Chapter 16: Eyes on you

Berlatar siang hari namun begitu gelap, udara panas ini tidak begitu terasa.

Di tengah hutan ini sinar Matahari tidak menembus

ke dalam rindangnya pohon-pohon.

Sunyi sepi adalah awalan sebelum akhirnya sebuah suara bising dari sebuah senjata yang saling beradu.

Di balik rambut poni nya itu terdapat sepasang mata Gerard yang menatap tajam kearah Iblis di hadapannya. "Teknik berpedang... Kabut putih ..."

Kabut putih tebal mulai menutupi pandangan di sekitar tempat pertarungan antara Gerard dan bawahan Raja Iblis Rael Vinc Trazer yang bernama Honliz Afferune.

Honliz tetap berdiri di tempat sambil menyeringai seolah meremehkan Gerard. "Ilusi rendahan seperti ini untuk melawanku?"

Namun Gerard tiba-tiba muncul dari belakang Honliz dengan pedang yang sudah siap menebas. "Jangan lupa... Setelah datangnya kabut tebal, pasti akan datang petir yang menyambar bodoh."

SLASH!

Honliz langsung menghindari tebasan itu dengan cepat meskipun lehernya sedikit tergores. "Bajingan ini!!" geram Honliz melotot.

Namun tanpa memberi jeda Gerard langsung kembali melesat menyerang kembali. "Melotot seperti kau bisa membunuhku saja!" Gerard kembali memberikan serangannya.

Di balik kabut tebal itu kilat-kilat muncul dengan cepat yang berasal dari Honliz dan Gerard yang saling jual beli serangan. POOOOF

Kabut yang menutupi area pertarungan mereka akhirnya mulai menghilang bersamaan dengan angin yang bertiup kencang yang di sebabkan pertarungan mereka berdua.

Gerard dan Honliz melompat mundur untuk mengambil jarak. Gerard mulai menyadari bahwa lawannya berada pada level yang sama dengan dirinya.

Artinya hanya strategi dan keberuntungan yang dapat ia gunakan untuk melawan Iblis di hadapannya. "Manusia rendahan! berani nya KAU!!"

Honliz terlihat begitu marah ketika mnyadari bahwa ia menerima luka lebih banyak daripada Gerard. "Iblis najis berani berteriak padaku?!" balas Gerard.

Honliz seketika menyeringai. "KEKEKE... Sepertinya tidak masalah jika melakukan hal itu..." Bola mata Honliz yang awalnya berwarna ungu perlahan berubah menjadi berwarna merah.

"Manusia ... Sebaiknya jangan cepat mati ya ... Kekekeke ..."

Hal yang umum terjadi pada Iblis tingkat S adalah mereka memiliki kemampuan transformasi. Pada zaman dahulu 200 Tahun yang lalu adalah zaman yang di sebut sebagai RED ERA, adalah zaman di mana Iblis dan manusia bertarung dengan pertempuran paling buruk sepanjang masa.

Tidak ada kedamaian berlangsung sejak zaman itu. Manusia dan Iblis memiliki kekuatan tempur yang sama-sama kuat hingga menghancurkan apapun ketika mereka bertempur.

Lalu saat ini Makhluk dari zaman Red Era telah muncul ke permukaan, ia adalah Honliz Fe'l Afferune sayap berwarna merah gelap itu membentang dengan sebuah pedang berbentuk kristal yang tergenggam di tangannya.

Dengan senyum mengerikan Honliz berkata dengan nada santai, "Pastikan kepala mu tidak lepas manusia."

WUSSHHHH!

Hanya dengan satu ayunan pedangnya Honliz menghancurkan dan menerbangkan pohon-pohon besar di sekitarnya dan membuat hutan di sepanjang jalur tebasan nya hancur lebur menjadi tanah.

Gerard yang mencoba menahan efek dari ayunan pedang Honliz tentu saja mendapat luka parah.

Tubuhnya terasa tak bertenaga dan dadanya terasa sangat sesak bahkan seluruh jemarinya bergetar hebat meski ia telah menahannya menggunakan aura energy.

"Huh? Hanya sampai sini saja ya hei manusia? benar-benar deh, sejak dahulu makhluk tak berharga seperti kalian ini membuat kami buang-buang tenaga,"

tukas Honliz sambil berjalan menghampiri Gerard yang tertunduk lemas.

Honliz kembali tertawa dan mengatakan bahwa hidup para manusia benar-benar sia-sia. "Dasar goblok! Kalian pikir kalian sehebat itu?

mencoba menentang bangsa Iblis? KUHAHAHAHA jangan membuatku tertawa BRENGSEK!"

Honliz mencekik leher Gerard dan mengangkatnya ke atas seraya berkata. "Menyerah Lah lalu perintahkan pasukan mu yang ada di dalam Kota Santino untuk mematikan mega trap nya,

jika kau melakukan itu maka aku akan membiarkanmu mati paling akhir setelah aku membunuh pasukan-pasukan mu dengan menyiksa mereka.

namun, jangan khawatir. Kematianmu akan berlangsung cepat tanpa siksaan." Seringai Honliz.

Namun Gerard tidak menanggapi semua perkataan Honliz meskipun ia mendengar apa yang di katakan oleh Honliz. Gerard tiba-tiba teringat dengan apa yang pernah di katakan oleh Komandan Henderson padanya.

"Anak muda yang tangguh, kamu terus berlatih untuk apa? Apakah kamu tidak puas dengan

menjadi seorang kapten di usia muda?" tanya Komandan Henderson dengan nada dan ekspresi lembut.

"Entahlah ... Aku tidak begitu paham, mungkin aku terbiasa dengan rutinitas ini..." jawab Gerard dengan ekspresi bingung.

Hasil dari invasi Kota Wessel adalah kemenangan namun. "Kapten Gerrard anda INI SUDAH GILA! BAGAIMANA BISA 7000 PASUKAN TEWAS BAHKAN DENGAN KERUSAKAN BENTENG SEPARAH ITU? PADAHAL SAAT ITU HANYA IBLIS-IBLIS LEMAH YANG MENYERANG, BAHKAN BARRIER PELINDUNG KOTA JUGA AKTIF!"

"Maafkan saya pak, saya hanya membuat semuanya jadi lebih mudah, jika Iblis sebanyak itu masuk ke Kota Wessel maka seluruh warga akan menjadi mayat.

Saya hanya mengorbankan 7000 Orang untuk mennyelamatkan 14.000 jiwa yang ada di Kota Wessel."

"APA?! PSIKOPAT! KELUAR KAU SEKARANG JUGA!!"

Gerard keluar dari ruangan itu dan pergi untuk berjalan-jalan di kota, salju mulai turun perlahan dari langit. 'Apa yang salah sebenarnya?'

Dalam lamunan nya Gerard yang duduk di bangku tidak menyadari seseorang sudah duduk di sampingnya. "Hei Kapten muda." Gerard dibuat terkejut dan sontak melirik kearah orang yang memanggilnya.

"Apa yang di lamun kan Kapten muda ini? bagaimana bisa salah satu masa depan kekaisaran terduduk tidak bersemangat? Apa karena Komandan Erdinant?" ucap Komandan Henderson dengan senyum ramah.

"Iya? namun aku tidak tahu? Aku hanya mencari jalan terbaik... Namun sepertinya aku salah." hanya nada datar dan ekspresi kosong yang muncul dari Gerard.

Komandan Henderson tersenyum dan sedikit tertawa, "Hahaha, ya ampun... Kapten muda. Suatu saat kamu pasti akan paham dengan perasaan itu,

perasaan tentang rasa kemanusiaan yang tak dapat di jelaskan dengan logika mu. Jangan khawatir, waktu akan menjelaskan semuanya padamu tentang perasaan itu,"

...----------------...

'Jadi, inikah perasaan yang Komandan Henderson katakan padaku saat itu? Perasaan marah dan sedih jika orang yang ku kenal terancam? Apa benar seperti itu?

Aku tidak bisa berfikir jernih... '

SLASH!

"Ooh ... Kau masih mencoba memberikan perlawanan huh manusia?" gumam Honliz yang kemudian menyiapkan pedangnya kembali.

Gerard memasang kuda-kuda dengan pedang yang di hunuskan kearah Honliz. "Sesulit apapun, aku tidak akan menyerah! Hei Iblis dungu, ingat ini nyawa manusia tidak semurah itu!"

Honliz menyeringai melihat Gerard. "Begitu ya... Kalau begitu ayon lanjutkan pertar-"

Belum sempat Honliz menyelesaikan perkataanya Gerard sudah melesat maju dan melayangkan serangan-serangan agresif nya. "Manusia brengsek!"

Honliz memanggil pedangnya kemudian langsung menangkis ayunan pedang Gerard. CTING! "HAAAAAAAAAA!"

"Teknik iblis, crystal needle!" ribuan jarum kristal beracun ditembakkan dengan cepat kearah Gerard. Melihat jarum berkecepatan tinggi yang menuju

ke arahnya itu, Gerard mencoba untuk menangkis semua serangan yang mengarah pada diri nya karena jarak di antara mereka cukup dekat.

Akibatnya banyak jarum yang tak dapat di halau oleh tangkisan pedang Gerard, dan berakhir menusuk setiap penjuru tubuhnya secara beruntun hingga membuatnya terhempas ke tanah.

"Brugh!" Pandangan mata Gerard perlahan memudar, menatap langit biru di atasnya dengan perasaan campur aduk. Nafasnya mulai

tidak beraturan.

Honliz berjalan mendekati Gerard yang terbaring di atas tanah. "Kesempatan terakhir sebelum aku membunuh mu, menyerah lah dan nonaktifkan mega trap nya dengan kesadaran mu sendiri, atau kubunuh kau dis-"

"Bunuh saja aku." potonh Gerard sebelum Honliz menyelesaikan perkataannya. "Kau lupa ya? Jika ada seorang necromancer di sini? HAHAHA"

Gerard yang mendengar hal tersebut sudah tidak bisa menyembunyikan wajah terkejut dan cemasnya. Gerard benar-benar lupa jika ada seorang Iblis necromancer di pihak musuh.

Honliz pun tertawa terbahak-bahak menyaksikan eksperesi yang terpampang di wajah Gerard.

"HAHAHAHAHAHAHA TOLOL, LIHAT WAJAH MU SAAT INI MANUSIA, KAU AKAN TETAP MEMBUNUH PASUKANMU SENDIRI! KUHAHAHAHAHAHA!

Tapi biar ku beri tahu kau satu hal, pasukan kavaleri dan jug pasukan berpedang yang kau beri jalan kabur tetap tidak ada yang selamat.

Jadi jangan berharap ada keajaiban seperti datangnya bala bantuan atau semacamnya!" tukas Honliz dengan seringaiannya.

Honliz mengangkat pedangnya ke atas dan dengan cepat di hujamkan ke arah perut Gerard namun layaknya kilat yang bergerak sangat cepat

seseorang langsung menebas pedang Honliz yang membuatnya terpotong menjadi 2 bagian.

Seorang perempuan berambut putih dengan rambut panjang yang ter kuncir ke belakang itu membelakangi Honliz yang dalam keadaan shock.

Terlihat pakaian casual ala bangsawannya dengan badan ramping serta kulit putihnya yang begitu bersih dan memancarkan wangi semerbak yang menenangkan layaknya seorang Dewi.

Perempuan itu melirik ke belakang seraya berkata.

"Tidak kusangka, sampai sejauh ini ... Hei iblis bajingan, lawan mu sekarang adalah aku"

Bersambung....

Episodes
1 Chapter 1 : Prolog
2 Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3 Chapter 3 : The great Cazey [1]
4 Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5 Chapter 5 : Dilema
6 Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7 Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8 Chapter 8
9 Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10 Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11 Chapter 11 : They are Coming [1]
12 Chapter 12 : They are Coming[2]
13 Chapter 13: Cahaya putih
14 Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15 Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16 Chapter 16: Eyes on you
17 Chapter 17 : Child Of Light
18 Chapter 18 : Nightmare
19 Chapter 19 : Konsekuensi
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25 : Sarfon started to move
26 Chapter 26 : Asumsi
27 Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28 Chapter 28 : Trik
29 Chapter 29 : Kepercayaan
30 Chapter 30 : Red Era
31 Chapter 31
32 Chapter 32 : Dark Forest [1]
33 Chapter 33: Dark Forest[II]
34 Chapter 34 : Datangnya Badai.
35 Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36 Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41 : Blank Mind
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46 : Titik Krusial
47 Chapter 47 : Esensi
48 Chapter 48: Phoenix
49 Chapter 49: The Dancer
50 Chapter 50: Personal problems?
51 Chapter 51: Klasik
52 [Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55: Dust
56 Chapter 56: Dust II
57 Chapter 57: Laut Arthea
58 Chapter 58: Dust III
59 Chapter 59: Mission Imposible
60 Chapter 60
61 Chapter 61
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : Prolog
2
Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3
Chapter 3 : The great Cazey [1]
4
Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5
Chapter 5 : Dilema
6
Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7
Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8
Chapter 8
9
Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10
Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11
Chapter 11 : They are Coming [1]
12
Chapter 12 : They are Coming[2]
13
Chapter 13: Cahaya putih
14
Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15
Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16
Chapter 16: Eyes on you
17
Chapter 17 : Child Of Light
18
Chapter 18 : Nightmare
19
Chapter 19 : Konsekuensi
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25 : Sarfon started to move
26
Chapter 26 : Asumsi
27
Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28
Chapter 28 : Trik
29
Chapter 29 : Kepercayaan
30
Chapter 30 : Red Era
31
Chapter 31
32
Chapter 32 : Dark Forest [1]
33
Chapter 33: Dark Forest[II]
34
Chapter 34 : Datangnya Badai.
35
Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36
Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41 : Blank Mind
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46 : Titik Krusial
47
Chapter 47 : Esensi
48
Chapter 48: Phoenix
49
Chapter 49: The Dancer
50
Chapter 50: Personal problems?
51
Chapter 51: Klasik
52
[Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55: Dust
56
Chapter 56: Dust II
57
Chapter 57: Laut Arthea
58
Chapter 58: Dust III
59
Chapter 59: Mission Imposible
60
Chapter 60
61
Chapter 61

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!