Alexir.

Wajah Tania dan Nani langsung pucat dan gemetar begitu juga Suginan dan kawan kawannya, mereka yang tadinya terlihat garang langsung gemetaran.

Dari atas tangga terdengar suara langkah kaki kaki berat dan juga nafas yang berat. Bau busuk darah mengambang disekitar situ.

Suginan dan lainnya tau siapa yang datang, cepat cepat mereka mengambil posisi ketepi tembok.

Toni dan Imam yang sedang memperhatikan ke 2 korban baru langsung melototkan mata mereka kearah atas tangga, siapakah yang akan turun dan kenapa ruangan menjadi bau amis darah.

Dengan cepat Imam memeluk Toni yang ketakutan. Ia menoleh kearah 2 korban yang baru datang.

"Hei! Jangan takut! Kita disini bersamamu!" kata Imam mencoba memberikan semangat.

"Siapa itu yang datang?!" Tanya Sandi ketakutan.

"Entah siapa.." suara Imam bergetar ketakutan. Semua Mata menatap kearah anak tangga.

...~...

Dari ruang atas menuju tangga turun suara endusan nafas yang berat ducampur bau amis membuat Susana menjadi terasa pekat.

Pintu atas terbuka dengan keras hingga membentur tembok, Braak! Tiba tiba sebuah kaki berwarna hitam muncul diatas anak tangga, pelan pelan satu kaki lagi muncul.

Diringi suara serak dan dalam muncul satu sosok mengerikan, wajahnya linking telinganya lancip keatas, kedua matanya berwarna merah, 2 taring lancip dipojok mulutnya. Tubuh itu berwarna hitam legam bak sebuah dahan pohon yang terbakar hangus. Diatas kepalanya Ada 3 tanduk kecil.

"Apa itu??!" teriak Sandi ia kemudian pingsan saking takutnya.

Imam menutup mata Toni, ia sendiri mengecilkan kedua matanya.

"Tutup Mata kalian jangan melihat kearah dia!" teriak Imam.

"Hhhhhhhh.." Terdengar suara berat keluar dari mulutnya. Sosok mengerikan itu menuruni tangga.

"Selamat datang Alexier" ucap Suginan sambil membungkukkan tubuhnya. Tania dan lain lainnya mengikuti gerakan Suginan membungkukkan tubuh mereka.

Sosok itu berjalan mendekati ke 4 tawanan yang terikat.

Toni mencengkram tubuh Imam, Bambang tidak kuasa hanya pasrah akan apapun yang terjadi.

Sosok itu terus mendekat dan memperhatikan satu persatu, Mukai dari Imam dan seterusnya.

Kemudian ia menoleh kearah Suginan..

"Beri mereka makanan yang banyak agar gemuk, dagingnya harus berisi..Kami akan melahapnya dalam pesta Nanti bersama Lord Karatzi!" kata sosok Alexir.

"Baik..Baik, kami akan lakukan itu" terdengar suara bergetar keluar dari mulut Suginan.

Berbeda dengan ketika tadi sosok itu masuk keruang bawah..kini tubuhnya melesat gerbang keatas tanpa menarik anak tangga dan langsung menghilang.

"Ko, belikan nasi Padang dengan lauk pauk yang enak, kasih mereka makan. Dan tutup 2 korban terahir dengan kain" ucap Suginan kepada Joko anak buahnya.

"Baik Pak Suginan, segera disiapkan"

"Kalian jaga disini Saya mau kerumah ibu Ratna..Tania dan Nani boleh pulang kerumah, tunggu undangan pesta dari kami"

Tania dan Nani menarik nafas lega. Mereka semuanya langsung menuju keatas kelantai 1 meninggalkan ke 4 korban yang terduduk lemas.

...~...

"Lihat itu!" ucap Nuri kepada Dario.

Dari pintu masuk rumah terlihat sebuah cahaya bola api, berputar putar semenjak dihalaman dan langsung terbang tinggi keatas kemudian menghilang.

"Sosok itu sudah pergi" bisik Nuri.

"Aku mau masuk lagi, coba aku menyisipkan bisikan ketelinga mereka agar mereka tabah dan akan kukatakan aku akan datang menolong mereka"

"Baik..aku jaga diluar, kalau ada apa apa aku akan mengambil dirimu" jawab Nuri.

"Ayok kita nyebrang sekarang" kata Dario,Kali ini ia yang menyeret tangan Nuri.

Dari atas tembok Dario dan Nuri memeriksa keadaan didalam pekarangan rumah, hanya untuk memastikan tidak ada bahaya mengancam.

2 kendaraan yang terparkir terlihat bergerak keluar rumah, dengan cepat Dario dan Nuri turun dan masuk kelantai bawah tanah.

Keadaan dibawah tanah sungguh mengenaskan, terlihat 3 laki laki yang sedang menangis tersedu sedu.

Dario mendekati seorang laki laki yang ternyata adalah Imam. Dario berpikir dari ke 4 orang hanya dia yang terlihat agak tegar.

Ia mencoba mendekat kekuping Imam, dan berbisik..

"Hei, saya reserse Dario..jangan kaget" bisiknya.

Imam mendapat bisikan itu langsung loncat kedepan, tangannya menggosok gosok kupingnya sambil memperhatikan kesemua arah.

"Ada apa Mam?!" Tanya Toni yang ikut kaget.

Imam mengangkat kedua bajunya kebingungan.

"Sekali lagi jangan kaget saya reserse Dario dari Jakarta..Kalian akan aku bebaskan" bisik Dario.

"Hah?! dimana anda sekarang?!" teriak Imam sambil memutar tubuhnya mencari siapakah yang berbicara.

"Kamu tidak bisa melihat saya, tapi secepatnya saya akan membebaskan kalian"

"Bagaimana caranya?"

"Imam! ngomong sama siapa??" Tanya Toni sambil berdiri mendekati Imam.

Imam meletakkan telunjuknya dibibir memberi isyadat agar diam.

"Bagaimana caranya untuk melepaskan kami dari sini?"

"Saya akan membawa tim polisi untuk datang kesini, semoga belum terlambat"

"Cepat! Kalian harus cepat kesini! Mereka akan membunuh kita!' teriak Imam.

"Kita masih punya waktu sedikit..Nanti kalau kalian dikasih makan dan minum sebaiknya dimakan saja agar kalian kuat tubuhnya..Jangan panik..secepatnya kita datang"

"Harus secara cepat melakukan itu! Telat sedikit Maka kita akan mati!"

"Baik..jangan membuat curiga, Saya usahakan besok sudah kesini..kalian harus bertahan"

"Sukurlah..kami tunggu disini"

Toni dan lainnya hanya bengong melihat kelakuan Imam yang berbicara sendirian.

"Oke..saya out dulu, semangat dan tabah ya,jangan putus asa..Saya akan coba gerakan sebuah pisau diujung sana..kamu coba putuskan tali pengikat tanganmu"

Imam menganggukan kepalanya. Dario dan Nuri berusaha sekitar tenaga menggerakkan sebuah pisau dapur yang tergeletak diujung ruangan.

"Lihat itu!" teriak Imam. Sandi, Toni dan Bambang menyaksikan sebuah pisau dilantai bergerak pelan.

"Nuri, pusatkan pikiranmu! Ayok kita pindahkan pisau ini!"

Namun setelah sepuluh menit jarak pisau itu keImam masih cukup jauh.

"Imam, pakai kakimu! Coba tarik kearah sini!" teriak Toni semangat.

Sayang pisau itu masih cukup jauh untuk diambil.

"Lupakan..kita tidak bisa menggerakkan lebih dekat..Saya akan atur penyerbuan kesini saja, secepatnya!"

"Jangan lama lama ya..kami tunggu!"

Dario dan Nuri langsung bergerak keluar dari rumah terkutuk itu.

"Nuri, aku akan mengontak bosku diJakarta untuk melakukan penyerbuan kerumah ini"

"Ya secepatnya lebih bagus! Kasian mereka"

Setelah melakukan konsentrasi Dario kembali kesadarannya dan bangun dari posisi tidur. Ia sempat menoleh kekiri, seekor kucing yang sedang tertidur dibawah meja terbangun kaget ketika Dario berdiri.

Hujan nampaknya sudah reda, udara segar menggantikan suasana dingin. Ia menoleh kearah rumah besar itu, dari liar seperti sebuah rumah yang tenang dan teduh..Siapa sangat didalamnya adalah sarang setan.

Dario mengencangkan Jaket menutup dadanya agar angin malam tidak menusuk kedalam dada.

Ia memutar pikiran bagaimana caranya agar bisa masuk kedalam, ponsel ia keluarkan dan mengontak kepala Bareskrim Jakarta.

...∆∆∆∆∆...

Terpopuler

Comments

Suci Fatana

Suci Fatana

ditunggu kak kelanjutannya..

2023-04-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!