Perisai

"Orang-orang itu sangat bodoh sekali." Quinn menggerutu ketika ia berhasil menjejakkan kakinya di ruangan milik Luca.

Tentu saja luca mengerutkan keningnya. Laki-laki itu menatap tidak suka pada Quinn yang sedang berjalan menuju ke arah mejanya. sampai pada akhirnya Quinn duduk tepat di kursi yang sudah disediakan berhadapan dengan Luca.

"Baru saja datang kau sudah membuat keributan. Bisakah lain kali kau datang dengan suasana yang tenang?" Luca menggelengkan kepalanya.

Begitu ia mengawasi sikap Quinn yang sangat lepas. Gadis kecil itu saat ini sedang duduk sambil bersedekap di dada. Tampak Quinn terus mengawasi Luca. Sontak saja membuat Luca untuk mengecek penampilannya.

"Apakah ada kesalahan? Mengapa kau melihatku sampai seperti itu?" Akhirnya Luca membeberkan apa yang sedang ada di kepalanya.

"Orang-orang yang menyambutku di depan sana sangat menyebalkan. Apakah Tuan tidak memiliki orang yang memiliki potensi lebih dibandingkan dengan mereka?" Quinn akhirnya berbicara kepada Luca.

"Siapa yang kau maksud? Aku hanya memiliki satu asisten pribadi yang bernama Joni. Mengapa kau bisa menyebut orang-orang?"

Luca penasaran dengan kalimat dari Quinn.

"Dua orang yang menyambutku dan menjemputku dari sekolah. Mereka berdua terlihat seperti orang-orang bodoh yang sedang berusaha untuk menjebak ahlinya. Itu menggelikan. Kalau begitu Apa yang harus aku kerjakan di sini? Aku harap kau tidak mengambil kembali uang yang sudah kau berikan padaku." Quinn mengingatkan kepada Luca agar tidak mengambil kembali uang yang sudah diberikan oleh luca. Quinn hanya tidak ingin kalau keluarganya sampai harus mengalami kehancuran.

"Aku sudah memikirkannya dengan matang. Mungkinkah aku bisa memasrahkan Semuanya padamu?" tanya Luca dengan kalimat yang ambigu.

"Katakan saja apa yang menjadi keinginanmu. Asal itu masih berkaitan dengan kesepakatan kita. Kalaupun aku tidak mampu aku akan mencari cara agar dapat melakukannya." Quinn menjawab dengan penuh rasa percaya diri.

Gadis kecil itu tidak ragu sedikitpun ketika mendapatkan tantangan dari Luca. Reaksi dari Quinn membuat Luca terkekeh.

"Bahkan dengan cara intimidasi sekalipun kau tidak takut sepertinya. Aku hanya berpikir apa yang harus kita lakukan saat ini. Tapi, aku memanggilmu pasti dengan tujuan tertentu. Hmmm. Pertama aku ingin bertanya. Apa posisimu di perusahaanku?" Luca menutup laptopnya. Sekarang ia ingin melihat bagaimana bocah itu berpikir.

"Bocah tengik, jika kau bisa memecahkan ini mungkin aku akan mengakui kemampuanmu," batin Luca dalam hati.

"Tentu saja ahli IT. Apalagi?" kesal Quinn.

"Hei bocah tengik. Kau belum menjelaskannya. Bukankah posisimu juga memiliki peranan penting?" Kata-kata Luca sejenak membuat Quinn berpikir.

Quinn meresponnya dengan memutar kedua bola mata. "Yeah! Aku tahu. Untuk itulah kita sudah membuat kesepakatan. Dan aku berhak menyembunyikan identitas serta posisiku di perusahaan ini."

"Bagus." Luca lagi-lagi menarik laptop yang berharga fantastis itu. Kemudian Luca memberikannya pada Quinn.

"Apakah hal yang aku tangani kemarin masih saja menimbulkan masalah?" Quinn mulai waspada. Dari nada bicaranya, Luca dapat menebak jika sikap Quinn tulus dan tidak dibuat-buat.

"Aku membutuhkan sebuah perisai yang tentunya sangat bagus untuk melindungi semua laptop maupun komputer," sahut Luca.

"Perisai? Maksudnya untuk melindungi data-data penting dari sabotase musuhmu? Aku sudah memberikannya pada laptopmu. Tapi kupikir aku perlu menyambungnya ke dalam tablet milikku. Supaya aku tahu kapan saja musuh menyerang," ungkap Quinn.

"Apa?" Luca menatap tidak percaya pada Quinn.

"Selain perisai, sepertinya Tuan ingin aku menyelesaikan masalah lain?" Quinn bertanya dengan santai.

Luca menaikkan satu alisnya. Ia lagi-lagi harus dikejutkan dengan Quinn yang seperti seorang cenayang. Luca menarik napas dalam-dalam.

"Bisakah aku mempercayai bocah tengik ini? Sebab aku harus melacak orang yang berada di dunia hitam. Sebuah dunia yang bertolak belakang dengan tempat ini. Tapi, bukankah sangat lucu bila menyeret seorang bocah dalam urusan geng mafia milikku?" Luca membatin penuh kegundahan. Laki-laki itu mengawasi Quinn dengan seksama.

Menyeret Quinn ke dalam urusan geng mafia sangatlah beresiko. Akankah Luca menyeret Quinn ke dalam sisi kegelapan?

Terpopuler

Comments

C2nunik987

C2nunik987

Kamu mau nyawa anakmu terancam Luca ....jgn gegabah km kasian Tiffany bisa mati berdiri klo anak kesayangan nya kau korbankan demi kemakmuran hdpmu 😡😡😡

2025-02-24

0

Muse

Muse

waduuh gak bahaya tah ???

2023-11-01

1

Darsiti Bu

Darsiti Bu

Quinn masih anak kecil jangan diikutkan ke dunia mafia

2023-10-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!