12. Reaksi Berlebihan

Leo keluar lebih dulu dari mobil saat Wisnu sudah berhasil memarkirkan mobilnya di pelataran rumah, membantu Luna yang masih mengenakan gaunnya itu untuk ikut keluar dan melangkah masuk menuju rumah besar keluarga Leo. Sepasang pengantin itu berjalan lebih dulu di ikuti Melinda dan Wisnu di belakangnya yang tersenyum bahagia.

“Bunda sama Ayah istirahat ya, maaf udah buat kalian kelelahan,” ucap Leo sesaat setelah menghentikan langkahnya, menatap penuh terima kasih pada kedua orang tuanya itu. Melinda tersenyum begitu juga dengan Wisnu, memeluk anak semata wayangnya penuh haru.

Luna yang menyaksikan pun ikut terharu dengan kehangatan keluarga dari suaminya. Ups, suami? Tiba-tiba ada gelenyar aneh yang menghangatkan hatinya. Luna memegang dadanya yang kembali berdetak cepat. Melinda menarik Luna ikut kedalamnya dan jadilah mereka pelukan berempat. Meski masih terasa canggung, tapi Luna tetap mengembangkan senyumnya.

“Kalian juga istirahat ya,” ucap Melinda yang diangguki Luna dan Leo bersamaan. Setalah pamit dan mengecup pipi ibunya Leo menuntun Luna untuk melanjutkan langkah menuju kamarnya yang ada di lantai atas. Namun baru saja menaiki undakan tangga kedua suara Bundanya terdengar dan berhasil menghentikan langkah mereka.

“Jangan lupa buatkan cucu buat kami, ya, Bang!”

Leo menoleh dan melayangkan tatapan tajam pada sang Bunda yang malah di balas dengan kekehan geli, sedangkan Luna wajahnya sudah memerah karena malu, tangan satunya yang bebas meremas gaun pernikahannya dengan kuat menyalurkan kegugupannya.

Tak membalas ucapan sang Bunda, Leo kembali melanjutkan langkahnya masih menuntun tangan Luna menaiki satu persatu tangga sampai undakan itu habis dan melangkah menuju pintu berwarna coklat yang berada di sisi kanan lantai dua ini membuka pintu tersebut dan barulah Leo melepaskan genggaman tangannya pada tangan Luna.

Luna masih berdiri di ambang pintu sedikit ragu untuk masuk, sedangkan Leo sudah berada di dalam, melepas jas yang sedari tadi di kenakan mengabaikan Luna yang masih asik dengan dunianya. Melangkah perlahan Luna kini sudah berada di tengah-tengah ruang kamar yang cukup luas ini, matanya menjelajah setiap sudut kamar Leo yang di dominasi dengan warna abu-abu itu terlihat elegan dan maskulin, khas pria. Terdapat televisi yang menempel di dinding, lemari kaca berisikan miniature tersusun rapi, meja rias dengan kaca cukup besar setinggi manusia, ranjang, nakas kecil di sisi kanan kiri ranjang, lampu tidur dan lemari besar.

Melihat di samping ranjang terdapat kopernya Luna mendekat untuk mengambil pakaian gantinya malam ini kemudian kembali meneliti setiap inci kamar Leo yang mulai malam ini menjadi kamarnya juga. Saking fokusnya meneliti dan mengagumi ruangan yang akan menjadi tempat tinggalnya itu membuat Luna sampai tidak menyadari bahwa Leo sudah keluar dari kamar mandi dan berdiri di ambang pintu. Saat mata Luna bertemu dengan laki-laki tampan itu langsung menjerit dan menutup matanya dengan cepat.

“Arrrggghh Leo sialan, kenapa lo gak pake baju?!” panik Luna yang melihat dada telanjang Leo yang ia akui memang indah. Namun tetap saja ini kali pertama Luna melihat pemandangan vulgar ini.

“Gue emang gak suka pakai baju kalau habis mandi dan tidur, Lun jadi lo harus terbiasa.” Jawab Leo yang masih berdiri di ambang pintu kamar mandi menatap Luna yang masih saja menutup wajah menggunakan tangannya.

“Astaga mata suci gue ternodai. Mama, Papa mata Luna udah gak perawan lagi…”

“Sebentar lagi bukan cuma mata lo yang gak perawan, tapi seluruhnya.”

Mendengar ucapan vulgar itu membuat Luna melepaskan tangan dari wajahnya menatap tajam Leo yang masih berdiri dengan tampannya tanpa sedikit pun merasa bersalah. Namun hanya beberapa detik sampai ia kembali melihat dada telanjang itu kembali menutup wajahnya.

“Mimpi apa gue semalam dapat suami nyebelin kayak dia. Ya Tuhan cobaan apa yang kau berikan pada hamba yang suci ini,” mendengar gumaman kecil istrinya itu Leo melangkah mendekat tanpa Luna sadari. Menepuk bahu istrinya pelan yang ternyata malah mendapat respon yang begitu menyejutkan dari gadis yang masih mengenakan gaun pengantinnya itu.

Tangan Luna dengan refleks menepis tangan Leo yang menepuk bahunya dan langsung lari menuju kamar mandi dengan dumelan tak jelas dan menutup pintu dengan sedikit di banting membuat kerutan heran di kening Leo timbul.

“Mimpi apa gue semalam dapat istri yang sedikit gak waras gini,” Leo menggeleng-gelengkan kepala. “Baru tahu gue kalau tu curut bisa cerewet dan doyang ngedumel. Memang deh temanan sama si Lyra udah pasti ketularan sablengnya."

Entah berapa lama Luna berada di kamar mandi berendam air hangat yang setidaknya sedikit bisa merileks kan tubuh pegalnya. Selesai mengenakan baju tiidurnya, Luna baru lah keluar dari kamar mandi, menatap sekeliling dan ia dapat menghela napas lega saat tidak mendapati Leo di manapun dalam ruangan ini.

Jam memang masih menunjukan pukul delapan malam, tapi rasa kantuk sudah menyerang Luna akibat lelah seharian berdiri menyalami tamu undangan. Memilih membaringkan tubuh di atas ranjang besar milik Leo saat rasa kantuknya tak lagi bisa ia tahan, saking mengantuknya sampai suara pintu terbuka dan kembali tertutup pun Luna abaikan, masa bodo tentang siapa itu yang datang karena ia hanya ingin tertidur saat ini.

Sedikit lagi ia menyentuh alam mimpi namun sebuah benda berat yang melingkar di pinggangnya membuat Luna menjerit terkejut dan langsung loncat dari tempat tidur dengan wajah panik yang begitu ketara.

“Lo kenapa, Lun?” Leo juga tak kalah terkejutnya dengan respon Luna yang berlebihan itu hanya bisa menatap istrinya dengan tatapan bingung dan bertanya.

“Apa yang lo lakuin barusan?” bukannya memberi jawaban, Luna malah bertanya balik dan itu sukses membuat Leo menaikan sebelah alisnya.

“Tidur,” jawaban singkat Leo membuat Luna berdecak kesal.

“Tapi gak usah peluk-peluk gue juga, setan!” murka Luna yang wajahnya kini memerah karena kesal juga jantungnya yang masih berdetak dengan cepat karena keterkejutannya tadi.

“Loh emang kenapa? Lo kan istri gue, jadi gak apa-apa dong, kan udah sah.” Leo berkata seraya bangun dari duduknya, berdiri dan melangkah mendekat pada Luna. Perempuan cantik dalam balutan baju tidur lengan dan celana pendek berbahan satin itu mundur beberapa langkah, namun saat akan kembali mundur tangan Leo lebih dulu menariknya sampai Luna mendarat di pelukan sang suami dengan cepat Luna mendorong tubuh Leo agar menjauh. Wajahnya kini sudah panas, malu, marah, juga salah tingkah.

Luna kembali naik ke atas tempat tidur mengabaikan Leo. Tidur menyamping membelakangi Leo yang masih berdiri menatap punggung sang istri dan tak lama laki-laki itu menyusul, membaringkan kembali tubuhnya di sisi kosong ranjangnya. Dalam hati Luna terus was-was dan mengucapkan doa-doa yang akan menenangkan hati dan detak jantungnya yang menggila.

Leo yang berpikir bahwa istrinya sudah tidur pun kembali melingkarkan tangannya di pinggang Luna yang sayangnya kembali di tepis perempuan cantik itu dengan cepat. Luna mengubah posisi tidurnya menjadi duduk menatap tajam Leo.

“Apa maksud lo peluk-peluk gue?” Luna bertanya dengan wajah galaknya.

“Emang gue gak boleh peluk istri gue sendiri? Lupa lo kalau tadi pagi kita udah nikah, udah sah di mata hukum dan agama? Lo baru gue peluk udah jejeritan gitu, gimana kalau udah mulai gue masukin?”

Mulut Luna terbuka, matanya membelalak dan wajahnya terlihat begitu shock mendengar ucapan Leo, tidak menyangka bahwa laki-laki itu akan mengeluarkan kata-kata yang vulgar seperti itu.

“Ya ampun, ucapan lo, Le!” Luna menggelengkan kepala. “Kita emang udah nikah, tapi please masa lo lupa kalau kita nikah karena adanya pejodohan itu…”

“Gue ingat kok. Terus kenapa?” jawab Leo dengan cepat sebelum Luna menyelesaikan katanya.

“Gue sama sekali gak cinta sama lo, Le. Gak usah peluk-peluk gue juga please, gue risi,”

Leo yang mulai bosan mendengar celotehan istrinya itu langsung saja menarik tangan Luna hingga gadis itu jatuh tepat di dadanya yang telanjang. Luna shock menyadari bahwa dada itu tidak terhalang selembar benang pun berusaha melepaskan diri, namun Leo lebih terlalu erat memeluknya sampai ia tidak bisa bergerak di tambah lagii dengan kaki Leo yang ikut melingkari tubuhnya seolah dirinya sebuah guling dan itu membuat Luna semakin tidak bisa bergerak.

“Lepasin gue, Le!”

“Udah diam, tidur! Gak usah berontak lagi, lo harus terbiasa karena mulai dari malam ini gue akan selalu meluk lo ketika tidur!” setelah mengatakan itu Leo langsung mendaratkan kecupan di kening Luna, cukup lama membuat Luna yang awalnya memberontak berusaha melepaskan tiba-tiba diam, solah terhipnotis dengan kata juga kecupan yang suaminya itu berikan dan hatinya menghangat.

“Selamat tidur istriku.”

Terpopuler

Comments

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

luna ih kasar banget,, kan dh sepakat saling mencoba nerima

2023-09-25

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

buat Luna bucin ya Leee..

2021-11-08

0

Beci Luna

Beci Luna

aduh luna malu tapi mau si juga nanti

2021-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kepulangan Leo
2 2. Kunjungan ke Rumah Lyra
3 3. Di Kampus Pandu
4 4. Menemui Calon Istri
5 5. Cemburu?
6 6. Butik
7 7. Menyebalkan
8 8. Kecemasan
9 9. Meyakinkan
10 10. H-1 Menuju Pernikahan
11 11. Wedding
12 12. Reaksi Berlebihan
13 13. Siang Pertama Pengantin Baru
14 14. Apa Tidak Terlalu Cepat?
15 15. Perempuan Itu Sulit Di Mengerti
16 16. Melepas Kepergian
17 17. Rindu Ini Menyiksaku
18 18. Tidak Karuan
19 19. Rindu Yang Membuat Bodoh
20 20. Rindu Yang Terobati
21 21. Pindah Rumah
22 22. Kekesalan Luna
23 23. Permintaan Maaf
24 24. Ketakutan Luna
25 25. Papi Leo
26 26. Calon Pelakor
27 27. Bahagia Itu Sederhana
28 28. Panik
29 29. Bali
30 30. Sesuai Harapan
31 31. Menyambut Kehamilan Luna
32 32. Keinginan Luna
33 33. Siksaan Terberat Leo
34 34. Wedding Amel-Dimas
35 35. Luna Yang Tiba-Tiba Menangis
36 36. Pingsan
37 37. Siapa Dia?
38 38. Salah Paham
39 39. Ibu Hamil Menyebalkan
40 40. Tujuh Bulanan
41 41. Devi Ngidam (?)
42 42. Toko Perlengkapan Bayi
43 43. Drama Hari Libur
44 44. Kecemasan Menjelang Persalinan
45 45. Kalut
46 46. Kondisi Luna
47 47. Calon Istri Rapa
48 48. Welcome To The World Queen
49 49. Kegilaan Hakiki
50 50. Double Happy
51 51. Majikan Sableng
52 52. Rencana Para Ayah
53 53. Mall
54 54. Kemarahan Leo
55 55. Keadaan Luna
56 56. Penyesalan Leo
57 57. Kesedihan Leo
58 58. Kena Omelan
59 59. Bocah kencur
60 60. Terima Kasih Queen
61 61. Kisah Pilu Amel
62 62. Selesai
63 63. Sweet Moment
64 64. Sakit
65 65. Morning Sickness
66 66. Ngidam
67 67. Merepotkan
68 68. Momen Manis yang Terganggu
69 69. Kecelakaan
70 70. Kondisi Dimas
71 71. Kesedihan
72 72. Sindiran
73 73. Sadar
74 74. Mari Saling Mengingatkan
75 75. Pagi Sibuk
76 76. Happy With Little Family
77 77. Piknik
78 78. Nostalgia
79 79. Luna mau Lahiran (juga)?
80 80. Welcome To The World Baby Twins
81 81. Istri Galak
82 82. Cumi Oh Cumi
83 83. Pertemuan Tidak Sengaja
84 84. Cemburu
85 85. Omelen Jiwa Hemat Leo
86 86. Hampir di Gondol Kucing
87 87. Memangnya Tidak Sakit Hati?
88 88. Rindu
89 89. Reuni
90 90. I Love You
91 Bonus Chapter
92 Cuplikan eps 1 Rapa & Cleona + ucapan terima kasih
93 Bukan Update!!
94 INFO !!!
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1. Kepulangan Leo
2
2. Kunjungan ke Rumah Lyra
3
3. Di Kampus Pandu
4
4. Menemui Calon Istri
5
5. Cemburu?
6
6. Butik
7
7. Menyebalkan
8
8. Kecemasan
9
9. Meyakinkan
10
10. H-1 Menuju Pernikahan
11
11. Wedding
12
12. Reaksi Berlebihan
13
13. Siang Pertama Pengantin Baru
14
14. Apa Tidak Terlalu Cepat?
15
15. Perempuan Itu Sulit Di Mengerti
16
16. Melepas Kepergian
17
17. Rindu Ini Menyiksaku
18
18. Tidak Karuan
19
19. Rindu Yang Membuat Bodoh
20
20. Rindu Yang Terobati
21
21. Pindah Rumah
22
22. Kekesalan Luna
23
23. Permintaan Maaf
24
24. Ketakutan Luna
25
25. Papi Leo
26
26. Calon Pelakor
27
27. Bahagia Itu Sederhana
28
28. Panik
29
29. Bali
30
30. Sesuai Harapan
31
31. Menyambut Kehamilan Luna
32
32. Keinginan Luna
33
33. Siksaan Terberat Leo
34
34. Wedding Amel-Dimas
35
35. Luna Yang Tiba-Tiba Menangis
36
36. Pingsan
37
37. Siapa Dia?
38
38. Salah Paham
39
39. Ibu Hamil Menyebalkan
40
40. Tujuh Bulanan
41
41. Devi Ngidam (?)
42
42. Toko Perlengkapan Bayi
43
43. Drama Hari Libur
44
44. Kecemasan Menjelang Persalinan
45
45. Kalut
46
46. Kondisi Luna
47
47. Calon Istri Rapa
48
48. Welcome To The World Queen
49
49. Kegilaan Hakiki
50
50. Double Happy
51
51. Majikan Sableng
52
52. Rencana Para Ayah
53
53. Mall
54
54. Kemarahan Leo
55
55. Keadaan Luna
56
56. Penyesalan Leo
57
57. Kesedihan Leo
58
58. Kena Omelan
59
59. Bocah kencur
60
60. Terima Kasih Queen
61
61. Kisah Pilu Amel
62
62. Selesai
63
63. Sweet Moment
64
64. Sakit
65
65. Morning Sickness
66
66. Ngidam
67
67. Merepotkan
68
68. Momen Manis yang Terganggu
69
69. Kecelakaan
70
70. Kondisi Dimas
71
71. Kesedihan
72
72. Sindiran
73
73. Sadar
74
74. Mari Saling Mengingatkan
75
75. Pagi Sibuk
76
76. Happy With Little Family
77
77. Piknik
78
78. Nostalgia
79
79. Luna mau Lahiran (juga)?
80
80. Welcome To The World Baby Twins
81
81. Istri Galak
82
82. Cumi Oh Cumi
83
83. Pertemuan Tidak Sengaja
84
84. Cemburu
85
85. Omelen Jiwa Hemat Leo
86
86. Hampir di Gondol Kucing
87
87. Memangnya Tidak Sakit Hati?
88
88. Rindu
89
89. Reuni
90
90. I Love You
91
Bonus Chapter
92
Cuplikan eps 1 Rapa & Cleona + ucapan terima kasih
93
Bukan Update!!
94
INFO !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!