"Bisakah kita berbicara sebentar?" Dante lagi-lagi menginginkan Tiffany bersedia meluangkan waktunya agar berbicara bersamanya.
"Maaf. Aku sedang bekerja," tolak Tiffany.
"Kau bekerja? Tidak akan ada yang memarahimu. Ayo, kita berbicara di luar!" Dante berusaha untuk menarik tangan Tiffany. Dengan cepat Tiffany menepis tangan Dante. Penolakan Tiffany membuat Dante segera menoleh ke arah wanita itu.
"Sudah kubilang aku sedang bekerja. Jangan seenaknya. Lagipula kita tidak memiliki urusan apapun. Maaf, aku harus pergi." Tiffany berpamitan dan ia melangkah untuk pergi.
Namun, tanpa diduga Dante menarik tangannya dengan cepat dan kasar. Membuat Tiffany mengaduh kesakitan. Wanita itu terus memberontak supaya Dante melepaskan cekalan tangannya di lengan Tiffany.
"Lepas!" Tiffany berusaha melepaskan tangan Dante.
"Aku tidak akan melepaskanmu. Sebelum kita berdua berbicara. Aku sudah mencarimu kemana-mana Tiffany." Dante masih tidak ingin melepaskan tangan Tiffany.
Kini keduanya berada di pojok ruangan. Di sana mereka berdua bisa berbicara leluasa tanpa ada orang yang akan mengganggu. Sebab para tamu undangan itu sedang menikmati pestanya.
"Untuk apa lagi kita berdua berbicara? Tidak ada lagi yang kita bicarakan. Kita sudah berpisah untuk waktu yang lama. Kudengar kau juga sudah menikah dengan wanita pilihan keluargamu. Apakah pantas untukmu bersikap seperti ini?" Tiffany mengungkit tentang wanita pilihan keluarga mantan suaminya itu.
Meskipun di dalam hatinya tidak ada cinta untuk laki-laki yang pernah ada di hidupnya, Tiffany nyatanya masih belum bisa memaafkan perlakuan mantan suaminya. Bagaimana keluarganya menghina dan meremehkan dirinya yang masih belum bisa hamil.
"Untuk itu aku mengajakmu untuk berbicara di sini. Bagaimana kabarmu? Aku selalu mencemaskan keadaanmu," kata Dante.
Tiffany terkekeh pelan. Ia masih ingat betul Bagaimana Dante dan keluarganya menghina dirinya yang belum bisa hamil. Akan tetapi siapa yang menyangka apabila sekarang dirinya sudah memiliki Quinn.
"Jangan berbicara omong kosong. Itu akan membuang waktumu. lagi pula aku juga harus bekerja. Jangan sampai ada orang yang melihat kita dan salah paham terhadap kita berdua. Itu akan menyulitkanku," tandas Tiffany.
Lagi-lagi Dante berusaha untuk menggenggam tangan Tiffany. Namun dengan cepat Tiffany menepis tangan Dante. Tiffany memilih untuk mengalihkan pandangannya dari Dante yang terus memandangnya.
Mantan suaminya itu bahkan tidak mengalihkan pandangan dari dirinya. Hal itu semakin membuat Tiffany merasa tidak nyaman. Akan tetapi Dante terus-terusan berbicara omong kosong. Tiffany juga tidak mungkin menolak keinginan Dante yang terus memaksanya untuk berbicara.
"Apakah kau masih belum memaafkan aku?" tanya Dante.
Tiffany menoleh dengan cepat ke arah Dante. Wanita itu menarik sudut bibirnya dan menyeringai saat dia melihat wajah mantan suaminya itu.
"Tidak ada gunanya juga aku memaafkanmu atau tidak. Hal itu tidak berpengaruh sama sekali untuk kehidupan kita kedepannya. Kita sudah mengambil jalan yang berbeda. Untuk apalagi kau mengungkit masa lalu?" Tiffany menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Wanita itu ingin sekali segera pergi dari sana. Akan tetapi Tiffany takut apa Dante justru akan berbuat nekat.
"Kau tahu bahwa kita seharusnya memperjuangkan hubungan kita." Dante kembali ingin menggenggam tangan Tiffany. Secepat kilat Tiffany lagi-lagi menepis tangan Dante.
"Jangan bersikap kurang ajar! Aku sudah memberikan waktu yang berharga untuk berbicara denganmu. Apa yang kau katakan tadi? Memperjuangkan hubungan kita? Apakah maksudnya dengan menjadi istri keduamu? Itu sangat lucu!" Tiffany membentak.
"Aku sudah memintamu untuk sedikit bersabar. Tapi mengapa kau tidak ingin bersabar sedikit lagi? Kau justru memilih untuk menyerah dan membiarkan semuanya ini terjadi." Dante justru malah menyalahkan Tiffany atas apa yang sudah terjadi.
Padahal jelas-jelas jika keluarganya terus bersikap tidak adil pada Tiffany. Mendengar pernyataan dari Dante mantan suaminya itu, Tiffany semakin tersulut amarah.
Wanita itu mengepalkan kedua tangannya. Jika saja Tiffany tidak ingat bahwa ia saat ini sedang bekerja, mungkin saja ia akan menghajar Dante.
"Mengapa kau terus menyalahkanku? Padahal jelas-jelas kita berpisah memiliki alasan yang kuat. Lucunya kau malah menyalahkanku atas semua yang terjadi. Sudahlah! Lebih baik kita jangan lagi berbicara. Aku harus bekerja. Minggir!" Tiffany hendak berjalan pergi.
Namun, Dante menarik lengan Tiffany. Yang mana membuat Tiffany kembali ke tempatnya semula. Dante bersikap tenang. Seolah tidak terjadi apapun di sana.
"Ini pesta mamaku. Tidak mengapa bila kau menghabiskan waktumu di sini. Bersamaku. Kita sudah lama tidak bertemu. Tidakkah kau merindukanku?" Dante tersenyum.
Sebelumnya perasaan Dante sedikit kacau. Saat dirinya yang tidak ingin mengikuti pesta, tapi dipaksa oleh keluarga datang ke pesta. Dante tidak berpaling dari wajah Tiffany sedetikpun. Sepertinya Dante menyimpan rasa rindu yang besar untuk Tiffany.
"Omong kosong apa yang kau bicarakan? Kau semakin aneh. Setelah 7 tahun lebih telah berlalu, mengapa baru sekarang kau mengatakan rindu? Kenapa kau tidak datang padaku di saat aku membutuhkanmu? Lalu sekarang seenak hatimu kau mengatakan rindu? Apa yang ada di dalam kepalamu?" Tiffany kehilangan kesabaran.
Ia kesal pada Dante yang tidak bisa menjadi laki-laki yang tegas. Setidaknya membela dirinya ketika seluruh anggota keluarganya memusuhi dirinya. Begitulah batin Tiffany tergerak.
Hening melenggang. Dante tahu seperti apa karakter Tiffany. Untuk itulah, Dante tidak bertanya banyak meskipun Dante sangat ingin mengetahui kehidupan mantan istrinya itu.
"Oke, Tiffany. Aku mengaku salah untuk hal itu. Tapi, tidakkah kau pernah berpikir bahwa kita bisa mencari jalan keluar untuk masalah yang sebelumnya kita hadapi?" pungkas Dante.
Tiffany menggelengkan kepala dengan pelan. Wanita itu menghela napas panjang. Sungguh, Tiffany lelah karena keluarga Dante tidak pernah menghargainya.
Apakah harus sebagai seorang istri, Tiffany terus memeluk luka? Setiap saat, keluarga Dante memberikan luka tak berujung pada Tiffany ketika Dante pergi bekerja. Lagipula, Tiffany juga sudah mencoba untuk mempertahankan pernikahannya dengan Dante.
"Jika Dante ada di sini, sepertinya aku harus segera pergi. Jangan sampai keluarga Dante melihatku bersama Dante sedang berbicara di sini. Aku tidak ingin berurusan dengan istri baru Dante ataupun keluarganya." Tiffany membatin gelisah.
"Sepertinya aku harus pergi. Kumohon, kau jangan menghalangiku lagi. Ke depannya bila kita tak sengaja bertemu di jalan, tolong berpura-puralah tidak mengenaliku. Aku tidak ingin mendapatkan masalah sedikitpun," ucap Tiffany.
"Masalah apa? Aku tidak akan melakukannya, Tiffany. Kau tahu bagaimana perasaanku padamu," tolak Dante.
Tiffany memejamkan kedua matanya sejenak. Tidak habis pikir dengan sikap keras kepala mantan suaminya itu. Kini Tiffany memberanikan diri untuk menatap Dante. Beberapa detik kemudian, Tiffany mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Kau yang menjadi masalahku, Dante." Tiffany mengurungkan niatnya untuk melanjutkan kata-katanya.
Perlahan kedua matanya melebar tatkala ia melihat sosok yang sangat ingin ia hindari. Dante mengibaskan tangannya tepat di depan wajah Tiffany. Laki-laki itu bingung mengapa Tiffany tidak merespon dirinya.
"Kenapa?" tanya Dante.
"Nyonya Alesandro?" Tiffany menyebutkan nama yang sangat familiar di telinga Dante. Sontak saja Dante membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang datang.
"Mama?" Dante tak kalah terkejutnya dengan Tiffany. Saat Dante menemukan sang mama berada tak jauh darinya dan Tiffany berdiri.
"Dasar wanita gatal! Mengapa kau masih menggoda Dante, putraku ha?" Suara Nyonya Alesandro cukup menggelegar. Membuat perhatian semua orang beralih pada mereka bertiga.
"Jawab! Dan bagaimana bisa kau berada di sini? Seingatku aku tidak mengundangmu wanita miskin!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
C2nunik987
Hai nenek tuaaaaa....tanya anakmu knp dari tadi menghadang Tiffany ....Tiffany dr td juga udh muakkk liat Dantemu ituuuu ...Luca mana lucaaa 😡😡😡
2025-02-24
0
Evy
Tiffani mmg janda.tapi itu anaknya dengan Luca...
2024-07-12
0
Rafanda 2018
ternyata janda,,kirain quin anaknya luca,,
2023-05-24
0