Bab. 5 Sedih

Setelah kepergian Ainun Julaiha segera masuk ke dalam Rumah.

Julaiha membersihkan dan membereskan sisa makanan yang baru saja dia makan bersama Ainun di ruang makan, kemudian setelah semua selesai Julaiha mulai melakukan kegiatan rutinnya Julaiha sangat suka sekali dengan melukis mencorat coret pada sebuah kain dengan tintanya.

Di kota Dimana Usman sedang terbaring lemah dan tidak berdaya, wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya semakin hari semakin kurus, batuknya tidak kunjung reda dari ke hari ke hari keadaan Dullah semakin parah. Adris yang melihat hal itu seakan-akan sungguh sudah tidak tega dan ingin sekali tangannya menuliskan surat untuk memberikan kabar berita kepada keluarga Usman jika Usman dalam keadaan sakit, Akan tetapi karena sebuah janji Adris tidak bisa melakukan hal itu akhirnya Adris hanya bisa diam dan ikut bersedih dengan keadaan Usman yang semakin hari semakin parah.

"Paman Aku mohon ijinkan Aku memberi tau kepada keluarga Paman, lihatlah semakin hari Paman semakin lemah, uang hasil dagang kita Aku ambil untuk biaya pengobatan Paman tapi Paman juga tidak mau, karena Aku tidak sanggup melihat Paman semakin tersiksa karena sakit, Aku ambil sebagian uang hasil kita berdagang untuk memanggil para orang pintar dari orang orang yang pandai mengobati orang sakit tapi rupanya usahaku juga sia-sia, mereka tidak ada yang mampu menyembuhkan Paman sekarang kita harus bahagaimana Paman. "

"Tidak apa-apa Adris kamu jangan terlalu mengkwatirkan Aku, semua akan baik baik saja, kita tidak perlu takut jika kita mendapatkan cobaan kita harus bisa bersabar karena mau bagaimanapun juga kita ini hanya manusia yang menentukan kita itu sudah pasti Dia yang menciptakan kita yang menjadikan segala yang ada di Bumi menjadi ada, sudahlah Adris kamu jangan bersedih ingat jangan sekali-kali kamu mengatakan keadaan ku pada keluarga ku maupun kepada Julaiha istriku Aku tidak mau dia bersedih dan khawatir. "

"Iya, Paman Aku tidak akan mengatakan pada keluarga Paman dan Bibi di sana, Paman bisakah Paman sedikit saja makan agar tubuh Paman memiliki sedikit tenagatenaga?

" Mau Aku sangat mau Ade tapi Aku sangat susah sekali menelan nya di sini terasa sakit Aku tidak bisa tidak apa-apa Aku tidak makan Aku minum saja, "

"Paman...! "

"Sudah jangan bersedih ini tidak apa-apa, "

Adris bangkit berdiri kemudian meminijt kaki dan punggung sangat Paman.

Pandangan matanya terlihat sangat sendu dan raut wajahnya pun terlihat sangat bersedih Adris benar-benar sangat bersedih sekali, karena dia tidak bisa memberi kabar kepada keluarga Usman yang mana Dirinya sudah terikat pada janji akan tetapi melihat keadaan Usman yang begitu parah, dan semakin hari semakin memburuk buat Adris sangat khawatir dan was-was.

Adris berusaha membuang pikiran buruk dan jelek yang ada di dalam pemikirannya, akan tetapi melihat keadaan Usman yang seperti itu membuat dirinya semakin takut dan khawatir pikirannya tidak tenang hatinya resah dan bingung.

Tangannya terus memijit kaki hingga punggung Usmsn akan tetapi pikirannya begitu sangat mengembara kemana-mana di mana Adris benar-benar tidak tega melihat keadaan Usman yang semakin hari semakin parah, pijatan yang begitu pelan dan lembut pun Usman terkadang merintih dan meringis merasakan sakit membuat Adris tidak lagi memijit Usman akan tetapi Adris hanya menyrentuh perlahan kaki dan juga punggung Usman.

"Cukup Adris, kamu tidak perlu memijitku begitu, pergilah Bukankah hari ini kamu juga harus pergi berdagang Pergilah adris habiskan semua barang yang kita miliki agar bulan besok kita bisa kembali ke tempat asal kita.

" Baiklah Paman kalau begitu Adris permisi dulu, Adris pergi akan membawa beberapa keranjang buah kurma yang akan Adris bahwa smoga hari ini kita akan mendapatkan keuntungan lebih besar lagi di mana buah buah kurma ini semoga cepat habis, Paman tunggu Adris di rumah Adris akan segera pulang. "

"pergilah jangan khawatir kan Aku. "

Adris segera melangkah pergi meninggalkan itulah seorang diri di dalam rumahnya atas kembali pergi untuk memperdagangkan barang yang dia bawa?

Dalam perjalanan Adris terus berpikir bagaimana agar dia bisa memberitahu keluarga Usman, jika Usman di kota ini, dalam keadaan sakit karena berjalan sambil melamun Usman tanpa sadar menabrak seorang pejalan kaki yang juga ada di depannya, yang kala itu membawa dagangan bawaan nya, yang mana barang bawaan nyapun ikut berjatuhan, Adris yang juga terkejut dan menyadari kecerobohannya segera membantu laki-laki itu untuk memungguti semua barang dagangannya,

"Maaf, Pak saya tidak sengaja, " ucap Adris kepada orang yang telah ditabraknya.

orang yang ditabrak Adris tidak marah justru dia mengulum senyum melihat Adris merasa bersalah karena telah menabrak barang dagangannya, beruntung laki-laki itu yang tidak terlalu tua itu berdagang bukan makanan sehingga barang yang jatuh masih bisa diambil dan dijual kembali.

" Tidak apa-apa Nak tapi jika Bapak boleh tahu sebenarnya kamu itu kenapa, kamu terlihat sangat gugup dan bersedih, Apa kamu punya masalah? "tanya laki-laki itu dengan lembut dan halus membuat Adris merasa tersentuh dan semakin bersalah karena kecerobohan dia bapak itu harus memungguti barang dagangannya yang terjatuh akibat ulah dirinya.

Adris mengembangkan senyumnya .

" Tidak ada apa-apa Pak, "

Tampak laki-laki tua itu menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan dan dengan perlahan-lahan tangannya menepuk punggung Adris, seolah-olah memberikan kesabaran dan kekuatan serta semangat kepada Adris yang kala itu terlihat benar-benar sangat kacau sedih dan tak bersemangat.

"Bapak tau kamu memiliki masalah Yang sepertinya sangat sulit, coba Percayakan pada bapak siapa tahu bapak bisa membantu jangan pernah sungkan dan ragu-ragu ceritakan apa yang ada di dalam hatimu, Agar beban pikiranmu sedikit berkurang dan kamu tidak lagi terlihat begitu sedih dan frustasi seperti ini karena percuma meskipun kamu menutupinya akan tetapi raut wajahmu tidak bisa membohongi semuanya itu. "

"Sebenarnya Pamanku sedang sakit parah dan Aku sudah meminta orang pintar untuk mengobati akan tetapi semua nya sia sia dan Aku ingin sekali keluarga nya ada yang tau, tapi saya sudah di janji tidak boleh mengatakan pada keluarga nya dan sekarang saya benar-benar tidak tega melihat keadaan nya." lirih Adris dengan wajah muram.

"Biar Aku yang menyampaikan pada keluarga nya, "

"Tidak bisa Pak, Paman akan marah dan tidak suka ini karena Istri Paman sedang hamil Paman tidak mau istrinya tau, "

"Aku Akan, sampai kan pada Keluarga nya bukan pada istrinya, "

"Tapi Pak, ___

" Sudah jangan memikirkan itu, Aku akan urus semuanya berikan alamat nya padaku. "

Dengan sedikit ragu-ragu Adris memberikan alamat kepada bapak tua yang ada di depannya meskipun laki-laki itu tidak begitu tua.

" Sekarang pergilah nak aku akan urus semuanya Jangan pikirkan lagi tentang keadaan pamanmu dan juga keluarganya, percayalah Dia akan datang dengan segera dan kamu tidak akan merasa bersalah, karena Bukan kamu yang memberi tahu keluarganya dan kamu tidak akan memiliki dosa karena telah menggingkari janji karena kamu tidak mengingkari janji karena yang melakukan dan memberitahu keluarga pamanmu adalah orang lain bukan dirimu."

Adris menganggukkan kepala kemudian melangkah pergi setelah berpamitan pada laki-laki yang ada di depan nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!