18. Tidak Karuan

“Ya udah, aku matiin. Bye sayang, baik-baik di sana, awas kalau macam-macam!” peringatan bernada ancaman itu membuat Luna mendengus namun tak dapat ia bohongi bahwa hatinya menghangat.

Setelah sambungan di tutup dan Luna menyimpan kembali ponselnya di atas meja, Lyra si ibu hamil yang kini menjadi teman kesepian Luna yang di tinggal suami. Ya, sejak pagi tadi memang dirinya memutuskan untuk main ke rumah Lyra megingat dirinya di rumah Leo pun kesepian karena tidak ada kegiatan dan teman karena Melinda ternyata ada acara bersama teman-teman arisannya. Jadi lah siang ini Luna berada di rumah Lyra dan langsung di tanyai tentang malam pertamanya dan berakhir dengan bertukar kabar dengan Leo lewat telpon.

“Pengantin baru manis banget sih, bikin gue iri,” Lyra melayangkan godaan membuat pipi Luna memerah malu.

“Dulu waktu awal nikah, Pandu boro-boro semanis itu! Yang ada dia malah nyakitin.”

Meringis kecil Luna pun merasakan perih di hatinya saat mengingat dulu sahabatnya yang secara terang-terangan di khianati oleh suaminya. Itu juga yang menjadi alasan Luna enggan menikah di usia muda dan menolak perjodohan yang di lakukan orang tuanya.

“Udah lo gak usah ingat-ingat lagi yang dulu, Ra. Sekarang yang lo harus lakuin itu bersyukur karena laki lo secinta dan sesayang itu sama lo. Apa lagi sekarang udah mau punya bayi, gue sampai gak nyangka lihat kebahagian yang terpancar di kedua mata Pandu semenjak tahu lo hamil.”

Dan dalam hati Luna pun mengharapkan itu. Semoga tidak ada krikil yang sama yang pernah menimpa sahabatnya karena Luna tidak yakin bahwa dirinya bisa setegar Lyra.

“Perasaan lo gimana sama Si Lele sekarang?” Lyra bertanya.

Luna jelas bingung mau menjawab apa karena dirinya pun masih belum yakin dengan perasaannya sendiri. Dan hanya gelengan kepala yang bisa Luna berikan saat ini. “Gue juga gak tahu, Ra. Gue belum yakin.”

“Apa yang buat lo gak yakin?” kembali Luna menggelengkan kepalanya.

“Apa Leo udah mengakui perasaannya terhadap lo?” lagi Lyra melayangkan pertanyaan.

Luna mengangguk kali ini dan itu cukup membuat senyum di bibir Lyra mengembang. “Tepatnya saat pernikahan bahkan belum genap 24 jam. Waktu itu Leo bilang kalau dia sayang sama gue, dan perasaannya itu mulai tumbuh sejak pertama kali dia memutuskan untuk menerima pernikahan yang orang tua gue dan orang tua dia buat. Dia gak maksa gue untuk membalas saat itu juga karena dia juga sadar bahwa perasaannya pun belum lebih dari sekedar sayang.”

Luna dapat melihat sahabatnya itu mengangguk. Sedangkan dirinya menghempaskan punggunya pada sandaran sofa, benaknya kembali mengulang kejadian dua hari lalu dimana suaminya jujur mengenai perasaannya, tingkah manis dan konyolnya sampai dimana kepergiannya saat di bandara terus menari di benaknya yang membuat Luna merasakan rindu itu lagi.

“Leo itu laki-laki baik, Lun. Mungkin lo tahu sedikit banyak tentang dia, tingkahnya memang menyebalkan, so-soan berlaku kayak playboy goda sana goda sini, tapi gak ada satu pun yang laki-laki itu jadikan pacar,” Lyra terkekeh geli begitu juga dengan Luna. “Mana ada seorang playboy, tapi gak punya mantan?” Luna mengangguk, membenarkan.

“Meskipun lo baru tinggal beberapa hari sama Leo, gue yakin lo sudah tahu bagaimana sebenarnya laki-laki sableng itu?”

“Manja!” seru Luna yang diangguki Lyra. Keduanya tertawa.

“Si Lele sejak dulu manja sama Bunda dan Ayah, padahal dia laki-laki,” kembali Lyra terkekeh geli.

Luna mendengarkan dengan seksama, ia yakin bahwa Lyra lebih tahu segalanya tentang Leo karena mereka sudah bersahabat sejak kecil, apa lagi mengingat betapa dekatnya mereka selama ini membuat Luna dulu sempat mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih.

“Lo jangan cemburu kalau dulu gue sempat suka sama Si Lele, Lun!”

Cepat Luna menggeleng. “Gue gak cemburu. Lagian itu kan dulu, gue tahu perasaan itu sudah lama pudar jadi gak ada yang mesti buat gue cemburu, kecuali kalau sekarang lo naksir dia dan berniat rebut dia dari gue!"

Lyra tertawa saat melihat delikan tajam Luna. “Sorry dia bukan tipe gue lagi.”

“Tapi apa gak ada perempuan di Amerika yang kecantol sama Leo, ya Ra?”

“Mungkin banyak, tapi Leo penah bilang kalau dia gak suka cewek bule. Jadi lo tenang aja, Lun.”

Luna mengangguk, ya semoga saja apa yang di ucapkan Lyra memang benar, tapi tetap saja Luna merasa cemas, takut ada salah satu di antara sekian banyaknya perempuan disana ada yang membuat Leo tertarik, Luna tidak tahu harus bagaimana jika itu benar terjadi.

“Jangan parnoan Lun, lo percaya aja sama laki lo. Ingat hubungan itu di awali dengan sebuah kepercayaan. Jika lo sendiri tidak bisa mempercayai suami lo maka ketidak percayaan itu lah yang akan dengan perlahan menyakiti lo.”

Yang di ucapkan Lyra memang tidak salah, tapi jujur saja Luna masih merasakan kecemasan itu. Ia takut Leo memiliki perempuan lain di sana apa lagi mengingat Leo tadi bilang bahwa dia harus tinggal beberapa hari lagi disana.

Berkali-kali Luna menengok ponselnya mengecek kalau-kalau ada pesan dari suaminya, tapi lagi-lagi ia harus menelan kekecewaan karena tidak di dapatinya satu pun pesan yang masuk dari suaminya. Dan apa yang dilakukannya itu tidak lepas dari pandangan Lyra yang tanpa Luna sadari tengah mengulas senyum penuh arti.

Lyra tahu bahwa sahabatnya telah memiliki perasaan itu pada Leo, terlihat jelas matanya yang sayu, seolah tidak ada semangat dan sorot ke khawatiran pun jelas terliat di sana. Hanya butuh waktu untuk dia menyadari perasaan itu, dan Lyra yakin bahwa itu tidak akan lama.

“Gue pamit pulang ya, Ra gak enak sama mertua kalau main kelamaan,” pamit Luna seraya mengambil kunci mobil yang tergeletak begitu saja di atas meja.

“Ck, gak enak sama mertua apa kerana mau ngegalau di kamar melukin bantal Leo?”

Luna mendnegus kesal mendengar cibiran sahabatnya itu yang sayangnya memang itu yang ada di pikirannya saat sebelum memutuskan untuk pulang. Mengabaikan cubiran Lyra, Luna berjalan keluar setelah mencium pipi kiri sahabatnya yang tengah hamil itu, melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata menuju rumah orang tua Leo.

Hanya membutuhkan waktu lima belas menit dan Luna sudah sampai di pekarangan rumah besar milik orang tua suaminya. Mobil yang mengantar Ibu mertuanya ternyata belum datang itu berarti Melinda belum pulang padahal hari sudah menunjukan pukul 15:35.

“Aish, kemana sih tuh orang gak ada juga hubungin gue, gak tahu apa kalau gue cemas? Kenapa juga gue gak tahu perbandingan waktu di Amerika sama disini jadi, gak tahu kan masih siapa apa udah malam di sana! Argghh, bego emang!” makinya pada diri sendiri.

Luna melangkah masuk kedalam kamar mandi yang ada di kamar Leo setelah sebelumnya mengambil baju ganti dan juga handuk dari dalam lemari.

“Kenapa juga perasaan gue jadi aneh gini? Tanggung jawab lo, Le karena udah buat perasaan gue gak karuan gini. Argghh! Leo cepat pulang dong, gue kangen.”

Air mata nyatanya tidak lagi bisa Luna tahan karena kini bendungan itu sudah meluncur begitu lancar membasahi pipinya.

Terpopuler

Comments

Dira Putri Jr.

Dira Putri Jr.

jadi ingt pas baru nikah 3 bulan,di tinggal suami merantow di tambah ngikut mertua ya Alloh tiap hari aku nangisss😭😭😭😭😭 Apun deh😂😂😂

2021-06-10

0

Gisela M Jein

Gisela M Jein

ufpfvx

2021-05-16

0

Wanda Winda

Wanda Winda

asikk

2020-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kepulangan Leo
2 2. Kunjungan ke Rumah Lyra
3 3. Di Kampus Pandu
4 4. Menemui Calon Istri
5 5. Cemburu?
6 6. Butik
7 7. Menyebalkan
8 8. Kecemasan
9 9. Meyakinkan
10 10. H-1 Menuju Pernikahan
11 11. Wedding
12 12. Reaksi Berlebihan
13 13. Siang Pertama Pengantin Baru
14 14. Apa Tidak Terlalu Cepat?
15 15. Perempuan Itu Sulit Di Mengerti
16 16. Melepas Kepergian
17 17. Rindu Ini Menyiksaku
18 18. Tidak Karuan
19 19. Rindu Yang Membuat Bodoh
20 20. Rindu Yang Terobati
21 21. Pindah Rumah
22 22. Kekesalan Luna
23 23. Permintaan Maaf
24 24. Ketakutan Luna
25 25. Papi Leo
26 26. Calon Pelakor
27 27. Bahagia Itu Sederhana
28 28. Panik
29 29. Bali
30 30. Sesuai Harapan
31 31. Menyambut Kehamilan Luna
32 32. Keinginan Luna
33 33. Siksaan Terberat Leo
34 34. Wedding Amel-Dimas
35 35. Luna Yang Tiba-Tiba Menangis
36 36. Pingsan
37 37. Siapa Dia?
38 38. Salah Paham
39 39. Ibu Hamil Menyebalkan
40 40. Tujuh Bulanan
41 41. Devi Ngidam (?)
42 42. Toko Perlengkapan Bayi
43 43. Drama Hari Libur
44 44. Kecemasan Menjelang Persalinan
45 45. Kalut
46 46. Kondisi Luna
47 47. Calon Istri Rapa
48 48. Welcome To The World Queen
49 49. Kegilaan Hakiki
50 50. Double Happy
51 51. Majikan Sableng
52 52. Rencana Para Ayah
53 53. Mall
54 54. Kemarahan Leo
55 55. Keadaan Luna
56 56. Penyesalan Leo
57 57. Kesedihan Leo
58 58. Kena Omelan
59 59. Bocah kencur
60 60. Terima Kasih Queen
61 61. Kisah Pilu Amel
62 62. Selesai
63 63. Sweet Moment
64 64. Sakit
65 65. Morning Sickness
66 66. Ngidam
67 67. Merepotkan
68 68. Momen Manis yang Terganggu
69 69. Kecelakaan
70 70. Kondisi Dimas
71 71. Kesedihan
72 72. Sindiran
73 73. Sadar
74 74. Mari Saling Mengingatkan
75 75. Pagi Sibuk
76 76. Happy With Little Family
77 77. Piknik
78 78. Nostalgia
79 79. Luna mau Lahiran (juga)?
80 80. Welcome To The World Baby Twins
81 81. Istri Galak
82 82. Cumi Oh Cumi
83 83. Pertemuan Tidak Sengaja
84 84. Cemburu
85 85. Omelen Jiwa Hemat Leo
86 86. Hampir di Gondol Kucing
87 87. Memangnya Tidak Sakit Hati?
88 88. Rindu
89 89. Reuni
90 90. I Love You
91 Bonus Chapter
92 Cuplikan eps 1 Rapa & Cleona + ucapan terima kasih
93 Bukan Update!!
94 INFO !!!
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1. Kepulangan Leo
2
2. Kunjungan ke Rumah Lyra
3
3. Di Kampus Pandu
4
4. Menemui Calon Istri
5
5. Cemburu?
6
6. Butik
7
7. Menyebalkan
8
8. Kecemasan
9
9. Meyakinkan
10
10. H-1 Menuju Pernikahan
11
11. Wedding
12
12. Reaksi Berlebihan
13
13. Siang Pertama Pengantin Baru
14
14. Apa Tidak Terlalu Cepat?
15
15. Perempuan Itu Sulit Di Mengerti
16
16. Melepas Kepergian
17
17. Rindu Ini Menyiksaku
18
18. Tidak Karuan
19
19. Rindu Yang Membuat Bodoh
20
20. Rindu Yang Terobati
21
21. Pindah Rumah
22
22. Kekesalan Luna
23
23. Permintaan Maaf
24
24. Ketakutan Luna
25
25. Papi Leo
26
26. Calon Pelakor
27
27. Bahagia Itu Sederhana
28
28. Panik
29
29. Bali
30
30. Sesuai Harapan
31
31. Menyambut Kehamilan Luna
32
32. Keinginan Luna
33
33. Siksaan Terberat Leo
34
34. Wedding Amel-Dimas
35
35. Luna Yang Tiba-Tiba Menangis
36
36. Pingsan
37
37. Siapa Dia?
38
38. Salah Paham
39
39. Ibu Hamil Menyebalkan
40
40. Tujuh Bulanan
41
41. Devi Ngidam (?)
42
42. Toko Perlengkapan Bayi
43
43. Drama Hari Libur
44
44. Kecemasan Menjelang Persalinan
45
45. Kalut
46
46. Kondisi Luna
47
47. Calon Istri Rapa
48
48. Welcome To The World Queen
49
49. Kegilaan Hakiki
50
50. Double Happy
51
51. Majikan Sableng
52
52. Rencana Para Ayah
53
53. Mall
54
54. Kemarahan Leo
55
55. Keadaan Luna
56
56. Penyesalan Leo
57
57. Kesedihan Leo
58
58. Kena Omelan
59
59. Bocah kencur
60
60. Terima Kasih Queen
61
61. Kisah Pilu Amel
62
62. Selesai
63
63. Sweet Moment
64
64. Sakit
65
65. Morning Sickness
66
66. Ngidam
67
67. Merepotkan
68
68. Momen Manis yang Terganggu
69
69. Kecelakaan
70
70. Kondisi Dimas
71
71. Kesedihan
72
72. Sindiran
73
73. Sadar
74
74. Mari Saling Mengingatkan
75
75. Pagi Sibuk
76
76. Happy With Little Family
77
77. Piknik
78
78. Nostalgia
79
79. Luna mau Lahiran (juga)?
80
80. Welcome To The World Baby Twins
81
81. Istri Galak
82
82. Cumi Oh Cumi
83
83. Pertemuan Tidak Sengaja
84
84. Cemburu
85
85. Omelen Jiwa Hemat Leo
86
86. Hampir di Gondol Kucing
87
87. Memangnya Tidak Sakit Hati?
88
88. Rindu
89
89. Reuni
90
90. I Love You
91
Bonus Chapter
92
Cuplikan eps 1 Rapa & Cleona + ucapan terima kasih
93
Bukan Update!!
94
INFO !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!