada Ratna. 2 bungkus putih besar membentuk panjang terbungkus rapih tergeletak diruang belakang. Itulah jasad Lukman dan Darius, mereka telah mati sia sia setelah melakukan dosa besar dan mereka mati terbunuh dengan kejinya.
"Kita langsung kerumah?" Tanya Suginan.
"Langsung saja, kita akan adakan persembahan malam ini" jawab Ratna tenang.
Suginan menoleh kekaca spion, dibelakang vannya mobil Nani dan Tania mengikuti dari belakang.
"Untung kita masih punya 2 cewe itu, tapi kita musti rekrut beberapa pengawal lagi buk"
"Ada, setelah ini akan ada 5 anggota baru. 2 dari mereka adalah anak lepasan sekolah akuntansi yang ingin cepat kaya, dan 3 lagi dari kepolisian yang ingin kengabdi sepenuhnya kepada lord Karatzi"
"Bagus!" ujar Suginan.
"Setelah persembahan kamu akan latih mereka secara intensip"
"Siap buk, Nanti malam ada pesta buk?"
"Ada dong, malam ini kamu bebas memilih Tania atau Nani"
Suginan tersenyum sumringah...
...∆∆∆∆∆...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments