Perjalanan Nur Cahaya

Perjalanan Nur Cahaya

Bab. 1 Sangat Bahagia

Di sebuah kota yang sangat tandus terdapat sebuah kerajaan yang sangat besar dipimpin oleh Raja Hamid.

kekayaan dari Raja Hamid sangatlah melimpah Hamid seorang raja yang sangat arif dan bijaksana kehidupan rakyatnya sangat makmur dan tercukupi.

Raja Hamid memiliki seorang istri bernama Rumini, dalam pernikahan mereka Rumini melahirkan seorang Putra yang sangat tampan yaitu Usman

Usman tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dimana dia menjadi incaran dan rebutan para gadis desa yang ada di sekitar tempat itu akan tetapi tidak ada satupun yang bisa menarik hati Usman, karena dia sudah memilih seorang gadis sederhana dari keluarga yang juga sangat sederhana yaitu itu Julaiha.

Singkat cerita Julaiha dan Usman menikah dengan pesta yang sederhana dimana keduanya kini sudah resmi menjadi suami istri.

Meskipun Usman berasal dari keluarga yang cukup terpandang dan kaya Akan tetapi Usman tidak pernah mengantungkan hidupnya pada kekayaan yang dimiliki Ayah nya.

Usman memilih hidup mandiri dan memilih tinggal jauh di kota xx.

Hari ini Usman sangat bahagia ketika dirinya mengetahui sang Istri sudah hamil.

"Istriku, apa benar berita yang kamu katakan ini, jika kita akan segera memiliki seorang anak. "

"Suamiku, itu benar Aku sudah bertanya pada Bibik kalis dia mengatakan memang seperti ini tanda-tanda orang yang hamil. "

"Alhamdulillah jika semua itu benar, pernikahan kita yang hampir dua tahun belum di karuniai Anak kini kita telah mendapatkannya, kamu sudah diberi kepercayaan untuk menjadi seorang Ibu dan Aku akan menjadi seorang Ayah, Ayo istriku kita rayakan ini? '

" Suamiku bagaimana merayakan kita tidak memiliki apapun untuk bisa memberi uang pada mereka di luar sana. "

"Istriku kenapa harus resah, bukan kah kamu memiliki beras dan juga di belakang kita memiliki domba yang bisa kita sembelih."

" Iya suamiku kita memiliki domba di belakang dan aku juga memiliki beras untuk dimasak, Aku akan memasak nasi sekarang. "

"Baik, istriku aku akan meminta bantuan pada tetangga sekitar untuk membantu Aku menyembelih domba untuk kita bagikan pada tetangga yang lain, "

"Iya, Suamiku, "

Bergegas Usman pergi kerumah Adris dan Ilham, setelah bicara beberapa saat Adris dan ilham mengikuti Usman mereka mulai menyembelih Domba miliknya.

Suasana Rumah Julaiha sedikit Rame karena kedatangan dari para Tetangga yang ingin ikut mendoakan Julaiha yang sedang hamil muda.

Usman sangat bahagia dan bersyukur karena pada akhirnya mereka di beri kesempatan untuk memiliki seorang anak setelah dua tahun menikah belum juga memiliki momongan, kini sang istri telah hamil itu artinya sang istri sudah di anugrahi dan diberi kesempatan untuk menjadi seorang IBu.

Di Rumah yang sangat sederhana milik Usman dan Julaiha para tetangga yang hadir mulai pulang dengan membawa makanan masing-masing meskipun yang mereka bawa tidak begitu mewah.

Kini Rumah Usman sudah sepi dari beberapa kerumunan orang-orang yang hadir untuk memberikan selamat kepada istrinya.

Usman dan Julaiha bersama-sama membersihkan ruangan yang dipakai untuk beberapa tetangganya yang datang untuk mengucapkan selamat kepadanya setelah semua selesai dan beres Usman bergegas membersihkan tubuhnya kemudian tidur Bersama sang istri ketika malam tiba Usman menyampaikan niatnya kepada sang istri.

"Istriku, Besok Aku harus pergi ke kota, apakah kamu tidak keberatan jika Aku tinggalkan sendiri di Rumah. "

"Jangan khawatir Suamiku Aku tidak apa-apa tinggal sendiri di rumah kamu jangan mengkhawatirkan aku di sini aku ada banyak tetangga yang akan selalu menemaniku mereka juga akan sering datang kesini. "

" Baiklah istriku jika kamu tidak keberatan aku akan pergi besok pagi mungkin di kota itu aku akan berada di sana sekitar tiga bulan semoga kamu sabar menunggu dan selalu menjaga kesehatanmu."

Istri Usman menganggukkan kepala, kemudian keduanya tidur karena hari sudah malam dan ketika menjelang pagi tiba pagi-pagi sekali Usman sudah bangun dan menyiapkan segala sesuatu yang akan Usman bawa ke kota keduanya kemudian duduk di meja makan untuk menikmati sarapan pagi.

Julaiha sudah mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibawa oleh suaminya termasuk memberikan sang suami bekal untuk di perjalanan karena hari ini suaminya akan pergi ke kota bersama salah satu tetangganya yang bernama Adris.

" istriku tidak perlu membawa terlalu banyak bekal, Aku rasa ini sudah cukup nanti di perjalanan juga kami bisa singgah di sebuah warung dan untuk makan Jadi tidak perlu membawa terlalu banyak bekal, "

"Baiklah Suamiku Aku do'akan semoga semua lancar dan cepat pulang, Suamiku tolong kamu bawa juga saputangan ini, Nanti jika lelah bisa untuk membersihkan keringat. "

"Trimakasih istriku, Jaga Dirimu baik-baik juga bayi yang ada di dalam kandungan mu, "

"Tentu Suamiku, Aku juga berharap kamu juga menjaga dirimu dengan baik agar kita bisa kumpul bersama lagi. "

setelah mencium kening Julaiha, Usman membelai lembut perut istrinya kemudian berbisik dengan lirih.

"Ayah pergi dulu jangan Nakal dan jangan merepotkan ibu. " ucap Usman dalam suara yang lirih.

Adris segera memenyiapkan dua ekor unta ketika Usman sudah sampai di luar pintu, kedua unta itulah yang akan membawa mereka pergi.

Julaiha memandang dan mengantar kepergian Usman sampai di depan pintu.

Usman yang sudah berjalan dan sampai di depan unta Dan meletakkan semua barang-barang bawaannya di atas punggung unta, Usman kembali turun kemudian kembali berjalan mendekati Julaiha yang kela itu berdiri di depan pintu, serasa ada sesuatu hal yang sangat berat di hati Usman untuk meninggalkan istrinya yang sedang hamil muda, satu perasaan yang entah mengapa sangat berat baginya ,

sementara Julaiha mencoba menahan buliran bening air mata yang tiba-tiba membasahi dan menetes di pipinya Entah mengapa perpisahan kali ini terasa sangat menyesakan dada seolah-olah ini adalah kali terakhir mereka bersama.

Julaiha segera membuang jauh-jauh pikiran buruknya.

" Mengapa perasaanku tidak enak sekali dan kenapa serasa berat Aku melepaskan kepergian dari suamiku Apakah ini suatu pertanda atau firasat buruk tidak ini bukan firasat burut atau pertanda apapun tapi ini karena bawaan Aku sedang hamil muda, untuk itu sangat rentan sekali dan sangat ingin sekali selalu bersama dengan suami."

berkali-kali Julaiha menepis semua perasaan yang ada di dalam hatinya terlebih ketika Usman yang sudah Naik diatas unta tiba-tiba turun dan berjalan menghampiri nya.

Ada satu perasaan berat yang teramat sangat, tidak jauh berbeda dengan perasaan Usman yang tiba-tiba turun dari unta kemudian berjalan mendekati istrinya semua dikarenakan ada perasaan berat dan ada perasaan, takut dan khawatir sehingga membuat dirinya ingin memeluk istri nya untuk yang kesekian kalinya sangat berat dan sangat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!