Tiffany berlari kencang menuju ke sekolah Quinn. Wanita itu merasa bersalah karena dia harus datang terlambat menjemput putrinya. Wajahnya yang lelah semakin sedih ketika melihat sekolah telah sunyi. Tidak ada satu siswapun yang tersisa. Biasanya, selalu ada satu atau dua orang anak TK yang masih menunggu jemputan di depan gerbang sekolah.
"Gawat, dimana Quinn?" Tiffany mencari ke segala arah. Tidak jauh dari sekolah ada taman. Wanita itu berharap Quinn menunggunya di sana karena pasti di depan gerbang panas. Akan tetapi Quinn juga tidak ada di sana. Hal itu membuat Tiffany panik.
"Nona, anda mencari Siapa?" Security yang bertugas menjaga sekolah datang menghampiri Tiffany.
"Quinn. Dimana dia?" Tiffany merasa sangat yakin kalau pria di depannya itu kenal dengan putrinya. Hampir setiap hari mereka bertemu.
"Saya pikir hari ini Quinn tidak masuk sekolah karena ada halangan," jawab Security itu hingga membuat Tiffany semakin khawatir.
"Tidak sekolah?" Tiffany berteriak. "Dia pergi sekolah tadi pagi. Aku yang mengantarnya." Tiffany menahan kalimatnya ketika dia kembali ingat kalau Quinn memintanya untuk berhenti di ujung jalan saja. Tadinya Tiffany berpikir tidak akan terjadi apapun. Sekolah juga sudah sangat dekat. "Gawat! Apa Quinn di culik?"
"Nona, tenanglah." Security itu berusaha membantu Tiffany. "Apa anda ingat dimana tempat-tempat yang biasa di datangi Quinn?"
Tiffany menggeleng. Kedua matanya mulai berkaca-kaca. "Dia tidak pernah pergi sendirian. Aku yakin saat ini dia pasti sangat ketakutan. Dia pasti tersesat."
"Nona, kita bisa melaporkannya ke kantor polisi. Tetapi sebaiknya kita pastikan dulu kalau Quinn benar-benar hilang."
Tiffany kembali ingat dengan uang yang kemarin dibawa oleh Quinn. Bahkan wanita itu kini membawa semua uang yang kemarin diberikan oleh Quinn. "Apa jangan-jangan hilangnya Quinn ada hubungannya dengan uang ini?" gumam Tiffany. Security tadi sudah menghilang entah kemana. Tiffany menghela napas kasar sebelum berputar. "Aku tidak boleh buang-buang waktu. Aku harus segera menemukan Quinn."
Quinn mengangguk ketika sedang bekerja. Anak kecil itu memang di culik. Tetapi dia di culik oleh anak buah Luca. Mereka ingin Quinn membuka camera cctv yang ada di kota. Dengan begitu Luca bisa tahu apa saja yang sudah direncanakan oleh musuhnya.
"Oke, semua sudah tersimpan di dalam flashdisk ini." Quinn memamerkan flashdisk yang ada di tangannya. Anak buah Luca segera merebutnya. Namun dengan cepat, Quinn menggenggam flashdisk tersebut.
"Hei, anak kecil. Jangan suka mempermainkan kami!" ketus pasukan The Hawk.
"Aku ingin menyerahkan flashdisk ini kepada Tuan Luca langsung. Bagaimanapun juga, dia adalah bos saya. Saya tidak percaya dengan kalian semua." Quinn menatap satu persatu wajah pria yang kini mengerumuninya.
"Bos Luca sibuk. Dia menyerahkan masalah ini kepada kami!" ketus salah satu pasukan The Hawk.
"Kalau begitu kenapa kalian tidak melakukannya sendiri? Kenapa harus meminta bantuan saya? Apa kalian tahu, sudah berapa banyak pelajaran yang harus saya tinggalkan hanya karena pekerjaan ini!"
"Bocah ingusan? Beraninya kau!"
"Tahan! Bos Luca akan marah jika kau berani melukainya." Rekan pria itu menahannya agar tidak sampai melukai Quinn.
"Tapi baru ini aku bertemu dengan anak kecil seperti dia!" ketusnya semakin kesal.
"Dia aset berharga Bos Luca. Kau harus ingat itu!" bisiknya lagi hingga akhirnya membuat pria itu mamalingkan wajahnya.
"Baiklah, kami akan mengantarkanmu bertemu dengan Bos Luca!"
Quinn mengangguk. "Kenapa tidak dari tadi saja? Kalian para orang dewasa sudah membuang-buang waktuku yang berharga ini!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
C2nunik987
Quinnn tengil kyk Daddy nya good job Quinn 😅😅😅
2025-02-24
0
Muse
Quinn badasss...
2023-11-01
1
Azam Amelia
mantap cerdas Thor
2023-09-16
0