Alena terus memberikan penjelasan kepada Gala. Beberapa kali sebelum memberikan penjelasan, Alena akan mengecek lokasi untuk memastikan lebih dulu. Dan setelah membaca banyak komentar yang telah disaring oleh Manda, Alena menemukan bahwa lokasi yang diberikan oleh pengunjung setia akun screamnight kebanyakan adalah lokasi dalam urbamd legend terkenal di banyak kota.
“Mana yang akan kita pilih?” Manda bertanya lagi ketika Alena menyelesaikan penjelasannya kepada Gala.
“Beberapa lokasi adalah lokasi wisata yang memiliki cerita mistis di baliknya; seperti hubungan yang kandas jika pasangan datang ke tempat itu atau lokasi yang memakan korban di hampir setiap tahunnya. Lokasi-lokasi seperti itu tidak bisa dijadikan tujuan karena untuk menangkap hal-hal mistis dan horornya, akan sangat sulit sekali.”
Alena menganggukkan kepala setuju dengan pendapat dari Gala sebagai kameramen timnya. “Kita bukan pasangan, maka kita tidak bisa membuktikan kebenaran dari cerita itu. Lalu mengenai korban yang berjatuhan, kita hanya mendapatkan hal itu dari mulut orang-orang sekitar. Jika beruntung kita bisa bertemu kecelakaan yang terjadi di sana, tapi hal itu adalah hal yang buru karena seolah kita mengharapkan kesialan orang lain untuk keuntungan kita sendiri.”
Manda menganggukkan kepalanya setuju dengan penjelasan Alena. “Jika begitu ... mana dari tempat-tempat ini yang bisa jadikan sebagai tantangan untuk screamnight? Setidaknya ... kita harus memilih satu tempat untuk menarik lebih banyak pengunjung di akun kita.”
“Bagaimana dengan ini?” Alena menunjuk sebuah komentar yang sejak awal membuatnya tertarik. Gala dan Manda menatap komentar yang ditunjuk oleh Alena dengan raut yang sama: penasaran.
“Taman Pemakaman Umum Durawa???” Manda bertanya dengan mengerutkan keningnya. Alena dapat dengan jelas melihat tiga kerutan di kening Manda.
“Ya.” Alena menganggukkan kepalanya.
“Kenapa memilih lokasi itu?” Gala bertanya. “Apa ada alasan kenapa kau memilih tempat itu?”
Alena menunjuk komentar yang dikirim ke kolom komentar akun screamnight dan membacakan komentar itu dengan kencang kepada dua rekannya: Manda dan Gala. Komentar itu berisi: Aku tidak tahu apakah tempat pemakaman di desaku ini adalah lokasi yang tepat atau tidak. Tapi ada satu cerita mengenai tempat pemakaman umum di desaku ini. Tempat pemakaman umum ini punya cerita keramat. Tempat pemakaman umum ini dibagi menjadi beberapa bagian yang disesuaikan dengan agama yang dianut oleh pembeli tanahnya, bahkan ada bagian khusus bagi orang-orang keturunan chinese. Selain itu ... penjaga makam itu adalah satu keluarga yang secara turun temurun menjadi penjaga makam yang dikenal dengan sebutan durawapati. Ada sebuah cerita yang beredar bahwa keluarga yang mewarisi tugas untuk menjadi penjaga makam adalah orang yang mampu melihat hantu dan bahkan bicara dengan mereka. Beberapa orang mengatakan bahwa penjaga makam itu seringkali bicara sendiri ketika menjaga area pemakaman. Satu lagi ... area pemakaman Durawaitu dikenal cukup menakutkan ketika malam tiba karena beberapa makam yang ada di dalamnya adalah makam yang berusia lebih dari puluhan tahun dan bahkan ada yang berusia di atas seratus tahun. Lalu beberapa orang mengatakan bahwa beberapa makam di sana adalah makam orang yang tidak dikenal yang mungkin keturunan penyihir dan lain sebagainya.
“Bagaimana menurut kalian?” Alena mengakhiri ucapannya mengulangi komentar yang menarik perhatiannya.
“Cukup menarik.” Gala memberikan komentarnya. “Aku cukup penasaran dengan penjaga makam itu. Apa itu namanya Durawa apa??”
“Durawapati.” Alena membenarkan ucapan Gala sebelum akhirnya melihat ke arah Manda. “Bagaimana denganmu, Manda?”
Manda menganggukkan kepalanya setuju dengan Gala dan Alena. “Aku hanya membacanya sekilas jadi tidak melihat sisi menarik dari komentar itu. Tapi seperti ucapan Gala, aku tertarik dengan lokasi itu bersamaan dengan penjaga makam itu. Bagaimana satu keluarga turun temurun mewarisi tugas untuk menjaga makam itu dan memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhluk gaib seperti hantu? Bertemu dengan mereka pasti akan cukup menarik. Aku penasaran bagaimana wujud hantu yang mereka lihat di makam itu.”
Alena tersenyum senang karena dua rekannya itu setuju dengan pendapatnya. “Jadi kita akan memilih lokasi ini sebagai tantangan pertama?”
Gala dan Manda menganggukkan kepalanya dengan senyum puas di wajah mereka , menjawab pertanyaan dari Alena.
“Bagus, kita mulai persiapan untuk menemukan lokasi itu.”
Persiapan itu ternyata tidaklah mudah. Lokasi tempat pemakaman umum itu bukankah lokasi yang mudah. Meski namanya adalah TPU atau Tempat Pemakaman Umum yang seharusnya lokasinya mudah dicapai dan kebanyakan berada di kota, tempat pemakaman satu ini berada di pinggiran kota di daerah yang cukup terpencil. TPU Durawa berada di desa K di kaki gunung L di provinsi Jawa Tengah di mana gunung itu sendiri dianggap sebagai gunung angker. Banyak cerita horor yang beredar mengenai Gunung L, tapi yang paling terkenal adalah gunung itu sering kali ada pasar tak kasat mata di mana terdengar suara banyak orang seperti di pasar tapi tak terlihat apapun di sana.
Dan lagi ... untuk bisa masuk ke area pemakaman Durawa, jumlah orang yang bisa masuk juga dibatasi. Bahkan pengantar jenazah yang masuk untuk menguburkan keluarga mereka juga dibatasi. Total orang yang bisa masuk dalam area pemakaman itu untuk mengantarkan jenazah dan menguburkannya adalah maksimal 20 orang.
“Sepertinya kita benar-benar menemukan lokasi yang tepat.” Gala berkomentar sembari mengepak peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan rekaman di tempat pemakaman umum Durawa. “Untuk masuk ke sana sepertinya ada banyak persyaratan yang harus dilakukan.”
Alena yang juga sedang mengepak barang bawaannya, menganggukkan kepalanya setuju. “Dari narasumber yang kita hubungi, pemakaman itu memang memiliki banyak syarat. Manda bahkan sampai mencatatnya, agar tidak lupa.”
Alena melirik ke arah Manda yang juga sedang mengepak pakaian dan beberapa peralatan milik Gala sebelum pergi menuju lokasi tempat pemakaman umum Durawa. Manda yang menyadari lirikan Alena yang mengarah padanya, menganggukkan kepalanya sebagai balasan kecilnya. “Ya, banyak sekali. Sebenarnya tempat pemakaman itu sama dengan kebanyakan tempat pemakaman lainnya ketika siang hari. Hanya saja ketika malam hari, ada banyak sekali aturan untuk masuk ke sana. Seperti tidak boleh berkunjung dengan jumlah orang ganjil, lalu wanita yang sedang berhalangan juga tidak boleh masuk, intinya sepanjang rekaman nantinya, kita semua harus ekstra hati-hati.”
Gala menghentikan kegiatannya yang sedang mengepak peralatan yang akan diperlukan sepanjang rekaman nantinya. “Jika tidak boleh berkunjung dengan jumlah ganjil, apa salah satu dari kita harus tinggal di luar area pemakaman??”
Manda menggelengkan kepalanya dengan cepat menjawab pertanyaan Gala. “Ah untuk itu, aku sudah menanyakannya kepada narasumber kita. Kita bertiga bisa masuk ke sana bersama.”
“Bukankah tadi kau bilang, jumlahnya tidak boleh ganjil??” Gala memotong dengan cepat ucapan Manda.
“Penjaga makam, dia akan menemani kita nantinya. Jadi jumlah kita nanti adalah empat orang dan bukan tiga orang. Menurut narasumber kita, penjaga makam harus ikut dengan kita untuk menjaga kita sepanjang rekaman. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dan gangguan apa yang nantinya akan terjadi, jadi penjaga makam itu memang sudah seharusnya menemani kita karena lokasi makam itu yang terpencil dan cukup jauh dari pemukiman warga desa.”
Alena yang terus mengepak pakaian dan beberapa kebutuhan selama perjalanan nantinya, hanya bisa mendengarkan penjelasan Manda. Huft ... Alena menghela napas panjang beberapa kali dan kali ini untuk pertama kalinya, Alena merasa perjalanan kali ini adalah perjalanan yang cukup panjang dibandingkan perjalanan-perjalanan lain yang pernah dilakukannya sebagai youtuber.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments