"Hai, Tiffany. Kau mengingatku bukan? Aish! Baru bertemu kenapa kau malah melihatku dengan wajah yang seperti itu." Seorang pria memaksa masuk. Membuat Tiffany tidak bisa berbuat apa-apa. Wajah wanita itu pucat pasi.
"Halo Tiffany!" Seorang pria lagi menyapa Tiffany. Pria itu juga langsung saja masuk tanpa mengucapkan permisi pada Tiffany.
Terakhir seorang pria juga lagi-lagi masuk ke dalam rumah Tiffany tanpa izin. Akan tetapi Tiffany mengenal semua laki-laki tersebut. Di mana tiga pria itu selalu menjadi bayangan hitam bagi Tiffany.
"Di mana anakmu? Seharusnya dia tidak ada di sini bukan? Baguslah! Aku paling benci anak kecil. Ayo cepat serahkan uangmu. Kau tidak lupa dengan waktu yang sudah kau ucapkan beberapa waktu lalu bukan?" Seorang pria yang mengenakan topi coklat itu mulai menginterupsi Tiffany. Wanita yang saat ini tengah gugup dan wajahnya cukup pucat. Bahkan tubuh wanita itu bergetar ketakutan.
"Maafkan saya bos. Saya tidak memiliki uang. Bahkan saya tidak memiliki uang sepeserpun!" Tiffany berusaha untuk menjelaskan dengan lembut.
Dia berbicara dengan lembut agar tiga orang itu tidak tersinggung. Akan tetapi nyatanya pria yang mengenakan topi coklat itu malah menggebrak meja kayu di ruang tamu Tiffany. Membuat Tiffany bertingkat kaget. Wanita itu mengusap dadanya dengan pelan.
Tiffany juga menundukkan kepalanya. Dia tidak berani untuk mengangkat kepalanya dan menghadapi tiga pria yang bertubuh kekar itu.
"Kenapa kau selalu mengatakan tidak memiliki uang? Padahal jelas-jelas kau bekerja! Ayolah! Jangan beralasan lagi kalau kau tidak memiliki uang! Kau pikir aku akan percaya padamu? Kau sudah menunggak berapa kali ha?" bentak pria yang menggunakan topi coklat itu.
Kini Tiffany semakin takut. Sedangkan mereka bertiga semakin tidak sabar untuk mengikuti tiffTiffany berbicara. Namun Tiffany segera menyadari bahwa di rumah itu juga ada Quinn. Yang mana Quinn masih terlalu dini untuk mengetahui bahwa hidupnya sangatlah sengsara.
"Saya mohon, Bos. Berikan saya waktu. Saya benar-benar tidak memiliki uang! Bahkan untuk makan besok juga saya tidak punya uang! Percayalah padaku Bos!" Tiffany memelas tuk meminta belas kasihan.
Akan tetapi pria yang menggunakan topik coklat itu menggerakkan tangannya. Sepertinya dia merupakan bos di antara mereka bertiga. Benar saja dua pria lainnya mulai bergerak. Kedua mata Tiffany melebar tatkala ia melihat dua pria bertubuh kekar itu menghancurkan barang-barang miliknya.
"Saya mohon! Saya benar-benar tidak memiliki uang, Bos! Tolong! Tolong jangan seperti ini! Jika kalian menghancurkan barang-barang saya, bagaimana saya akan mencari gantinya?" Tiffany mulai menangis. Sebab Ia tidak tahu bagaimana mencari jalan keluar dari masalahnya ini.
"Apa yang kau katakan? Itu bukan urusan kami! Seharusnya kau tahu apa resiko meminjam uang kepada kami!" Kini pria bertopi itu menyalakan satu rokok.
Sedangkan Tiffany mulai panik lantaran semua barang miliknya semakin banyak yang hancur. Wanita itu juga dapat melihat Quinn ada di sekitar ruang tamu. Gadis kecil itu pasti bersembunyi lantaran penasaran.
Tiffany sudah biasa menghadapi situasi seperti ini. Hanya saja kali ini lebih parah lantaran Tiffany mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Yaitu barang-barangnya dihancurkan. Sedangkan anak gadisnya melihat semua yang sedang terjadi. Tiffany mulai kehilangan akal sehatnya.
"Bos saya mohon! Berikan saya waktu untuk membayarnya! Tolong hentikan mereka agar tidak menghancurkan barang-barang saya!" Kali ini Tiffany berlutut.
Wanita itu merendahkan dirinya sampai ke dasar. Ia hanya tidak ingin barang yang ada di rumah ini semuanya hancur dan tidak bersisa. Jika hal itu terjadi bagaimana ia harus mencari gantinya? Tiffany tidak tahu lagi harus menempuh jalan apa agar ia bisa menjalani hidup dengan tenang.
"Bos tidak ada apapun yang berharga!" Seorang pria datang mendekat. Pria itu melirik kepada Tiffany sebentar.
"Benar Bos tidak ada apapun yang berharga!" Sedangkan satu pria lainnya juga datang untuk melaporkan bahwa di rumah tersebut sama sekali tidak ada barang berharga.
"Sangat miris sekali kehidupanmu! Baiklah, aku akan berbaik hati dan hati aku akan memberi waktu dua minggu agar kau bisa mencari uang. Hanya 2 minggu ingat!" Akhirnya Bos memberikan keringanan untuk Tiffany membayar utang.
Senyum lebar merekah menghiasi bibir Tiffany. Wanita itu benar-benar sangat merindukan kehidupannya yang tenang. Entah sejak kapan kehidupan Tiffany berujung menyedihkan.
"Apakah anda tidak bisa memberi kelonggaran sampai 1 bulan lamanya? Maksudku sampai aku mendapatkan gaji!" Tiffany kembali mencoba peruntungannya. Wanita itu yang tidak mungkin mendapatkan uang dalam waktu yang cepat. Terlebih hanya dua minggu dengan jumlah uang yang tidak sedikit.
"Apa kau bilang? Mengapa sekarang kau menjadi besar kepala? Tidak! Aku hanya akan memberimu waktu 2 minggu! Kau tidak bisa semakin memperpanjangnya lagi. Hutangmu itu sudah menumpuk! Sampai kapan kamu akan hidup dengan hutang yang menumpuk itu?" Bos bertopi itu membentak Tiffany. membuat Tiffany sedikit ketakutan.
Akan tetapi dari mana wanita itu akan mendapatkan uang yang cepat? Jelas tidak. Tiffany memejamkan kedua matanya. Wanita itu juga berusaha untuk mencari kekuatan agar ia berani mengutarakan keinginannya.
"Bos, kalau kau memberiku waktu 2 minggu, bagaimana bisa aku mendapatkan uang tersebut? Sedangkan jumlah uang yang harus aku bayar totalnya cukup untuk kami makan selama 1 bulan. Setidaknya berikan aku waktu sampai aku mendapatkan gaji. Tidak mungkin aku bekerja dalam waktu 2 minggu kemudian aku sudah mendapatkan gaji. Itu mustahil Bos! Berikan aku waktu satu bulan!" Tiffany mengungkapkan bahwa tidak mungkin Ia mendapatkan uang dalam waktu 2 minggu.
Setelah mendapatkan jawaban dari Tiffany, Bos itu mulai terdiam. Mungkin ia sedang berpikir untuk masalah ini.
"Baiklah aku akan memberimu waktu dalam satu bulan, ingat! Hanya dalam satu bulan lagi! Aku akan datang ke sini! Bahkan kau tidak bisa mencicil bunganya! Keterlaluan kau!" Bos itu menendang tubuh Tiffany.
"Maafkan aku, Bos! Sungguh aku tidak memiliki uang. Jika aku memiliki uang aku pasti akan memberikannya padamu. Terlebih untuk makan besok saja aku tidak memiliki uang." Tiffany mulai terisak. Ia menangisi kehidupannya yang memilukan.
"Halah! Tidak punya uang ya mending jangan berhutang! Cuih! Sekarang hutangmu sudah menumpuk tahu! Kau pikir kami bertiga juga tidak butuh makan? Apa yang makan hanya kau dan anakmu ha?" Si bos membentak Tiffany lagi.
"Bos, maaf. Kalau boleh tahu, berapa banyak hutangku?" tanya Tiffany.
"Lima belas juta! Kau dengar? Utangmu sudah menumpuk! Lalu kenapa kau malah masih bertanya lagi ha?" bentak pria yang lain.
"A-apa, Bos? Lima belas juta? Ta-tapi bukankah utangku hanya 7 juta? Mengapa bisa menjadi 15 juta?" Kedua mata Tiffany melebar lantaran ia terkejut mendengar banyaknya hutangnya.
"Tentu saja itu sekalian dengan bunganya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
C2nunik987
Gila hutang ma bunga gedean bunganya 😭😭😭😡😡😡
2025-02-24
0
Salma Suku
Aku suka ceritamu thor...
2025-01-28
0
Muse
untung masih bisa dinego... seenggaknya masih dikasih tempo...
2023-11-01
1