kekacauan part 2

            Selama ini ... aku penasaran bagaimana wujud dari makhluk-makhluk gaib. Aku penasaran dengan bagaimana dunia mereka terpisah dan terkadang terhubung dengan dunia di mana aku hidup. Rasa penasaran itu membuatku menyukai hal-hal horor dan mistis.

            Tapi sejak kematian ibuku hari itu, rasa penasaran itu tidak lagi hanya sebuah rasa penasaran. Mungkin inilah yang dinamakan dengan obsesi. Aku harus melihat dunia itu. Aku harus menemukan dunia itu. Aku harus melibat dan bertemu makhluk-makhluk gaib itu. Aku harus bisa masuk ke sana.

            Dengan melakukan hal itu, aku mungkin bisa bertemu dengan ibuku. Aku merasa aku bisa bertemu dengan ibuku jika aku bisa melakukan hal itu. Sayangnya ... untuk melihat makhluk-makhluk itu tidaklah mudah. Kedua mataku ini tidak punya berkah yang bisa membuatku melihat mereka. Bagaimana pun caranya, bagaimana pun usahaku, aku sama sekali tidak bisa merasakan kehadiran mereka apalagi melihat mereka.

            Tapi ... ketika aku melihat gerbang Durawa, untuk pertama kalinya aku merasakan perasaan takut, merasakan bulu kudukku berdiri dan merasakan hawa dingin yang menusuk yang selama ini beberapa kali dialami oleh Gala dan Manda.

            Sepertinya ... harapan telah muncul di hadapanku, itulah yang aku pikirkan.

*

            Melihat Manda ditarik ke dalam kabut yang tebal, Gala dan Alena panik. Gala melepaskan peralatannya dan berusaha untuk menyelamatkan Manda. Begitu pula dengan Alena yang secara spontan berusaha untuk menyelamatkan rekan kerja sekaligus teman baiknya.

            “Jangan bergerak!!!” Sadewa berteriak memberi peringatan kepada Alena dan Gala, agar tidak ada lagi orang yang bergerak menjauh dan memutuskan tali yang terhubung dengannya.

            “Tapi ...” Alena melihat ke arah Sadewa masih dengan keadaan panik bercampur dengan terkejut dan takut.

            “Kita harus menyelamatkan Manda sekarang, Sadewa.” Gala angkat bicara. Saat ini ... Gala adalah orang pertama yang ingin segera berlari menyelamatkan Manda.

            “Ya, kita memang harus menyelamatkannya. Tapi jika kalian memutus tali kalian dariku, kalian juga akan berakhir sama dengan Manda. Dan jika hal itu terjadi, maka hanya akan membuatku semakin kerepotan saja. Dengarkan aku! Jika kalian ingin menyelamatkan teman kalian, jangan membuat tali ini putus!”

            Alena dan Gala yang ingin menyelamatkan Manda, hanya bisa menuruti perintah  Sadewa. Karena bagaimana pun, orang yang bisa menyelamatkan Manda hanyalah Sadewa saja.

            "Apa kita akan baik-baik saja dengan jumlah orang ganjil seperti ini??” Alena bertanya kepada Sadewa ketika mengingat aturan dari pemakaman Durawa.

            “Tidak. Jumlah kita masih genap. Teman kalian masih hidup, jadi jumlah kita masih genap.”

            Alena dan Gala mengembuskan nafas lega, mendengar ucapan Sadewa yang mengatakan teman mereka masih dalam keadaan hidup.

            Sadewa kemudian menuntun Alena dan Gala untuk masuk kembali ke area pemakaman Durawa. Sadewa menuntun seperti perjalanan pertama mereka: mengelilingi pemakaman searah jarum jam. Dan setelah berjalan masuk ke dalam pemakaman lagi selama hampir satu jam lamanya, Sadewa kemudian menghentikan langkahnya di depan sebuah pohon beringin besar yang lokasinya tidak jauh dari lokasi makam khusus yang tidak bisa dikunjungi oleh sembarang orang.

            “Sadewa ... apa kita bisa masuk ke dalam sana?” Alena bertanya kepada Sadewa karena mengingat ucapan Sadewa mengenai makam lama yang tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang.

            “Aku bisa masuk. Tapi kalian tidak. Kita tidak akan masuk. Aku akan bicara dengan mereka dan meminta mereka untuk mengembalikan Manda.”

            “Bicara?” Gala mengulangi kata itu sembari mengerutkan keningnya.

            “Ya.”

            Wushh ... tiba-tiba angin berembus kencang lagi. Kabut yang tebal dan tadi membatasi penglihatan Alena dan Gala, kini bergerak menjauh dan membuat keduanya bisa melihat lebih jauh dari sebelumnya. Wush ... angin berembus untuk kedua kalinya dan di saat yang sama, Gala merasakan bulu kuduknya berdiri lagi.

            Buk. Gala memukul pundak Alena dan berbisik pada Alena. “Sesuatu sepertinya datang lagi. Bulu kudukku berdiri lagi.”

            Alena menganggukkan kepalanya merasakan apa yang Gala rasakan. Alena bahkan mengangkat tangannya untuk menunjukkan bulu kuduknya yang berdiri pada Gala. “Aku juga merasakannya. Lihat!”

            Gala terkejut melihat Alena yang selama ini tidak pernah merasakan hal-hal seperti itu, kini juga merasakannya. “Kau merasakannya juga, Alena?”

            “Ya. Apa ini belum jelas?”

            “Kalau begitu, apa kau juga melihat makhluk-makhluk yang mengikuti kita dari belakang tadi dan menangkap Manda?”

            “Ya, aku juga melihatnya.”

            Gala tiba-tiba menggaruk kepalanya. “Harusnya aku merasa senang karena di tempat ini, kau yang selama ini tidak bisa melihat hal gaib akhirnya bisa melihat mereka. Tapi ... saat ini Manda sedang dalam bahaya. Jadi ... aku tidak bisa merasa senang dengan apa yang terjadi padamu, Alena.”

            Alena menganggukkan kepalanya. “Aku mengerti. Nanti setelah kita menyelamatkan Alena, kau bisa merasa ikut senang untuk penglihatanku ini. Bagaimana?”

            Gala ganti menganggukkan kepalanya. “Ya, itu ide yang bagus.”

            Di saat yang bersamaan, Sadewa sedang berbicara. Alena dan Gala yang berdiri di belakang Sadewa, hanya bisa melihat Sadewa bicara dengan bayangan. Alena dan Gala tidak bisa melihat dengan jelas seperti sebelumnya seolah ada sesuatu yang menutupi penglihatan mereka, tidak seperti sebelumnya.

            “Terima kasih banyak.” Sadewa tiba-tiba mengakhiri percakapannya dengan bayangan itu dan tidak lama kemudian Manda muncul dalam keadaan tergeletak tak sadarkan diri, tidak jauh dari lokasi di mana Alena, Gala dan Sadewa berdiri.

            “Itu Manda.” Alena menunjuk ke arah Manda dengan jari telunjuknya.

            Sadewa menurunkan jari telunjuk Alena. “Hati-hati dengan jarimu, Alena.”

            “Maaf.”

            “Setelah ini kita akan ke sana untuk membawa Manda. Tapi karena Manda tidak sadarkan diri, kita sepertinya harus menggendong Manda.” Sadewa bicara sembari melihat ke arah Alena dan Gala.

            “Biar aku saja yang menggendongnya di punggungku. Aku sanggup membawanya.” Gala mengajukan diri.

            “Kau yakin?” Alena bertanya.

            “Ya.” Gala menganggukkan kepalanya dengan mantap.

            “Kalau begitu ... tas di punggungmu, biar aku yang membawanya. Karena kau harus terus merekam dengan kamera di tanganmu dan membawa Manda di punggungmu, biarkan aku membantumu dengan membawa tas peralatan di punggungmu.” Alena mengajukan dirinya untuk membantu.

            “Terima kasih, Alena.”

            Gala kemudian memberikan tas di punggungnya kepada Alena sebelum mendekat ke arah Manda tergeletak tak sadarkan diri. Gala kemudian membawa Manda yang tak sadarkan diri di punggungnya. Penyelamatan itu berakhir dengan keberhasilan. Alena bersama dengan Gala dan Sadewa berhasil menemukan Manda dan sedang membawanya keluar dari area pemakaman Durawa. Sebelum berjalan membawa Manda, Sadewa mengikatkan tali yang menghubungkan Gala dan Alena padanya, ke pergelangan tangan Manda.

            “Kalau boleh aku bertanya, dengan siapa kau bicara tadi?” Alena bertanya kepada Sadewa ketika dalam perjalanan untuk keluar dari pemakaman Sadewa.

            “Salah satu penghuni makam ini. Aku meminta bantuan mereka karena aku tidak bisa membawa kalian masuk ke area pemakaman terlarang.”

            “Mereka membantumu begitu saja?’ Alena bertanya lagi, kali ini dengan mata berbinar dan rasa penasaran yang tinggi.

            “Beberapa bersedia membantu. Sama seperti manusia, beberapa di antara mereka ada yang bisa diajak berteman dan beberapa di antara mereka tidak ada yang bisa diajak berteman. Tapi ... meski kau bisa berteman dengan mereka, satu hal yang tidak bisa kau lupakan.” Sadewa memberikan peringatan lain kepada Alena. “Kau tidak boleh percaya pada mereka. Kenyataannya bahwa mereka bukan manusia adalah sesuatu yang tidak bisa diubah.”

            Alena paham akan peringatan itu. Sesama manusia saja, terkadang manusia akan mengkhianati kepercayaan manusia lain apalagi makhluk yang bukan manusia. Jika hal itu terjadi, maka itu adalah sesuatu yang lumrah.

            Gerbang Durawa kembali terlihat setelah berjalan lebih dari empat puluh menit. Kini Manda bersama dengan Sadewa dan Gala yang membawa Manda, sudah hampir tiba di pintu keluar di mana Pak Rahmat dan Surya sedang menunggu mereka. Tapi sesuatu terjadi lagi. Gala nyaris terjatuh karena kakinya terantuk batu. Manda yang berada di punggung Gala dalam keadaan tidak sadarkan diri, nyaris jatuh karena Gala. Secara spontan, Alena yang berada di dekat Gala membantu Gala dan membenarkan posisi Manda di punggung Gala. Tapi karena hal itu, tali yang menghubungkan pergelangan tangan Alena dengan Sadewa dan dua rekannya, tersangkut di tas punggung milik Gala.

            Tssk ... Alena menarik tangannya dengan niat melepaskan tali yang tersangkut di bagian tas itu. Tapi tindakan itu justru membuat tali itu terputus dan dalam sekejap ... Alena merasakan sebuah tangan yang dingin mendarat menggenggam erat salah satu pergelangan kakinya.

            “Sadewa, sesuatu sepertinya menyentuh kakiku.“ Alena memanggil Sadewa dengan ketakutan. Dan  buk .... Tangan itu menarik pergelangan kaki Alena dan menarik Alena dengan cepat menjauh dari Sadewa dan Gala.

            “Alena!!!!!”

            Dalam beberapa detik ... hanya teriakan Gala itu yang bisa didengar oleh Alena.

Episodes
1 screamnight
2 screamnight dalam bahaya
3 tantangan part 1
4 tantangan part 2
5 perjalanan menuju desa k
6 desa k di kaki gunung l
7 pilihan
8 keputusan
9 durawapati yang ehm ...
10 pemakaman durawa
11 kekacauan part 1
12 kekacauan part 2
13 kekacauan part 3
14 makhluk yang disebut dengan hantu part 1
15 makhluk yang disebut dengan hantu part 2
16 makhluk yang disebut dengan hantu part 3
17 terjebak part 1
18 terjebak part 2
19 hantu dan kehidupan absurdnya part 1
20 hantu dan kehidupan absurdnya part 2
21 hantu dan kehidupan absurdnya part 3
22 pemilik pemakaman durawa part 1
23 pemilik pemakaman durawa part 2
24 keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 1
25 keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 2
26 keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 3
27 keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 4
28 keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 5
29 keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 1
30 keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 2
31 keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 3
32 keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 1
33 keinginan yang belum terkabul ; pocong1 part 2
34 keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 3
35 keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 4
36 keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 5
37 keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 6
38 keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 1
39 keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 2
40 keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 3
41 keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 4
42 keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 5
43 keinginan yang belum terkabul:tuyul 1 dan tuyul 2 part 1
44 keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 2
45 keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 3
46 keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 4
47 keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 5
48 keinginan Alena part 1
49 keinginan Alena part 2
50 kembalinya Alena part 1
51 kembalinya Alena part 2
52 #screamnight part
53 #screamnight part 2
Episodes

Updated 53 Episodes

1
screamnight
2
screamnight dalam bahaya
3
tantangan part 1
4
tantangan part 2
5
perjalanan menuju desa k
6
desa k di kaki gunung l
7
pilihan
8
keputusan
9
durawapati yang ehm ...
10
pemakaman durawa
11
kekacauan part 1
12
kekacauan part 2
13
kekacauan part 3
14
makhluk yang disebut dengan hantu part 1
15
makhluk yang disebut dengan hantu part 2
16
makhluk yang disebut dengan hantu part 3
17
terjebak part 1
18
terjebak part 2
19
hantu dan kehidupan absurdnya part 1
20
hantu dan kehidupan absurdnya part 2
21
hantu dan kehidupan absurdnya part 3
22
pemilik pemakaman durawa part 1
23
pemilik pemakaman durawa part 2
24
keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 1
25
keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 2
26
keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 3
27
keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 4
28
keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 5
29
keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 1
30
keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 2
31
keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 3
32
keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 1
33
keinginan yang belum terkabul ; pocong1 part 2
34
keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 3
35
keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 4
36
keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 5
37
keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 6
38
keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 1
39
keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 2
40
keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 3
41
keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 4
42
keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 5
43
keinginan yang belum terkabul:tuyul 1 dan tuyul 2 part 1
44
keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 2
45
keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 3
46
keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 4
47
keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 5
48
keinginan Alena part 1
49
keinginan Alena part 2
50
kembalinya Alena part 1
51
kembalinya Alena part 2
52
#screamnight part
53
#screamnight part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!