Dario masuk kealam bawah sadar.

Meskipun Dario agak bingung, tapi langkah pertama adalah membangunkan Maya kedalam alam sadarnya.

"Maya..dalam hitungan ke 3 aku mau kamu bangun' dan kembali sadar..Satu, dua tiga! bangun Maya" Mendengar perintah Dario Maya langsung sadarkan diri.

"Bagaimana perasaanmu Maya?" Tanya Dario sambil mengusap pundak Maya.

"Enak..aku rasa badanpun enakan sekarang, bahkan pusing juga ilang" jawab Maya sambil tersenyum.

"Sukurlah" Dario menyentuh kening Maya dan juga lengan Maya, ternyata semua kembali normal, panas ditubuh Maya kini telah hilang.

Mas Suhartono langsung memeluk putri kesayangannya. Kini tinggal Dario yang akan mempersiapkan diri untuk melakukan self hipnotic.

Dario membaringkan dirinya ditempay tidur bekas Maya dan ia Mulai menutup kedua matanya. Pikiran ia kosongkan nafas ia atur dengan baik, iapun petlahan Kahan masuk kedalam bawah sadarnya.

"Halo kawan.." telinga Dario menangkap samar samar sebuah suara yang muncul.

Dario membuka matanya dan kini dihadapannya terlihat sosok gadis muda berambut sebahu. Hanya gadis biasa Namun diraut wajahnya ia melihat garis garis kesedihan terpancarkan disana. Ia mengenakan baju biru muda dan celana panjang berwarna hitam.

"Hai..kamukah yang bernama Nuri?" Tanya Dario.

"Iya saya Nuri, dengan siapakah Saya bicara?'

"Saya Dario, omnya Maya gadis yang kamu masuki tadi"

"Oo.." Nuri menatap dengan wajah serius kearah Dario seakan ia ingin mengetahui lebih dalam siapakah orang ini yang bisa menemuinya dialam bawah sadar.

"Nuri kebetulan aku bekerja dikepolisian sebagai penyidik kasus kasus pembunuhan..sebetulnya apa yang terjadi dengan dirimu? Dan apakah kamu masih hidup atau sebetulnya sudah tiada?"

Nuri tidak langsung memberikan jawaban, ia menarik nafas panjang sekaligus menundukkan wajahnya kebawah. Tidak lama ia memalingkan wajahnya menatap kedepan.

"Maafkan aku bertanya demikian..aku hanya ingin tau siapa kamu sebenarnya" ucap Dario mencoba mencairkan suasana.

"Sukurlah apabila kamu seorang polisi, berarti tepat sasaranku, ternyata permohonanku dikabulkan Allah. Dario..aku sebenarnya sudah mati, kami satu keluarga, ayah ibu dan kakak laki lakiku semua..semua mati dibunuh oleh seseorang lebih tepatnya sekelompok orang"

Dario mendekatkan tubuhnya, ia jadi tertarik mendengar kalimat pertama yang diuraikan Nuri.

"Ya Allah kasian sekali..lalu kenapa kamu memasuki tubuh keponakanku?"

"Jadi begini..2 tahun yang lalu ketika wabah Covid sedang ganas ganasnya, seperti yang kamu ketahui susah bagi semua orang untuk keluar rumah. Satu saat kakaku mas Dudi namanya membawa teman barunya kerumah, ia seorang wanita yang seumuran ibuku tapi wajahnya cantik apalagi wajahnya dimake up"

Nuri kembali menarik nafas panjang, ia seperti menahan amarah.

"Sebetulnya ibu sudah curiga..siapakah wanita itu? Apalagi umurnya berbeda jauh dengan mas Dudi. Tidak lebih dari 1 minggu tiba tiba mas Dudi mengajak ayah untuk ikut dalam sebuah pengajian dirumah wanita itu. Usut punya usut ternyata wanita itu menjebak mas Dudi masuk kedalam kelompok mereka yang aneh dan juga ayah diikutkan masuk kedalam kelompok itu"

"Lho kelompok apa itu?" Dario terkejut.

"Nah..setelah 2 Kali pergi ke pertemuan ayah mengatakan kepada mas Dudi bahwa itu kelompok sesat dan mengajak keluar saja. Pada minggu terahir bulan Maret itu tiba tiba ada sebuah mobil datang dan menculik ayah dan mas Dudi, aku dan ibuk menyaksikan semuanya. Kita saling tarik tarikan berusaha agar ayah dan mas Dudi terlepas"

"Waduh..ko sampai segitunya..siapakah mereka?"

Tanya Dario penasaran.

"Nah..alhasil mereka berhasil menculik ayah dan mas Dudi karena menodongkan pistol kearah kita. Ketika kendaraan mereka pergi membawa ayah dan mas Dudi, aku dan ibuk naik kendaraan rumah mengejar mereka. Kami sempet balapan,tapi mobil mereka terlalu cepat"

"Kenapa tidak langsung panggil polisi?"

"Pikiran kita fokus mengejar mereka..tapi,ahirnya kita berhasil mengikuti mereka dan ketika mobil mereka berhenti pada sebuah gedung di Jalan Argomulyo kitapun memarkir mobil agak sedikit jauh, aku sempet melihat beberapa orang menyeret ayah dan mas Dudi masuk kedalam gedung"

"Jalan Argomulyo diSurabaya?"

"Ya betul Surabaya..aku dan ibuk berinisiatip menunggu beberapa saat dan setelah itu kita mencoba masuk kedalam gedung..ternyata gedung itu adalah gedung bekas perpustakaan. Entah bagaimana pintu depan tidak dikunci, aku dan ibuk masuk dan mencari mereka"

"Apa tidak orang disekitar situ?"

"Aneh emang gedung itu..dipekarangan depan tidak ada orang, bahkan tukang jualan makanan gerobakpun tidak ada. Kita didalam mencari Cari karena banyaknya pintu. Ternyata pintu terahir kita buka menuju keruang bawah tanah. Aku dan ibuk menuruni tangga sampai ahirnya dibawah..pemandangan selanjutnya sangat mengerikan"

"Haha? Ada apa dibawah Sana??" Tanya Dario terus penasaran.

"Disana berdiri sekitar dua puluhan orang memakai pakaian jubah berwarna hitam, mereka mengelilingi seperti 2 altar bentuknya seperti tempat tidur. Aku dan ibuk sempet berteriak karena diatas altar itu terbaring mas Dudi dan ayah, tapi entah mereka pingsan atau memang sudah terbunuh..yang pasti mereka terbunuh tidak melawan sama sekali seperti pasrah.."

Dario mendekat dan mengelus punggung Nuri..Namun ia menghentikan usapannya, Dario merasakan punggung Nuri dingin. Ia baru sadar bahwa kini ia sedang berbicara dengan sosok yang sudah mati.

"Kemudian bagaimana?"

"Karena teriakan kita itulah mereka menjadi terusik, diujung kerumunan terlihat adanya sosok orang berjubah, dan ternyata disana berdiri wanita yang pernah datang kerumah dulu tapi kali ini ia mengenakan Jubah berwarna merah. Sungguh mengerikan..Alhasil, wanita berjubah Merah itu mengerahkan beberapa orang untuk menangkap kita."

"Aduuh! Apakah kalian bisa melarikan diri?" Tanya Dario lagi.

"Kami langsung mencoba Kari keluar tapi langkah kami kurang cepat, ahirnya mereka menangkap kami. Tanpa membuang waktu, setelah kami ditangkap, wanita itu memerintahkan pembunuhan. Satu persatu kami dibantai..aku sempet melihat seseorang mengangkat pisau panjang dan menghujankan kedada ayah dan kemudian gantian mas Dudi juga dibunuh secara keji, selanjutnya gikiran ibuku ditusuk berkali Kali dadanya"

"Jadi kamu yang terahir?"

"Rencananya demikian..entah kenapa aku masih diberikan kekuatan oleh Tuhan..saat mereka membantai keluargaku, dengan kekuatanku yang paling terahir aku menendang ************ orang yang memegangku, ketika ia menunduk kesakitan aku melepaskan diri dan berhasil Kari keluar..Namun sebuah lemparan pisau mengenai punggungku menembus kedepan dada..meskipun begitu dengan terseok seok aku lari keluar kejalan raya..aku terus berlari kearah mobil dengan sebuah pisau yang masih menangkap didada"

"Wow!"

"Ya wow memang..aku sempet melarikan mobil Namun karena panik aku menabrak sebuah Warung..disanakah aku ditolong orang dan dilarikan kerumah sakit"

"Lho Jadi kamu selamat?"

"Tubuhku tidak kuat, karena darah banyak yang keluar..malam itu aku dinyatakan meninggal" Nuri mengahiri ceritanya ia menunduk sedih.

"Aku sekarang ingat akan berita yang heboh ini..memang Ada sebuah berita aneh terjadi diSurabaya tentang sebuah pembantaian yang pembunuhnya masih meruoakan misteri"

"Itulah Dario ceritaku..oleh karenanya aku memohon kepadamu agar bisa mengungkap siapakah mereka dan yang paling penting dimanakah wanita itu sekarang. Aku yakin ia masih ada disekitar kita mencari mangsa selanjutnya.."

...∆∆∆∆∆...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!