Bab 15

Sementara para wanita sedang menyiapkan makan siang untuk mereka semua. Arian pergi dengan X-Ray ke reruntuhan terdekat yang ada di sekitar wilayah kediaman Smeltz.

Mereka sampai di reruntuhan tersebut, keduanya langsung mencari benda-benda yang nantinya bisa di gunakan.

Arian menemukan sebuah robot yang tubuhnya hangus terbakar dan terpisah-pisah, tapi bentuknya masih ada.

"X-Ray, coba lihat ini!" seru Arian kepada robotnya itu.

"Ada apa tuan?" tanya X-Ray yang langsung mendekat.

"Coba kamu periksa dia, apakah masih bisa berfungsi tidak?" perintah Arian kepada robotnya tersebut.

X-Ray mengangguk mengerti, ia langsung mengidentifikasi robot tersebut. Nampak X-Ray yang sekilas tersenyum, walaupun Arian tidak melihatnya.

"Tuan, ini merupakan robot satu tipe dengan saya, hanya saja dia versi pertama sebelum saya di ciptakan, ada beberapa bagian dalamnya yang rusak, tapi saya bisa memperbaikinya," jawab X-Ray mantap.

"Benarkah?" Arian tampak sangat bersemangat.

"Benar tuan!"

Arian tersenyum. "Kalau begitu kita bawa pulang dia, segera perbaiki agar kamu memiliki teman!" ucapnya bersemangat.

"Baik tuan!"

X-Ray berubah menjadi pesawat, Arian naik ke dalamnya, sementara Robot yang mereka temukan di bawa menggunakan kemampuan pengendali gravitasi X-Ray.

Mereka pun langsung melesat pulang. Setelah sampai di kediaman Smeltz, Arian menyuruh X-Ray menaruh robot tersebut di tempat pembuatan barang-barang.

Wiliam yang melihat hal tersebut langsung menghampiri. "Astaga, kamu menemukan robot lagi?"

"Benar Ayah, kata X-Ray ini setipe dengannya, walaupun versi belum sempurnanya," jawab Arian bangga.

"Kamu memang anak yang mengagumkan, tidak salah Ayah membuat kamu dengan Ibumu," celetuk Wiliam.

Arian mengerutkan keningnya. "Membuat? Kalau bicara walaupun sama anak sendiri, setidaknya hati-hati Ayah," tegur Arian tidak berdaya.

"Hehehe... maaf, maaf, Ayah terlalu bersemangat, karena terlalu bangga padamu," ucap Wiliam sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Arian menghela napas, Ayahnya memang kadang bersikap aneh, ia merasa sesekali kalau Wiliam bukan Ayahnya.

Pria itu menyuruh X-Ray untuk membawa robot tersebut ke dalam. Setelah berada di dalam, Arian dengan semangat membersihkan bagian-bagian tubuh robot tersebut yang hangus.

Sementara Arian membersihkan tubuh bagian luar, X-Ray yang memperbaiki bagian dalamnya. Pria itu sampai lupa sudah waktunya makan siang, karena terlalu bersemangat ingin cepat memperbaiki robot tersebut.

"Arian, makan dulu!" tegur Maura sambil membawa satu piring daging panggang.

"Ini tanggung Maura, nanti saja," jawabnya tanpa menoleh.

Maura menarik tangan Arian. "Kamu harus makan dulu, mau bagaimanapun kamu yang mencari makan untuk kami, kalau kamu sakit bagaimana?" tegur Maura perhatian.

Arian menatap wanita itu lekat-lekat, ia tersenyum simpul saat melihat ekspresi seriusnya. Pria itu meletakkan tangan robot yang sedang ia bersihkan, kemudian duduk bersama Maura.

"Tangan kamu kotor, biar aku suapin," ucap Maura yang tanpa ragu langsung menyuapi Arian.

Arian hanya mengangguk patuh, ia menerima suap demi suap makanan yang di berikan oleh Maura, sambil menatap calon istrinya tersebut.

Maura sadar kalau Arian terus memperhatikannya, tapi ia sengaja tidak menggubris, wanita itu tidak mau membuat Arian menjauh darinya lagi.

"Daging ini sepertinya berbeda, apakah kalian menambahkan sesuatu?" tanya Arian yang merasa kalau daging tersebut terasa lebih enak.

"Wanita dari kelompok Belt itu yang membawa garam, katanya mereka menemukan sebuah batu yang bisa di olah menjadi garam," jawab Maura malas.

"Garam dari batu? Memangnya ada?" tanya Arian penasaran.

Maura menggendikkan bahunya, karena ia juga tidak tahu, apakah benar ada garam yang terbuat dari batu, sementara selama ini sulit sekali mencari garam di dunia yang sekarang.

"Ada Tuan, garam Rock salt atau garam batu merupakan jenis garam yang berasal dari lapisan kerak bumi. Garam ini terbentuk dari sisa-sisa zaman purba.

Sesuai dengan namanya, garam batu ini berbentuk kubus dan kasar seperti batu karena garam ini memang digali langsung dari kerak bumi.

Garam jenis ini tidak diendapkan ataupun diuapkan seperti jenis garam-garam lainnya sehingga Garam Batu dapat mempertahankan bentuk aslinya. Oleh karenanya, garam batu masih memiliki berbagai mineral asli dan tentunya kotoran yang berasal dari kerak bumi," tiba-tiba X-Ray memberikan penjelasan, sehingga Maura dan Arian terkejut.

"Kalau kamu tahu, kenapa kamu tidak bilang?" tanya Arian tidak berdaya.

"Anda tidak bertanya Tuan," jawab robot itu singkat.

Arian hanya bisa menghela napas tidak berdaya, karena Robotnya memang hanya menuruti perintahnya.

Maura yang melihat calon suaminya itu kesal, ia mengusap punggungnya dengan lembut. "Sabar, tapi setidaknya kita bisa mendapatkan garam ini juga," ucap wanita itu lembut.

"Kamu benar." Arian terlihat sangat bersemangat lagi, karena dengan adanya garam, ia bisa makan dengan rasa yang berbeda.

Arian kembali melanjutkan makannya, setelah selesai Maura pamit pergi untuk membersihkan tempat makannya. Pria itu kemudian melanjutkan pekerjaannya hingga malam, ia bekerja dengan X-Ray.

Arian sampai melewatkan makan malam juga, kedua orang tua Arian dan yang lainnya khawatir kalau Arian kenapa-kenapa, karena itulah mereka menyuruh Maura dan Nera untuk mengantar makanan padanya.

Sementara itu teman-teman Lisa belum kembali, karena jarak Kediaman Smeltz dan Kelompok Belt memang cukup jauh. Lisa mengatakan kalau mereka kemungkinan akan sampai setelah dua hari.

Lisa mengobrol dengan keluarga barunya, ia merasa senang karena orang-orang di kediaman Smeltz semuanya ramah. Wiliam yang seorang Ayah pemimpin kediaman Smeltz juga tampak friendly, membuatnya betah tinggal di sana.

Ditempat Arian berada, Maura dan Nera membawa makanan untuknya, mereka berdua terkejut saat melihat sosok robot yang hampir mirip dengan X-Ray sudah mulai terbentuk, hanya memasang tangan dan kakinya saja.

"Astaga, jadi ini robot baru yang ayah bilang, Sayang?" tanya Maura bersemangat.

Arian yang sedang fokus bekerja menoleh, tampak kedua wanita yang sedang membawa makanan berdiri di belakangnya.

"Ya, ini robot baru kita, bagiamana bagus tidak?" tanya Arian bangga.

Kedua wanita itu mengangguk bersamaan, mereka juga merasa senang, karena mereka sadar, semakin banyak robot yang melindungi mereka, itu akan membuat kediaman Smeltz akan lebih aman lagi.

"Tapi kalian istirahat dulu, ini sudah malam, lanjutkan besok lagi," ucap Maura manja.

Arian menepuk jidatnya. "Aku lupa, X-Ray cukup untuk hari ini, kamu kembali ke kamar dan istirahatlah!" perintah Arian kepada robotnya itu.

"Baik Tuan!" X-Ray dengan patuh ke kamar Arian.

"Aku mandi dulu yah, baru setelah itu makan, kalian taruh saja makanannya di meja," ucap Arian lembut.

"Tidak mau, malam ini kami akan menemani kamu!" jawab Maura tegas.

"Eh...." Arian tentu saja bingung dengan perkataan Maura, tapi ia berpikiran positif, mungkin keduanya akan menemani makan saja, sehingga ia menyetujuinya.

Arian pun bergegas mandi, setelah itu ia makan dengan di temani Maura dan Nera. Namun, ketika ia selesai makan dan akan kembali ke kamarnya, dua gadis itu menarik dirinya ke kamar mereka.

Terpopuler

Comments

Nanik Purba

Nanik Purba

apa dua-duanya akan disikat 🤔

2023-08-28

0

Jarang Komen:)

Jarang Komen:)

Next.....

2023-05-15

2

Team Hore (≧∇≦)/

Team Hore (≧∇≦)/

(ʘᴗʘ✿)

2023-04-13

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!