Di rumah, Quinn terus saja melihat jam yang ada di dinding. Gadis kecil itu sangat gelisah karena Tiffany belum juga pulang saat jam sudah berdentang di saat pukul 12.00 malam.
Sejak pukul 10.00 malam Quinn sudah berupaya untuk tidur. Akan tetapi kedua matanya sulit sekali terpejam. Quinn tetap terjaga karena gelisah memikirkan Tiffany yang bekerja sampai tengah malam.
"Kenapa aku tidak bisa tidur? Apa karena Mommy tidak ada di rumah?" Quinn berbicara sendiri.
Gadis kecil itu ini memposisikan dirinya dalam keadaan duduk di atas ranjang. Ia tidak bergerak dari sana. Namun pikirannya terus saja tertuju kepada Tiffany yang tidak memberikan kabar padanya sama sekali.
"Aku ingin melihat di mana Mommy bekerja. Mungkin melacak lokasi gps-nya berguna untuk membuatku tenang." Quinn meraih tabletnya. Kemudian ia mencari alamat Tiffany bekerja. Hal ini merupakan cara terbaik baginya.
Setelah melacak beberapa lama akhirnya Quinn menemukan lokasi di mana Tiffany berada. Kedua alis Quinn menukik tajam. Quinn kaget mengetahui di mana lokasi Tiffany bekerja malam ini.
"Di sebuah hotel?" Quinn semakin gelisah.
Pikiran buruknya berkeliaran di kepala. Akan tetapi Quinn tidak ingin berpikiran bahwa Tiffany melakukan hal yang buruk. Namun tetap saja Quinn tidak bisa menghilangkan kegelisahan dan kekhawatirannya pada Tiffany.
"Apakah aku perlu menjemput mommy?" Quinn menggumam seorang diri.
Entah mengapa Ia tiba-tiba berpikir bahwa menjemput Tiffany. Sebenarnya tidak sulit bagi Quinn untuk menjemput Tiffany. Sebab Quinn memiliki simpanan yang lumayan jika hanya sekedar untuk memesan taksi online. Hanya saja Quinn takut apabila Tiffany mencurigainya.
"Kalau aku menjemput mommy, bisa saja mommy curiga kalau aku bisa melakukan apapun. Tapi aku juga tidak bisa membiarkan Mommy berada di luar sana tanpa aku tahu keadaannya." Quinn berpikir keras untuk mendapatkan solusi.
"Baiklah. Lebih baik aku menjemput Mommy." Akhirnya Quinn memutuskan untuk menjemput Tiffany.
Gadis kecil itu pun langsung memesan taksi online untuk mengantarnya ke tempat Tiffany berada. Saat Quinn sedang menunggu taksi online, tak lama kemudian taksi tersebut pun telah datang.
Namun hampir saja Quinn kehilangan kesempatan untuk menaiki taksi online tersebut. Sebab sopir taksi itu tidak percaya bahwa bocah berusia 6 tahun sudah memesannya.
"Jadi kau ini ingin menjemput ibumu?" tanya sang sopir.
"Benar. Tadi mommy sudah menelponku tentang bagaimana caranya memesan taksi online. Jangan khawatir kalau masalah uang. Aku juga punya uang." Quinn tersenyum setelah mengatakannya.
"Astaga aku sudah berpikiran buruk. Mana mungkin ada seorang bocah yang sangat pandai dalam teknologi dan memesan taksi online seperti ini. Kalau begitu kita akan menuju ke alamat yang kau berikan." Sang sopir pun mulai melajukan mobil menuju ke tempat Tiffany.
Sepanjang perjalanan Quinn sangat gelisah. Ia takut apabila terjadi sesuatu pada Tiffany. Meskipun gadis kecil itu berusaha untuk tenang, tetap saja rasa khawatir itu tetap ada. Hebatnya Quinn bisa duduk dengan tenang selama perjalanan itu berlangsung.
Berbeda dengan Quinn, di salah satu tempat hotel terkenal di kota itu Tiffany sangat terkejut mengetahui Nyonya Alesandro mengetahui keberadaannya. Wanita itu tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya ketika Nyonya Alesandro berjalan mendekatinya.
Ingin sekali Tiffany pergi dari tempat itu. Namun dengan keadaan seperti ini kemungkinan sangat kecil untuk bisa lolos dari intimidasi mantan mertuanya.
"Apa yang kau lakukan di sini? Wanita mandul! Apa kau tidak tahu tempat apa ini? Bagaimana bisa wanita miskin dan mandul sepertimu menjejakkan kakinya di hotel mahal seperti ini?" Nyonya Alesandro berbicara dengan lantang.
Tiffany semakin yakin apabila mantan mertuanya itu pasti akan berulah. Karena Nyonya Alesandro sangat membenci dirinya. Saat Tiffany masih berstatus sebagai menantu Nyonya Alesandro saja Tiffany mendapatkan perlakuan tidak adil. Apalagi sekarang? Setelah Tiffany dan Dante bercerai.
"Oh tunggu sebentar. Apa kau sedang menggoda Putraku? Jawab!" Nyonya Alesandro membentak Tiffany di depan umum. Kedua mata Nyonya Alessandro tampak melotot berusaha untuk mengintimidasi Tiffany.
"Saya juga tidak sudi untuk berada di tempat ini. Apalagi bertemu dengan Anda. Saya di sini untuk bekerja. Bukan untuk menggoda putra Anda yang sangat terhormat ini!" Tiffany memberanikan diri.
Kalau saja Tiffany tahu bahwa pesta ini merupakan pesta dari mantan mertuanya, Tiffany juga tidak akan sudi untuk bekerja di tempat ini. Terdengar suara gelak tawa dari Nyonya Alesandro. Wanita berusia paruh baya itu tertawa lepas.
Tiffany sadar bahwa Nyonya Alesandro sedang meremehkannya. Namun Tiffany tidak ambil pusing. Kepalanya hanya terisi pemikiran tentang pelarian diri. Tiffany ingin menghilang dari tempat itu seketika.
"Bekerja di sini? Apakah maksudmu sebagai seorang pelayan?" cemooh Nyonya Alesandro.
"Saya pikir itu tidak ada hubungannya dengan anda. Maaf saya permisi." Tiffany memilih untuk pamit dari tempat itu. Wanita itu tidak ingin terus-terusan berada di sana lantaran Nyonya Alesandro terus saja mengintimidasinya.
"Mau ke mana kau?" Nyonya Alesandro tanpa diduga melayangkan sebuah tamparan keras di pipi Tiffany.
Suara dari tamparan tersebut sangat nyaring. Tentu saja semakin menarik perhatian sekitarnya. Bahkan beberapa di antara mereka ada yang mengambil gambar Tiffany dan Nyonya Alesandro.
Tiffany sangat terkejut karena ia tidak berbuat apa-apa. Namun Tiffany justru mendapatkan tamparan dari Nyonya Alesandro. Wanita Itu memegangi pipinya yang tampak memerah dan terasa perih.
"Apa yang Mama lakukan?" Dante menegur Nyonya Alesandro. Laki-laki itu langsung menarik tangan Nyonya Alesandro.
"Tentu saja memberikannya pelajaran supaya dia tidak mengganggumu! Bisa-bisanya dia berpura-pura menjadi seorang pelayan dan kemudian mengajakmu berbicara? Atau dia sedang merayumu? Ingatlah bahwa kau sudah memiliki istri! Seharusnya wanita ini tidak gatal! Hei! Jangan harap aku bisa melepaskanmu begitu saja!" Lagi-lagi Nyonya Alesandro menuduh Tiffany.
"Aku yang mengajaknya bicara, Ma! Jangan menyalahkan Tiffany! Sebaiknya biarkan dia pergi. Tiffany, pergilah!" Dante mengusir Tiffany.
Tangan Dante memegangi tangan Nyonya Alesandro. Laki-laki itu tidak ingin jika Nyonya Alesandro kembali menyerang Tiffany. Mengetahui fakta bahwa Nyonya Alesandro sudah berbuat hal yang dilewati batas Tiffany tersulut amarah.
"Sebenarnya apa yang kau pelajari tentang kehidupan? Mengapa kau bisa seenaknya saja kepadaku? Padahal jelas-jelas putramu yang terus saja memaksaku untuk berbicara dengannya! Orang tua macam apa yang terus saja menyalahkan orang lain atas kesalahan putranya sendiri?" Tiffany kali ini tidak lagi berbicara dengan hormat. Wanita itu marah karena Nyonya Alesandro terus saja menyalahkannya. Apalagi menamparnya di depan umum.
"Kurang ajar! Wanita ******! Seharusnya aku sudah memberimu pelajaran!" Nyonya Alessandro kembali ingin memukul Tiffany. Wanita itu memberontak dari cekalan tangan Dante.
"Jauhkan tanganmu dari Mommyku!" Suara Quinn terdengar nyaring dan membuat perhatian semua orang beralih padanya.
"Quinn! Apa yang kau lakukan di sini?" Tiffany mulai panik saat dia melihat Quinn berada di pesta itu.
Kaki kecil Quinn berlari menuju ke tempat Tiffany berdiri. Tangan mungil Quinn menggenggam tangan Tiffany seolah ingin memberikan kekuatan kepada Tiffany.
"Aku datang untuk menjemput Mommy pulang. Tapi apa yang dilakukan nenek tua ini? Mengapa dia terlihat marah, Mom? Tunggu, kenapa pipi Mommy terlihat merah?" Quinn menyipitkan kedua matanya. Ia menyadari bahwa pipi Tiffany terlihat memerah.
"Kau memanggilnya mommy? Tiffany, Apakah dia anakmu?" Nyonya Alessandro bertanya kepada Tiffany dengan kedua mata yang melebar. Wanita berusia paruh baya itu sangat tidak sabar menantikan jawaban dari Tiffany.
"Jika aku memanggilnya Mommy bukankah itu artinya aku anaknya?" Quinn menantang Nyonya Alesandro.
"Apakah itu artinya dia cucuku, Tiffany?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
C2nunik987
Dia bukan darah daging Dante tapi darah daging mafia tampan ....daddy Luca anda paham Oma jahara 😡😡😡
2025-02-24
0
Muse
hellow cucu dari hongkong...enak aja main ngaku² cucu
2023-11-01
1
Darsiti Bu
enak aja ngaku cucu tadi aja udah maki maki nampar pula huh...
2023-10-25
0