2 korban baru

"Pak Dario, kita harus sembunyikan ke 4 korban ini. Biarkan mereka tinggal ditempat hotel kita. Kita akan sewa satu kamar lagi untuk mereka" ucap Pak Bira.

"Ya sebaiknya begitu" jawab Dario.

Tiba tiba pak Narto dan Ridwan mendekat dan menceritakan hal pembicaraan dengan Nuri.

Ke 4 orang itu duduk disofa panjang depan kamar dokter yang sedang melakukan operasi kepada Salah satu anggota yang tertembak.

"Apa langkah bapak setelah mendengar ini"

"Kita akan ikuti saja kemauan mereka, Kalian akan mengikuti kemana aku akan dibawa. Nah, apabila ada apa apa dengan diriku, aku akan tekan tanda titik 3 Kali melalui pesan WhatsApp diponsel. Setelah itu langsung mepet kendaraan dan menangkap orang yang akan membawamu pergi"

"Biak siap pak! Hanya saya masih kebingungan siapakah sebenarnya oknum oknum yang bertanggung jawab"

"Maksudmu..siapa saja oknum dari kepolisian?Kita akan liat nanti..sepertinya kita sudah mendekati target" jawab Dario tenang.

Dario berjalan mendekati Imam yang sedang duduk termenung. Kemudian laki laki tegap itu duduk disamping Imam, satu tangannya keatas melingkar dibahu Imam dan mengusap usap.

"Tenang ya, jangan takut kalian sekarang sudah dibawah tanggung jawab polisi" ucap Dario sambil tersenyum.

Imam menundukkan kepalanya, meskipun ia bersukur kepada Tuhan nyawanya masih ditolong tapi sebetulnya dalam hatinya ia masih trauma memikirkan apa jadinya apabila para polisi itu tidak datang...

"Kalian semua, akan tinggal bersama kami dihotel sampai masa gawat lewat paling tidak sampai kita bisa menangkap orang orang itu. Jangan Ada yang mengontak keorang tua atau siapapun, Saya ingin agar mereka tidak mencium keberadaan kalian" ucap Dario sambil berdiri memandang satu persatu korban yang terselamatkan.

Seperti Imam, semuanya hanya menunduk pasrah.

...~...

Hari masih pagi sekitar jam 9 tapi Nani dan Tania sudah pergi mengitari kota mencari mangsa yang akan ia terkam.

"Gue heran..ko bisa pada lolos?" Tanya Nani.

"Nah apa lagi gue, kita tau dong siapa Pak Suginan..dia dari kepolisian juga terus mas Asmoro kan reserse dibagain Bareskrim, kenapa sampai gini jadinya?"

"Berarti polisi yang menyerang kita bukan polisi Surabaya. Kita kemana lagi ini?"

"Oke kita ke Tunjungan Mall disana banyak anak SMA yang mangkal cari cewek"

"Busyet anak bau kencur!"

"Abis mau gimana lagi? Kita harus mendapatkan persembahan diahir minggu ini"

"Okelah" ucap Nani sambil menyemprotkan minyak wangi keleher.

Tunjungan Mall memang tempat yang asyik buat anak muda nongkrong, selain tempat anak cewek SMA ngumpul, sering juga beberapa cewek nakal yang siap kencan dengan siapa saja.

Setelah mobil diparkir dilantai bawah, Tania dan Nani berjalan kearah lift menuju lantai 2 dimana ada sebuah cafe disamping gedung bioskop.

Benar saja, siang itu sudah ngumpul sekitar sepuluh anak muda baik cowok Maupin vewek.

Tania dan Nani kali ini mengenakan celana panjang yang ketat, sengaja mereka pakai yang ketat agar terlihat garis ****** ***** dibagain belakang menjiplak dengan jelas.

"Eh gila! eh, Dar! Tante Dar!" ucap seorang cowok kepada temannya Darius.

"Weis mantap! Luk, kalau mereka sudah duduk berani ga elo samperin?" Ucap Darius ketemannya Lukman.

"Siapa takut? Hehe..ini sih jangan sampe kelewat!" jawab Lukman semangat, sambil menoleh kearah dinding kaca dibelakang tempat duduk untuk membetulkan bajunya yang bergaya kebesaran, gaya anak muda sekarang.

Dengan langkah mantap Lukman berjalan mendekati meja dimana Tania dan Nani berada.

Tanpa malu ia langsung berbicara..

"Selamat pagi, eh siang maaf, boleh ngga Saya yang belikan minuman untuk kalian?" ucap Lukman dengan memberikan senyum mautnya.

"Lho kamu mau traktir kita?" Tanya Tania dengan genit.

Langsung jantung Lukman berdebar, busyet pagi pagi sudah dapet 2 tante montok pikirannya langsung kearah tempat tidur.

"Oke, aku yang orderkan..tapi aku dan temanmu Nanti duduk disini ya?"

"Asyik! Boleh dong minta pizza untuk kita berdua Sana Coca cola dingin" Kini Nani yang berkata.

"Siap, Marinara mau? Atau Hawaiian?"

"Terserah kamu..mana temanmu?"

"Aku orderkan dan undang temanmu duduk sama kalian ya"

Tanpa pikir panjang Lukman langsung pergi kearah kasir, on the way back dia berhenti dimejanya.

"Dar,let's go! Kita pindah meja!" ucap Lukman dengan gagahnya.

"Waduh hebat! Oke let's go!"

Ke 2 anak muda itu begitu antusias bisa duduk dengan 2 wanita seksi. Mereka makan dan minum sambil sekali kali memasukkan candaan jorok yang menggelitik dan menambah gairah Lukman dan Darius.

"Tania, kalau sudah dapat langsung pingsankan. Aku dan Suginan yang akan membawa mereka" sebuah pesan WhatsApp masuk kepinsek Tania.

"Siap" jawab Tania singkat. Ia memperlihatkan pesan dilayar ponsel kepada Nani. Nani menganggukan kepala tanda setuju.

Keduanya kembali bercengkrama, setelah setengah jam ngobrol ahirnya disepakati siang itu untuk mampir ketempat kontrakan rumah Nani.

Sambil tertawa girang, Lukman berjalan sambil memeluk tubuh Tania.

...~...

Siang itu kembali Kota Surabaya diguyur hujan lebat. Dario yang kini sudah berada dikantor Polsek sedang berbicara dengan pak Rudi Chaniago Kabareskrimsus Kota Surabaya.

"Kalau begitu hari ini juga saya ingin melihat TKP, ini masalah pelik dan sensitive. Kita berdua saja kesana" ucap pak Rudi.

Dario menatap wajah pak Rudi, otaknya berputar dan langsung ingat perkaraan pak Ridwan bahwa ia akan dibawa sendirian kesatu tempat.

"Baik siap pak! Kapan kita kesana?"

"Sekarang saja, mumpung belom hujan.."

"Tapi kita makan siang dulu ya, setelah itu baru kita kesana. Kamu duduk disini dulu, saya mau katakan kestaff bahwa kita akan keluar kantor"

Ketika Pak Rudi keluar kamar, Dario langsung mengirim pesan kepada pak Ridwan dan timnya.

"Kita akan makan siang, kalian ikut dibelakang"

Pak Ridwan menerima pesan itu langsung menyiapkan tim kecilnya.

"Apapun juga jangan sampai lepas,kita buntuti mereka"

...~...

"Suginan, saat ini Tania dan Nani sudah dapet 2 pemuda. Mereka sedang menuju kerumah Nani. Aku tidak mau melepaskan ini, kamu ketempatmu sekarang kita langsung kerumah Nani. Langsung bunuh dan simpan dirumahku"

"Siap, tapi saya diminta untuk menemui Pak Rudi untuk habisin reserse Jakarta itu, gimana buk?"

"Oke kalau gitu aku sendiri ketempat Nani, kamu bereskan orang itu setelah itu gabung kerumahku"

"Siap buk, saya segera kesana" jawab Suginan.

Ratna yang belum tidur satu malam ini, langsung masuk kamar Mandi dan menyiramkan dirinya dengan air hangat dari shower. Meskipun tubuhnya penat tapi ia ingin sekali memberikan jamuan persembahan yang terbaik untuk Karatzi.

Selesai Mandi Ratna yang tubuhnya masih basah dan bugil itu berjalan kearah lemari dikamar tidurnya, kemudian ia membuka sebuah kotak besi berwarna hitam, dari dalam ia mengeluarkan sebuah pisau belati tajam.

Kedua matanya ia pejamkan, bibirnya mendekat dan diciumnya ujung pisau itu sambil membacakan mantra.

...∆∆∆∆∆...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!