Sistem Robot Masa Depan

Sistem Robot Masa Depan

Bab 1

Tahun 9.999 Dunia hancur akibat peperangan yang tidak berkesudahan, senjata-senjata canggih yang manusia ciptakan malah membuat Dunia tidak damai sama sekali.

Seluruh Dunia rata dengan tanah, Manusia yang hidup di Bumi juga hanya tinggal 1% yang berhasil bertahan hidup, mereka memakan apapun yang bisa di makan.

Tidak ada pohon ataupun tanaman yang tumbuh lagi di Bumi akibat radiasi Nuklir dan semacamnya.

Sosok Monster mulai muncul, dari sinilah Manusia kembali menemukan sumber makanan, dari berburu monster-monster tersebut untuk bertahan hidup, yang dulunya saling membunuh satu sama lain demi melanjutkan hidupnya. Namun, ada beberapa di antara mereka yang sudah terbiasa makan daging sesamanya tidak mau berpindah memakan daging Monster, karena menurut mereka daging Monster tidak enak sama sekali.

Orang-orang tersebut di sebut suku Vebal, sedangkan mereka yang sudah menjalani hidup dengan memakan para Monster di sebut Suku Vegeta.

Kecanggihan yang di tinggalkan peradaban sebelumnya masih bisa di kembangkan oleh para Ras manusia tersisa, mereka menciptakan pesawat dan robot untuk membantu kehidupan mereka dalam mencari makanan.

***

Arian Smeltz pemuda berusia 22 tahun sedang menjelajahi wilayah tempat dirinya tinggal bersama dengan keluarganya menggunakan pesawat ciptaan mereka sendiri, yang terdiri dari Ayah dan Ibunya.

Mereka melihat reruntuhan bekas peradaban saat sebelum perang dulu. Ayah Arian mendaratkan pesawatnya di reruntuhan tersebut.

"Kita istirahat di sini, siapa tahu ada sesuatu yang bisa kita gunakan di sini, sekalian mencari pasokan makanan." ucap Wiliam Smeltz, Ayah Arian.

Baik Ayah!" jawab Arian patu, di ikuti anggukan Ibunya, Molina Mons.

Pesawat mereka mendarat tepat di dekat dengan reruntuhan bekas laboratorium, Arian dan Ayahnya turun dengan waspada sambil memegangi senjat mereka yang bisa mengeluarkan tembakan laser. Sementara Molina tetap di pesawat untuk memindai wilayah tersebut.

"Arah jam dua belas, ada dua ekor Black Viper!" Molina memberitahu keberadaan dua sosok Monster kepada suami dan anaknya.

Arian dan Ayahnya mengangguk mengerti, mereka berdua menggunakan sepatu yang roda yang bisa mengeluarkan kecepatan penuh langsung melesat ke arah kedua Monster tersebut.

Benar saja di sana terlihat dua Black Viper yang sedang bertarung satu sama lain, Arian dan Ayahnya saling menatap, mereka berdua mengangguk dan menyerang dua Black Viper itu secara bersamaan.

Ciub

Ciub

Suara tembakan laser Ayah dan Anak tersebut melesat ke arah dua Black Viper yang langsung mengenai tubuh dua Monster itu, sayangnya dua Black Viper tidak langsung tumbang walaupun terkena serangan tersebut.

"Arian awas!" Wiliam berteriak pada anaknya saat Black Viper menyemburkan racunnya yang mirip seperti cairan asam yang bisa melelehkan apapun.

Arian melesat menghindar, sambil menembaki Black Viper tersebut, Monster itu meraung dan mengejar Arian walaupun tubuhnya sudah terluka.

"Sialan, mati ya mati sajalah kau!" Arian bukannya lari menjauh malah mendekat, dia mengeluarkan pedang yang terbuat dari energi Plasma.

Pedang tersebut terlihat bersinar terang, dia melesat dengan kecepatan penuh, Black Viper juga melakukan hal yang sama sambil menembakan cairan asamnya.

Arian bisa menghindari serangan tersebut dengan mudah, karena ia sudah terbiasa dengan pertarungan seperti itu.

Slas

Pral

Black Viper terpotong kepalanya, Monster tersebut menggelepar-gelepar sebelum akhirnya tewas.

"Huh, hampir saja." ucap Arian sambil menghela napas.

"Kamu tidak apa-apa Arian?" tanya Wiliam yang sudah mengalahkan Black Viper satunya.

"Ya, aku tidak apa-apa Ayah."

"Baguslah, kita jelajahi wilayah ini dulu, setelah itu baru kuliti mereka." perintah Wiliam kepada anaknya.

"Baik Ayah!" Arian melesat pergi untuk menjelajahi wilayah tersebut, Wiliam juga melakukan hal yang sama dengan anaknya.

Mereka berdua menjelajahi wilayah tersebut, memastikan apakah ada Monster lainnya selain Balck Viper atau tidak.

Monster Black Viper sejenis ular kobra dengan ukuran raksasa, Monster tersebut bisa tumbuh hingga sepuluh meter panjangnya, kekuatan Black Viper hampir mirip dengan ular, hanya saja dia memiliki cairan asam yang di semburkan untuk melumpuhkan mangsanya.

Arian dan Ayahnya menjelajahi wilayah tersebut tanpa adanya gangguan, mereka beruntung karena di sana hanya ada dua Black Viper, tapi keduanya tetap saja waspada.

Saat Arian sedang menjelajahi reruntuhan, dia melihat ada kepala robot yang terlihat terkubur di reruntuhan.

Arian langsung menghampirinya, karena jika keluarganya bisa memiliki robot, mereka tentu akan menambah personil, dan bisa memperkuat pertahanan mereka.

Keluarga Arian memang di kucilkan oleh penyintas lainnya, pasalnya di antara mereka para penyintas, keluarga Arian saja yang tidak memiliki robot, jadi mereka bertiga bepergian tanpa arah untuk menyambung hidup.

Sebenarnya ada sebuah kota penyintas, Kota tersebut di namakan Kota Hole, di sana hidup para penyintas yang kurang lebih jumlahnya seratus kepala keluarga saja.

Peraturan Kota Hole sangatlah ketat, mereka yang ingin tinggal di sana, setiap minggunya harus setor daging Monster Erhaz. Monster yang memiliki rasa paling enak di banding Monster lainnya. Namun, untuk berburu Monster Erhaz tidaklah mudah, bukan hanya dia kuat tapi juga bisa terbang, karena itulah keluarga Arian tidak mampu setor Monster tersebut, karena mereka hanya bisa membunuh Monster yang tidak bisa terbang.

Arian menggali kepala robot tersebut dengan semangat, dia yakin dengan adanya robot tersebut pasti bisa membantu keluarganya.

Tiba-tiba saja Robot tersebut bersinar saat Arian tidak sengaja menyentuh tubuhnya, reruntuhan yang menimbun bangunan tersebut bergetar.

Sontak saja Arian terkejut, dia bergegas pergi menjauh dari sana, Robot tersebut terus bersinar, tubuhnya yang tadi terlihat sudah berkarat, perlahan mulai terlihat seperti baru.

Booommm

Suara ledakan terjadi saat Robot tersebut melompat keluar, sosok Robot itu mendarat tepat di hadapan Arian dan menatapnya.

Arian tertegun, dia melihat Robot itu ternyata masih aktif, pemuda berusia 22 tahun itu sedikit takut kalau Robot tersebut akan membunuhnya.

Dari kedua mata Robot itu mengeluarkan cahaya berwarna putih, menyorot tubuh Arian dari kepala sampai kaki.

[ Memindai pemilik baru... Memulai pencocokan genetika... Pemindaian pencocokan genetika berhasil!

Salam Tuan saya X-Ray Robot masa depan yang akan menjadi pelayan anda. ]

Robot tersebut bertekuk lutut layaknya manusia, tentu saja hal tersebut membuat Arian terkejut.

Arian yang tadinya ketakutan, dia sekarang jadi bingung, kenapa Robot tersebut tiba-tiba menganggapnya sebagai Tuannya.

"Arian, ada apa?!" Wiliam datang menghampiri Arian karena dia mendengar ledakan barusan.

Wiliam terkejut saat melihat sosok robot dengan tubuh berwarna putih polos itu sedang bertekuk lutut di hadapan Arian.

[ Memindai ancaman... Ancaman nihil. ]

"Astaga, kamu menemukan Robot?!" tanya Wiliam terkejut sekaligus senang.

"Entahlah ayah, tapi Robot ini masih aktif, apa yakin tidak ada pemiliknya di sini?" tanya Arian memastikan.

"Kamu benar juga." Wiliam melihat lekat-lekat Robot tersebut, tidak ada tanda pemilik Robot tersebut dan hanya ada tulisan X-Ray di lengan kanannya.

Terpopuler

Comments

Nanik Purba

Nanik Purba

Awal cerita yang menarik,aku subscribe

2023-08-28

1

John Singgih

John Singgih

kayaknya bakal kawan yang baik nih

2023-07-16

0

༄𝑓𝑠𝑝⍟🥀⃞🕊️⃝ᥴͨᏼᷛtrisak⃟K⃠👏

༄𝑓𝑠𝑝⍟🥀⃞🕊️⃝ᥴͨᏼᷛtrisak⃟K⃠👏

mampir tor

2023-06-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!