Bab. 8.SEDIH

Harit yang mulai ikut berlari dan penasaran dengan siapa yang sudah meninggal di rumah Dullah kini sudah berada di halaman rumah dan ketika Harit sampai di depan pintu jantung dan tubuhnya serasa tidak bertenaga ketika mengetahui siapa laki-laki yang ada di dalam Rumah itu yang sudah meninggal.

"" Paman..! apakah paman saudara dari Paman Dullah, Wajah kalian begitu mirip saya yakin paman adalah keluarga nya, Paman kenalkan saya Adris teman sekaligus tetangga di desa Paman Dullah, saya yang menemani paman Dullah untuk berdagang dan sekarang paman Dullah sudah berpulang karena sakit yang di deritanya, " ucap aktris dengan menundukkan wajah kedua kelopak matanya mulai menggenang air mata.

Harit yang mendengar semua perkataan dan penjelasan dari Adris jika yang meninggal adalah Dullah saudaranya, Harit serasa lemas dan tak bertenaga tubuhnya sulit untuk bergerak melangkah ataupun bicara, seolah-olah Harit tidak mampu melakukan hal apapun selain diam dengan tatapan dan pandangan mata yang kosong menatap lurus kedepan.

Dimana tubuh sangat Adik sedang terbujur kaku.

"Paman...!

Suara Adris mengejutkan dan membuyarkan Lamunan Harit yang kala itu pandangan matanya kosong dan menerawang jauh ke depan, Harit mengetahui jika Dullah memiliki seorang istri yang sedang mengandung dan Dullah mengatakan Jika dia bersama istrinya memilih untuk tinggal di sebuah desa yang cukup jauh dari tempat tinggal ayahnya, Karena Dullah berkeinginan untuk menjadi seorang yang mandiri tanpa bergantung dari sang Ayah yang notabenya sangat kaya dan memiliki kekuasaan di kota itu.

"Ah, iya. " jawab Harit dengan gugup.

"Apakah paman saudara nya Paman Dullah, "

"iya, benar sekali Aku adalah saudaranya Dullah dan aku tidak menyangka jika kedatanganku ke sini sudah terlambat di mana Aku tidak bisa melihat Dullah lagi karena Dullah sudah berulang.

" Sekarang Bagaimana Paman Apa yang akan kita lakukan dengan paman Dullah Apakah kita akan membawa jasad Paman dulap pulang kembali ke kota kita ataukah kita akan membiarkan Paman gula dikubur di kota ini? "

menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan gini tubuhnya yang terasa lemas dan tak bertenaga sudah mampu digerakkan seolah-olah semua sudah berlalu hari sudah bisa melangkah mendekati Dullah yang kala itu sedang terbaring kaku di atas sebuah meja.

Harit tersenyum tipis menatap wajah adiknya yang terpejam dengan bibir tersenyum.

" Tolong tutupi wajahnya dengan kain apapun dan aku putuskan jasad Dullah kita kuburkan di tempat ini secepatnya, kita akan melakukan penguburan."

" Tapi Paman Bagaimana dengan istri paman Dullah, Apakah beliau tidak perlu kita kabari Bukankah paman Dullah adalah suaminya dan itu adalah hak dari istri paman Dullah untuk melihat dan mengetahui keadaan suaminya, Apakah kita akan merahasiakan keadaan suaminya dari istrinya, "tanya Adris kepada Harit dengan perasaan bingung.

Karena bagaimanapun juga Adris berpikir jika istri Dullah yaitu Aminah berhak untuk mengetahui keadaan suaminya saat ini, meskipun saat ini Aminah dalam keadaan mengandung akan tetapi Dullah adalah Suaminya dan istri memiliki hak penuh terhadap Suaminya bagaimana pun keadaan sangat Suami. Namun yang menjadi kendala adalah rasa takut terjadi sesuatu hal yang buruk kepada kandungan Aminah, maka Adris sangat was-was dan khawatir bila kabar berita tentang kematian Dullah sangat memukul hati dan perasaannya sehingga berefek pada janin yang dia kandung.

Untuk itu Dullah bertanya Pada Harit apa yang sebaiknya Mereka lakukan.

Harit menarik napas panjang dan menghembus kannya dengan perlahan, diapun sedikit bingung mengatasi hal ini.

Karena Harit jauh dari sang Ayah dimana Harit tidak bisa bertanya langsung pada Ayahnya.

Lagi-lagi Adris menatap Wajah Harit dengan tatapan mata yang penuh dengan selidik Adris ingin segera mengetahui apa yang akan di putus kan Harit.

Sungguh hati adris sangat bertanya-tanya dengan keputusan yang akan diambil oleh harith di mana harith adalah salah satu wakil dari keluarga Dullah yang berhak menentukan segala sesuatunya.

" Untuk saat ini kita kuburkan Dullah di tempat ini nanti aku akan beritahu Aminah istri Dullah secara perlahan-lahan dengan pergi ke kediamannya, karena kami tidak ingin memberikan kabar berita lewat perantara siapapun, karena Aku khawatir Aminah tidak mampu menanggung semuanya dan menjadikan Dia sangat syok dan sedih yang mana akhirnya akan mempengaruhi kesehatan janin yang dikandungnya, jadi sekali lagi Aku putuskan saat ini kita akan segera menguburkan Dullah di tempat ini.

Adris menarik napas lega karena Akhirnya hari memberikan keputusan yang sangat benar dan tepat di mana kita tidak perlu memberi tahu Aminah secara terang-terangan ataupun melalui perantara dengan tergesa-gesa karena hal itu akan membuat dan mempengaruhi kesehatan janin Aminah terganggu.

"Baiklah, bapak-bapak yang ada di sini saudara Dullah yang mana dia adalah saudara dari Paman Harit minta kepada kita semua untuk segera menguburkan jenazah dari paman Dullah untuk itu Mari kita bersama-sama pergi ke pegunungan untuk mengubur jasad Paman Dullah.

Serentak para warga yang berada di tempat itu berbondong-bondong mempersiapkan segala sesuatu untuk dibawa ke sebuah pegunungan yang mana di pegunungan itulah jasad dullah akan dikuburkan.

Harit menatap sayu pada tubuh adiknya yang diletakkan di sebuah tandu, Harit benar-benar tidak menyangka jika Adiknya akan pergi secepat ini.

proses penguburan jasad dari Dullah tidak memakan waktu lama mereka menguburkan Dullah dengan keadaan yang sangat simpel dan sederhana, di mana orang-orang warga yang ada di tempat ini hanya menggali lubang kemudian melemparkan jasad Dullah begitu saja dari atas ketinggian, mereka pun melemparkan nya dengan cukup keras, karena mang seperti itulah Adat mereka, Kemudian menimbunnya dari atas kemudian mereka kembali ke rumah masing-masing, Kini timggallah Harit dan Adris yang masih berdiri di depan makam.

"Kita sudah cukup lama di disini dan sepertinya akan turun hujan ayo kita pulang ajak aktris kepada harit yang masih menatap nanar pada pusaran makam Dullah.

" Kau benar Ayo kita pulang sebentar lagi hujan memang akan turun, Semoga hujan yang turun ini akan membuat Dullah yang ada di dalam sana merasa segar dan tidak kepanasan, "ucap Harit memberikan keputusan.

Harit dan Adris akhirnya Pergi Kembali ke rumah mereka di mana di tempat itu Adris bersama Dulah memesan sebuah rumah untuk mereka tinggali dan sekarang di tempat itulah adris mengajak Harit untuk masuk di dalamnya,

untuk sementara mereka akan tinggal satu hari lagi di tempat itu kemudian mereka akan kembali ke desanya masing-masing, dimana Adris akan kembali ke desa A dan harit akan kembali ke desa B.

Harit yang ditunggu sudah tiba di mana hari ini harit dan Adris akan pergi meninggalkan kota xx yang mana di kota inilah Adris bersama Dullah memperdagangkan dagangannya dan di tempat inilah ternyata Dullah, menghembuskan nafas terakhirnya, sebelum pulang kembali ke tempat masing-masing Dullah dan Adris bmenyempatkan diri pergi kemakam Dullah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!