Rumah menyeramkan.

Dengan menunduk Dario berjalan kearah rumah bernomor 12. Rumah itu cukup besar, mungkin luasnya 300 sampai 400 meter persegi dan Ada 2 tingkat. Namun keadaannya agak gelap, hanya 2 buah lampu hias di 2 buah tiang depan pintu masuk.

Dario mendekat sebuah pohon besar disebrang rumah, disana ia berdiri memperhatikan Jalan sekitar rumah itu. Memang sepi sekali disini, cocok untuk menyembunyikan sesuatu didalam rumah, apalagi jarak antara satu rumah dan lainnya cukup jauh.

Tiba tiba ia dikagetkan oleh sebuah bisikan yang terdengar ditelinganya.

"Dario..ini aku"

Dario hampir loncat saking kagetnya, masalahnya saat itu disana sangat hening.

"Aduuh kamu ngagetkan aku..Nuri? itulah kamu?"

"Iya..maaf aku membuatmu kaget"

"Lho ko kamu ada disini?"

"Aku mengikutimu..Kita harus bisa masuk kerumah itu..aku yakin para korban ada didalam"

"Ya..tapi bagaimana mau masuk? Semua pintunya terkunci..eh, tunggu itu ada mobil mendekat kedepan rumah"

Dario beringsut kebelakang pohon menginyio dari sana. Memang betul, sebuah kendaraan memasuki gerbang yang terbuka secara otomatis.

Dario kaget ketika tidak lama kemudian sebuah kendaraan lainnya mengikuti dari belakang dan ikut masuk.

"Dario..kamu kearah warung yang tutup itu,cepat Dario!"

"Maksudnya?"

"Kamu masuk kedalam warung tidurlah disebuah bangku panjang yang ada didalam warung, lakukan hipnotism seperti dulu dan masuk kedalam..tidak ada yang bisa melihat, aku akan hadir bersamamu"

Dario baru ingat bahwa ia bisa melakukan itu. Ia langsung berlari kearah warung. Ia melihat kedalam warung, rupanya pintu gedek penutupnya tidak tertutup rapat. Dengan sekali dorong pintu gedek itu terbuka, ia masuk kedalam dengan posisi tubuh miring.

Seekor kucing liar yang sedang berteduh didalam warung dibawah meja kayu memperhatikan kelakuan Dario, tapi ia cuek saja dan meneruskan tidurnya.

Dario merebahkan dirinya diatas bangku kayu, memejamkan kedua matanya dan mengosongkan pikirannya. Dalam hitungan ke 3 ia telah berhasil keluar dari tubuhnya.

"Hei Nuri..apa kabar?" ucap Dario melihat Nuri yang sudah berdiri didepannya.

"Ayok Dario, kita harus bergerak cepat!" ucap Nuri, ia menarik tangan kanan Dario keluar dari warung itu.

Keduanya berlari menyebrangi Jalan yang basah.

"Ayok kita loncat"

"Hehe..bagaimana bisa loncat?"

"Dario..kamu sedang berada dialam halus, ayok ikuti aku..Huup" Tiba tiba Nuri lompat dan melayang keatas tembok pagar yang tinggi itu.

Dario mengikuti Nuri lompat dengan mudahnya keatas tembok dan mendarat seperti kapas.

"Dario..apa yang kita lakukan tidak Ada yang bisa melihat, kamu ikuti aku ya..oya kita bebas bicara mereka tidak bisa mendengar percakapan kita"

"Oke" Meskipun agak bingung Dario hanya mengikuti arahan Nuri.

Mereka melihat dari mobil yang pertama datang, keluar 4 orang laki laki. Mereka menggotong 2 karung besar masuk kedalam rumah, Dario kaget melihat 2 karung itu bergerak gerak.

"Apa yang ada didalamnya?" Tanya Dario.

"Itu para korban yang baru mereka tangkap!" jawab Nuri.

Dari mobil sedan dibelakang keluar 2 wanita muda. Dibawah hujan mereka lari lari kecil masuk kedalam rumah.

"Ayok..kita ikuti mereka!"

...~...

"Bawa kelantai bawah! Tempatkan bersama yang lain!" Perintah seorang laki laki bertubuh tegap.

Dario memperhatikan wajah orang itu, kalau melihat perawakannya mirip seorang tentara atau polisi.

3 orang laki laki pembantu langsung membuka ikatan di karung besar dan mengeluarkan apa yang ada didalamnya. Dario terkejut ternyata 2 orang laki laki muda tanpa pakaian dengan tangan terikat dan mulut mulut mereka tertutup lakban.

"Betul apa kataku!" teriak Nuri sambil memegangang tangan Dario.

"Ya Tuhanku!" teriak Dario kaget.

Ke 2 orang yang terikat tangan tangan mereka terlihat ketakutan, tubuh mereka menggigil gemetar. Wajah mereka kebingungan dan terbelalak ketika melihat adanya 2 sosok wanita yang telah merangkap mereka.

"Bawa mereka kebawah hahaha!" teriak orang laki laki tegap yang rupanya menjadi kepala grup.

Ke 2 tawanan itu didorong menuju kesebuah tangga yang turun kebawah.

"Kita ikuti" ucap Nuri.

Tanpa mereka sadari Dario dan Nuri mengikuti dibelakang mereka menuruni tangga. Dario dan Nuri kaget melihat dibawah Sana sudah ada 2 laki laki lainnya yang terikat tangan mereka ketembok.

3 orang itu mendorong 2 tawanan hingga keduanya terjerembab kelantai.

"Jangan berisik kalian! Diam disini!" ucap salah satunya dan membuka tali ikatan tangan namun menyisakan satu tangan terikat yang diikatkan kesebuah paku ditembok.

"Lepaskan aku! Bangsat kalian!!" teriak Sandi.

Tiba tiba seorang laki laki menendang perut Sandi dan juga memukuli wajahnya 2 Kali hingga darah muncrat dari hidung Sandi.

Sandi terduduk kesakitan.

"Jangan macem macem! Kubunuh kau!!"

Dario marah dan geram melihat kelakuan orang orang itu, tapi ia tidak bisa apa apa.

"Nuri, secepatnya aku akan kesini membebaskan mereka! Kurang ajar! Aku akan tangkap orang orang biadap ini..Kamu kenal mereka?"

"Sipemimpin yang laki laki itu bernama Suginan, dia anggota polisi, kalau lainnya aku tidak kenal. Suginan inilah yang membantu membunuh orang tuaku"

"Anggota polisi?! Wah gawat!"

"Dario Nanti kalau mereka sudah pergi kamu bisa membisikkan sesuatu ketelinga mereka, bilang bantuan akan datang"

"Oh Bagus!"

Namun baru saja Nuri selesai bicara, tiba tiba pandangannya kearah tangga atas.

"Ada apa Nuri?" Tanya Dario.

Tiba tiba Nuri menarik tangan Dario dan ia mengajaknya keluar dari rumah itu.

"Ada apa Nuri?" Tanya Dario sambil terus mengikuti lari Nuri.

Dia tidak menjawab tapi jelas dari raut wajahnya ada sesuatu yang membuat ia ketakutan.

"Kita loncat dan bersembunyi didepan rumah cepat!"

Keduanya loncat tembok pager dan menyebrangi Jalan, ahirnya Nuri membawa Dario bersembunyi dibelakang sebuah pohon sambil matanya memperhatikan rumah dari kejauhan.

"Dario..jangan tampakkan dirimu, liat! Liat kearah rumah sana!" ucap Nuri sambil menunjuk kearah atas, kegenteng rumah.

Dario memperhatikan ada semacam gumpalan asap hitam menutup atap rumah. Ia terkejut melihat gumpalan itu berubah menjadi wujud seorang laki laki besar.

"Itu adalah anak buah setan iblis!" bisik Nuri.

"Hah?! Anak buah setan iblis??"

"Ya..aku ingat dulu, dia pernah turun memeriksa keadaan kami sebagai korban untuk dilaporan kepada majikannya"

"Siapa majikannya??"

"Setan iblis itu sendiri! Coba perhatikan pergerakannya, ati ati jangan sampai dia liat kamu!"

Dario melihat sosok besar itu jongkok diatas genteng rumah, tubuhnya hitam pekat. Gumpalan asap terlihat mengelilingi tubuhnya. Ia melihat kekanan dan kekiri seakan sedang memeriksa keadaan. Dibelakang tubuhnya terlihat semacam sayap yang kalau direntangkan panjangnya hampir sama dengan panjang atap rumah besar itu.

Nuri menarik Dario merapat kepohon, Kali ini Dario begitu rapat berdempetan dengan Nuri.

"Jangan bicara apa apa, dia sedang memeriksa keadaan!" bisiknya.

Setelah beberapa saat, Nuri melongokkan wajahnya mengintip keluar.

"Bisa kamu bayangkan itu baru anak buahnya! Tapi kita harus bisa menyelamatkan mereka sebelum mereka terbunuh!" kata Nuri.

"Dimana sosok itu sekarang?"

"Dia sudah turun dan sedang memeriksa kebawah"

Tubuh Dario bergetar, masalah ini harus ada penanganan khusus, ia tidak Mamou sendirian. Selang kriminal ini juga menyangkut dunia lain"

...∆∆∆∆∆...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!