Malam harinya, Arian sedang duduk sendirian di teras rumah. X-Ray sudah menonaktifkan diri dan yang lainnya sudah beristirahat, hanya tersisa Arian yang masih terbangun menatap gelapnya malam yang penuh dengan gemerlapnya bintang-bintang.
"Arian, apa kamu masih marah denganku?" tegur Maura tiba-tiba.
Pria itu reflek menoleh ke arah Maura. "Kenapa kamu belum istirahat?" Arian malah balik bertanya.
Maura duduk di sebelah Arian. "Aku belum mengantuk, masih ada perasaan yang mengganjal, apakah kamu masih marah denganku?" tanyanya lagi.
Arian tersenyum kecut. "Aku tidak marah padamu, aku sadar, kalau diriku tidak mungkin bisa mendapatkan seorang wanita, jadi wajar kalau kamu takut denganku," jawabnya tidak berdaya.
Maura tiba-tiba menyenderkan kepalanya di bahu Arian, sehingga membuat pria itu terkejut, padahal tadi siang sudah jelas kalau gadis yang sedang menyenderkan kepalanya itu takut dengannya.
"Aku tidak takut denganmu, aku hanya terkejut, tolong berikan aku waktu Arian," ucapnya lembut.
Arian menghela napas. "Jangan memaksakan dirimu, aku tidak apa-apa seperti ini,"
"Tidak, aku serius menyukaimu, Arian!" ucap Maura mantap sambil mengangkat kepalanya dari bahu Arian.
Sontak saja pria itu terkejut dan menoleh ke arah gadis itu, terlihat sorot matanya yang penuh dengan keteguhan hati.
Tiba-tiba Maura mengecup bibir Arian, membuat pria tersebut tertegun, walaupun hanya sekilas ia cukup menikmatinya.
"Tunggulah sampai aku siap, aku pasti akan melayani kamu dengan baik," ucapnya seraya beranjak dari duduknya, meninggalkan Arian yang masih tertegun sendirian.
Arian mengusap bibirnya, rasa manis kecupan Maura masih berbekas, ia tidak akan pernah melupakan kecupan pertamanya itu.
...***...
Ke esokan harinya, Arian dan X-Ray yang sudah berangkat berburu sejak pagi, mereka terlihat sedang bersembunyi di balik reruntuhan mengincar Monster Red Dogs yang sedang memakan daging Monster buruan mereka.
Red Dogs, merupakan Monster dengan kepala anjing, tapi tubuhnya seperti rusa, mereka juga memiliki tanduk rusa. Namun, mereka adalah Monster pemakan daging segalanya, bahkan daging Scorpion saja mereka makan.
Pencernaan Red Dogs memiliki anti racun yang sangat kuat, sehingga membuat mereka kebal terhadap racun, jika ingin membunuhnya tidak ada cara lain selain melukai parah tubuhnya.
"Jumlah mereka sangat banyak X-Ray, apa kamu yakin bisa mengalahkan mereka semua?" tanya Arian pada robotnya itu.
"Serahkan semuanya padaku tuan, saya pasti akan menghabisi mereka semua!" ucapnya yakin.
Arian mengangguk mengerti. "Aku akan membantu kamu dari belakang!"
"Baik Tuan!"
Swuzz
Tanpa aba-aba X-Ray langsung melesat dengan kecepatan penuh, ia pun langsung menebas dua kepala Red Dogs.
Sontak Red Dogs lainnya menyadari kehadiran X-Ray, mereka semua langsung meraung keras.
Groaarr
Groaar
Groaarr
Raungan mereka bersahut-sahutan, tampak X-Ray di kepung keluh Red Dogs, air lliur mereka semua menetes, sambil menggeram.
Arian yang melihat itu tidak berani keluar dari tempat persembunyiannya, mengingat jumlah Red Dogs sangat banyak. Ia menunggu momen yang pas untuk membantu X-Ray.
Groaar
Red Dogs menyerang robot itu secara bersamaan, tapi X-Ray bisa menahan serangan mereka semua.
Bang
Bang
Red Dogs yang terkena pukulan X-Ray, mereka terhempas puluhan meter.
Red Dogs lainnya terus menyerang, robot itu mendapatkan gigitan dan cakaran dari Monster tersebut.
Arian yang melihat X-Ray melawan banyak sekali Red Dogs, ia menggertakkan giginya dan berlari ke arah mereka untuk membantu robotnya itu.
"Bedebah!"
Slas
Slas
Slas
Pedang Plasma Arian menebas kaki beberapa Red Dogs, karena Arian sadar kalau pedangnya tidak mungkin bisa menebas Red Dogs, jadi ia menebas kakinya.
Tubuh X-Ray tiba-tiba bersinar, ia kemudian menghempaskan para Red Dogs yang menggigit tubuhnya.
Swuzz
Swuzzz
Para Red Dogs terhempas, X-Ray berubah menjadi mesin pembunuh, dari seluruh tubuhnya keluar senjata, ia menembaki Red Dogs tahap henti, hingga beberapa dari mereka yang terkena tewas.
Drrtt
Drrtt
Suara senapan mesin terus memberondong kelompok Monster tersebut, mereka yang tadinya sangat berani langsung ketakutan dan melarikan diri.
Sementara itu Arian masih melawan seekor Red Dogs yang masih hidup.
"Hia... Mati kau!" teriak Arian membunuh Red Dogs tersebut.
Arian menghela napas, ia menoleh ke arah X-Ray, tampak robot tersebut juga sudah selesai dengan urusannya, ia pun mengacungkan jempol kepada X-Ray sambil tersenyum.
X-Ray mencoba mengikuti gerakan Arian, sehingga membuat Arian tertawa melihat hal itu, karena Robotnya itu berusaha menirunya.
"Kita bawa mereka semua pulang, X-Ray!"
"Baik Tuan!" X-Ray mengumpul enam ekor Red Dogs yang berhasil mereka bunuh, kemudian mereka menggunakan pengendali Gravitasi dan membawa bahan makanan tersebut pulang ke rumah.
Arian merasa sangat senang, ia sekarang bisa mendapatkan daging Monster dengan sangat mudah, padahal dulu mereka membunuh satu ekor monster saja sangat sulit. Namun, berkat kehadiran Arian, sekarang tugas itu menjadi mudah, membuat Arian begitu menyayangi robotnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😀💪👍👍👍
2023-05-21
0
Hades Riyadi
Rasanya seperti kembali ke jaman baheula, hidup mencari makan dengan berburu... cuman sudah ada alat² modern...😛😀💪👍👍👍
2023-05-21
1
Jarang Komen:)
Next...
2023-05-15
3