Penyerbuan telah berlangsung.

Sore hari menjelang magrib suasana kota Surabaya bertambah ramai, Baik yang belanja makanan atau hanya keliling kota dengan kendaraan, mereka tidak menghiraukan hujan rintik rintik yang mulai turun.

Asmoro memarkir kendaraan tidak jauh dari pintu gerbang perumahan Griya Dharmo Raya. Sengaja ia parkirkan dekat sebuah jalan kecil agar tidak terpantau orang. Dibawah rintik hujan dengan berjalan kaki ia memasuki pintu gerbang komplek dan menuju kerumah no.12.

"Kamu dimana?"

"Saat ini berjalan menuju rumah, 2 menit lagi sampai buk" jawab Asmoro.

"Bagus, kita sedang menunggu Tania dan Nani"

Asmoro mempercepat langkahnya, hujan yang tadinya rintik rintik sekarang turun deras.

...~...

Pada saat yang sama Dario dan timnya mendapat kabar bahwa tim khusus dari Kediri sebentar lagi sampai.

"Selamat sore Pak Dario, kami tim Melati dalam 5 menit sudah sampai, mohon tunggu"

"Siap" jawab Dario.

Bertepatan dengan itu sebuah bisikan masuk ketelinga Dario.

"Dario, aku saat ini berada didepan rumah..Ada beberapa orang yang masuk kedalam"

"Apa ada sosok wanita pemimpin?"

"Saya belum liat, masih berapa lama lagi?"

"Oke sebentar lagi"

Pak Narto dan Ridwan memperhatikan Dario yang sedang berbicara sendiri.

"Dengan siapa berbicara pak?" Tanya Ridwan.

"Sosok pembantu kita,Nuri"

Ridwan menganggukan kepala, ia kagum melihat Dario yang sanggup berkomunikasi dengan mahluk halus, padahal Dario bukan seorang spiritualis tapi ia mampu menembus sekat sekat alam lain.

Selang 5 menit sebuah mobil Daihatsu Xenia mendekat, seorang priya turun dan mengetuk jendela.

"Sore pak! Kami hadir" ucap laki laki itu sambil menutup kepalanya yang basah oleh guyuran air hujan.

"Oke, ikuti kami sekarang!"

Laki laki itu berlari masuk kemobilnya dan kendaraan Dario beranjak pelan meninggalkan pom bensin.

...~...

"Saya dan Pak Bira kepala tim akan turun langsung menggedor pintu, 2 anggota kami tetap dimobil memonitor dari luar. Kalian masuk kesamping rumah dan bersiap dipintu belakang. Jangan ada dari mereka yang bisa melarikan diri"

"Siap!"

Suasana agak menjadi tegang ketika 2 kendaraan mulai memasuki gerbang sekuriti, khususnya Dario. Ia tau kali ini bukan sembarangan, mereka sedang akan berhadapan dengan kelompok berbahaya. Lebih berbahaya Daripada kelompok Johanes gembong narkotika di daerah Manggarai yang diringkus tahun lalu.

"Kita parkir disini, Pak Narto coba tolong cek keadaan didalam rumah apakah ada X faktor disana"

"Sudah pak Saya sudah monitor dari semenjak masuk gerbang tadi, Saya tidak merasakan adanya hal negatip"

"Baik..kalian berdua monitor disini, kalau ada apa apa komunikasi dengan Nuri agar Nuri bisa komunikasi dengan saya"

"Siap..siap"

"Ayok kita turun" perintah Dario kepada pak Bira.

Dari mobil Xenia turun juga Tim Kediri, Sumanjono, Bakir dan Patriot. Dario lebih dulu menyebrangi Jalan dan berdiri didepan pintu gerbang rumah yang terbuat dari besi itu.

Ia menatap dan memperhatikan pintu gerbang yang tertutup rapat.

"Kita panjat saja dari samping tembok" bisik Dario kepada pak Bira.

Ke 5 anggota tim mengikuti langkah Dario kearah samping rumah, diantara 2 rumah ada sebuah area kecil cukup untuk 1 orang.

...~...

"Call bu Ratna sekarang, bilang jangan kerumah ada beberapa orang mencoba masuk"

"Oh baik, bagaimana dengan saya?"

"Bilang pak Suginan, bersiap siap kalau perlu bunuh mereka, kamu kawal Pak Suginan!"

"Oh Baik pak!"

"Cek CCTV periksa daerah pekarangan! Tapi call bu Ratna sekarang!"

"Siap!"

Asmoro berjalan cepat kearah kamar CCTV sambil merogoh sakunya menarik ponsel dan mengontak but Ratna.

"Halo buk! Asmoro disini"

"Oh ya, Saya baru mau berangkat..Ada apa?"

"Batalkan kesini buk! Saya dapat info Ada beberapa orang ingin menyerang kita!"

"Oh ya? Mana pak Suginan?"

"Ada diruang bawah, saya mau info kebeliau sekarang"

"Kamu cek CCTV dan perintahkan semua bersiap..Semuanya keteras,tinggalkan tawanan dibawah!"

"Siap ibuk"

Mereka tidak sadar bahwa Dario dan groupnya sudah berhasil memanjat dan turun ketaman depan rumah. Langsung mereka berpencar, Dario dan pak Bira berlari kecil kearah pintu depan rumah dan lainnya berjalan disamping rumah dan langsung kearah belakang.

Dario menoleh kearah 2 kamera CCTV pas diatas plafon teras.

"Pak Bira, siapkan pistolmu..kemungkunan mereka sudah melihat kita" ujar Dario.

Asmoro baru saja duduk dikursi menghadap kelayar monitor, ia melotot melihat Dario dan seorang laki laki sudah berada dipintu depan.

"Pak Suginan! Ada penyusup didepan pintu!" teriak Dario kepada pak Suginan yang baru saja masuk keruangan CCTV.

Suginan langsung mengontak 2 anak buahnya untuk langsung membunuh para penyusup.

Bakirlah yang pertama melihat pergerakan misterius dari arah tangga bawah. Terlihat dari balik kaca dapur 2 orang mengendap endap dengan pistol ditangan bergerak petlahan kearah pintu masuk.

"Pak! Ada 2 orang dengan pistol menuju kearah pintu depan!" bisik Bakir ditelepon.

Dario mendengar peringatan itu langsung mengajak Bira mundur dan bersembunyi dibalik tanyakan tinggi disamping rumah.

Sementara itu Sumanjono berusaha membuka kunci pintu dapur dengan kunci khusus.

...~...

"Sst Imam"

"Ya Toni kenapa?"

"Liat tidak apa yang terjadi?"

"Ya..ko aneh ya, mereka semua seperti terburu Nuri kearah atas..Ada apa ya?"

"Apakah ini hari terahir kita kawan?" Tanya Imam, ia mendekat kearah temannya dan mereka saling merangkul.

"Mam, maafkan diriku apabila ada kesalahan kesalahan sebelumnya ya..mungkin ini hari terahir kita"

Bambang yang mendengar percakapan 2 tawanan itu juga langsung mendekat kearah Sandi. Mereka saling bertatapan muka.

"Sandi, apapun yang akan terjadi kepada kita..aku bangga telah mempunyai seorang sahabat yang keren seperti kamu, maafkan segala kesalahanku ya"

Sandi tidak bisa berkata apa apa..ia hanya bisa memeluk tubuh sahabatnya dan menangis.

Ke empat tawanan kemudian kembali keposisi masing masing, mereka merenungi nasip mereka yang sebentar lagi akan mati.

Namun mereka tidak sadar,.sebenarnya kepergian Suginan dan anak buahnya keatas sebetulnya karena adanya penyusup yang masuk kerumah.

...~...

"Pak!"

Pak Narto yang sedang berkonsentrasi memantau keadaan rumah tiba tiba terusik, bukan karena panggilan Ridwan tapi ia telah melihat adanya sesuatu yang bergerak cepat kearah atas atap rumah.

"Telepon Pak Dario, katakan mundur secepatnya. Ada sesuatu berbahaya datang!" ucap Narto.

Tanpa pikir panjang Ridwan mengangkat selpon dan mengontak Dario.

"Ya ada apa?" Dario berbisik diteleponnya.

"Pak bahaya! Mundur pak! Balik kemobil ada bahaya!" teriak Ridwan.

"Tidak bisa! Sudah telat! Tim Melati sudah kearah belakang!"

Tiba tiba semua lampu dimatikan dari dalam dan seketika itu juga pintu depan rumah terbuka, 2 orang keluar sambil mengacungkan pistol mereka.

Dalam hitungan detik tiba tiba udara disekitar rumah itu menjadi pekat, Bau amis menyerbak dimana mana.

Dario menoleh kearah pak Bira, matanya terbuka lebar.

"Pak Bira, ada mahluk setan datang! Dia akan turun dari atas" bisik Dario.

"Siapa disana!!" Salah satu dari 2 orang itu berteriak sambil terus mengacungkan pistolnya kedepan.

"Pak! Ayok kita turun bantu mereka!" teriak Ridwan.

Narto turun sambil mengikatkan kain sarung dipinggangnya. Ia sempat melihat sebuah bola api berukuran sangat besar turun dari kegelapan malam keatas atap rumah.

"Ridwan kita panjat temboknya!"

Dengan gesit Narto dan Ridwan memanjat tembok dan turun kerumput dibawah Sana.

...∆∆∆∆∆...

Terpopuler

Comments

Anita Sari

Anita Sari

bagus cerita ya

2024-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!