Mata Anastasia menyaksikan dengan jelas wajah Rue yang terpampang di foto tersebut.
Sebenarnya Anastasia tidak ingi mempercayai apa yang sedang ia lihat, namun ia teringat suatu hal yang pernah dikatakan
oleh ayah nya Blake, saat di meja makan.
'Benar, ayah pernah mengatakan tentang manner yang dimiliki Rue... "Ada kemungkinan anak ini adalah bangsawan dari Keluarga Cazey." Sial...
Aku masih tidak percaya ini.'
Anastasia seakan kehilangan tenaga terduduk lemas di pinggir kasur Sarfon. Ia meletakkan kembali foto tersebut, kemudian memikirkan sesuatu.
'Bagaimana ini?? Apakah Keluarga Cazey sudah mengetahui hal ini?? Meskipun wajah Sarfon berhasil menggunakan wajah samaran bagaimana jika ada yang mengetahui bahwa Rue adalah Tuan muda Keluarga Cazey?!'
Ekspresi Anastasia saat ini tidak dapat di jelaskan dengan kata-kata, jauh di dalam pikirannya ia begitu kalut dan khawatir jika Sarfon di temukan
oleh Keluarga Cazey tepat di Kediaman keluarga Kloz. "Jika hal itu terjadi bisa sangat berbahaya, peperangan bisa saja terjadi..."
Anastasia dengan erat mengepalkan telapak tangannya, lalu dengan ekspresi penuh ambisi itu ia berjalan keluar dari kamar Sarfon. 'Ia adalah milikku!
Tak akan ku biarkan dia kembali ke Keluarga Cazey. Aku akan mencari solusinya apapun caranya.'
Di pagi harinya para prajurit bala bantuan telah datang ke Kota Santino dengan berbagai macam sumber daya yang di minta oleh Anastasia
di dalam suratnya. Kapten dari pasukan bantuan yang di kirimkan Kaisar meminta seorang prajurit untuk memanggilkan Nona muda Anastasia Kloz.
"Permisi Nona muda ... Kapten Valnder meminta Nona Anastasia untuk menemuinya di depan Gerbang keluar Kota."
Anastasia mengangguk kemudian berjalan ke arah gerbang kota. Ketika Anastasia sampai Kapten Valnder langsung memberikan hormat pada Anastasia.
"Semoga Dewa dan Dewi melindungi anda dan seluruh Kekaisaran ... Perkenalkan saya Valnder Thu Denzo, saya di minta untuk menyampaikan surat ini untuk anda Nona Anastasia."
Valnder mengulurkan kedua tangannya beserta sebuah gulungan surat dengan badan yang sedikit membungkuk untuk menunjukkan kesopanannya.
Anastasia mengambil surat itu dan mulai membacanya dengan perlahan, setelah selesai membaca surat tersebut Anastasia kemudian bergegas pergi untuk
kembali ke Kekaisaran Jiksa untuk menemui Keluarganya.
"Hey Kapten Valnder, atas titah sang Kaisar Arza beliau memerintahkan ku untuk langsung kembali ke Kota Sabien, apa tidak masalah aku pergi duluan?"
Valnder mengangguk dan sedikit menunduk seraya berkata, "Tentu Nona muda... Anda tidak perlu mengkhawatirkan keadaan di sini. Anda yang merupakan orang luar yang seharusnya tidak memiliki kewajiban untuk membantu pasukan kami sudah cukup mempertaruhkan nyawa anda untuk misi ini.
Saya pribadi mengucapkan terimakasih
dari lubuk hati saya yang paling dalam. Jika pesan tadi merupakan titah yang mulia Kaisar tolong penuhi titah itu Nona muda ... Semoga cinta Dewa dan Dewi selalu menyertai anda."
Anastasia tersenyum tipis lalu pergi kembali ke Kota Sabien.
[Kastil Toronto]
Di balkon terlihat Rue termenung di dalam lamunannya, rambut putih yang tebal itu tertiup angin pagi yang datang dengan lembut dan membuat poninya tersibak
ke belakang. 'Entah mengapa aku merasakan banyak hal aneh yang terjadi belakangan ini di dalam hidupku... Mengapa aku hilang ingatan, dan mengapa sekeras apapun aku mengingat kenangan bersama Kak Anastasia, Ibu ataupun Ayah ... Aku tak bisa mengingatnya.'
Ketika Rue mencoba untuk memutar tubuhnya, secara tiba-tiba angin yang bertiup lembut di pagi hari ini tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin. Rasanya benar-benar tidak biasa
Seseorang secara tiba-tiba muncul di hadapan Rue. Orang itu terlihat seperti seorang pria dengan tinggi mencapai sekitar 180 centimeter.
Terlihat sebuah senyum tersungging di bibir pria itu seolah memiliki maksud tersembunyi. Rue tertegun sejenak, ia tidak memiliki hal apapun untuk dikatakan.
"Siapa kau?" tanya Rue dengan sedikit rasa takut.
Pria itu adalah Zehid, dengan senyum tipis di wajahnya itu Zehid berkata, "Hmm? Ini lebih parah dari kelihatannya..." Zehid menggerakkan telunjuknya dan mengarahkannya ke dahi Rue. "Ini lucu ... Tapi tidak bisa seperti ini terus, ingatlah sendiri tujuanmu, Tuan muda Sarfon Fotd Cazey."
Zehid mengembalikan seluruh ingatan Sarfon, "Ugh! Sakit..." rintih Sarfon pelan sambil memegangi kepalanya. "Bajingan kau Zehid."
"Yah mau bagaimana lagi, kau tidak bisa terus-terusan bermalas-malasan Tuan muda Sarfon," Tukas Zehid sambil mengangkat kedua bahunya.
Sarfon hanya menggertakkan giginya saja lalu berkata dengan nada kesal. "Jadi apa lagi yang ingin kau lakukan brengsek, kau itu tidak mungkin turun untuk hal remeh seperti hilang ingatan saja kan?"
Zehid menjentikkan jarinya. "Itu benar, ada hal yang harus kita bicarakan. Hal ini penting, jadi jangan sampai kau tidak fokus," tukasnya santai.
"Jadi apa itu?"
Zehid kemudian mulai menjelaskan sesuatu pada Sarfon. "Penyimpangan sudah terjadi di garis takdir, garis takdir menulis awal dan mengakhiri akhir yang telah di tentukan.
Aku bukannya mengatakan secara eksplisit tentang akhir dunia, namun terdapat masalah pada prosesnya.
Garis takdir terus menuju ke garis waktu yang tidak pernah kita tuju sebelumnya, akan ada banyak hal yang terjadi yang kita tak dapat hentikan. Semua nya bermula,
dari munculnya gadis berambut putih itu. Anastasia Kloz."
Sarfon merasa perkataan Zehid tidak dapat ia pahami, Sarfon berpikir bahwa seharusnya alasan utama dari menyimpangnya garis takdir justru disebabkan Alene Fotd Cazey yang masih hidup.
"Hah? Anastasia? Bukankah seharusnya Alene yang masih hidup lah yang membuat garis takdir menyimpang?"
"Apa kau tidak mengingatnya?? Ku rasa kamu sudah melupakannya... Coba ingatlah di garis waktu dunia ke 3007. Orang yang di juluki sebagai
perwujudan cahaya absolut, apakah kamu mengingatnya?"
Sarfon mencoba mengingat tentang hal tersebut, tak lama kemudian ia terdiam sejenak,
seketika ekspresi Sarfon langsung shock setengah mati begitu teringat tentang Anastasia yang ada di dunia ke 3007. "Jadi kau sudah mulai mengingatnya?" tanya Zehid.
Dengan nada pelan Sarfon berkata, "Dia adalah Saintess Anastasia Ashley Kloz."
Sarfon mengingatnya dengan jelas prajurit perempuan dengan blessing, kemampuan elemen cahaya, kemampuan meniadakan sihir kegelapan
dan reinkarnasi dari salah satu 4 Pahlawan kuno. "Sialan. Aku benar-benar tidak menyadarinya ..." gumam Sarfon pelan, ia tidak dapat mengatakan hal apapun lagi saat ini.
"Kesalahan mu saat itu adalah menarik perhatian Anastasia. Seharusnya ketika kau sudah berhasil menyelamatkan Alene,
sebaiknya kau langsung membawanya ke benteng Hazil daripada kembali ke Ibukota Darten.
Tapi yang sudah terjadi biarlah begitu, sekarang saatnya kamu membuat pilihan." Zehid terlihat sangat serius ketika mengatakan hal ini.
"Biar ku beri tahu satu hal, pilihan ini di dasari untuk mengembalikan garis waktu yang berubah, garis waktu di dunia ini berubah karena
Trazer Vinc Rael menekan ketamakan nya karena sudah menyaksikan kekuatan Anastasia terlalu awal. Trazer tidak akan menyerang untuk sementara,
namun itu tidak bagus karena ada kemungkinan mempercepat kehancuran Dunia.
Sarfon Fotd Cazey saatnya kau membuat pilihan, yang pertama Keluarga Agung Kloz menjadi keluarga kandung mu, namun kau harus membuat Anastasia yang sekarang menjadi seorang Saintess seperti Anastasia di dunia ke 3007 yang artinya ia harus membangkitkan kemampuan Absolute Light nya.
Dan pilihan kedua kau menjadi kartu Joker umat manusia. Dengan bergabung ke pihak para Iblis."
Konsekuensi berat yang harus ditanggung oleh Sarfon karena terlalu mengacaukan garis waktu. Sarfon terdiam sejenak, ia tidak bisa memutuskan ini tanpa berfikir panjang.
Mungkin kita berfikir bahwa membuat Anastasia membangkitkan kekuatannya adalah hal paling logis, Sarfon akan memiliki Keluarga yang sangat kuat yang mendukungnya,
namun ... Apakah kalian membaca narasinya dengan cermat?
Apakah ekspresi diam dan narasi (shock) Sarfon itu hanya untuk metafora semata? Tidak. Jawaban nya adalah karena Sarfon mengetahui sejarah kelam
dari Saintess Anastasia Ashley Kloz
^^^Bersambung....^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments