Karatzi marah.

Ratna membenahi kamar tidurnya, malam itu pikirannya kacau dan perasaan ketakutan menghampiri dirinya. Bagaimana semua ini bisa terjadi? Padahal ia sudah rencanakan baik baik..kenapa musti gagal?

Setangkai dupa ia nyalakan dan sebuah bejana kecil ia letakkan didepan tikar, dengan tangan gemetar ia menuangkan cairan kental yang ia tuangkan dari sebuah tempatkan besar.

Ratna melepaskan semua bajunya dan ia duduk bersila menghadap bejana kecil. Setelah ia menutup kedua matanya, beberapa mantra kemudian ia bacakan.

Braagk!!

Tubuh Ratna sedikit terguncang mendengar sebuah suara seperti hantaman keras dinding kamar.

Hhhhhhhh...

Sebuah suara nafas berat terdengar turun dari langit langit.

"Buka matamu Ratna!" tiba tiba terdengar suara kencang seperti menghardik tepat didepan wajah Ratna.

Dengan tubuh gemetaran Ratna membuka kedua matanya, ia kaget melihat wajah sangat seram menatap kepadanya. Wajah Karatzi biasanya tidak seram, bahkan penampilan wajahnya ganteng seperti bintang film Holywood.

"Lord Karatzi aku memohon ampun atas kegagalan dalam melaksanakan perayaan tuanku besok malam" ucap Ratna dengan suara gemetar.

Tiba tiba Karatzi merentangkan satu tangannya, dengan cepat ia menangkap tubuh Ratna dan dengan mudahnya ia melemparkan ketembok.

Ratna menjerit kesakitan ketika tubuhnya menghantam tembok, terasa tulang punggungnya patah.

"Mohon ampun Karatzi! Aku akan mempersiapkan secepatnya untuk pestamu" Ratna memohon sambil menundukkan kepalanya kelantai.

"Seharusnya aku bunuh kau sekarang! Hai anak manusia! Pastikan perayaan diselenggarakan minggu depan apabila tidak, nyawamu aku ambil!!" teriak Karatzi.

"Baik..Baik paduka!" ucap Ratna sambil menahan sakit dipunggungnya.

Setelah sosok setan Karatzi menghilang dengan perlahan Ratna bangun dan menbereskan tikar dan semua alat komunikasi tadi dengan Karatzi.

Ia bangkit dan mengenakan kembali pakaiannya, ponsel diatas meja diraih dan pertama yang dikotak adalah Nani.

"Nani, Ada berita buruk..rumahku digrebek orang,kemungkinan dari polisi. Semua penjaga tewas tapi Pak Suginan lolos"

"Waduh bu! Kita harus gimana sekarang?"

"Kita perlu ambil korban lagi, siapa saja boleh yg penting muda, penting untuk acara persembahan yang tertunda"

"Gitu ya, Baik bu akan kami laksanakan"

Setelah itu Ratna mengontak seseorang.

"Posisi ada dimana?" ketiknya melalui WhatsApp.

"Saya bersama Suginan"

"Apakah orang orang itu dari Polsek atau Polda?'

"Mereka dari luar kota bukan dari kita,yang jelas disana ada Dario kirimkan Jakarta"

"Aku sudah minta Nani buru korban baru untuk malam persembahan yang tertunda. Carikan tempat baru yang aman untuk acara itu"

"Siap, dalam 2 Hari saya akan kabarkan lagi"

...~...

Malam itu hujan nampaknya enggan berhenti, meskipun tidak sederas tadi tapi Jalan masih basah karena air hujan.

Semua tim telah berkumpul dan secepatnya meninggalkan rumah Ratna.

"Pak Dario, saya akan kirim pesan kepada Polsek agar mengirim ambulan untuk evakuasi mayat dan tim Forensik untuk datang"

"Baik, kita semua kepenginapan sekarang"

Imam memeluk tubuh Toni yang menggigil.

"Pak, maaf teman Saya sakit apakah bisa kita kedokter dulu?" Tanya Imam kepada Dario.

Dario menoleh kearah pak Bira seakan menanyakan langkah apa yang harus dibuat.

"Sebentar Saya akan kontak teman dokter yang bisa membantu..kita semua sekarang kepenginapan dan dokter akan datang kesana memeriksa temanmu"

"Terima kasih pak" ucap Imam sambil terus memeluk Toni.

"Oke, Pak Bira kita mending kerumah sakit karena salah satu anggota juga kondisinya parah..dimana temanmu praktek?"

"Baik, kalau gitu kita menuju ke rumah sakit Husada, tidak jauh dari sini"

Dario melirik kearah 4 laki laki muda yang baru saja berhasil diselamatkan. Kasian sekali, sedikit saja telat mereka akan jadi mayat.

Dari ke 4 para korban memang Imam yang paling tegar, ia satu satunya orang yang dari pertama percayai bisa untuk melarikan diri. Tidak jauh bedanya dengan Toni, Bambang dan Sandi juga menderita shock yang maha hebat.

...~...

"Dario, kita dapat masukin intel dari kawan kawan diPolsek sekitar Jawa Timur bahwa semuanya bermain disana. Jadi langkahnya harus hati hati"

"Lho wah gawat pak! Ini Saya sedang dirumah sakit merawat satu anggota yang tertembak dan Ada 1 korban yang sakit" ucap Dario.

"Kita mainkan mereka, Hari ini kamu datang ke kantor bareskrimsus sesuai jadwal. Ikuti arahan mereka, Jangan bawa yang lain kamu sendiri kesana. Sesuai masukan, akan Ada seorang pejabat polisi bintang 2 ingin bertemu. Kemungkunan dia ada hubungannya, dia akan membawamu ketempat lokasi tapi nanti dibelokkan ketempat lain..Siapkan anggota tim mengikuti dibelakangmu, Ada apa apa langsung sergap"

"Baik siap, malam ini kita selesaikan urusan rumah sakit dan lain lain dan besok pagi Saya kesana"

"Bagaimana dengan TKP?"

"Pak Bira anggota kami sudah kirim laporan untuk segera dilakukan pemeriksaan"

"Bagus! Misi ini sangat berbahaya dan sensitive..kalian hati hati!"

"Siap pak!"

...~...

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, satu sosok berjalan meninggalkan kendaraan yang ia parkir dekat pohon diujung Jalan kecil.

Dari arah jalan besar sebuah kendaraan sebuah kendaraan berwarna hitam. Tiba tiba lampu kecil terlihat menyala sebentar, seakan memberikan sinyal.

Sosok itu bergegas dan mendekati kendaraan yang terparkir. Ia langsung membuka pintu depan dan masuk.

"Bagaimana rencana kita?" Tanya seorang yang duduk dikursi pengemudi.

"Tidak ada Jalan lain, besok kamu harus melenyapkan detektip Jakarta itu. Dan kita harus menyiapkan korban minggu ini tidak bisa ditunda..setelah itu, kita akan obrak abrik seluruh tempat ibadah dikotak ini. Kita akan buat mereka saling membunuh!"

"Besok aku akan membawa detektip itu ketempat makan dan kulenyapkan dia disana"

"Jangan sampai gagal lagi, besok dia harus mati"

"Siap laksanakan"

Sosok itu menuturkan kepalanya dengan selendang dan keluar dari mobil.

...~...

"Pak Narto"

Pak Narto yang sedang mengusap rokok kaget ketika ditelinganya Ada yang berbisik. Ia menoleh kekiri dan kanan.

"Pak..Saya temannya Dario..maaf mengagetkan"

"Oh ya..dengan Nurikah ini?" bisiknya. Ridwan yang duduk disampingnya ikut menoleh kearah pak Narto.

"Iya saya Nuri. Pak besok Dario rencananya akan dibunuh..jangan tinggalkan dia, kalian harus bersiap diri"

"Bagaimana itu bisa terjadi?" bisik pak Narto.

"Pokonya jangan sampai dia sendirian, ikuti terus kemana dia pergi"

"Baik, akan Saya buntuti terus"

"Sebentar lagi mereka akan menjerat korban baru untuk persembahan..dan hampir semua petugas kepolisian ikut bertanggung jawab..mereka semua kebanyakan anak buah kelompok setan"

"Memang itu sudah kami antisipasi, tapi kita tidak boleh ceroboh"

"Saya akan bantu pantau pergerakan mereka Jangan sampe sosok sosok setan itu bisa turun"

"Terima kasih Nuri"

"Baik, Saya akan melihat kesana lagi pergerakan mereka, sampai jumpa"

Selesai mengatakan pembicaraan Pak Narto memandang kearah Ridwan.

"Ayok kita lapor ke pak Bira, ternyata mereka akan melakukan pembunuhan kepada pak Dario besok..ini berbahaya"

...∆∆∆∆∆...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!