Ekor Monster Scorpion melesat ke arah kepala Arian, tapi dengan sigap X-Ray melesat dengan cepat dan memotong ekor tersebut.
Suara raungan monster Scorpion sebelum tewas terdengar. Arian menghela napas lega, karena dirinya tidak terkena serangan tersebut.
"Terimakasih X-Ray," ucap Arian senang.
X-Ray hanya mengangguk, lima Scorpion itu di ambil kedua capitnya, karena dari capit tersebut, mereka bisa membuat senjata ataupun Zirah. Capit Monster Scorpion lebih kuat di bandingkan besi, sehingga walaupun dagingnya tidak berguna, setidaknya masih ada yang bisa di gunakan.
"Tuan, kalian tidak apa-apa?" tanya Sreud yang menghampiri Arian dan Ayahnya.
"Kami tidak apa-apa, kalian bantu kami untuk mengambil capit mereka," jawab Wiliam lugas.
"Baik tuan!" Sreud dengan sigap membantu, begitu juga Heel yang langsung datang ke sana.
Maura mendekati Arian dengan malu-malu, ia mau meminta maaf dengan Arian karena telah membuatnya kecewa. Namun, ketika Maura mendekat, Arian malah menghindar, sehingga wanita itu merasa sangat bersalah.
"Sudah, nanti saat makan malam kita minta maaf padanya," ucap Nera mencoba menenangkan Adiknya.
"Iya Kak," jawabnya sedih, sambil melihat Arian yang pergi bersama X-Ray.
Arian berkeliling meninggalkan tempat tersebut untuk sedikit menenangkan perasaannya, ia menaiki X-Ray berkeliling tanpa arah hingga ia tanpa sadar sampai di wilayah kota Hole.
"Astaga, kenapa kita sampai di sini? X-Ray, kita turun dan sembunyi, " ucap Arian baru sadar kalau dirinya sudah terlalu jauh meninggalkan rumah.
"Tuan, apakah kita akan masuk ke tempat itu? di sana saya mendeteksi ada banyak barang bagus!" ucap X-Ray yakin, setelah sudah turun dan bersembunyi di bebatuan.
Arian menghela napas. "Pastilah di sana banyak barang bagus, itu memang tempat berkumpulnya orang-orang yang masih bertahan hidup di planet ini,"
"Tapi kenapa kita sembunyi Tuan?" tanya X-Ray lagi.
"Kelompok kita berbeda dengan mereka, kamu lihat sendiri bukan saat menyelamatkan dua orang di hutan Zeuz? Mereka tidak mengenal belas kasihan kepada sesama jika sudah terpojok," jawab Arian singkat.
"Kalau begitu kita hancurkan saja tempat tersebut, Tuan," ucap X-Ray mantap.
"Bodoh! Mana bisa, di sana juga ada orang-orang yang seperti kami, kita tidak boleh bertindak gegabah!" tegur Arian kepada robotnya itu.
X-Ray mengangguk mengerti, ia menarik kesimpulan dari percakapan dengan tuannya, kalau sebenarnya masih ada beberapa orang yang seperti kelompok tuannya dan ada beberapa orang yang memiliki kuasa tinggi. X-Ray jadi sedikit mengingat memori masa lalunya, ia di buang karena ada robot yang lebih canggih darinya.
Tiba-tiba X-Ray melesat pergi ke arah kota Hole, tentu saja Arian terkejut, ia memanggilnya tapi robot itu tidak menggubrisnya.
Gerbang kota Hole terbuka, terlihat seorang wanita paruh baya dan dua orang anaknya di seret keluar dari dalam gerbang.
"Suami kamu sudah tewas! Tidak ada lagi yang membayar tempat tinggal kalian! Pergilah dari sini, atau mau aku tembak mati saja?" ucap orang yang menyeret wanita paruh baya itu sambil menyeringai.
Wanita paruh baya itu menangis, kedua anaknya juga memeluk dengan erat Ibunya dengan ketakutan.
"Pergilah!" bentak orang tersebut.
Wanita paruh baya terpaksa pergi, merangkul dua anaknya, walaupun ia tahu pasti akan tewas jika berkeliaran tanpa naik pesawat.
Tiba-tiba mereka melihat sesuatu terbang ke arah mereka dengan kecepatan penuh, wanita paruh baya mengira itu monster, sehingga ia memeluk kedua anaknya dengan erat sambil menangis. Namun, benda itu melewati mereka begitu saja.
Duak
Arghh
Terdengar suara jeritan sebelum kematian orang yang menyeret wanita paruh baya itu. Sontak saja wanita paruh baya itu menoleh, ke belakang, betapa terkejutnya ia saat melihat sebuah robot membunuh pria tersebut dengan melubangi punggungnya hingga menembus dada menggunakan tangan.
Robot tersebut langsung pergi, sebelum ada yang mengetahui kematian pria tersebut menghampiri wanita paruh baya dan kedua anaknya itu.
Tanpa bertanya robot itu membawa mereka bertiga menggunakan manipulasi gravitasi, wanita paruh baya itu tentu saja ketakutan, ia berusaha memeluk kedua anaknya dengan erat saat di bawa pergi oleh robot itu.
Sementara itu di tempat Arian, ia sedang menggerutu kesal. "Kenapa dengan X-Ray, apa mungkin dia mendeteksi pemiliknya?"
"Arghhh!" Arian mengacak-acak rambutnya, ia tidak tahu jika X-Ray pergi dirinya bisa apa.
"Tuan, saya kembali," tiba-tiba X-Ray muncul.
Arian tentu saja langsung senang, ia tanpa ragu memeluk robotnya itu dengan sangat senang, karena ternyata X-Ray tidak meninggalkannya.
"Syukurlah kamu kembali, X-Ray!" Arian hampir saja menangis, tapi saat ia melihat wanita paruh baya yang sedang memeluk kedua anaknya, ia terkejut. "Siapa mereka X-Ray?"
"Manusia yang memiliki perasaan seperti anda, Tuan!" jawab X-Ray tegas.
"Perasaan? Seperti aku?" tanya Arian bingung.
Tapi Arian tidak perduli dengan hal tersebut, ia langsung menghampiri wanita paruh baya itu dan bertanya siapa mereka.
Awalnya mereka ketakutan, tapi setelah Arian menjelaskan kalau ia tidak memiliki niat jahat, merekapun akhirnya buka suara dan menjelaskan apa yang terjadi tadi.
"Jadi begitu, baiklah... kalian boleh tinggal di tempatku, tapi sebagai gantinya kalian harus membantu pekerjaan kami, bagaimana?" tanya Arian ramah.
"Boleh tuan, asalkan anda menjamin keselamatan kami!" jawab wanita paruh baya itu bersemangat.
Arian mengangguk. "Oke, X-Ray kita pulang sekarang!"
X-Ray mengangguk, ia langsung berubah menjadi pesawat, karena ia hanya bisa menampung Arian. X-Ray membawa mereka dengan kekuatan manipulasi gravitasinya.
Wanita paruh baya dan kedua anaknya itu merasa senang, karena mereka seperti melayang terbang.
Hingga mereka pun akhirnya sampai di kediaman Arian. Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat sebuah bangunan yang di kelilingi pagar tinggi ada di tengah-tengah tempat tandus itu.
"Maria!" Sreud yang melihat istrinya langsung berteriak.
Wanita yang di selamatkan X-Ray, ternyata istri Sreud, karena di kira suaminya sudah tewas, ia pun langsung di buang dari kota Hole, demi mengurangi penduduk, agar makanan mereka tidak cepat habis.
"Ayah!" teriak kedua anak Sreud yang masih remaja itu.
Keluarga itu langsung berlari dan saling merangkul satu sama lain, terlihat mereka sangat bahagia bisa bersatu kembali.
Wiliam yang melihat itu, ia menghampiri anaknya sambil menepuk bahunya.
"Kerja bagus anak muda, kamu sudah mempertemukan keluarga yang berpisah, tapi kamu juga harus ingat, sekarang pasokan makanan kita harus di tambahkan!" tegur Wiliam kepada anaknya itu.
Arian menoleh ke arah Ayahnya, terlihat senyum menakutkan Pria yang telah membesarkannya itu.
Arian menghela napas. "Iya Ayah, aku tahu kok, mulai besok aku akan berburu Monster lagi dengan X-Ray."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Next Update Please 😀💪👍👍🙏
2023-05-21
1
Hades Riyadi
Like and Coment 😛😀💪👍👍👍
2023-05-21
0
Jarang Komen:)
Next....
2023-05-14
2