Harit sampai di depan gerbang pintu rumahnya yang langsung disambut oleh sang Ayah, kala itu Ayahnya sudah menyambut kedatangan Harit dengan bahagia tapi ketika mengetahui Harit pulang seorang diri tidak bersama dengan Dullah adiknya ,wajah ceria yang tadinya bersinar bahagia kini tiba-tiba muram seketika.
Ayah Harit sudah menduga jika sesuatu hal buruk telah terjadi pada Putra nya.
"Ayah..!
" Kau datang sendiri Harit, "
Harit meneguk ludahnya menundukkan kepala sambil mengangguk dengan sangat lemah wajahnya menyiratkan suatu kesedihan yang dalam, tidak pernah Harit bayangkan jika Dullah adiknya akan meninggalkan dirinya terlebih dahulu.
Dullah menikah lebih dulu dikarenakan harit masih belum ingin memiliki keluarga, Harit tidak ingin terkekang ataupun memiliki tanggung jawab dalam sebuah keluarga Untuk itu Harit mengizinkan Dullah untuk menikah terlebih dahulu.
pada awalnya Raja Hamid, Ayah dari Harit dan juga Dullah berpikir jika Dullah menikah terlebih dahulu dirinya akan memberikan sebuah rumah yang megah dan besar di kota itu, akan tetapi Dullah menolak pemberian sang Ayah, Dullah mengatakan kepada sang ayah Jika dia ingin hidup mandiri dengan jerih payah dan hasil dari keringatnya sendiri Untuk itu Dullah meninggalkan kota kelahiran pergi ke kota yang tidak terlalu menuntut banyaknya pengeluaran kehidupan di mana kehidupan mereka adalah masih dalam keadaan biasa-biasa saja tidak seperti dalam kehidupan ayahnya yang notabelnya Dia diangkat menjadi Raja dari kota itu karena Ayahnya memiliki kekayaan yang banyak.
"Dimana jasad nya, Apakah kau mengubur kan di sana, "
"Iya Ayah, jasad Dullah ada di kota xx aku menguburkan Dullah di sana karena adat dan peraturan di kota itu apabila ada yang meninggal di sana maka di sanalah mereka harus dikebumikan.
Ayah Hamid tersenyum tipis ketika mendengar penjelasan dari Harit.
" Baiklah Ayo kita kita masuk kita bicarakan semua iniini di dalam."
Harit masuk ke dalam Rumah bersama sangat Ayah.
Malam itu Semua di kumpulkan oleh Raja Hamid dengan santun dan sangat arif Raja Hamid memberikan satu keputusan kepada seluruh Rakyat dan warganya hari ini bebas.
Mereka semua di beri kebebasan tanpa terikat pada Kerajaan istana Raja Hamid karena Raja Hamid mulai hari ini meniadakan Kerajaan tidak ada pimpinan semua memiliki hak menentukan kehidupan masing-masing dan jika ada yang masih ingin bekerja di kediaman Rumah Raja Hamid mereka pun di ijinkan Mereka semua akan mendapatkan perlakuan yang sewajarnya boleh setelah bekerja pulang ke Rumah masing-masing.
Tidak perlu lagi ada penjagaan yang ketat dan terlalu berlebihan, apabila ada yang membutuhkan mereka di ijinkan untuk meminta bantuan baik itu kebutuhan makan ataupun uang.
Raja Hamid merasa sudah tidak berguna lagi ada satu Kerajaan yang mana para Rakyat nya menyanjung dan selalu tunduk hormat kepadanya.
Mulai saat ini Kota Kalam xx akan sama dengan kota kota lainnya yang mana tidak ada Raja yang ada cuma orang yang cukup berada dan orang miskin tidak ada batas Pimpinan yang harus mengatur kehidupan mereka untuk itu Istana kerajaan Hamid dihapuskan yang ada hanya Tuan Hamid.
Orang yang paling kaya dan berada di kota itu akan tetapi tidak lagi memiliki hak untuk mengatur warganya.
Dari keputusan Raja Hamid menjadi orang biasa banyak yang merasa senang tapi ada juga yang merasakan kecewa, terutama para prajurit kepercayaan Kerajaan yang memiliki prilaku tidak baik, mereka tidak lagi memiliki hak untuk memperlakukan orang yang tidak disukai nya dengan semena-mena atas perlindungan mereka prajurit Kerajaan yang tidak boleh di bantah.
Harit tersenyum bangga kepada Ayahnya yang kini mulai bersikap layaknya seperti kota kota lain, tidak ada Raja ataupun pimpinan yang harus di hormati dan di sanjung keberadaan nya.
Para pegawai masih di ijinkan tetap untuk bekerja dan jika ada yang ingin bekerja di tempat kota lain mereka kini di ijinkan dengan sebuah kebebasan tanpa ada paksaan.
Kurang lebih tiga jam perundingan sebuah keputusan berlangsung hingga akhirnya semua di ijinkan untuk kembali ke Rumah masing-masing.
Raja Hamid yang kini cuma menjadi Tuan Hamid hanya mengijinkan dua orang penjaga sebagai satpam di kediaman Rumah nya.
Para Wanita yang sangat banyak dan terbiasa berada di dapur kini pun hanya dibatasi dua orang saja yang boleh tinggal disana selebihnya di ijinkan pulang ke rumah masing-masing.
"Ayah, apakah besok kita akan pergi ke Rumah Aminah, kita harus memberi kabar padanya jika Suaminya sudah berpulang.'
" Ayah tau Harit tapi bukan besok, kita akan datang lusanya, besok Ayah Akan meminta pada semua Warga yang ada di kota ini untuk membantu menyembelih unta dan daging nya kita bagikan kepada mereka semua. "
"Baik, Ayah saya akan kabarkan pada beberapa warga terdekat untuk membantu menyembelih nya."
"Semua sudah selesai dan semua sudah kembali ke rumah mereka masing-masing mari sekarang kita beristirahat agar esok semua berjalan dengan lancar. "
hari menganggukkan kepala kemudian berjalan pergi masuk ke dalam kamarnya sementara Raja Hamid juga melangkah pergi menuju kamarnya untuk beristirahat.
di depan putranya ada beberapa warga yang ada di kota itu raja Hamid tidak memperlihatkan kesedihan yang dia alami tapi di dalam kamar raja Hamid merupakan kesedihannya Karena bagaimanapun juga Raja Hamid sangat Terpukul dengan kepergian itulah Putra bungsu mereka yang mana raja kami tidak pernah menyangka jika Dullah tidak memiliki umur yang panjang.
Esok Hari, seluruh warga berbondong-bondong pergi ke Rumah Raja Hamid yang kini bukan lagi Raja bagi mereka untuk menyembelih unta.
Tidak tanggung tanggung Raja Hamid mempersiapkan sepuluh unta untuk disembelih dan dagingnya akan dibagikan pada para Warga.
"Hooss.. Hooss.. hoss..!
" Tok... tok... tok..!
"Tunggu sebentar, "
"Ceklek....!
" Suamiku, kamu sudah kembali kenapa kamu berlari lari begini? "
"Ada kabar baru istriku, ini Aku mendapatkan daging dari penduduk kota sebelah. "
"Daging? "
"Iya cepat kamu bawa kedapur dan masalah, "
"Tapi Aku ingin mendengarkan cerita dari kabar yang kamu bawa itu Suamiku, "
"Aku akan cerita kan tapi sambil kamu masak ya, "
" Baiklah ayo kita kedapur, Wah ini dagingnya sangat bagus dan masih segar, bagaimana kamu bisa mendapatkan daging ini Suamiku, "
"Itu, Aku dengar dengar mereka habis kehilangan Putra mereka untuk itu Ayahnya menyembelih unta untuk di bagikan ke warga sekitar nya dan karena jumlah nya yang di sembelih sangat banyak dan dagingnya juga melimpah ada yang membawa keterbatasan jalan siapapun yang Lewat dan jika daging nya masih ada mereka akan di beri jatah juga dan kebetulan Aku melewati jalan itu dan mereka memberi Aku satu kantong plastik daging, kamu masalah dan kamu boleh membawa sebagian masakan kamu pada temanmu itu, "
"Suamiku apa maksud mu? "
"Kamu bawa sebagaian masakan ini ke temanmu siapa itu yang baru Aminah ya namanya Aminah kan?
" Suamiku dari mana kamu tau kalau Aku sering pergi kesana, "
"Itu ipin yang memberitahu Aku, "
"Apakah kamu tidak marah Suamiku dengan apa yang Aku lakukan?
" Hahaha, tentu saja tidak kamu kan kesepian di Rumah sendiri dan Aku tidak mempermasalahkan hal itu. "
"Trimakasih Suamiku, tapi tadi kamu belum menjawab, siapa yang menyembelih unta dengan sedemikian banyak baik sekali dia. "
"Oh, itu namanya kalau tidak salah Tuan Hamid begitu, dulunya dia adalah Rajanya di kota itu tapi sekarang sudah di hapus kan dia sama dengan kita cuma dia sangat kaya, sudah Aku pergi mandi cepat masak dan antar ke Rumah temanmu, "
"Baiklah Suamiku,"
Ainun bergegas mengolah daging yang di bawa Suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments