Quinn menutup mulutnya dengan tangan. Bersamaan dengan itu air mata terus saja menetes dengan derasnya. Dia tidak tega melihat ibu kandungnya diperlakukan sehina itu. Ingin sekali dia membantu sang ibu. Namun, sebagai anak berumur 6 tahun, apa yang bisa dia lakukan? Bahkan sejumlah uang yang ia dapatkan sudah ia berikan semuanya kepada Tiffany.
"Mommy, jangan menangis." Quinn pada akhirnya keluar dari balik lemari tempatnya bersembunyi.
Tiga debkolektor yang masih ada di ruangan itu justru tertawa meledek melihat tangisan Quinn.
"Hai, anak kecil! Untuk apa kau menangis? Kau ini sama cengengnya dengan ibumu yang tidak berguna ini!" Salah satu pria berjalan menghampiri Quinn. Dengan cepat Tiffany berlari dan memeluk putrinya.
"Tolong, jangan libatkan anak saya ke dalam masalah ini. Dia tidak tahu apa-apa," lirih Tiffany dengan wajah memohon. Quinn segera mengusap pipi ibunya.
"Mommy, jangan menangis."
"Mommy gak menangis sayang," dusta Tiffany. Meskipun dia tahu putrinya tidak mudah dibohongi.
"CUKUP! Kami datang ke sini hanya untuk menagih utangmu Tiffany. Bukan melihat drama ibu dan anak!"
"Hei, Bos! Beri ibu saya waktu. Saya yang akan membayar utang mommy!"
Ketusan Quinn lagi-lagi menjadi bahan tawa tiga debkolektor tersebut.
"Hai, anak ingusan! Apa maksudmu kau rela menjual organ tubuhmu demi melunasi utang ibumu? Karena jika dijadikan pembantu atau istri, kau ini masih terlalu kecil!" Lagi-lagi pria itu tertawa.
"Quinn, jangan ikut campur dengan masalah Mommy. Cepat ke kamarmu!" perintah Tiffany mulai kesal.
"Tapi, Mommy ...."
"Quinn, mommy mohon!"
"Kami beri waktu 2 Minggu. Jika kau tidak berhasil melunasi seluruh utangmu, kami akan mengambil satu-satunya hal berharga yang kau miliki Tiffany!" Pria itu memandang ke Quinn sebagai ancaman terhadap Tiffany.
Tiffany masih memeluk Quinn karena anak kecil itu juga tidak mau kembali ke kamarnya. Mereka sama-sama memandang ke arah tiga pria yang kini pergi meninggalkan kediaman sesederhana milik Tiffany.
"Bahkan untuk membayar sewa rumah ini saya aku tidak tahu dari mana uangnya. Tetapi sekarang dalam waktu dua minggu aku harus mendapatkan uang 15 juta. Pekerjaan apa yang bisa menghasilkan uang 15 juta dalam dua minggu?" batin Tiffany.
Quinn berjalan ke tengah ruangan untuk membereskan kekacauan di sana. Meskipun dia masih kecil, tetapi pikirannya seperti orang dewasa. "Aku harus cari uang. Aku bisa mengandalkan kemampuanku untuk membantu Mommy. Aku tidak mau Mommy sedih lagi seperti ini," gumam Quinn dengan sungguh-sungguh.
...***...
Z.S Group
"Tuan, hari ini kerugian yang kita terima mencapai 5M!"
"Bagaimana bisa?" Pria berstatus CEO itu tidak terima melihat laporan kerugian yang dia alami.
"Mereka memberi virus kepada data kita hingga semua data penting yang kita simpan hilang. Sepertinya kali ini kita butuh hacker, Tuan. Jika terus dibiarkan, kita bisa mengalami kerugian yang lebih besar. Sebentar lagi bukankah ada projek milyaran yang akan segera kita realisasikan? Jika rencana ini sampai bocor, bisa gawat akibatnya."
Pria di balik meja besar itu hanya bisa memijat dahinya dengan lembut. "Cari hacker yang bisa membantu masalah kita. Pastikan dia tidak berpihak kepada musuh! Karena jika dia tidak bisa dipercaya, bisa fatal akibatnya."
"Baik, Tuan." Pria itu menunduk lalu pergi meninggalkan ruangan tempat CEO itu berada.
CEO itu beranjak dari kursi. Sambil berjalan ke jendela, ia memasukkan tangannya ke dalam saku.
Pria itu adalah CEO Z.S Group sekaligus Bos Mafia dari Geng The Hawk. Pria berbadan tinggi dengan kulit yang kekar. Bola matanya biru. Tatapannya sangat tajam namun bisa berubah lembut ketika suasana hatinya tenang.
Hari ini pria itu memang terlihat tenang ketika tahu ada yang dengan sengaja mencuri data perusahaannya. Tetapi sebenarnya pria itu sudah menyusun sebuah rencana. Tanpa pikir panjang lagi, Luca mengambil ponselnya dari dalam saku lalu menghubungi tangan kanannya yang tidak lain adalah pasukan The Hawk.
"Ya, Bos. Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku mengalami kerugian 5 Miliar. Pastikan dia membayarnya tiga kali lipat! Jika dia tidak memiliki uang, kalian bisa menggantungnya di tebing agar dia mati secara perlahan!"
"Baik, Bos."
Panggilan telepon itu segera berakhir. Ada senyum tipis di bibir Luca. Dia mungkin tidak bisa mencegah orang lain berbuat nakal terhadap perusahaannya. Tetapi pria itu memiliki geng mafia yang akan selalu membantunya untuk balas dendam.
Luca memang terkenal sebagai pemimpin yang lemah sekaligus ramah. Tidak ada yang menyangka kalau sebenarnya dia adalah pemimpin The Hawk yang terkenal kejam dan tidak memiliki perasaan.
Hidupnya masih sendiri meskipun kini dia sudah menginjak usia 30 tahun. Tidak sedikit wanita yang tergila-gila padanya dan berambisi untuk menjadi istrinya. Tetapi Luca menikmati kesendiriannya. Dia berpikir kalau wanita hanya akan merepotkan hidupnya nanti.
"Lepaskan, Tuan. Lepaskan!"
Luca dikagetkan dengan teriakan anak kecil di depan ruangannya. Karena penasaran, pria itu segera berjalan ke pintu. Wajahnya terlihat kaget ketika melihat anak kecil berpakaian seragam sekolah kini berdiri di sana. Bahkan ada beberapa security yang berusaha membawanya pergi.
"Siapa dia?"
"Tuan, saya Quinn!" Tanpa basa-basi, Quinn segera memperkenalkan diri. Anak kecil itu bisa dengan mudah masuk ke dalam perusahaan besar miliki Luca hanya dengan kemampuan hebatnya. Dia membuat semua camera cctv tidak berfungsi hingga sekuriti dan semua orang tidak sadar akan keberadaannya.
"Hei, anak kecil! Kau tidak pantas berada di sini. Dimana ibumu?" teriak security mulai emosi.
Luca melambaikan tangannya meminta security itu muncul. Dia kembali memandang ke arah Quinn. "Ada apa? Kenapa kau ke sini? Apa tujuanmu?" Luca menahan kalimatnya sembari mengingat kembali nama anak kecil dihadapannya. "Quinn?"
"Tuan Luca yang terhormat. Saya tahu kalau Peru anda membutuhkan Hacker. Untuk itu saya ingin melamar kerja sebagai Hacker. Saya yakin bisa membantu anda!" ucap Quinn dengan sungguh-sungguh.
Jelas saja itu membuat semua orang yang ada di sana tersenyum meledek. Termasuk Luca sendiri yang kini memandang Quinn dengan tatapan menghina. "Kau butuh uang? Dimana ayahmu?"
"Ibu bilang ayah sudah mati. Tapi entahlah. Kau sendiri tidak yakin karena sampai sekarang dia tidak mau menunjukkan foto ayahku."
"Berapa bayaranmu?"
"Aku minta 20 juta. Tapi anda harus membayar 15 kepada saya sekarang juga sebagai DP!"
Luca merasa tertantang melihat keberanian Quinn. Meskipun dia sendiri yakin kalau Quinn hanya mengada-ada saja. Tidak mungkin anak sekecil itu bisa membantunya.
"Sepertinya kau memang butuh uang. Ibumu sungguh keterlaluan karena membiarkanmu bermain terlalu jauh." Luca mengambil dompetnya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu. "Ini untukmu. Kau bisa menggunakannya untuk membeli cokelat atau permen. Tetapi setelah ini jangan pernah muncul Z.S Group lagi!"
Quinn melipat kedua tangannya lalu memalingkan wajahnya. "Saya bukan pengemis, Tuan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
C2nunik987
Quinn itu pasti daddy mu Luca ....yg tlh menodai mommy Tiffany di hotel 😭😭😭🙈🙈🙈
2025-02-24
0
Salma Suku
Ooh Quin aku padamu👍
2025-01-28
0
Muse
keren nih Quinn
2023-11-01
2