Setelah kepergian Ainun keluar, Aminah dengan gugup duduk di depan mertua dan kakak iparnya yang mana hatinya Entah mengapa masih memiliki perasaan yang sangat was-was dan takut dikarenakan belum pernah Ayah-nya datang dengan tiba-tiba ke Rumahnya dan pastilah ada sesuatu yang sangat penting sehingga membuat Ayah dan kakaknya datang berkunjung ke Rumahnya dan hal itu semakin membuat Aminah was-was dan ketakutan karena Aminah tidak bisa memprediksi apa maksud dari kedatangan keluarga dari sang suami.
"Bagaimana kesehatan kamu Minah? "
"Ba-baik Ayah, "
Ayah Dullah mangut mangut mendengar jawaban dari Aminah, kemudian Ayah Dullah bangkit dari tempat nya duduk kemudian berjalan mendekati Aminah.
"Aminah . "
"Iya Ayah, "
"Apa kamu sedang menunggu kedatangan dari Dullah Suamimu? "
Dengan cepat Aminah mengaggukkan kepala, hatinya sudah sangat berdebar-debar yang Aminah sendiri tidak mengetahui Mengapa hatinya sangat berdebar-debar dan dirinya seakan-akan merasakan was-was dengan apa yang akan diucapkan oleh Ayahnya ada perasaan takut yang tiba-tiba menyelinap ke dalam kalbunya.
"Ayah Mau mengatakan sesuatu padamu tapi ayah harap kamu bisa berlapang dada mendengarkan apa yang akan Ayah katakan padamu, "
"Apa yang ingin saya katakan Katakanlah ayah aku akan siap mendengarkannya. "
"Aminah, Dullah tidak bisa pulang karena, ____
" Oh, jadi Mas Dullah memberi kabar pada Ayah kalau Mas Dullah tidak pulang pantas saja Minah tunggu dari kemarin belum juga datang, " ucap Aminah yang langsung memotong pembicaraan dari ayahnya.
"Aminah, dengarkan Ayah dulu Ayah belum selesai bicara Tolong jangan memotong pembicaraan Ayah karena Ayah belum selesai menjelaskannya.
" Saya tahu Ayah, Saya memang sangat kecewa dengan mas Dullah Kenapa Mas Dullah justru memberi kabar pada Ayah tetapi tidak memberikan kabar padaku dan Ayah membela Mas Dullah Karena Mas Dullah adalah putra Ayah bahkan Ayah rela mau memberikan penjelasan kepada Aminah demi untuk membela Mas Dullah. Aminah sungguh tidak menyangka ternyata Aminah tidak begitu berarti bagi diri Mas Dullah sehingga segalanya harus memberitahu Ayah terlebih dahulu, Mengapa tidak bilang Terus terang kepada Aminah Ayah, kan bisa Mas Dullah bicara terus terang pada Aminah Kenapa harus pada Ayah, aku sangat kecewa sekali dengan apa yang Mas Dullah lakukan tapi tidak apa-apa, Aku akan memaafkannya, "ucap Aminah dengan hati sedih dan bergetar rasanya ingin menangis dirinya karena perasaan kecewa yang amat dalam,
Dimana dia merasa sebagai seorang istri tidak dihargai dan tidak terlalu dibutuhkan sehingga untuk mengatakan jika dirinya mau menunda kepulangan semua dia lakukan lewat Ayah dan tidak memilih mengatakan langsung pada dirinya itu artinya dirinya tidak ada apa-apanya di Mata Dullah, itulah yang menjadi anggapan dan penilaian dari Aminah istrinya kepada Dullah.
Ayah Dullah menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan dan dengan perlahan-lahan pula Ayah dululah duduk di hadapan Aminah.
" Kenapa kamu harus berpikir buruk begitu tentang suamimu dan bagaimana suamimu bisa mengatakan kepadamu Jika dia tidak bisa datang untuk pulang ke rumah hari ini, bagaimana bisa Minah, Suami kamu itu sesungguhya dia sudah tidak ada Minah Dullah sudah Mati. "
"Deg..!
Amin dapat itu sangat terkejut hingga dia tanpa sadar langsung bangkit berdiri dan mendekati tempat di mana ayahnya sedang duduk di hadapannya.
" Apa yang Ayah katakan, Ayah jangan bercanda yang menakutkan, "
Ayah Abdul Hamid Ayah dari Dullah bangkit dari tempat duduknya kemudian menepuk-nepuk kecil punggung Aminah yang karena itu juga berdiri di hadapan sang ayah dengan perasaan yang tak menentu sungguh hatinya sangat syok dan terkejut bahkan Aminah Tidak mempercayai dengan apa yang didengar nya.
Aminah tersenyum kecut kemudian menggelengkan kepalanya dengan sangat kuat.
"Tidak Ayah pasti berbohong bukan, kata Ayah Mas Dullah yang mengatakan jika mas Dullah tidak ingin pulang ke rumah terlebih dulu, mungkin Mas Dullah sedang sibuk dan sedang ada urusan yang sangat penting di sana sehingga harus sedikit cukup lama tinggal di tempat itu sehingga Ayah yang tidak tega karena Aku ditinggal cukup lama maka Ayah mengatakan jika Mas Dullah sudah mati.
"Aminah, Apakah Ayah tega membohongi dirimu, Apa yang ayah katakan semua adalah benar Dullah memang sudah mati Dullah sudah tidak ada lagi dia mati karena sakit dan untuk itulah aku bersama dengan Kakak iparmu datang ke sini sengaja untuk memberitahu padamu, Semoga kamu tidak sedih dengan semua ini dan aku harap kamu selalu menjaga kesehatanmu dan juga janin yang ada di dalam kandunganmu, Ingatlah Dullah sangat mencintaimu Dullah sangat menyayangimu dia sakit sangat lama Tetapi dia tidak pernah mengatakan jika dirinya sakit bahkan ketika Dullah sakitnya sangat parah Dum? tidak pernah mengijinkan kepada kami untuk mengatakan kepadamu Kamu yang sabar dengan semua ini.
"Deg..!
Ainun yang kala itu hendak masuk dan ingin berpamitan pada Aminah terkejut mendengar perkataan dari ayah Dullah yang ternyata suami dari Aminah yaitu Dullah sudah tidak ada, kini Ainun baru menyadari Mengapa Adris tidak ingin mengatakan dan bercerita tentang Dullah yang mana diantara mereka berdua sama-sama Berdagang di kota yang sama dan Dullah adalah orang yang sangat baik pada Adris begitupun juga sebaliknya, akan tetapi Adris benar-benar sangat pandai menyimpan rahasia di mana dia tidak ingin mengatakan apapun tentang Dullah kepada Aminah, sementara Aminah yang syok jatuh terduduk di kursi dengan pandangan mata yang kosong hatinya benar-benar sedih dan terluka karena Aminah tidak pernah menyangka jika Suaminya telah pergi.
Ainun segera berlari memeluk sahabatnya, rasanya benar-benar tidaktidak tega melihat Aminah begitu sedih.
Sementara Ayah mertua Aminah dan dua saudara nya menatap sendu Aminah yang sedang bersedih.
"Aminah kau baik-baik saja kan? ' tanya Ainun dengan hati yang sangat sedih.
" Nun, Suamiku..
"Ia, Aku juga mendengar nya kamu yang sabar ya, "
"Nun, Aku sendiri Aku tidak punya siapa siapa lagi, "
"Kenapa kamu bicara begitu Minah Aku tetap Ayah mertua kamu dan mereka tetap Kakak iparmu, "
"Ayah dimana Mas Dullah dimakamkan Aku ingin kesana Aku ingin melihat kuburnya,"
"Tenang Minah, kamu boleh datang kesana tapi tidak sekarang kandungan kamu masih muda dan belum kuat jadi tunggu sampai janin yang ada di dalam kandunganmu sudah kuat sehingga bisa diajak berpergian dengan cukup jauh"
"Tapi, Ayah, "
"Tidak ada bantahan yang ingin Aku dengar darimu, kamu harus bersabar dan kamu harus merawat bayi yang ada di dalam kandunganmu dengan baik agar dia tetap sehat dan kuat karena sudah tidak akan menyukai jika terjadi sesuatu yang buruk dengan janin yang ada di dalam kandunganmu dan Kuharap kamu mengerti tentang semua itu.
Dengan sangat terpaksa Aminah mengikuti saran dari Ayah mertuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments