20. Rindu Yang Terobati

Rasa lelah yang semula Leo rasakan akibat jatlag nyatanya tidak lagi dirinya rasakan saat sampai di rumah dan bertemu dengan sang istri yang begitu dirinya rindukan itu yang ternyata juga tengah merindukannya padahal selama beberapa hari berjauhan dan hanya bertukar kabar lewat telepon atau pesan singkat, Luna selalu mengelak jika ia bertanya bahkan perempuan itu selalu menampakan wajah datar saat melakukan video call dan selalu mengomel di saat dirinya melayangkan godaan.

Dulu ia mengira bahwa menikah dengan sahabat sendiri itu akan terasa aneh, tapi ternyata ini justru menyenangkan Leo mensyukurinya sekarang. Seperti yang pernah ibunya bilang bahwa cinta akan hadir dengan seiring berjalannya waktu dan Leo merasakan itu, di tambah lagi dengan status sebelumnya adalah sahabat jadi, tidak sulit untuk jatuh cinta pada Luna, perempuan yang menjadi istrinya kini. Sejak dulu mereka memang dekat, banyak waktu yang di habiskan bersama walau tidak selalu berdua, tapi setelah menikah kini Leo baru menyadari tentang perasaannya yang mungkin saja sudah ada sejak lama, tapi tidak dirinya sadari.

Jam padahal sudah menunjukan pukul lima pagi tapi Luna dan Leo malah lanjut tidak tidur dan hanya duduk di kasur bersandar pada kepala ranjang sambil saling berpelukan, melepas rindu yang membuncah dengan saling bercerita tentang waktu yang mereka habiskan hampir sepuluh hari ini tanpa satu sama lain.

Leo jelas bahagia saat mengetahui dan mendengar langsung dari istrinya itu betapa dia merindukannya. Hatinya seolah tergelitik ribuan kupu-kupu dan aliran hangat mengalir dengan lancarnya. Sekarang tidak ada lagi kecanggungan bahkan tidak ada lagi jaim-jaim atau malu-malu untuk mengakui. Luna, istrinya sudah bisa terbuka dan mengutarakan perasaannya, tentu saja itu membuat Leo terlonjak bahagia. Dan dengan mendengar itu membuat rindunya yang selama beberapa hari ini ia tahan terobati.

Mungkin kata-kata yang menyatakan bahwa ‘akan terasa bila sudah tiada’ itu benar adanya karena Leo dan Luna merasakan itu. Kebersamaan memang untuk menumbuhkan rasa tapi kepergian sejatinya memang untuk menyadari perasaan itu sendiri dan di saat di pertemukan kembali maka hubungan akan terjalin lebih indah, tanpa ada lagi yang di tutup-tutupi dan membuat sepasang insan semakin dekat.

“Ayah bilang kita akan pindah ke rumah baru setelah kamu pulang, berarti hari ini kita langsung pindah dong?” Luna mulai membahas soal kepindahan mereka. Dapat ia rasakan bahwa suaminya itu mengangguk.

“Sekarang kayaknya, gak tahu besok,”

“Tapi kalau sekarang kan kamunya masih cape baru pulang,” ucap Luna sedikit khawatir.

Leo tersenyum lembut, mengecup kening istrinya singkat. “Gak apa-apa kok karena lelah ku hilang begitu lihat kamu.”

“Ish, gombal!” Luna memukul pelan dada bidang suaminya. Leo terkekeh dan mengelus rambut istrinya dengan lembut.

Matahari sedikit demi sedikit mulai menampakan diri, membuat Luna dan Leo sadar bahwa hari sudah mulai beranjak. Bias itu menembus celah-celah gorden tapi meskipun begitu hawa dingin tetap keduanya rasakan.

Luna melepaskan diri dari pelukan Leo, duduk tegak dan meraih ikat rambut di atas nakas, mengumpulkan rambut kecoklatannya itu menjadi satu lalu ia ikat sembarang membuat beberapa helai rambutnya keluar tapi Leo akui bahwa istrinya terlihat cantik saat ini.

“Kamu mau kemana?”

Luna yang baru mendaratkan kakinya di lantai menoleh pada Leo yang tengah menatapnya dengan alis terangkat. “Mau bikin sarapan untuk kamu.”

Leo yang mendengar itu pun ikut turun dari tempat tidur, membuka gorden juga jendela kemudian menyusul Luna kekamar mandi untuk memcuci muka dan juga gosok gigi setelah itu keluar dari kamar berjalan menuju dapur. rumah masih sepi dan mereka tahu bahwa kedua orang tuanya masih pada tidur, hanya ada Bibi yang menjadi ART di rumah ini yang tengah bersih-bersih.

“Mau di masakin apa?” Luna menoleh pada suaminya yang mengekor saat sudah sampai di dapur.

“Emang kamu bisa masak?”

Pertayaan yang di ucapkan dengan nada merendahkan itu membuat Luna mendengus kesal, dan segera membuka lemari pendingin dan mengambil beberapa bahan makanan yang akan dia olah menjadi masakan untuk menu sarapan dirinya, Leo juga kedua mertuanya.

Tidak lagi menanyakan keinginan sang suami, Luna mulai memotong bawang, sayuran dan beberapa bahan lainnya sedangkan Leo ia suruh untuk mencuci beras. Walau sambil mencuci beras Leo tetap memperhatikan istrinya yang dengan cekatan mengayunkan pisau, memotong semua bahan yang di butuhkan untuk masakannya. Tak terasa senyumnya mengembang, menyaksikannya.

Selesai mencuci dan menanak nasi, Leo duduk di meja makan masih menyaksikan istrinya yang tengah serius berkutat dengan peralatan dapur di depan kompor. Tidak lama Wisnu dan Melinda pun ikut bergabung duduk bersama Leo. Pria setengah baya itu sudah rapi dengan stelan kerjanya sedangkan Melinda masih menggunakan daster rumahannya yang terlihat sederhana.

“Ada yang bisa Bunda bantu gak, Nak?”

Luna yang mendengar suara itu pun menoleh dan mmeberikan senyum manisnya kea rah kedua mertuanya. “Gak usah Bunda, sebentar lagi juga selesai kok.”

Melinda tersenyum mendengar itu tapi dirinya tetap bangkit dan mengambil cangkir untuk membuatkan suaminya kopi juga susu vanilla untuk anak dan menantunya dan teh mint untuk dirinya sendiri.

Satu persatu menu sarapan terhidang di meja makan mulai dari tumis kangkung, orek telur buncis, dan cumi pedas manis dan itu semua tentu membuat ketiga orang yang duduk di sana tergoda dengan bau wangi dari masakan tersebut. Keluarga Leo memang sejak dulu di biasakan untuk sarapan nasi, itu karena Melinda yang memang gemar memasak sejak muda dulu.

Memang lebih enak sarapan dengan nasi dan lauknya bukan, dari pada sarapan dengan roti yang hanya mengenyangkan beberapa saat saja? Luna ikut duduk di samping suaminya mengalas nasi juga lauknya untuk sang suami dan setelah itu barulah ia mengalas untuk dirinya sendiri.

“Enak,” puji Wisnu melahap makanannya dengan senyum mengembang, tidak jauh berbeda dengan Melinda yang juga ikut memuji masakan menantunya itu.

“Ck. Biasa aja,” kata Leo di tengah kunyahannya. Luna cemberut mendengar itu.

“Biasa aja tapi kok bisa selahap itu makannya?” cibir Wisnu mendelik malas.

“Karena lapar, Yah makanya lahap.”

“Ck, alasan!”

Luna melongo setiap kali suaminya itu meminta dirinya untuk menambah nasi juga lauk kedalam piring Leo. Dalam hati jelas Luna mencibir tapi walaupun begitu ia tetap mengulas senyum dan memberikan apa yang suaminya itu inginkan. Ia bahagia suami dan juga mertuanya menyukai masakannya.

Leo makan dengan begitu lahapnya bahkan sampai tiga kali laki-laki itu minta tabah bahkan sisa lauk yang ada di piring pun Leo lahap hingga habis meskipun perutnya sudah penuh, membuat semua yang ada di meja makan mengelengkan kepala. Luna sejak SMA dulu memang sudah tahu bahwa laki-laki itu memang banyak makan jadi sudah tidak heran lagi.

“Bilangnya biasa aja, tapi piring sampai mengkilat gitu kamu jilatin, Le,” lagi cibiran Wisnu berikan, dan Leo menanggapinya dengan cengengesan tak berdosa.

“Sayang kalau di buang, Yah.”

Terpopuler

Comments

Anny cell

Anny cell

doyan ap laper bang lele....😂😂😂😂

2021-05-20

0

euis Lesmana

euis Lesmana

ko aku baru sadar iya kalo pak suami persis si leo,bilang biasa ajj masakan istri tapi kalo belum 3 porsi belum mau berenti makan nya 😅😅 ga nafsu makan ajj habis 2 porsi 😁😁

2021-02-27

2

SimboLon Hayati Nur

SimboLon Hayati Nur

jail banget leo

2021-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kepulangan Leo
2 2. Kunjungan ke Rumah Lyra
3 3. Di Kampus Pandu
4 4. Menemui Calon Istri
5 5. Cemburu?
6 6. Butik
7 7. Menyebalkan
8 8. Kecemasan
9 9. Meyakinkan
10 10. H-1 Menuju Pernikahan
11 11. Wedding
12 12. Reaksi Berlebihan
13 13. Siang Pertama Pengantin Baru
14 14. Apa Tidak Terlalu Cepat?
15 15. Perempuan Itu Sulit Di Mengerti
16 16. Melepas Kepergian
17 17. Rindu Ini Menyiksaku
18 18. Tidak Karuan
19 19. Rindu Yang Membuat Bodoh
20 20. Rindu Yang Terobati
21 21. Pindah Rumah
22 22. Kekesalan Luna
23 23. Permintaan Maaf
24 24. Ketakutan Luna
25 25. Papi Leo
26 26. Calon Pelakor
27 27. Bahagia Itu Sederhana
28 28. Panik
29 29. Bali
30 30. Sesuai Harapan
31 31. Menyambut Kehamilan Luna
32 32. Keinginan Luna
33 33. Siksaan Terberat Leo
34 34. Wedding Amel-Dimas
35 35. Luna Yang Tiba-Tiba Menangis
36 36. Pingsan
37 37. Siapa Dia?
38 38. Salah Paham
39 39. Ibu Hamil Menyebalkan
40 40. Tujuh Bulanan
41 41. Devi Ngidam (?)
42 42. Toko Perlengkapan Bayi
43 43. Drama Hari Libur
44 44. Kecemasan Menjelang Persalinan
45 45. Kalut
46 46. Kondisi Luna
47 47. Calon Istri Rapa
48 48. Welcome To The World Queen
49 49. Kegilaan Hakiki
50 50. Double Happy
51 51. Majikan Sableng
52 52. Rencana Para Ayah
53 53. Mall
54 54. Kemarahan Leo
55 55. Keadaan Luna
56 56. Penyesalan Leo
57 57. Kesedihan Leo
58 58. Kena Omelan
59 59. Bocah kencur
60 60. Terima Kasih Queen
61 61. Kisah Pilu Amel
62 62. Selesai
63 63. Sweet Moment
64 64. Sakit
65 65. Morning Sickness
66 66. Ngidam
67 67. Merepotkan
68 68. Momen Manis yang Terganggu
69 69. Kecelakaan
70 70. Kondisi Dimas
71 71. Kesedihan
72 72. Sindiran
73 73. Sadar
74 74. Mari Saling Mengingatkan
75 75. Pagi Sibuk
76 76. Happy With Little Family
77 77. Piknik
78 78. Nostalgia
79 79. Luna mau Lahiran (juga)?
80 80. Welcome To The World Baby Twins
81 81. Istri Galak
82 82. Cumi Oh Cumi
83 83. Pertemuan Tidak Sengaja
84 84. Cemburu
85 85. Omelen Jiwa Hemat Leo
86 86. Hampir di Gondol Kucing
87 87. Memangnya Tidak Sakit Hati?
88 88. Rindu
89 89. Reuni
90 90. I Love You
91 Bonus Chapter
92 Cuplikan eps 1 Rapa & Cleona + ucapan terima kasih
93 Bukan Update!!
94 INFO !!!
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1. Kepulangan Leo
2
2. Kunjungan ke Rumah Lyra
3
3. Di Kampus Pandu
4
4. Menemui Calon Istri
5
5. Cemburu?
6
6. Butik
7
7. Menyebalkan
8
8. Kecemasan
9
9. Meyakinkan
10
10. H-1 Menuju Pernikahan
11
11. Wedding
12
12. Reaksi Berlebihan
13
13. Siang Pertama Pengantin Baru
14
14. Apa Tidak Terlalu Cepat?
15
15. Perempuan Itu Sulit Di Mengerti
16
16. Melepas Kepergian
17
17. Rindu Ini Menyiksaku
18
18. Tidak Karuan
19
19. Rindu Yang Membuat Bodoh
20
20. Rindu Yang Terobati
21
21. Pindah Rumah
22
22. Kekesalan Luna
23
23. Permintaan Maaf
24
24. Ketakutan Luna
25
25. Papi Leo
26
26. Calon Pelakor
27
27. Bahagia Itu Sederhana
28
28. Panik
29
29. Bali
30
30. Sesuai Harapan
31
31. Menyambut Kehamilan Luna
32
32. Keinginan Luna
33
33. Siksaan Terberat Leo
34
34. Wedding Amel-Dimas
35
35. Luna Yang Tiba-Tiba Menangis
36
36. Pingsan
37
37. Siapa Dia?
38
38. Salah Paham
39
39. Ibu Hamil Menyebalkan
40
40. Tujuh Bulanan
41
41. Devi Ngidam (?)
42
42. Toko Perlengkapan Bayi
43
43. Drama Hari Libur
44
44. Kecemasan Menjelang Persalinan
45
45. Kalut
46
46. Kondisi Luna
47
47. Calon Istri Rapa
48
48. Welcome To The World Queen
49
49. Kegilaan Hakiki
50
50. Double Happy
51
51. Majikan Sableng
52
52. Rencana Para Ayah
53
53. Mall
54
54. Kemarahan Leo
55
55. Keadaan Luna
56
56. Penyesalan Leo
57
57. Kesedihan Leo
58
58. Kena Omelan
59
59. Bocah kencur
60
60. Terima Kasih Queen
61
61. Kisah Pilu Amel
62
62. Selesai
63
63. Sweet Moment
64
64. Sakit
65
65. Morning Sickness
66
66. Ngidam
67
67. Merepotkan
68
68. Momen Manis yang Terganggu
69
69. Kecelakaan
70
70. Kondisi Dimas
71
71. Kesedihan
72
72. Sindiran
73
73. Sadar
74
74. Mari Saling Mengingatkan
75
75. Pagi Sibuk
76
76. Happy With Little Family
77
77. Piknik
78
78. Nostalgia
79
79. Luna mau Lahiran (juga)?
80
80. Welcome To The World Baby Twins
81
81. Istri Galak
82
82. Cumi Oh Cumi
83
83. Pertemuan Tidak Sengaja
84
84. Cemburu
85
85. Omelen Jiwa Hemat Leo
86
86. Hampir di Gondol Kucing
87
87. Memangnya Tidak Sakit Hati?
88
88. Rindu
89
89. Reuni
90
90. I Love You
91
Bonus Chapter
92
Cuplikan eps 1 Rapa & Cleona + ucapan terima kasih
93
Bukan Update!!
94
INFO !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!