Sahabat Yang Kunikahi

Sahabat Yang Kunikahi

1. Kepulangan Leo

Leo menaiki BMW hitam milik sang ayah yang baru saja sampai di parkiran depan bandara. Seminggu yang lalu ayah-nya itu memaksa agar dirinya pulang. Tidak lain dan tidak bukan karena alasan perjodohannya dengan perempuan yang hampir enam tahun ini menjadi sahabatnya, yang sudah di sepakati kedua belah pihak keluarga beberapa bulan yang lalu, sebelum kabar ini di sampaikan pada Leo.

Wisnu tidak perduli dengan penolakan yang dilayangkan anak semata wayangnya itu dan tetap memaksa agar Leo pulang, ditambah dengan dukungan Melinda yang juga antusias menyambut perjodohan anaknya.

“Jangan cemberut terus, Bang wajah tampan kamu jadi berkurang, tuh,” goda Melinda saat Leo baru saja menghempaskan tubuhnya di jok belakang saat sebelumnya memasukan koper yang di bawanya ke dalam bagasi.

“Bodo ah, Abang kesal sama Ayah sama Bunda juga!” jawab laki-laki berambut kecoklatan yang kini mengenakan kaos polos putih di padukan dengan jaket bomber berwarna hitam yang tidak di sleting, juga celana jeans hitam yang robek di bagian lutut. Laki-laki itu cemberut dan membuang muka ke samping jendela. Enggan menatap kedua orang tuanya.

“Harusnya kamu itu bahagia, Bang, Papa jodohin kamu sama perempuan yang udah kamu kenal, bersahabat pula.” Wisnu membuka suara, tatapannya masih fokus pada jalanan dengan tangan yang sibuk di atas stir mobil.

“Ya, meskipun perempuannya udah Abang kenal, tapi 'kan Abang gak punya perasaan apa-apa, Yah, sama Luna. Kami hanya bersahabat, dan itu murni!” bantah Leo membela diri. Wisnu hanya mengangguk-anggukan kepala tanpa membalas lagi ucapan sang putra.

“Cinta itu hadir karena terbiasa, Bang. Saat ini kamu memang tidak mencintai dia, tapi siapa yang tahu besok atau lusa rasa itu mulai tumbuh,” Melinda menatap lembut sang putra yang masih menampilkan wajah cemberutnya.

Sisa perjalanan diisi dengan keheningan, karena Leo yang masih saja merajuk kepada kedua orang tuanya.

Satu jam kemudian Wisnu sudah memasuki komplek perumahannya, membunyikan klakson agar satpam membukakan gerbang rumah dan kemudian menghentikan mobilnya saat sudah sampai di pekarangan rumah.

Leo turun lebih dulu menutup pintu mobil dengan sedikit membanting membuat Melinda terkejut. Pergi begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa bahkan meninggalkan kopernya di dalam bagasi.

“Anak kamu itu, kalau marah kayak anak kecil.” Ujar Melinda pada suaminya. Kedua orang paruh baya itu menggelengkan kepala kemudian dengan saling bergandeng tangan masuk ke dalam rumah.

Leo masuk ke dalam kamarnya, membantingkan tubuhnya ke atas tempat tidur yang sudah lama tidak ia tempati. Nyaman. Itu yang pertama kali Leo rasakan di tengah lelahnya akibat perjalanan jauh.

Hari memang masih siang tapi rasa kantuk juga lelah membuat Leo akhirnya memejamkan mata, tertidur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dulu.

Melinda hanya menggelengkan kepala saat melihat anaknya sudah terbaring nyenyak di atas tempat tidur, bahkan tanpa melepas sepatu yang sedari tadi di kenakan. Melangkah pelan agar tidak membuat suara yang akan membangunkan sang putra. Melinda melepas sepatu dari kaki Leo, menatap wajah lelah yang begitu ketara, kemudian mengecup sayang kening anak semata wayangnya itu sebelum meninggalkan kamar Leo dan membiarkan anaknya untuk istirahat.

“Besok aja, Yah di bicarakan lagi dengan anakmu itu, sekarang biarkan Leo istirahat dulu,” ucap Melinda pada suaminya saat baru saja mendaratkan bokong di sofa samping sang suami yang tengah menonton siaran berita di televisi.

Wisnu mengangguk setuju dengan usulan sang istri. Merangkul dan menyandarkan kepala Melinda bersandar di dadanya dan kecupan ia daratkan di puncak kepala sang istri.

Usia boleh tua, tapi keharmonisan sebuah keluarga wisnu utamakan. Meski sibuk dengan pekerjaannya, Wisnu tidak pernah melupakan keluarga yang di cintai, bahkan di tengah kesibukannya itu Wisnu meluangkan waktu untuk menjemput sang putra semata wayang yang ia paksa pulang dari Amerika, tempat dimana anaknya menuntut ilmu.

Malam menjelang, Leo masih saja lelap dalam tidurnya, Melinda kembali ke dalam kamar bernuansa abu-abu yang kini gelap gulita akibat lampu yang belum di nyalakan. Melangkah masuk, menyalakan lampu juga menutup gorden kemudian duduk di sisi ranjang milik Leo.

“Bangun Bang, udah malam, kamu harus makan dulu,” Melinda sedikit menggoncang tubuh Leo hingga sang empunya bergerak terganggu.

“Bangun, sayang kamu harus makan dulu, ini sudah malam,” lagi Melinda mengguncang tubuh Leo.

Mengerjap-ngerjapkan mata beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya yang baru saja terbuka. Mengubah posisi tidurnya menjadi duduk, Leo merentangkan kedua tangannya ke atas, menggeliat.

“Mandi sana, setelah itu turun untuk makan malam. Ayah sama Bunda tunggu di meja makan.” Leo hanya membalas dengan anggukan sebelum akhirnya Melinda keluar dari kamar anaknya itu.

Setelah dirasa kesadarannya sudah kembali sepenuhnya, barulah Leo turun dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tidak butuh waktu lama, karena kini laki-laki tampan yang memiliki perut kotak-kotak itu sudah segar. Kebiasaan yang harus kalian tahu bahwa Leo begitu suka sekali bertelanjang dada sehabis mandi bahkan sejak kecil kebiasaan itu seperti sudah mendarah daging hingga saat ini.

Setelah merasa badannya sudah kering barulah Leo mengambil baju kaos lengan buntung dari lemari besarnya, kemudian keluar dari kamar dan melangkahkan kaki menuruni anak tangga menuju ruang makan dimana orang tuanya sudah menunggu.

“Selamat malam Ayah, Bunda,” sapa Leo seraya duduk di kursi yang berada di samping Melinda. Meja makan yang cukup diisi oleh delapan orang itu nyatanya selalu diisi oleh mereka bertiga.

“Malam juga, sayang.” Balas Melinda dan Wisnu bersamaan.

Melinda menyendokkan nasi, mengisi piring kosong suaminya kemudian mengisi piring Leo. Bergantian juga memberikan lauk yang di inginkan dua pria tercintanya sebelum mengisi piring miliknya sendiri.

Ketiganya makan dengan tenang, sesekali di selingi obrolan yang di dominasi oleh Melinda yang selalu bertanya tentang bagaimana keseharian anaknya di Negara orang. Leo yang memang selalu terbuka pada keluarganya menceritakan bagaimana dirinya di Amerika sana, bahkan sampai perempuan yang mengejarnya pun tidak lepas dari cerita Leo.

Sesekali orang tuanya tertawa saat menemukan kelucuan dari cerita sang anak semata wayang. Wisnu meski memiliki tatapan tajam dan pebisnis yang bisa di bilang cukup disegani banyak orang, tapi ketika bersama keluarga dia akan berubah menjadi sosok hangat yang membuat keluarganya nyaman. Tapi meskipun begitu tetap saja perintah Wisnu adalah hal mutlak yang tidak bisa siapa pun ganggu gugat termasuk soal perjodohan yang telah disepakati dengan rekan kerjanya, yang kali ini akan melakukan kerja sama besar.

Leo, meskipun anak satu-satunya dari pasangan Wisnu-Melinda yang bisa di bilang masuk dalam jajaran anak orang kaya, tidak bisa begitu saja mendapatkan apa yang di inginkannya, Leo di manja oleh ibunya, tapi dia juga di didik mandiri, bertanggung jawab dan tegas oleh ayahnya meskipun yang lebih sering terlihat adalah Leo yang Manja dan petakilan.

“Kamu mau, ya, menerima perjodohan ini?” bujuk Melinda saat mereka bertiga sudah pindah tempat ke ruang keluarga sambil menonton tayangan televisi.

“Emangnya Abang bisa nolak, Bun? Abang cukup tahu gimana watak Ayah, apa lagi kalau udah nyangkut kerja sama besar. Anak sendiri, satu-satunya pula jadi tumbal! Masih 21 tahun di kawinin. Huhh, apalah daya Abang yang hanya bisa nurut meskipun pengen banget cempulungin Ayah ke empang,” ucapan pasrah Leo membuat Melinda mengulas senyum. Wisnu menepuk bangga pundak anak semata wayangnya, meski cukup kesal mendengar kata terakhir yang terlontar dari mulut anaknya itu.

“Abang emang deh kesayangan Bunda!” pekik bahagia Melinda tersenyum lebar. Leo hanya menghela napas pasrah.

“Bunda tuh dari dulu sebenarnya pengen banget nikahin kamu, Bang. Bunda iri sama keluarga Om Leon, mereka sudah mau punya cucu aja. Bunda juga gemas lihat Lyra sama Pandu yang di usia muda dan masih imut-imut itu udah mau nyandang gelar orang tua.” Dengan wajah cemberut dan sedih Melinda menyampaikan perasaannya.

“Udah, gak usah cemberut lagi, 'kan Abang udah setuju jadi, keinginan Bunda sebentar lagi tecapai, oke?” Melinda mengangguk senang mendengar ucapan anaknya.

Meski anak satu-satunya, tapi Melinda bangga karena Leo adalah anak yang penurut, tidak pernah membangkang meski awalnya selalu menggerutu memberi protes penolakan atas keinginan orang tuanya.

Terpopuler

Comments

Kepiting Cina

Kepiting Cina

astaga anak siapa itu woy😂

2022-05-28

0

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

suka hubungan yg humble

2022-04-14

0

noera

noera

huala ini leo tmnnya lyra sma pandu y

2022-02-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kepulangan Leo
2 2. Kunjungan ke Rumah Lyra
3 3. Di Kampus Pandu
4 4. Menemui Calon Istri
5 5. Cemburu?
6 6. Butik
7 7. Menyebalkan
8 8. Kecemasan
9 9. Meyakinkan
10 10. H-1 Menuju Pernikahan
11 11. Wedding
12 12. Reaksi Berlebihan
13 13. Siang Pertama Pengantin Baru
14 14. Apa Tidak Terlalu Cepat?
15 15. Perempuan Itu Sulit Di Mengerti
16 16. Melepas Kepergian
17 17. Rindu Ini Menyiksaku
18 18. Tidak Karuan
19 19. Rindu Yang Membuat Bodoh
20 20. Rindu Yang Terobati
21 21. Pindah Rumah
22 22. Kekesalan Luna
23 23. Permintaan Maaf
24 24. Ketakutan Luna
25 25. Papi Leo
26 26. Calon Pelakor
27 27. Bahagia Itu Sederhana
28 28. Panik
29 29. Bali
30 30. Sesuai Harapan
31 31. Menyambut Kehamilan Luna
32 32. Keinginan Luna
33 33. Siksaan Terberat Leo
34 34. Wedding Amel-Dimas
35 35. Luna Yang Tiba-Tiba Menangis
36 36. Pingsan
37 37. Siapa Dia?
38 38. Salah Paham
39 39. Ibu Hamil Menyebalkan
40 40. Tujuh Bulanan
41 41. Devi Ngidam (?)
42 42. Toko Perlengkapan Bayi
43 43. Drama Hari Libur
44 44. Kecemasan Menjelang Persalinan
45 45. Kalut
46 46. Kondisi Luna
47 47. Calon Istri Rapa
48 48. Welcome To The World Queen
49 49. Kegilaan Hakiki
50 50. Double Happy
51 51. Majikan Sableng
52 52. Rencana Para Ayah
53 53. Mall
54 54. Kemarahan Leo
55 55. Keadaan Luna
56 56. Penyesalan Leo
57 57. Kesedihan Leo
58 58. Kena Omelan
59 59. Bocah kencur
60 60. Terima Kasih Queen
61 61. Kisah Pilu Amel
62 62. Selesai
63 63. Sweet Moment
64 64. Sakit
65 65. Morning Sickness
66 66. Ngidam
67 67. Merepotkan
68 68. Momen Manis yang Terganggu
69 69. Kecelakaan
70 70. Kondisi Dimas
71 71. Kesedihan
72 72. Sindiran
73 73. Sadar
74 74. Mari Saling Mengingatkan
75 75. Pagi Sibuk
76 76. Happy With Little Family
77 77. Piknik
78 78. Nostalgia
79 79. Luna mau Lahiran (juga)?
80 80. Welcome To The World Baby Twins
81 81. Istri Galak
82 82. Cumi Oh Cumi
83 83. Pertemuan Tidak Sengaja
84 84. Cemburu
85 85. Omelen Jiwa Hemat Leo
86 86. Hampir di Gondol Kucing
87 87. Memangnya Tidak Sakit Hati?
88 88. Rindu
89 89. Reuni
90 90. I Love You
91 Bonus Chapter
92 Cuplikan eps 1 Rapa & Cleona + ucapan terima kasih
93 Bukan Update!!
94 INFO !!!
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1. Kepulangan Leo
2
2. Kunjungan ke Rumah Lyra
3
3. Di Kampus Pandu
4
4. Menemui Calon Istri
5
5. Cemburu?
6
6. Butik
7
7. Menyebalkan
8
8. Kecemasan
9
9. Meyakinkan
10
10. H-1 Menuju Pernikahan
11
11. Wedding
12
12. Reaksi Berlebihan
13
13. Siang Pertama Pengantin Baru
14
14. Apa Tidak Terlalu Cepat?
15
15. Perempuan Itu Sulit Di Mengerti
16
16. Melepas Kepergian
17
17. Rindu Ini Menyiksaku
18
18. Tidak Karuan
19
19. Rindu Yang Membuat Bodoh
20
20. Rindu Yang Terobati
21
21. Pindah Rumah
22
22. Kekesalan Luna
23
23. Permintaan Maaf
24
24. Ketakutan Luna
25
25. Papi Leo
26
26. Calon Pelakor
27
27. Bahagia Itu Sederhana
28
28. Panik
29
29. Bali
30
30. Sesuai Harapan
31
31. Menyambut Kehamilan Luna
32
32. Keinginan Luna
33
33. Siksaan Terberat Leo
34
34. Wedding Amel-Dimas
35
35. Luna Yang Tiba-Tiba Menangis
36
36. Pingsan
37
37. Siapa Dia?
38
38. Salah Paham
39
39. Ibu Hamil Menyebalkan
40
40. Tujuh Bulanan
41
41. Devi Ngidam (?)
42
42. Toko Perlengkapan Bayi
43
43. Drama Hari Libur
44
44. Kecemasan Menjelang Persalinan
45
45. Kalut
46
46. Kondisi Luna
47
47. Calon Istri Rapa
48
48. Welcome To The World Queen
49
49. Kegilaan Hakiki
50
50. Double Happy
51
51. Majikan Sableng
52
52. Rencana Para Ayah
53
53. Mall
54
54. Kemarahan Leo
55
55. Keadaan Luna
56
56. Penyesalan Leo
57
57. Kesedihan Leo
58
58. Kena Omelan
59
59. Bocah kencur
60
60. Terima Kasih Queen
61
61. Kisah Pilu Amel
62
62. Selesai
63
63. Sweet Moment
64
64. Sakit
65
65. Morning Sickness
66
66. Ngidam
67
67. Merepotkan
68
68. Momen Manis yang Terganggu
69
69. Kecelakaan
70
70. Kondisi Dimas
71
71. Kesedihan
72
72. Sindiran
73
73. Sadar
74
74. Mari Saling Mengingatkan
75
75. Pagi Sibuk
76
76. Happy With Little Family
77
77. Piknik
78
78. Nostalgia
79
79. Luna mau Lahiran (juga)?
80
80. Welcome To The World Baby Twins
81
81. Istri Galak
82
82. Cumi Oh Cumi
83
83. Pertemuan Tidak Sengaja
84
84. Cemburu
85
85. Omelen Jiwa Hemat Leo
86
86. Hampir di Gondol Kucing
87
87. Memangnya Tidak Sakit Hati?
88
88. Rindu
89
89. Reuni
90
90. I Love You
91
Bonus Chapter
92
Cuplikan eps 1 Rapa & Cleona + ucapan terima kasih
93
Bukan Update!!
94
INFO !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!