Chapter 19 : Konsekuensi

Mata Anastasia menyaksikan dengan jelas wajah Rue yang terpampang di foto tersebut.

Sebenarnya Anastasia tidak ingi mempercayai apa yang sedang ia lihat, namun ia teringat suatu hal yang pernah dikatakan

oleh ayah nya Blake, saat di meja makan.

'Benar, ayah pernah mengatakan tentang manner yang dimiliki Rue... "Ada kemungkinan anak ini adalah bangsawan dari Keluarga Cazey." Sial...

Aku masih tidak percaya ini.'

Anastasia seakan kehilangan tenaga terduduk lemas di pinggir kasur Sarfon. Ia meletakkan kembali foto tersebut, kemudian memikirkan sesuatu.

'Bagaimana ini?? Apakah Keluarga Cazey sudah mengetahui hal ini?? Meskipun wajah Sarfon berhasil menggunakan wajah samaran bagaimana jika ada yang mengetahui bahwa Rue adalah Tuan muda Keluarga Cazey?!'

Ekspresi Anastasia saat ini tidak dapat di jelaskan dengan kata-kata, jauh di dalam pikirannya ia begitu kalut dan khawatir jika Sarfon di temukan

oleh Keluarga Cazey tepat di Kediaman keluarga Kloz. "Jika hal itu terjadi bisa sangat berbahaya, peperangan bisa saja terjadi..."

Anastasia dengan erat mengepalkan telapak tangannya, lalu dengan ekspresi penuh ambisi itu ia berjalan keluar dari kamar Sarfon. 'Ia adalah milikku!

Tak akan ku biarkan dia kembali ke Keluarga Cazey. Aku akan mencari solusinya apapun caranya.'

 

Di pagi harinya para prajurit bala bantuan telah datang ke Kota Santino dengan berbagai macam sumber daya yang di minta oleh Anastasia

di dalam suratnya. Kapten dari pasukan bantuan yang di kirimkan Kaisar meminta seorang prajurit untuk memanggilkan Nona muda Anastasia Kloz.

"Permisi Nona muda ... Kapten Valnder meminta Nona Anastasia untuk menemuinya di depan Gerbang keluar Kota."

Anastasia mengangguk kemudian berjalan ke arah gerbang kota. Ketika Anastasia sampai Kapten Valnder langsung memberikan hormat pada Anastasia.

"Semoga Dewa dan Dewi melindungi anda dan seluruh Kekaisaran ... Perkenalkan saya Valnder Thu Denzo, saya di minta untuk menyampaikan surat ini untuk anda Nona Anastasia."

Valnder mengulurkan kedua tangannya beserta sebuah gulungan surat dengan badan yang sedikit membungkuk untuk menunjukkan kesopanannya.

Anastasia mengambil surat itu dan mulai membacanya dengan perlahan, setelah selesai membaca surat tersebut Anastasia kemudian bergegas pergi untuk

kembali ke Kekaisaran Jiksa untuk menemui Keluarganya.

"Hey Kapten Valnder, atas titah sang Kaisar Arza beliau memerintahkan ku untuk langsung kembali ke Kota Sabien, apa tidak masalah aku pergi duluan?"

Valnder mengangguk dan sedikit menunduk seraya berkata, "Tentu Nona muda... Anda tidak perlu mengkhawatirkan keadaan di sini. Anda yang merupakan orang luar yang seharusnya tidak memiliki kewajiban untuk membantu pasukan kami sudah cukup mempertaruhkan nyawa anda untuk misi ini.

Saya pribadi mengucapkan terimakasih

dari lubuk hati saya yang paling dalam. Jika pesan tadi merupakan titah yang mulia Kaisar tolong penuhi titah itu Nona muda ... Semoga cinta Dewa dan Dewi selalu menyertai anda."

Anastasia tersenyum tipis lalu pergi kembali ke Kota Sabien.

 

[Kastil Toronto]

Di balkon terlihat Rue termenung di dalam lamunannya, rambut putih yang tebal itu tertiup angin pagi yang datang dengan lembut dan membuat poninya tersibak

ke belakang. 'Entah mengapa aku merasakan banyak hal aneh yang terjadi belakangan ini di dalam hidupku... Mengapa aku hilang ingatan, dan mengapa sekeras apapun aku mengingat kenangan bersama Kak Anastasia, Ibu ataupun Ayah ... Aku tak bisa mengingatnya.'

Ketika Rue mencoba untuk memutar tubuhnya, secara tiba-tiba angin yang bertiup lembut di pagi hari ini tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin. Rasanya benar-benar tidak biasa

Seseorang secara tiba-tiba muncul di hadapan Rue. Orang itu terlihat seperti seorang pria dengan tinggi mencapai sekitar 180 centimeter.

Terlihat sebuah senyum tersungging di bibir pria itu seolah memiliki maksud tersembunyi. Rue tertegun sejenak, ia tidak memiliki hal apapun untuk dikatakan.

"Siapa kau?" tanya Rue dengan sedikit rasa takut.

Pria itu adalah Zehid, dengan senyum tipis di wajahnya itu Zehid berkata, "Hmm? Ini lebih parah dari kelihatannya..." Zehid menggerakkan telunjuknya dan mengarahkannya ke dahi Rue. "Ini lucu ... Tapi tidak bisa seperti ini terus, ingatlah sendiri tujuanmu, Tuan muda Sarfon Fotd Cazey."

Zehid mengembalikan seluruh ingatan Sarfon, "Ugh! Sakit..." rintih Sarfon pelan sambil memegangi kepalanya. "Bajingan kau Zehid."

"Yah mau bagaimana lagi, kau tidak bisa terus-terusan bermalas-malasan Tuan muda Sarfon," Tukas Zehid sambil mengangkat kedua bahunya.

Sarfon hanya menggertakkan giginya saja lalu berkata dengan nada kesal. "Jadi apa lagi yang ingin kau lakukan brengsek, kau itu tidak mungkin turun untuk hal remeh seperti hilang ingatan saja kan?"

Zehid menjentikkan jarinya. "Itu benar, ada hal yang harus kita bicarakan. Hal ini penting, jadi jangan sampai kau tidak fokus," tukasnya santai.

"Jadi apa itu?"

Zehid kemudian mulai menjelaskan sesuatu pada Sarfon. "Penyimpangan sudah terjadi di garis takdir, garis takdir menulis awal dan mengakhiri akhir yang telah di tentukan.

Aku bukannya mengatakan secara eksplisit tentang akhir dunia, namun terdapat masalah pada prosesnya.

Garis takdir terus menuju ke garis waktu yang tidak pernah kita tuju sebelumnya, akan ada banyak hal yang terjadi yang kita tak dapat hentikan. Semua nya bermula,

dari munculnya gadis berambut putih itu. Anastasia Kloz."

Sarfon merasa perkataan Zehid tidak dapat ia pahami, Sarfon berpikir bahwa seharusnya alasan utama dari menyimpangnya garis takdir justru disebabkan Alene Fotd Cazey yang masih hidup.

"Hah? Anastasia? Bukankah seharusnya Alene yang masih hidup lah yang membuat garis takdir menyimpang?"

"Apa kau tidak mengingatnya?? Ku rasa kamu sudah melupakannya... Coba ingatlah di garis waktu dunia ke 3007. Orang yang di juluki sebagai

perwujudan cahaya absolut, apakah kamu mengingatnya?"

Sarfon mencoba mengingat tentang hal tersebut, tak lama kemudian ia terdiam sejenak,

seketika ekspresi Sarfon langsung shock setengah mati begitu teringat tentang Anastasia yang ada di dunia ke 3007. "Jadi kau sudah mulai mengingatnya?" tanya Zehid.

Dengan nada pelan Sarfon berkata, "Dia adalah Saintess Anastasia Ashley Kloz."

Sarfon mengingatnya dengan jelas prajurit perempuan dengan blessing, kemampuan elemen cahaya, kemampuan meniadakan sihir kegelapan

dan reinkarnasi dari salah satu 4 Pahlawan kuno. "Sialan. Aku benar-benar tidak menyadarinya ..." gumam Sarfon pelan, ia tidak dapat mengatakan hal apapun lagi saat ini.

"Kesalahan mu saat itu adalah menarik perhatian Anastasia. Seharusnya ketika kau sudah berhasil menyelamatkan Alene,

sebaiknya kau langsung membawanya ke benteng Hazil daripada kembali ke Ibukota Darten.

Tapi yang sudah terjadi biarlah begitu, sekarang saatnya kamu membuat pilihan." Zehid terlihat sangat serius ketika mengatakan hal ini.

"Biar ku beri tahu satu hal, pilihan ini di dasari untuk mengembalikan garis waktu yang berubah, garis waktu di dunia ini berubah karena

Trazer Vinc Rael menekan ketamakan nya karena sudah menyaksikan kekuatan Anastasia terlalu awal. Trazer tidak akan menyerang untuk sementara,

namun itu tidak bagus karena ada kemungkinan mempercepat kehancuran Dunia.

Sarfon Fotd Cazey saatnya kau membuat pilihan, yang pertama Keluarga Agung Kloz menjadi keluarga kandung mu, namun kau harus membuat Anastasia yang sekarang menjadi seorang Saintess seperti Anastasia di dunia ke 3007 yang artinya ia harus membangkitkan kemampuan Absolute Light nya.

Dan pilihan kedua kau menjadi kartu Joker umat manusia. Dengan bergabung ke pihak para Iblis."

Konsekuensi berat yang harus ditanggung oleh Sarfon karena terlalu mengacaukan garis waktu. Sarfon terdiam sejenak, ia tidak bisa memutuskan ini tanpa berfikir panjang.

Mungkin kita berfikir bahwa membuat Anastasia membangkitkan kekuatannya adalah hal paling logis, Sarfon akan memiliki Keluarga yang sangat kuat yang mendukungnya,

namun ... Apakah kalian membaca narasinya dengan cermat?

Apakah ekspresi diam dan narasi (shock) Sarfon itu hanya untuk metafora semata? Tidak. Jawaban nya adalah karena Sarfon mengetahui sejarah kelam

dari Saintess Anastasia Ashley Kloz

^^^Bersambung....^^^

Episodes
1 Chapter 1 : Prolog
2 Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3 Chapter 3 : The great Cazey [1]
4 Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5 Chapter 5 : Dilema
6 Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7 Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8 Chapter 8
9 Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10 Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11 Chapter 11 : They are Coming [1]
12 Chapter 12 : They are Coming[2]
13 Chapter 13: Cahaya putih
14 Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15 Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16 Chapter 16: Eyes on you
17 Chapter 17 : Child Of Light
18 Chapter 18 : Nightmare
19 Chapter 19 : Konsekuensi
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25 : Sarfon started to move
26 Chapter 26 : Asumsi
27 Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28 Chapter 28 : Trik
29 Chapter 29 : Kepercayaan
30 Chapter 30 : Red Era
31 Chapter 31
32 Chapter 32 : Dark Forest [1]
33 Chapter 33: Dark Forest[II]
34 Chapter 34 : Datangnya Badai.
35 Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36 Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41 : Blank Mind
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46 : Titik Krusial
47 Chapter 47 : Esensi
48 Chapter 48: Phoenix
49 Chapter 49: The Dancer
50 Chapter 50: Personal problems?
51 Chapter 51: Klasik
52 [Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55: Dust
56 Chapter 56: Dust II
57 Chapter 57: Laut Arthea
58 Chapter 58: Dust III
59 Chapter 59: Mission Imposible
60 Chapter 60
61 Chapter 61
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : Prolog
2
Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3
Chapter 3 : The great Cazey [1]
4
Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5
Chapter 5 : Dilema
6
Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7
Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8
Chapter 8
9
Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10
Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11
Chapter 11 : They are Coming [1]
12
Chapter 12 : They are Coming[2]
13
Chapter 13: Cahaya putih
14
Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15
Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16
Chapter 16: Eyes on you
17
Chapter 17 : Child Of Light
18
Chapter 18 : Nightmare
19
Chapter 19 : Konsekuensi
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25 : Sarfon started to move
26
Chapter 26 : Asumsi
27
Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28
Chapter 28 : Trik
29
Chapter 29 : Kepercayaan
30
Chapter 30 : Red Era
31
Chapter 31
32
Chapter 32 : Dark Forest [1]
33
Chapter 33: Dark Forest[II]
34
Chapter 34 : Datangnya Badai.
35
Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36
Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41 : Blank Mind
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46 : Titik Krusial
47
Chapter 47 : Esensi
48
Chapter 48: Phoenix
49
Chapter 49: The Dancer
50
Chapter 50: Personal problems?
51
Chapter 51: Klasik
52
[Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55: Dust
56
Chapter 56: Dust II
57
Chapter 57: Laut Arthea
58
Chapter 58: Dust III
59
Chapter 59: Mission Imposible
60
Chapter 60
61
Chapter 61

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!