Bab. 17 PERASAAN YANG ANEH

Kurang lebih 15 menit Ainun membersihkan sisa makanan dan juga mencuci piring di dapur dengan ditemani Aminah yang berdiri di samping pintu sambil tersenyum kini Aminah sudah bisa tersenyum lagi karena Ainun sungguh cerdas dan pintar membuat suatu percakapan dan obrolan yang bisa membuat Aminah tersenyum.

" Ayo Minah kita tunggu di luar ini sudah selesai semua dan sudah beres Kini Tinggal kita duduk di luar dengan santai. "

Dengan senyum mengembang di bibir Aminah menganggukkan kepala kini mereka berdua sudah berada di depan rumah, di halaman rumah Aminah yang mana memiliki tempat duduk yang terbuat dari bambu Aminah dan Ainun menunggu kedatangan Dullah yang mana Ainun sendiri juga tidak mengetahui Mengapa Dullah belum pulang sedangkan Adris seorang pemuda yang berdagang bersamanya sudah ada di Rumah.

"Minah bagaimana perasaan kamu hari ini apakah kamu baik-baik saja, jangan sedih ya pasti hari ini Dullah akan pulang dan pasti hari ini Dullah akan membawa oleh-oleh untukmu, Dullah itu laki-laki yang baik dan juga penyayang Aku yakin kemarin Dullah Ada sesuatu hal yang sangat mendesak yang mana tidak bisa tinggalkan sehingga Dullah membatalkan pulang hari itu, dan Aku yakin hari ini pasti Dullah akan segera datang, kamu jangan khawatir kamu jangan sedih dan kamu jangan berputus asa, Aku akan selalu berada di dekatmu Aku akan menemanimu dan Aku akan membantu agar dirimu tidak terlalu bersedih. "

" Terima kasih Nun Kamu baik sekali bahkan kamu seringkali menemani aku suamimu sendiri seringkali kamu tinggalkan meskipun kamu tahu dia baru datang hanya untuk menemaniku Aku tidak tahu harus dengan apa membalas kebaikanmu kamu benar-benar sahabat yang baik terima kasih Nunggu, "

"Hahaha biasa saja, Minah apa di belakang ada sayuran? "

"Ada Nun, "

"Baiklah Aku akan pergi untuk memetik nya apakah boleh, "

"Sangat Boleh ambil dan bawalah sesuka mu, "

Dengan sangat bahagia Ainun menganggukkan kepala kemudian berlari ke belakang rumah di mana Di belakang rumah Ainun bisa menemukan beberapa macam tanaman diantaranya ada kacang panjang dan ada juga masih ada beberapa sayuran lain.

Berbeda dengan Ainun yang sibuk memetik sayuran karena menunggu Dullah Suami dari Aminah pulang cukup membosankan maka Ainun menyibukkan diri dengan memetik sayuran.

sementara Aminah yang berada di luar halaman duduk sambil sesekali melihat ke jalan berharap dulu muncul di tempat itu akan tetapi sudah hampir pukul 10 dolar juga belum terlihat nampak pulang bahkan sampai Ainun sudah selesai memetik sayuran gula juga belum terlihat.

"Minat kita tunggu di dalam saja Ayok, jika kita tunggu di sini kita akan merasa resah karena melihat jalan Dullah belum terlihat juga sebaiknya kita tunggu di dalam dan kedatangan Dullah nanti akan menjadi kejutan buat kita bagaimana? ajak Ainun pada Aminah.

Karena sudah merasa lelah dan perasaan tidak bisa dilukiskan dengan apapun rasanya begitu gelisah dan rasanya begitu sangat tidak nyaman untuk itu Aminah menyetujui apa yang diajak dan apa yang di sarankan Ainun kepadanya, mereka berdua kemudian masuk ke dalam dan menunggu Dullah di dalam sambil memotong sayur.

Ainun yang memahamis situasi selalu berusaha membuat Amina tersenyum dengan memberikan satu cerita-cerita dan obrolan yang sangat segar sehingga sedikit demi sedikit Aminah Terlupa dengan penantiannya kepada Dola sang suami yang sampai saat ini belum datang hingga waktu menunjukkan pukul 01.00 siang di mana keduanya memutuskan untuk beristirahat sambil rebahan.

tidak lama kemudian terdengar suara pintu diketuk dari luar, tentu saja hal itu membuat hati Aminah dan Ainun terlonjak senang dan bergembira keduanya seakan-akan baru saja mendapatkan hadiah yang sangat menyenangkan sehingga keduanya melompat Turun Dari Ranjang yang ada di ruang tamu dan ketika keduanya sudah berdiri mereka saling berpandangan kemudian melempar senyum.

"Cieeee... yang mau ketemu dengan Suami masak kamu begitu cepat sisiir rambutmu dandan yang cantik sana, "

Melihat Aminah justru tidak bergeming dan tetap diam dan menatap dengan tatapan Aneh, Ainun menjadi bertanya-tanya karena merasa Aminah terlihat sangat aneh.

"Kok bengong sana pergi temui Suami kamu. "

"Nun...!

" Apa, ada apa kamu gugup ya, cieee, "

"Bukan, tapi kenapa perasaan Aku tiba-tiba tidak enak begini dan entah mengapa rasanya kok pingin Nangis. "

"Astaga Minah, hahaha memang ya, kalau baru pertama kali di tinggal Suami pergi jauh dan saat dia kembali bikin hati serumit ini, ya udah sana cepat temui suamimu sisir saja rambutmu jika tidak mau pakai bedak atau pakai yang lain tidak apa-apa yang penting cepat bukakan pintu kasihan udah lama menunggu di depan pintu dari tadi.'

Aminah langsung menganggukkan kepala kemudian melangkahkan kakinya menuju ke pintu di mana dengan perlahan-lahan Aminah mulai membukakan pintu, sungguh hatinya benar-benar sangat berdebar-debar, dan was-was entah mengapa perasaannya begitu sangat sedih sedih yang tidak pernah Aminah tahu atau apa sebabnya, karena seharusnya hari ini dirinya bahagia dan senang karena suaminya telah datang tapi entah mengapa perasaan di dalam hatinya justru merasa sangat sedih.

Dengan menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan Aminah mulai membuka pintu, perlahan-lahan namum pasti pintu itu mulai terbuka dan lambat laun perlahan-lahan sedikit demi sedikit mulai memperlihatkan tamu yang datang dan berkunjung ke rumahnya.

Betapa terkejutnya Aminah ketika mengetahui siapa yang datang, ternyata Ayah mertua yang sedang berkunjung ke rumahnya bersama dengan kakak sulung dari suaminya beserta dengan adik mereka datang bertiga dan Aminah semakin merasa bingung karena tidak mendapati Dullah di antara mereka.

"Ayah...! Abang Harit ka-kalian, tumben datang mari silakan masuk, " ucap Minah dengan gugupnya.

dengan mengangguk perlahan ayah Dullah yaitu bapak Abdul Hamid dan hari serta adiknya Hamzah mulai masuk ke dalam ruangan dan mereka duduk di ruang tamu yang mana hal itu juga membuat Ainun terkejut karena Ainun mengira yang datang adalah bola suami dari Aminah tapi ternyata mertua dari Aminah setelah memberikan salam dan mengangguk hormat Ainun meminta izin untuk pergi keluar menunggu di luar.

"Maaf saya permisi dulu, "

Setelah mendapatkan anggukan dari Ayah mertua dari Aminah Ainun meminta izin untuk keluar, karena tidak ingin mengaggu percakapan antara Aminah vdan mertuanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!