kekacauan part 1

            Alena yang tadi terus bicara sembari berjalan masuk ke dalam pemakaman Durawa, tiba-tiba menghentikan langkahnya dan membuat Manda dan Gala terkejut.

            “Alena?? Kenapa berhenti? Apa ada sesuatu?” Manda bertanya kepada Alena. “Alena?? Alena??”

            Gala yang terkejut melihat Alena tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dan terdiam sejenak, nyaris saja mematikan kameranya untuk memeriksa keadaan Alena. Tapi Gala mengurungkan niatnya itu ketika Alena kemudian menjawab panggilan dari Manda.

            “A-aku baik-baik saja. A-aku hanya seperti mendengar suara di telingaku saja.”

            Gala masih menyalakan kameraanya dan menyorot ke arah Alena, ketika Manda bertanya lagi Alena. “Suara? Suara apa?”

            “Berhenti, Alena! Jangan masuk lagi! Cepat keluar dari sini sekarang juga!” Alena mengulangi suara di telinganya lagi.

            “Kau yakin??” Manda bertanya lagi. “Aku tidak mendengar apapun, Alena.”

            Alena menganggukkan kepalanya yakin. “Aku yakin, dengan sangat yakin.”

            “Kami tidak mendengar suara itu, Alena.” Manda bicara dengan sangat yakin. Manda kemudian menolehkan kepalanya melihat ke arah Gala dan Sadewa dengan tatapan penuh tanda tanya. “Bagaimana dengan kau, Gala? Lalu Sadewa? Apa kalian berdua juga mendengar suara itu?”

            Gala menggelengkan kepalanya. Tapi dalam sekejap raut wajahnya berubah menjadi sedikit gelap. “Aku memang tidak mendengarnya. Tapi ... aku rasa itu adalah pertanda bahwa kita mungkin harus menghentikan perjalanan ini.”

            “Tidak bisa!! Kita sudah di sini! Sudah beberapa hari kita tinggal di sini dan kita tidak bisa menghentikan perjalanan ini ketika sudah di titik ini!” Manda menolak dengan tegas dan penegasan itu adalah penegasan yang tidak bisa ditawar.

            “Manda, tunggu sebentar.” Melihat bagaimana Manda bersikeras, Alena dengan segera berusaha untuk mengubah situasi tegang saat ini.

            “Kita tidak akan berhenti kan, Alena? Kita sudah sampai di titik ini, kita tidak bisa berhenti di sini!!” Manda mengubah nada bicaranya yang tadi terdengar penuh dengan penegasan yang tidak bisa ditawar, kini menjadi memohon seolah keputusan penentu berada di tangan Alena.

            “Ya, Manda. Kita tidak akan berhenti di sini. Kita sudah sejauh ini. Bisakah kau tenang sekarang??” Alena bicara kepada Manda sembari menepuk bahunya. Alena kemudian meminta Gala mematikan rekamannya sejenak sebagai jeda bagi mereka untuk mengatur kepala mereka.

Klik. Gala mematikan kamera yang dibawanya bersama dengan kamera kecil di tangan Alena. Setelah kamera mati, Alena kemudian melihat ke arah Sadewa dan melihat wajah Sadewa yang kini menatap Alena sedikit tajam, lebih tajam dari sebelumnya. Alena menyadari tatapan Sadewa itu dan hendak bertanya pada Sadewa. Tapi Sadewa lebih dulu bicara kepada Alena.

“Kalian semua akan baik-baik saja, selama tali ini masih menghubungkan kalian denganku. Apapun yang terjadi nanti, baik suara-suara yang kalian dengar ataupun sesuatu yang kalian lihat, abaikan saja dan fokus dengan pekerjaan dan tujuan kalian datang kemari. Jangan menantang penghuni di tempat ini apalagi membuat mereka marah. Aku hanya bisa memberikan peringatan itu saja.”

Mendengar ucapan Sadewa, suasana kembali tenang dan Alena merasa berterima kasih untuk hal itu kepada Sadewa.

“Kita lanjutkan lagi.” Alena memberi aba-aba kepada Gala dan Manda yang kemudian langsung menyalakan kamera mereka lagi untuk merekam.

            Alena bersama dengan dua rekannya dan Sadewa kemudian berjalan mengelilingi pemakaman Durawa searah jarum jam. Dalam perjalanan mengelilingi sembari mengambil rekaman, beberapa kali Alena akan mengajukan pertanyaan kepada Sadewa dan Sadewa akan memberikan jawaban untuk pertanyaan itu. Seperti: titik mana saja di dalam makam yang mungkin berpenghuni? Bagian mana saja dari pemakaman Durawa yang tidak boleh dikunjungi oleh sembarang orang?

            Banyak pertanyaan diajukan oleh Alena, hingga tanpa sadar Alena bersama dengan dua rekannya dan Sadewa telah berjalan mengelilingi separuh bagian pemakaman Durawa.

            “Sudah satu jam saja.” Manda bicara kepada Alena dan Gala untuk meminta jeda sejenak.

            Alena dan Gala setuju karena Gala juga harus menyesuaikan posisi penerang yang terpasang di atas kepalanya dan beristirahat sejenak untuk menghilangkan dahaga karena beban yang dibawanya cukup berat dibanding dua rekannya.

             “Kita istirahat lima belas menit di sini.” Alena bicara sembari melihat ke arah Sadewa dan bertanya padanya. “Apa itu tidak apa-apa, Sadewa?”

            Sadewa menganggukkan kepalanya. “Ya, itu tidak apa-apa.”

            Lima belas menit kemudian, perjalanan sembari merekam dilakukan lagi dan seperti ucapan Sadewa, pengambilan rekaman itu berjalan lancar hingga Alena bersama dengan dua rekannya sudah melihat akhir perjalanan mereka: gerbang pemakaman Durawa.

            “Tidak semenakutkan seperti yang aku pikirkan,” celetuk Manda dengan lirih. “Kukira di sini ... kita bisa melihat hantu dengan jelas dan menangkapnya dengan kamera agar penonton screamnight bisa melihat langsung wujud dari hantu. Tapi ternyata ... perkiraanku salah.”

            “Hush!” Gala yang berdiri di samping Manda, langsung menghentikan celetuk kecil Manda itu dengan kata hushnya agar Sadewa yang sedang berdiri di samping Alena tidak mendengarnya . “Jangan bicara seperti itu! Tidak baik. Apa kau lupa peringatan yang diberikan Sadewa???”

            “Oops, maaf. Aku hanya bicara lirih, mengucapkan apa yang ada di dalam benakku saja, Gala.”

            Wush ... Tiba-tiba angin berembus dengan kencang dan di saat yang bersamaan, suara-suara gemeresik dari dedaunan terdengar kencang. Alena dan Sadewa yang sedang berjalan mundur menghadap ke arah Gala dan Manda yang memegang kamera tiba-tiba menghentikan langkah kaki mereka karena embusan angin. Sadewa dengan tiba-tiba mengangkat satu tangannya dan menutup mata Alena yang berdiri di sampingnya.

            “Apa yang kau lakukan, Sadewa?” Alena bertanya dengan bingung kepada Sadewa. Gala dan Manda juga memandang Sadewa dengan tatapan yang sama: bingung.

            “Ssst ... “ Sadewa memberikan isyarat kepada Alena, Gala dan Manda. Di saat yang bersamaan kabut tebal muncul dan membuat penglihatan Gala, Alena, dan Manda terbatas dan hanya bisa melihat sejauh rekan-rekan mereka saja. Sadewa kemudian melepaskan tangannya yang menutup mata Alena.

            “Kabut ini ... dari mana datangnya?” Alena bertanya.

            “Sssst ... “ Sadewa memberikan isyarat yang sama untuk kedua kalinya. “Sekarang dengarkan aku, setelah ini kita segera berjalan kembali ke gerbang. Apapun yang terjadi, apapun yang kalian dengar dan apapun yang kalian lihat, abaikan itu. Mengerti??”

            “Kami mengerti.” Alena, Manda dan Gala menganggukkan kepalanya mengerti dengan perintah dari Sadewa.

            “Satu hal lagi, jangan sampai tali kalian terputus dan jangan sekalipun menoleh ke belakang.” Sadewa memberi peringatan lagi.

            Untuk kedua kalinya, Alena bersama dengan Manda dan Gala menganggukkan kepalanya mengerti dengan peringatan dari Sadewa. Setelah mendapatkan jawaban dari Alena, Manda dan Gala, Sadewa kemudian menarik Alena yang berdiri di sampingnya untuk berbalik dan mulai berjalan ke arah gerbang. Sadewa menggandeng tangan Alena dengan erat seolah takut Alena melanggar peringatan yang baru saja diucapkannya kepada Alena.

            Setelah berjalan sejauh tiga ratus meter, gerbang pemakaman Durawa sudah terlihat dan hanya berjarak dua ratus meter lagi.

            “Jangan lepaskan tanganku apapun yang terjadi.” Sadewa berbisik kepada Alena.

            Alena merasa aneh dengan ucapan dan perlakuan Sadewa itu tapi akhirnya Alena memilih untuk membiarkan Sadewa terus menggandengnya karena beranggapan hal itu dilakukan untuk menjaga dirinya. Gerbang kian dekat, tapi tiba-tiba saja ...

            “Kyaaaaaaaa!!!!!”

Manda berteriak dan membuat semua orang terkejut. Alena dan Gala yang terkejut akhirnya menoleh ke arah Manda dan melihat Manda menolehkan kepalanya ke belakang. Sesuatu yang mengerikan berjalan tepat di belakang mereka dan sesuatu itu bukan hanya satu dua saja jumlahnya, melainkan banyak sekali.

“Kyaaaaaaaaaa!!!”

Manda yang berteriak ketakutan lagi, langsung berbalik dan berlari kencang meninggalkan Alena dan Gala yang membeku karena tidak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini. Sementara itu ... Sadewa yang melihat Manda berusaha untuk lari karena rasa takutnya, berusaha untuk menghentikan Manda. Tapi karena satu tangannya masih menggenggam tangan Alena, Sadewa  harus terpaksa melepaskan tangannya dari Alena dan tsssk ...

Sadewa gagal menghentikan Manda dan membuat tali Manda yang terpasang di pergelangan tangannya putus. Dalam waktu singkat ... sesuatu yang mengerikan itu bergerak ke arah Manda, menangkapnya dan menyeret Manda ke dalam kabut tebal.

            “Akkkkkhhhhhh, tolong aku!!!”

Episodes
1 screamnight
2 screamnight dalam bahaya
3 tantangan part 1
4 tantangan part 2
5 perjalanan menuju desa k
6 desa k di kaki gunung l
7 pilihan
8 keputusan
9 durawapati yang ehm ...
10 pemakaman durawa
11 kekacauan part 1
12 kekacauan part 2
13 kekacauan part 3
14 makhluk yang disebut dengan hantu part 1
15 makhluk yang disebut dengan hantu part 2
16 makhluk yang disebut dengan hantu part 3
17 terjebak part 1
18 terjebak part 2
19 hantu dan kehidupan absurdnya part 1
20 hantu dan kehidupan absurdnya part 2
21 hantu dan kehidupan absurdnya part 3
22 pemilik pemakaman durawa part 1
23 pemilik pemakaman durawa part 2
24 keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 1
25 keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 2
26 keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 3
27 keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 4
28 keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 5
29 keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 1
30 keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 2
31 keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 3
32 keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 1
33 keinginan yang belum terkabul ; pocong1 part 2
34 keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 3
35 keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 4
36 keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 5
37 keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 6
38 keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 1
39 keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 2
40 keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 3
41 keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 4
42 keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 5
43 keinginan yang belum terkabul:tuyul 1 dan tuyul 2 part 1
44 keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 2
45 keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 3
46 keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 4
47 keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 5
48 keinginan Alena part 1
49 keinginan Alena part 2
50 kembalinya Alena part 1
51 kembalinya Alena part 2
52 #screamnight part
53 #screamnight part 2
Episodes

Updated 53 Episodes

1
screamnight
2
screamnight dalam bahaya
3
tantangan part 1
4
tantangan part 2
5
perjalanan menuju desa k
6
desa k di kaki gunung l
7
pilihan
8
keputusan
9
durawapati yang ehm ...
10
pemakaman durawa
11
kekacauan part 1
12
kekacauan part 2
13
kekacauan part 3
14
makhluk yang disebut dengan hantu part 1
15
makhluk yang disebut dengan hantu part 2
16
makhluk yang disebut dengan hantu part 3
17
terjebak part 1
18
terjebak part 2
19
hantu dan kehidupan absurdnya part 1
20
hantu dan kehidupan absurdnya part 2
21
hantu dan kehidupan absurdnya part 3
22
pemilik pemakaman durawa part 1
23
pemilik pemakaman durawa part 2
24
keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 1
25
keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 2
26
keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 3
27
keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 4
28
keinginan yang belum terkabul: kunti 1 part 5
29
keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 1
30
keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 2
31
keinginan yang belum terkabul: kunti 2 part 3
32
keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 1
33
keinginan yang belum terkabul ; pocong1 part 2
34
keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 3
35
keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 4
36
keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 5
37
keinginan yang belum terkabul: pocong 1 part 6
38
keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 1
39
keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 2
40
keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 3
41
keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 4
42
keinginan yang belum terkabul: pocong 2 part 5
43
keinginan yang belum terkabul:tuyul 1 dan tuyul 2 part 1
44
keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 2
45
keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 3
46
keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 4
47
keinginan yang belum terkabul: tuyul 1 dan tuyul 2 part 5
48
keinginan Alena part 1
49
keinginan Alena part 2
50
kembalinya Alena part 1
51
kembalinya Alena part 2
52
#screamnight part
53
#screamnight part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!