Luna sudah di bangunkan sejak jam empat pagi padahal dirinya semalam tidak bisa tidur karena terlalu memikirkan pernikahannya dan baru bisa terlelap saat jam menunjukan pukul dua dini hari tapi dengan teganya sang Mama sudah membangunkannya sepagi ini.
Dengan malas dan tentu saja masih mengantuk Luna turun dari tempat tidurnya, melangkah menuju kamar mandi mencuci muka dan menggosok gigi, setelah itu turun kelantai bawah yang sudah di huni banyak orang.
“Loh, loh, loh, kenapa malah duduk disini, sih sayang. Kamu itu harus di rias, tuh orang salonnya udah nunggu di kamar tamu,” Sari menegur Luna yang baru saja mendaratkan bokongnya di sofa. Menarik tangan Luna untuk bangkit dan membawa Anaknya menuju kamar tamu, dimana di sana penata rias sudah menunggu.
Setelah Luna duduk di meja yang berhadapan dengan cermin yang cukup besar dan mengobrol sejenak dengan orang yang akan merias anaknya, Sari keluar meninggalkan Luna dengan si MUA berdua. Hanya bisa pasrah yang Luna lakukan saat ini walau perasaannya tidak tenang dan juga deg-degan apa lagi saat wajahnya mulai di make over.
“Jangan tebal-tebal ya, Bu make upnya. Luna gak nyaman.”
Wanita yang di kisarkan usia di atas empat puluh itu tersenyum dan menganggukan kepala, menyetujui permintaan sang pengantin. “Kamu sudah cantik jadi, gak perlu make up yang tebal.”
Devi dan Amel yang baru saja datang langsung menghampiri Luna menyaksikan teman satunya itu yang tengah di rias. “Jadi pengen nikah juga gue,” ucap Devi dengan wajah yang mesem-mesem. Amel yang berada di sampingnya melayangkan sentilan di kening Devi yang membuat wanita itu cemberut.
Luna sendiri tidak sama sekali terganggu dengan perdebatan kecil yang dilakukan kedua sahabatnya karena ia terlalu fokus pada dirinya sendiri dan jantung yang semakin berdetak cepat.
“Tegang amat muka lo, Lun?”
“Deg-degan gue Dev,” jawab Luna seadanya.
“Kalau gak deg-degan berarti lo mati Lun,” ucap Amel yang langsung mendapat toyorang dari Devi.
“Ucapan lo terlalu kejam.”
Selesai dengan riasan di wajah, si penata rias meminta Luna untuk berganti pakaian dengan kebaya yang sudah di siapkan sang ibu. Luna hanya menurut dan tidak banyak membantah. Hari ini bukan lagi cara menggagalkan pernikahannya yang ia pikirkan, tapi kelancaran acara hari ini lah yang Luna harapkan.
Jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi, semua orang sudah siap dengan pakaian yang seragam, Lukman mengampit tangan anaknya dan membawanya untuk menaiki mobil yang akan di kemudikannya sendiri, mendudukan anaknya di jok belakang, tak lama Sari menyusul dan duduk di samping sang putri, Lukman duduk di balik kemudi, sedangkan Devi dan Amel menaiki mobil Dimas yang juga membawa mereka sampai di rumah Luna.
Rombongan Luna satu persatu melajukan mobil menuju ke gedung tempat pernikahan akan dilangsungkan. Sepanjang perjalanan Luna tidak tenang, tangannya saling bertaut dan meremas, cemas juga deg-degan. Sari yang mengerti dengan itu pun segera membawa anaknya kedalam pelukan. Elusan lembut ia berikan untuk menenangkan sang Putri. Sampai tiba di depan gedung Lukman turun lebih dulu membukakan pintu untuk anaknya dan kembali mengampit tangan putri satu-satunya itu di ikuti Sari yang mengambil tangan Luna yang satunya untuk masuk kedalam gedung yang sudah di hias dengan sedemikian rupa cantik.
Tidak lama Rombongan Leo datang sedangkan Luna sudah di amankan di sebuah ruangan yang cukup luas yang ia tebak sebagai ruang ganti karena gaun yang beberapa hari lalu ia coba berada di sana bersisian dengan jas milik Leo untuk acara resepsi nanti
Di ruangan ini Luna di temani oleh Amel dan Devi, sedangkan orang tuanya menyambut kedatangan dari rombongan Leo begitu juga dengan Dimas yang ikut menyambut kedatangan si mempelai pria.
“Baru kali ini gue berasa ada di jurang kematian,” ucap Luna yang sedari tadi duduk gelisah.
“Menikah itu jurang kenikmatan, Lun bukan kematian.” Amel membenarkan.
“Iya kalau nikahnya sama seseorang yang di cintai, nah gue? Masih gak percaya gue kalau Si Leo yang berakhir jadi suami gue.” Luna menggeleng-gelengkan kepala.
“Lo harusnya ber …”
Belum sempat Devi melanjutkan ucapannya, Sari lebih dulu membua pintu dan meminta anaknya supaya segera keluar dari persembunyiannya karena ijab kobul akan segera di mulai. Dada Luna semakin berdetak cepat apa lagi saat dirinya sudah duduk di samping Leo. Kedua tangannya bertaut, keringat dingin sudar bercucuran, perasaannya benar-benar tak menentu, entah ia harus bahagia atau justru bersedih saat ini.
“Bismilahirahmanirohim… Leo Aryatama saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya Luna Alisya binti Lukman Permana Rizky dengan maskawin sekian di bayar tunai!”
“Saya terima nikah dan kawinnya Luna Alisya binti Lukman Permana Rizky dengan maskawin tersebut tunai!”
“Bagaimana para saksi, sah?”
“SAH”
Tepat saat kata ‘sah’ di ucapkan air mata Luna menetes begitu derasnya. Ada bahagia juga sedih dalam perasaannya saat ini. Luna tidak tahu mana yang lebih besar dirinya rasakan saat ini, tapi yang jelas perasaan lega itu seolah mengalir menembus hatinya dan menghangat di bagian sana. Begitu juga dengan yang di rasakan Leo saat ini. Dalam hati keduanya berjanji untuk menjalani pernikahan ini dengan sungguh-sungguh dan belajar untuk mencintai satu sama lain.
Selesai dengan ijab kobul dan menandatangi berkas nikah juga sungkem, Luna dan Leo di persilahkan untuk istirahat dan berganti pakaian sebelum acara berlanju pada resepsi yang memang sengaja di adakan di hari yang sama.
Leo selalu tersenyum saat berada di atas pelaminan, berdiri berdampingan dengan Luna yang kini sudah sah menjadi istrinya. Tidak sedikit pun Leo ragu saat mengucapkan janji pernikahannya tadi bahkan seolah ada dorongan semangat hingga ia bisa dengan begitu percaya diri menggenggam tangan Lukman dan lancar menjawab ijab dari mertuanya itu.
Dapat ia lihat semua orang berbahagia termasuk kedua orang tuanya dan orang tua Luna. Senyum mengembang di wajah Melinda adalah kebahagian untuknya juga. Leo menyayangi Melinda maka dari itu ia juga akan menyayangi Luna sebagaimana ia menyayangi ibunya.
Leo menoleh kearah Luna yang tidak ia sangka bahwa perempuan itu pun akan menoleh kearahnya. Sama-sama melemparkan senyum sampai Dimas yang saat ini menaiki pelaminan untuk memberikan selamat pada kedua mempelai mengacaukan moment itu.
“Tatap-tatapannya nanti aja di kamar, sekarang masih banyak orang yang nontonin lo pada.” Ucapan Dimas itu membuat Luna menunduk malu wajahnya memerah sedangkan Leo mendegus kesal dan meninju pelan punggung sahabatnya itu.
“Cepat nyusul lo, Bro biar nanti reuni bawa pasangan masing-masing,” ucap Leo yang entah meledek atau mendoakan. Dimas hanya membalas dengan tersenyum dan langsung turun dari pelaminan setelah mengucapkan sederet ucapan selamat dan doa untuk kedua sahabatnya.
“Selamat ya, Lele gue senang banget akhirnya lo nikah juga. Walau jodoh lo ternyata demit macam Luna, tapi gue tetap bahagia. Setidaknya gue tenang karena lo menikahi perempuan yang baik dan sudah kita kenal. Sekali lagi selamat dan semoga cepat dapat bayi biar anak gue ada temannya dan gue gak jadi ibu sendirian, berasa tua gue tahu gak kalau nanti cuma gue yang bawa-bawa bayi.”
Ucapan panjang lebar Lyra membuat yang ada di sana pegal mendengarnya. Pandu yang setia berada di samping sang istri pun membawa istrinya untuk duduk di kursi pelaminan Luna-Leo agar wanita hamil itu tidak lelah karena harus terus berdiri sekaligus juga untuk membiarkan orang-orang mengantri di belakang bisa menyampaikan ucapan selamatnya pada kedua pengantin.
“Lun, jagain Lelenya gue ya? Gue berharap kalian akan bahagia dan menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah. Le, lo harus jadi laki-laki yang bertanggung jawab, ingat jangan sampai sahabat gue nangis gara-gara lo, kalau sampai itu terjadi gue pastiin lo menyesal!” ancam Lyra yang menatap tajam Leo.
***
Maaf ya Nikahannya Leo-Luna hanya segini, soalnya kan udah sebagian ni lapak Lyra-Pandu. Maaf juga gak ada kekocakan di antara mereka dlam moment ini, karena pernikahannya memang tidak seperti Levin-Devi begitu juga perasaan mereka. Jadi Maaf jika ada yang tidak puas. 🙏🙏🙏 sekali lagi mianhae.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Coklat Item
pengantinya nggak mandi😁
2021-12-29
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
asal tong aya bawangan we🙄🙄🙄🙄
2021-07-08
0
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Nadia 🎶🎶
d panggil lele berasa seperti pecel lele 🤭🤣🤣
maaf 🙏🙏🙏chandha doang 😁😁😁
2021-02-24
0