Dua hari kemudian di sebuah kota yang cukup padat penduduk dengan satu bangunan istana megah dimana di beberapa tempat terdapat beberapa orang yang sedang berjaga jaga di depan pintu gerbang, istana Bagunan ini milik seorang Raja yang sangat banyak memiliki para pekerja di dalam nya.
Satu orang laki-laki yang Sepertinya dia adalah pekerja di dalam istana itu berlari sambil berteriak-teriak memanggil Raja sang pemilik istana yang sangat megah dan besar, di mana halaman rumahnya sangat luas.
"Tuan Hamid..! Tuan, ada kabar buruk Tuan..!
Salah satu pekerja yang ada di rumah itu terus berteriak-teriak sambil berlari dan mendekati pintu dalam rumah megah, yang ada di tempat itu Di mana rumah megah itu memiliki dua pintu yang satu pintu gerbang utama, yang mana memiliki luas halaman yang sangat luas kemudian pintu kedua adalah pintu di mana pintu itu adalah pintu masuk menuju ke dalam Rumah.
Kurang lebih 10 menit pekerja itu berlari mendekati pintu kedua yang mana pintu kedua adalah pintu utama menuju masuk ke dalam Istana.
Di dalam tampak seorang laki-laki muda yang tidak terlalu muda tapi sudah berumur cuma karena Dia belum menikah maka, masih dianggap laki-laki muda yang biasa di sebut Tuan muda.
"Ayah, seperti nya diluar ada yang sedang memanggil manggil Nama Ayah, kelihatan nya ini sangat penting. "
"Ayah juga mendengar nya Harit, coba kamu buka pintu dan kamu lihat siapa yang sedang berteriak-teriak itu dan apa yang dia inginkan cepatlah jangan sampai dia menunggu terlalu lama karena itu sangat tidak baik karena kita telah membuat tamu kita menunggu, "
" Baik Ayah harit akan melihatnya, " bergegas harit membuka pintu Kemudian dia keluar menunggu sang prajurit yang berlari kecil menuju ke arahnya.
Sampai di depan Harit laki-laki itu berhenti dengan nafas yang masih terengah-engah, akibat dari rasa ingin segera bertremu dengan Raja.
" Ada apa mengapa kau berlari-lari seperti ini? '
"Maaf, Tuan muda Aku ingin bertemu dengan Raja Hamid ada sesuatu yang ingin Aku bicarakan dan ingin Aku sampai kan pada beliau."
"Baiklah, Ayo, "
Harit segera membawa salah satu prajurit itu masuk ke dalam ruang istana untuk bertemu dengan Raja Hamid, sampai di dalam Harit meminta Prajurit untuk duduk dan bicara.
"Sekarang katakan pada ayah hamid, Apa yang ingin kamu sampaikan dan berita apa yang ingin kamu katakan cepatlah karena ayah hamid juga sedang membutuhkan istirahat. "
"Benar katakan padaku ada kabar apa dan Apa yang membuat kamu berlari memanggil manggil Namaku? "
"Ampun Raja Hamid, saya mendengar kabar jika Tuan Muda Dullah sekarang dalam keadaan sakit."
"Dullah sakit, dimana dia sekarang, "
"Tuan muda Dullah ada di kota xx beliau terbaring lemah disana, "
Raja hamid yang terkejut dengan perkataan dari salah satu prajuritnya
"Baik, Terima kasih atas saran dan info yang kau berikan kepada kami, secepatnya kami akan segera menemui dan mengunjungi Dullah yang sedang sakit kamu boleh pergi dan sekali lagi terima kasih atas informasi yang kamu berikan kepada kami, "ucap Raja Hamid dengan penuh santun dan bijak, "
Raja Hamid menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan Ketika sang prajurit sudah pergi dari hadapannya yang mana kini tinggallah Raja Hamid sendiri beserta dengan putranya.
"Harit, Coba kamu lihat Adikmu di kota xx dan bahwa dia kembali ke sini secepatnya.
" Baik ayah aku akan membawa Dullah kembali Pulang Ayah tidak perlu mengkhawatirkan dan tidak perlu lagi merisaukan karena saya akan secepatnya berangkat untuk menjemput Dullah, saya akan usahakan besok pagi saya sudah berangkat dan sudah berada di kota x untuk bertemu dengan Dullah.
Raja Hamid menganggukkan kepala sambil mengulum senyum.
"Aku percaya kan semuanya kepada mu, pergilah bersiap-siaplah, sekarang Kamu juga boleh membawa beberapa prajurit untuk menemanimu. "
"Trimakasih Ayah. "
bergegas Harit meninggalkan Ayah-nya seorang diri di ruang Balai pertemuan di mana ruangan itu selalu digunakan untuk menerima siapapun tamu yang masuk ataupun siapapun yang ingin bertemu dengan Raja Hamid.
Harit segera mempersiapkan segala sesuatu untuk keberangkatannya ke kota xx, Harit tidak ingin membuang-buang waktu terlalu lama karena harit ingin segera mengetahui kabar dan keadaan dari adik nya yang dikabarkan sakit parah.
Di kota yang berbeda Aminah merasa tiba-tiba sakit di dalam perutnya, sehingga dia yang kala itu habis dari dalam kamar mandi terpaksa harus berjalan dengan sedikit merangkak karena rasa sakit yang tiba-tiba datang.
Entah mengapa Aminah merasakan sakit yang sangat luar biasa di mana rasa sakit ini tidak pernah Aminah rasakan sebelumnya selama Aminah mengandung.
"Tuhan ada apa ini kenapa perutku sakit sekali, sedangkan usia kandungan ku baru memasuki bulan ketiga beberapa hari lagi, apa iya Aku akan melahirkan sekarang sedangkan ini jelas-jelas tidak mungkin, dimana usia kandungan ku masih sangat muda, Tuhan apakah kamu mau mengambil bayiku ini, Tuhan Aku mohon jangan berikan kesempatan padaku agar Aku bisa melihat dan merawat bayi ini, kami sangat merindukan nya, "
"Auuuuwwh, sakit sekali rasanya Aku mau pingsan, Auuuuwwh . " ringis Aminah yang mulai bangkit berdiri dengan tertatih.
Dengan bantuan dinding Aminah melangkahkan kaki menuju ke ruang tamu, Aminah hendak mendudukkan bokongnya dikursi akan tetapi sebelum Aminah mencapai kursi tubuh Aminah sudah Limbung dan jatuh dan pada saat yang tepat sahabat sekaligus tetangga yang sering datang ke rumahnya yaitu Ainun dengan sikap langsung menangkap tubuh Aminah sehingga Aminah tidak sampai jatuh sehingga Janin yang ada di dalam kandungnya selamat.
"Aminah, kamu kenapa? "
"Ainun perutku sakit sekali, "
"Ayo Aku bantu berbaring di Ranjang. '
Aminah mengaggukkan kepala, Rumah Aminah memiliki Ranjang di Ruang tamu, Ranjang yang terbuat dari Rotan.
Aminah sungguh bersyukur janin yang ada di dalam perutnya baik-baik saja.
Entah apa jadinya seandainya Aminah tidak ditolong oleh Ainun sudah pasti janin yang ada di dalam kandungannya akan terluka bisa jadi Aminah akan mengalami keguguran muda.
Beruntung Ainun datang tepat pada waktunya Aminah memang sengaja tidak pernah mengunci pintu rumah, sehingga siapapun yang masuk bisa langsung membukanya terlebih hari ini Aminah membuka pintu rumahnya Agar udara luar bisa masuk dan membuat segar keadaan yang ada di dalam Rumah.
"Trimakasih, Ainun kamu datang lagi kesini apakah suamimu tidak marah kamu tinggal tinggal terus, "
"Hahaha, tidak Mina Suamiku tidak pernah marah lagipula ternyata Suamiku tidak menginap dirumah, dia sudah pergi ke kota lagi dan karena Aku merasa bosan dan sepi dirumah sendiri untuk itu Aku datang lagi dan kebetulan saat Aku membuka pintu Aku melihat kamu baru keluar dari dalam kamar mandi sambil memegangi perutmu, apa yang terjadi kenapa perutmu sakit, "
"Entahlah Ainun Aku tidak tau, tapi sekarang sakitnya sudah berkurang, "
"Kamu yang sabar Mina bukankah sebentar lagi Suami kamu akan pulang, "
"Benar mungkin tiga hari lagi ini sudah mau bulan ketiga kan cuma tinggal beberapa hari lagi, "
"Nah, kan kamu harus selalu senang jangan bersedih biar janin di dalam kandungan kamu itu tidak ikut sedih, "
Aminah mengaggguk sambil tersenyum.
,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments