Mereka berdua masih menatap lekat-lekat robot tersebut, karena biasanya sesosok Robot akan ada pemiliknya.
Arian menghela napas, dia memberanikan diri melangkah kedepan dan berbicara dengan Robot tersebut untuk memastikan kepemilikannya.
"Apa kamu benar-benar menganggap aku sebagai Tuanmu?" tanya Arian memastikan.
"Benar Tuan, saya akan melakukan apapun yang anda mau." jawab Robot itu dengan suara khas mesin.
Arian melihat Ayahnya, terlihat Ayahnya mengangguk, Ia mengerti Ayahnya menginginkan Robot tersebut untuk bersama keluarga mereka.
"Apa kamu bisa menemukan tempat yang aman buat kami?" tanya Arian menguji Robot tersebut.
"Tentu Tuan." Robot tersebut tiba-tiba berdiri, kemudian dengan kecepatan cahaya dia membangunkan sebuah Rumah, tidak lupa dia juga membuat pagar keliling yang bisa mengeluarkan listrik, agar tidak ada Monster yang menyerang nantinya.
Arian dan Wiliam melebarkan rahangnya, mereka berdua terkejut melihat kecepatan Robot tersebut membangunkan sebuah Rumah sekaligus pelindung.
Hanya butuh waktu satu jam, Robot tersebut menyelesaikan tugasnya, dia langsung kembali ke hadapan Arian.
"Tuan, sesuai keinginan anda, saya sudah membangunkan Rumah yang nyaman untuk anda, pagar listrik yang aku buat dari energi cahaya, akan menahan para Monster menyerang tempat ini." Robot tersebut menjelaskan dengan detail.
"Ayah, kita menemukan harta Karun!" teriak Arian bersemangat.
"Kamu benar Arian, dengan begini kita tidak perlu berpindah-pindah tempat lagi." jawab Wiliam yang sama semangatnya dengan Arian.
Mereka berdua sangat senang karena telah menemukan Robot yang sangat berguna untuk melanjutkan kehidupan keluarga mereka.
"Ayah akan membawa pesawat kemari bersama dengan Ibumu, kamu tunggu di sini!" ucap Wiliam sambil berlalu pergi.
Arian menatap Robot tersebut, dia tersenyum bangga, akhirnya setelah sekian lama mereka bisa mendapatkan sebuah Robot juga.
"X-Ray, apakah di sini ada sumber air terdekat?" tanya Arian pada Robot tersebut.
"Tuan, apakah saya perlu membuatkan anda sumber air di sini?" jawab X-Ray balik bertanya.
"Kamu bisa membuat sumber air?" Arian lagi-lagi terkejut dengan jawaban X-Ray.
"Tentu Tuan, mohon tunggu sebentar." Robot tersebut memanjangkan jarinya dan memasukannya ke tanah, jarinya berubah seperti paralon besi saja.
Arian memerhatikan proses pembuatan sumber air yang di lakukan X-Ray. Di bawah tanah terlihat jari X-Ray seperti bor, terus mengebor masuk ke dalam tanah.
Saat sampai di sumber Air, jari X-Ray berhenti, ujung jari yang tadi seperti Bor, kini berubah seperti mesin pompa Air, dengan kecanggihan dan kecerdasan X-Ray di saat yang sama dia membuat sebuah program untuk menyalakan mesin tersebut kapanpun Arian mau.
Setelah semuanya selesai, Jari X-Ray terputus dari tangannya, tapi kemudian tumbuh lagi jari yang baru, mirip dengan regenerasi.
Tidak berselang lama air mengalir deras dari ujung potongan Jari yang menancap dari tanah, sontak saja Arian terkejut.
"Astaga, kamu benar-benar bisa membuat sumber air?" Arian benar-benar di buat takjub dengan kenyataan tersebut.
Arian yang melihat air tersebut terus mengalir, dia memberikan perintah lagi pada Robot itu.
"Buat kolam Air untuk menampung Air ini X-Ray!"
"Baik Tuan!" Robot itu langsung menggali tanah dengan cepat, terciptalah kolam Air dengan ukuran 6x10 meter.
Air tersebut terus mengalir ke kolam buatan X-Ray, Arian yang melihat hal itu dia sangat senang, dengan sumber air tersebut setidaknya tidak perlu pergi ke Danau Zeus untuk mengambil pasokan air lagi.
Danau Zeus merupakan sumber air satu-satunya di peradaban tersebut, hampir semua penyintas mengambil air dari sana, tanpa terkecuali, karena itulah di sana juga sering terjadi peperangan juga saat kain Vebal dan Vegeta bertemu.
Wiliam dan Molina yang membawa pesawat mendekat ke bangunan Rumah yang di bangun X-Ray, mereka berdua terkejut saat turun dari pesawat melihat ada air yang mengalir.
"Arian, apa yang terjadi? Dari mana sumber air ini?" tanya Wiliam yang tidak percaya ada sumber air selain Danau Zeus.
Arian tersenyum. "Ayah, sepertinya X-Ray robot yang sangat canggih, dia yang menciptakan sumber air ini."
Wiliam menatap Robot tersebut, dia benar-benar kagum dengan kecanggihan robot tersebut, karena sumber Air di peradaban tersebut tidak pernah di temukan, atau bisa di katakan sangat jauh di dalam tanah, mungkin ratusan meter di dalam tanah.
Semua orang yang masih bertahan hidup di peradaban tersebut malas mencari lagi, lagi pula ada Danau Zeus yang airnya tidak pernah habis.
"Wil, dengan begini kita tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi untuk mengambil pasokan Air." Molina memeluk suaminya sambil menangis, ia tahu ketika akan mengambil air di danau Zeus resikonya sangat tinggi, bahkan bisa di bunuh kaum Vebal.
"Kamu benar sayang, setidaknya kita harus menjaga tempat ini." ucap Wiliam sambil mengusap punggung istrinya.
"Arian, kita harus membuat senjata untuk melindungi tempat ini, aku yakin jika ada yang melihat sumber air ini pasti mereka akan merebutnya." ucap Wiliam serius.
"Ayah benar, kita harus bisa membuat pertahanan sebelum ada yang menyerang kita." jawab Arian sambil memegang dagunya, dan berpikir.
"Tuan jangan khawatir, di setiap sudut pagar listrik, ada sebuah senjata yang mirip Tesla, jika ada yang mendekat otomatis senjata tersebut akan menyerang mereka." tiba-tiba X-Ray buka suara.
Sontak saja keluarga kecil itu terkejut, ternyata Robot itu benar-benar sudah membuatkan pertahan yang ketat.
Ketiganya saling berpadu pandang, mereka semua tersenyum bersama dan saling berpelukan, karena artinya sudah tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi.
Mereka kemudian memasuki Rumah yang terbuat dari besi reruntuhan Laboratorium jaman dahulu tersebut, walaupun rumah itu tidak besar, tapi setidak cukup luas untuk hidup mereka bertiga.
Arian pergi bersama X-Ray untuk mengambil Monster Black Viper yang telah mereka kalahkan untuk di ambil dagingnya. X-Ray sangat patuh dengan Arian, sambil mengikuti Arian, Robot tersebut juga mulai mengkopi seluruh tindakan, sikap dan cara berjalan Arian.
X-Ray Robot yang di padukan dengan Sistem Ai yang sangat cerdas, karena itulah dia cukup cepat meniru semua yang di lakukan Arian, dengan kata Lain X-Ray bisa beradaptasi dengan Manusia secara cepat.
Setelah selesai mengambil daging Black Viper, X-Ray dan Arian mau kembali ke rumah, tapi saat itu juga dia mendengar suara tembakan dan teriakan minta tolong.
Arian langsung menoleh, dia melihat ada dua orang wanita yang sedang di kejar lima Black Viper, tentu saja Arian tidak tinggal diam, dia langsung melesat untuk membantu kedua wanita tersebut.
Swuzzz
Namun, X-Ray melesat lebih cepat dari Arian, tanpa di suruh, merasakan niat Arian mau menolong kedua wanita itu, X-Ray bergerak dengan sendirinya.
Slas
Slas
Slas
Dengan kecepatan cahaya kelima Black Viper langsung terpotong menjadi dua bagian semuanya, Arian tentu saja terkejut, dua wanita itu juga tertegun melihat penolongnya yang begitu mudah mengalahkan Black Viper tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
John Singgih
kayaknya anggota keluarga bakal nambah lagi nih
2023-07-16
0
dementor
maaf ya author,tolong donk typonya agak dikurangi biar yang baca nggak bingung.. koreksi saya jika salah.. 😅😅😅
2023-05-27
0
Hades Riyadi
Lanjuuutt 😛😀💪👍👍👍
2023-05-21
1