"Nuri..waktu kita tidak banyak, aku akan mengangkat beberapa memori mu ke lokasi gedung itu sekarang" ucap Dario sambil menatap kewajah sendu Nuri.
"baiklah" jawab Nuri singkat.
Dario meletakkan tangannya kening Nuri yang dingin dan menarik lipatan memori tersembunyi dalam kerangka kehidupan terdahulu.
Ternyata benar apa yang dikatakan Nuri, tempat yang telah diceritakan adalah sebuah gedung yang cukup besar bekas sebuah perpustakaan. Letaknya memang dipinggiran Kota Surabaya.
Dario memasuki pintu depan yang kokoh, didalam gedung itu Ada bermacam macam ruangan dengan rak rak buku yang kosong. Jelaslah gedung ini sudah tidak berfungsi seperti yang seharusnya.
Ia membuka satu persatu ruangan hingga ahirnya menemukan sebuah pintu yang ada tanda police line didepannya. Ini pasti menuju tempat pembantaian yang dikatakan Nuri.
Setelah menuruni beberapa anak tangga, Dario kini berada disebuah ruangan yang mirip sebuah aula. Ditengah ruangan berdiri sebuah Benda yang mirip tempat tidur terbuat dari kayu jati.
Dario berjalan mengelilingi tempat tidur, ia membayangkan bagaimana kejadian pembunuhan terjadi..satu persatu terbunuh dengan kejinya. Tubuhnya bergetar memimpikan bagaimana ketakutannya Nuri malam itu.
Ia berjalan kearah sebuah lemari tua dimana kedua pintunya terbuat lebar. Dario mendekat dan melihat ada sebuah amplop putih terselip disalah satu sudut.
Satu saat ia ingin melihat amplop apa itu.
Dario memanggil Nuri mengatakan ia akan membawa dirinya kembali. Tidak berapa lama ia telah kembali kehadapan Nuri.
"Bagaimana? Apakah sudah kelokasi?" Tanya Nuri.
"Sudah..kamu benar,itu gedung sudah tidak terpakai..kenapa polisi tidak bisa mengungkap pembunuhan itu? Dimanakah mereka para pembunuh itu?"
"Aku juga tidak tau..mungkin mereka orang orang berpengaruh diSurabaya, tapi seingatku wanita itu mempunyai usaha restoran dijalan Darmokali. Mungkin bisa ditelusuri dari sana"
"Hmm..baiklah, sekarang kita putuskan pertemuan ini disini..aku akan memanggil kamu lagi dalam waktu beberapa hari ini"
"Dario...maafkan aku ya, karena sudah mengganggu Maya, tapi lain waktu aku bisa hadir melalui Maya tanpa ia harus sakit seperti dulu..cukup hipnotis dia dan aku akan masuk ketubuhnya"
"Baik Nuri..terima kasih sudah berkenalan, Saya out dulu"
Dalam hitungan ke 3 setelah konsentrasi Dario telah sadar kembali. Ia melihat sekeliling semua yang Ada dikamar tidur Maya sedang kawatir memandang kearah Dario.
"Loh..kenapa semuanya seperti kawatir? Semua Aman ko jangan takut" ucap Dario sembari duduk dan kemudian berdiri.
"Tidak..bukan begitu, masalahnya ketika kamu sedang tidak sadar tadi, tubuhku berguncang beberapa Kali..kita kawatir apa yang sedang terjadi" jawab mas Suhartono.
"Oh gitu ya..mungkin ketika aku melihat ketempat lain yang agak jauh..Jadi ternyata begini" Dario Mulai menceritakan perihal pertemuan dengan Nuri dan adanya lokasi pembunuhan diSurabaya.
"Waduh aku Jadi inget berita ditahun 2020 adanya kejadian pembunuhan yang sampai sekarang memang Belum terungkap" kata mas Suhartono.
"Maya..bagaimana keadaanmu sekarang?"
"Sukur paklik aku sehat dan rasanya segar seperti bisa" jawab Maya.
"Hmm oke Bagus kalo gitu, ini kejadian aneh sebetulnya..siapakah sosok wanita itu?" Tanya Dario kedirinua sendiri.
"Yah..lain kali kita bahas hal itu yang penting Maya sudah sehat kembali terima kasih atas bantuanmu Dario" ucap mas Suhartono sambil memeluk putrinya.
...~...
Setelah kejadian 2 tahun yang lalu digedung perpustakaan, Ratna Suneti dan kelompoknya melakukan aksi tiarap. Sama sekali kelompoknya tidak melakukan kegiatan apa apa.
Dikamar kerja dikantornya yang berada digedung 'Menara Tuban' Ratna berjalan kearah sebuah lemari Besi, ia membuka kunci lemari dan mengeluarkan sebuah kotak kayu tua yang cukup panjang berbentuk segi empat.
Didalam kotak tua itu tersimpan 2 bilah pisau dimana dibatang pisau itu tertulis dalam Bahasa Latin, Pallidi. Dibawah pisau pisau itu terlihat sebuah kain berwarna Merah.
Setelah mengunci pintu ruang kerjanya Ratna mengeluarkan kain itu dari kotak dan dilebarkan diatas meja kerjanya. Ia memandang lurus kearah kain itu.
Ratna berdiri didepan meja menghadap kain Merah, tidak lama kemudian tiba tiba ia melepaskan baju atasnya, kini Ratna hanya mengenakan BH saja namun tidak sampai situ saja yang ia lakukan, wanita itu meneruskan dengan melepaskan roknya dan juga ****** ********. Ia biarkan rok dan ****** ***** tergeletak dilantai.
Ratna merentangkan kedua tangannya dan pelan pelan ia angkat keatas seraya berkata...
"Ya Karatzi Karatzi, urmadiska ya Karatzi.."
Berulang ulang ia katakan, tiba tiba lampu diruangan kantor itu padam semua dengan sendirinya.
Tidak lama...
"Hai Ratna anakku.." terdengar suara berat keluar dari salah satu tembok.
Ratna tidak bergeming, ia tetap dengan posisi 2 tangan terentang.
"Baginda..maafkan Saya sudah 2 tahun ini tidak melakukan ritual, setelah kejadian ditahun 2020 saya bersembunyi dan tidak mengambil Korban untukmu..Maafkan diriku yang hina ini Ya Karatzi"
"Ratna anakku, Jangan kau ulangi kesalahanmu...Ratna, sudah waktunya kamu mengambil korban lagi untuk aku..usahakan ahir bulan ini paling tidak 2 atau 3 manusia sebagai persembahan. Lakukan secepatnya jangan sampai terlambat..kalau kau tidak bisa lakukan itu..maka kami akan mengambil dirimu sebagai penggantinya"
"Baik baginda..Saya akan laksanakan secepatnya" ucap Ratna gugup.
Setelah ia mengatakan itu, lampu ruangan tiba tiba menyala kembali. Ratna mengambil kain berwarna merah, dilipatnya serapih mungkin,ia sentuhkan lipatan kain itu kekening dan kembalikan kedalam kotaknya.
Iapun kembali memakai ****** *****, rok dan bajunya. Pikirannya melayang mencari siapakah korban selanjutnya.
Ponsel dikeluarkan dari Laci meja dan ia menelpon seseorang dikepolisian.
"Kita sudah bangkit kembali, kamu panggil Suginan dan Robert, kita berkumpul lusa ini dilobi gedungku jam 6 sore. Satpam akan aku beritau"
"Wah sukurlah, bagaimana dengan persembahannya?"
"Biar Tania dan Nani yang urus itu. Kali ini aku mendapat tugas untuk melakukan persembahan secepatnya, beliau sudah menunggu kita..2 tahun sudah cukup lama"
"Siap! Rencana yang bagus..kita juga sudah lama tidak ketemu..apakah akan ada pesta setelah itu?"
"Pesta akan dilakukan awal sebelum persembahan..Kau akan berpasangan denganku, Suginan dengan Tania dan Robert dengan Nani. Iya kita juga mempunyai 2 anggota baru, mereka pasangan suami istri..kita bisa saling bergantian, dan anggota baru ini sudah setuju adanya pesta semacam itu"
"Wah wah..ini baru hebat! Jangan kawatir dengan tenagaku, anda akan merasakan sepenuhnya kejantananku"
"Kita liat nanti, jangan sampe aku menyesal ya..persiapkan dirimu"
"Oh jangan kuwatir, yang penting baginda Karatzi terus memberikan kemudahan untuk aku mencapai pangkat yang lebih tinggi lagi! Hehehe.."
Selepas pembicaraan itu Ratna langsung mengontak Tania dan Nani.
"Hai ibu Ratna! Aduuh lama sekali tidak Ada kontak, Saya kangen sekali!"
"Ya kita memang harus dalam keadaan begini, kamu call Nani, sudah waktunya kita bangkit. Baginda Karatzi sudah memanggil kita untuk acara sesembahan"
"Wow asik! Bagaimana dengan persembahannya? Apakah kita sudah Ada calon?"
"Justru itu, kalian berdua ambil 2,3 bahkan 4 kalo bisa. Usahakan yang berfisik kuat. Kamu bisa lakukan itu?"
"Pasti bisa! Malam ini kita akan Mulai hunting"
"Oke becareful and good hunting!"
...∆∆∆∆∆...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments