Bab 18

Arian tentu saja sangat marah, karena tiba-tiba kelompok Vebal menyerang pemukiman Smeltz.

"X-Ray, Alpa bantu aku!" teriak Arian lantang, sambil bergegas mengambil senjatanya. "Kalian semua bantu dari sini saja, jika ada yang kemari bunuh mereka!"

"Baik Tuan!" para pria menyiapkan senjata, sementara anak-anak dan wanita di suruh masuk ke dalam rumah.

"Sayang, hati-hati!" tutur kedua Istri Arian lembut.

Arian tersenyum, ia langsung naik ke dalam X-Ray, kemudian terbang keluar dari halaman rumah. Alpa juga mengikuti dari belakang.

Suara tembakan saling bersahutan-sahutan, robot senjata tampak tidak gentar sama sekali menghadapi mereka semua.

Arian dan kedua robotnya juga sudah hadir, pria itu melompat turun dari X-Ray ia bersembunyi di balik robot senjata menembaki mereka dari sana.

Drrrt

Drrt

Booomm

Boommm

Suara tembakan semakin bergemuruh saja, di tambah ledakan yang di sebabkan dua robot Arian yang menggempur mereka tanpa henti.

Kaum Vebal memang tidak memiliki rasa takut sama sekali jika sudah memburu mangsanya, mereka lebih baik mati daripada pulang tidak bawa apa-apa.

X-Ray melesat ke arah mereka menggunakan tangan pedangnya.

Swuzz

Pral

Pral

Tubuh para kaum Vebal terpotong menjadi berbagai bagian akibat tebasan X-Ray.

Sementara itu Alpa menembaki mereka tanpa henti, sontak saja kaum Vebal tidak bisa menembak balik.

Arian tersenyum senang, para robotnya memang sangat bisa di andalkan, tapi ia juga tidak lengah terus membantu mereka.

Seorang kaum Vebal tiba-tiba ada di belakang Arian, ia akan menikam Arian dari belakang. Untungnya ada Nera yang melindungi suaminya itu menggunakan Sniper, dan tepat menembak kepalanya.

Brug

Arian terkejut ketika mendengar suara sesuatu jatuh, ketika melihat ke belakang, ternyata ada kaum Vebal tewas di belakangnya.

Arian menoleh ke arah pemukiman, nampak Istrinya itu tersenyum kepadanya. Arian balas tersenyum kemudian kembali fokus dengan pertempuran di depan.

Peperangan berakhir cukup lama, karena kaum Vebal yang datang cukup banyak, sekitar seratus orang. Namun, Arian dan yang lainnya berhasil mengalahkan mereka semua.

Arian menghela napas lega setelah semuanya berakhir. "X-Ray, Alpa, kumpulkan semua senjata mereka!"

"Baik Tuan," jawab kedua robot itu yang langsung mengumpulkan senjata-senjata mereka.

Para pria di suruh berkumpul untuk mengumpulkan mayat kaum Vebal di satu tempat, tujuan Arian agar nanti jika ada monster mereka yang memakan mereka bisa langsung memburunya.

Mereka menyeret mayat kaum Vebal ke lokasi yang sudah di tentukan Arian, agar tidak jauh dari bidikan tower intai mereka. Dimana selalu ada orang yang bergiliran jaga disana.

"Semuanya sudah beres Tuan Arian," lapor Bren.

"Bagus, kita kembali ke dalam," jawab Arian santai.

Mereka semua mengangguk dan kembali masuk ke dalam pemukiman Smeltz. Tentu dengan sambutan hangat dari para wanita.

Arian membawa X-Ray dan Alpa untuk di bersihkan dari darah-darah yang menempel kepada dua robot itu. Tapi kali ini di bantu kedua Istrinya.

"Maura jangan terlalu basah lapnya, agar airnya tidak masuk ke dalam sela-sela mereka berdua," tegur Arian lembut.

"Iya sayang, aku mengerti kok," jawabnya lembut.

Berbeda dengan Maura yang terlihat kaku merawat dua robot itu, Nera terlihat sudah berpengalaman, mungkin karena Istri Arian yang satu itu memang gemar merawat senjata dengan baik.

"X-Ray, sepertinya kita harus membuat tower yang bisa menembak otomatis, aku yakin setelah ini akan ada serangan susulan," ucap Arian tiba-tiba.

"Anda benar Tuan, nanti saya dan Alpa akan membuatnya, untuk berjaga-jaga," jawab X-Ray mantap.

Arian mengangguk, mereka melanjutkan membersihkan tubuh kedua robot itu hingga sampai bersih.

...***...

Sementara itu satu buah pesawat kembali pemukiman Kaum Vebal, orang di dalam pesawat tampak tergesa-gesa ketika turun.

Pemukiman kaum Vebal berbeda dari kelompok Hole atau kelompok lainnya yang membuat pemukiman dari bekas reuntuhkan yang di kumpulkan. Kaum Vebal membuat rumah di dalam goa-goa yang mereka gali sendiri, di bukit bebatuan yang dekat dengan sungai Zeuz.

Orang yang tadi tergesa-gesa masuk ke dalam goa tampak sedang bertekuk lutut di hadapan pemimpinnya yang berpenampilan dengan kalung tengkorak manusia.

"Tuan Vuilz, semua orang kita tewas, mereka memiliki robot-robot yang kuat!" lapornya lugas.

"Robot kuat? Apa kekuatan mereka sama dengan kota Hole?" tanya Vuilz memastikan.

"Tidak tuan, nampaknya mereka lebih kuat, karena mereka hanya menggunakan robot saja untuk melawan pasukan kita, orang-orang hanya berlindung di dalam pagar," jawabnya yakin.

"Bukankah kamu bilang kalau pemukiman tersebut sangat kecil?" tanya Vuilz dingin.

Pria tersebut seketika menelan ludah. "Tuan, pemukiman itu memang sangat kecil, tapi saya tidak menyangka, kalau mereka memiliki kekuatan sebesar i...."

Clap

Arghh

Bruug

Sebuah tombak besi menancap di jantung pria tersebut, hingga ia langsung ambruk dan tewas seketika.

"Kulit dia dan sajikan otaknya untukku!" perintah Vuilz tegas.

"Baik Tuan!" para pengawal yang ada di sana langsung menyeret orang tersebut ke tempat penyembelihan para manusia, untuk di hidangan mereka.

Sudah menjadi hal yang lumrah untuk kaum Vebal, memakan sesamanya, tapi itu juga menggunakan peraturan, contohnya seperti tadi, atau mereka ada yang berselisih paham akan di adakan pertarungan, yang kalah akan langsung di bunuh dan di jadikan makanan.

Hidup menjadi kaum Vebal memang seperti itu, mereka selalu hidup dalam bayang-bayang kematian, oleh karena itu mereka yang menjadi kaum Vebal akan selalu bertindak tanpa berpikir.

...***...

Di kota Hole, ternyata ada juga yang melihat pertempuran antara kaum Vebal dan pemukiman Smeltz, orang ini memang menjadi informan kota Hole.

Pria tersebut masuk ke dalam sebuah bangunan termegah di kota Hole, ada dua prajurit yang mengawalnya.

Mereka mengantarnya sampai ke ruangan pemimpin mereka, Aries Belt yang merupakan masih saudara Brenfrord Belt yang sekarang hidup di pemukiman Smeltz.

"Salam tuan Aries," sapa orang sopan.

"Duduk Zinc!" perintahnya lirih.

Zinc duduk di kursi yang sudah di siapkan, dua prajurit yang mengawal keluar dari ruangan tersebut dan berjaga di depan pintu.

"Bagaimana hasilnya Zinc?" tanya Aries langsung.

"Tuan, pemukiman Smeltz memang ada, bahkan mereka memiliki banyak robot canggih," ucapnya yakin.

"Begitu yah, terus tentang mata air yang mereka miliki bagaimana?" tanya Aries lagi.

Zinc menggelengkan kepalanya. "Tuan, saya belum sempat mendekat. Ketika saya sampai di sana, Kaum Vebal sedang menyerang pemukiman Smeltz," jawabnya jujur.

"Kaum Vebal juga sudah tahu tentang mereka?"

"Benar Tuan, tapi saya yakin mereka tidak akan menyerang pemukiman Smeltz lagi, karena mereka kalah telak, semua pasukannya yang berjumlah ratusan tewas di sana, oleh para robot pemukiman Smeltz."

"Apa!"

Nampak Aries begitu terkejut, pasalnya jika mereka melawan ratusan pasukan Vebal, Ia yakin akan mengalami banyak kerugian dan hanya bisa membunuh beberapa dari kaum Vebal, tapi pemukiman Smeltz bisa mengalahkan mereka semua, bahkan membunuhnya.

"Hanya dalam kurun waktu sebentar saja, mereka sudah membuat pasukan sekuat itu, sebenarnya siapa mereka ini?" gumam Aries lirih.

Terpopuler

Comments

Nanik Purba

Nanik Purba

kayak merk shampoo 🤣🤣🤣

2023-08-28

0

dementor

dementor

namanya zinc ya?? kayak merek sampo zinc.. kalau begitu saya adalah sampo clear & Pantene.. 😭😭😭😭😭

2023-05-27

0

Jarang Komen:)

Jarang Komen:)

Next....

2023-05-17

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!