Chapter 14 : Operation Ellery [1]

[Kastil Toronto, kamar tamu.]

Rue yang sedang mengunyah makanannya melirik ke arah luar jendela, dan tanpa sengaja melihat banyak prajurit bergerak dengan cepat menunggangi kuda mereka masing-masing.

"Mama mengapa di jalan sana banyak prajurit yang bergerak menunggangi kuda dengan ekspresi yang terlihat panik?" Tanya Rue dengan ekspresi keheranan.

Maybelle kemudian ikut melihat kearah luar melalui jendela. Ia sedikit keheranan namun melihat bendera Kekaisaran Jiksa ikut di bawa oleh para pasukan berkuda itu menandakan mereka bersiap untuk melakukan sebuah penalukan.

Maybelle sedikit khawatir dengan keadaan suaminya Blake dan anak perempuannya Anastasia. 'Semoga tidak ada hal-hal buruk yang menimpa keluarga ku.' batin Maybelle.

\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_

[Kastil Faramond, Ruang rapat Keluarga Agung]

Kaisar Arza bersama dengan para Kepala keluarga agung berdiskusi dengan komandan penaklukan yang baru saja dipilih untuk mengambil alih kembali benteng Chesley.

"Penyerengan ini akan berbentuk penyergapan?" tanya Kaisar Arza sambil mengamati rencana yang diarahkan oleh Rein. Rein mengangguk, "Benar Yang Mulia Kaisar, di Kota Santino sebenarnya terdapat sebuah mega trap yang akan aktif apabila ada seorang Iblis yang memasuki Kota."

Kaisar menganggukkan kepalanya, "hmm... Begitu ya." namun ia seketika menyadari sesuatu. "Tunggu, kalau begitu mengapa jebakan tersebut tidak aktif jika ada Iblis yang memasuki kota?"

Rein lantas menggelengkan kepalanya. Sejujurnya ia juga tidak mengetahui alasan mengapa jebakan tersebut bisa tidak aktif. "Saya juga kurang mengetahuinya yang mulia"

Kemudian Kepala Keluarga Agung Santley yang bernama Grier Malvin Santley bertanya kepada Rein tentang apa otu Mega Trap. "Tunggu tuan Rein, apa itu Mega Trap yang anda maksud?" tanyanya dengan penasaran.

Rein kemudian menjelaskan apa itu mega trap kepada Kepala Keluarga Agung Santley. "Mega trap merupakan senjata defensif yang kami gunakan untuk melindungi kota dari serangan para Iblis,

cara kerjanya mirip seperti barrier sihir tapi di modifikasi seperti sebuah jebakan. Ketika Iblis terdeteksi memasuki kota,

maka pusat mega trap yang berada di pusat kota akan mengeluarkan barrier sihir berkecepatan cahaya dan akan langsung mendorong Iblis keluar dari kota, kemudian memberikan ledakan luar biasa di luar yang akan menghancurkan apapun yang ada di luar kota dalam radius 15 meter.

Sementara barrier sihirnya akan menahan dampak ledakan tersebut agar tidak menghancurkan kota dalam waktu yang bersamaan."

Grier menganggukkan kepalanya paham. "Lalu tentang bagaimana anda tahu tentang tidak aktifnya mega trap itu apakah karena tidak ada kerusakan akibat ledakan di luar kota?" tanya Grier lagi.

"Itu benar Tuan Grier, baiklah saya akan melanjutkan tentang rencana penyerangannya. Di sebabkan adanya variabel tak terduga maka penyerangan ini harus diubah rencananya."

Rein kemudian langsung memaparkan strategi yang ia rencanakan. "Pertama-tama pasukan penyerang yang akan melewati sungai Ellery di barat Kota Santino harus bergerak kearah utara untuk menghindari tower yang ada di Kota Santino, hal ini meminimalisir kemungkinan diketahuinya gerakan pasukan apabila Kota Santino benar telah jatuh ke tangan musuh.

Tujuan pasukan adalah ke bukit Shannon di utara yang berjarak 8 Kilometer dari Kota Santino, dari atas sana kita akan siapkan sebuah Catapult untuk membombardir kota seandainya diperlukan. Namun sebelumnya kita akan kirimkan 4 mata-mata untuk mengintai keadaan di Kota Santino.

Dalam beberapa kondisi, jika barrier sihir Kota Santino aktif cobalah untuk tidak menyentuh barrier, dan langsung bergerak kembali ke formasI lalu laporkan langsung ke pusat!"

Ketika semuanya merasa rencana Rein cukup memuaskan, Komandan penalukan yang bernama Fenton Paul Henderson langsung memberikan perintah pada pasukan penyerbu mengenai rencana penyerangan ini.

-------------------------

[3 Jam sebelumnya, di Benteng Chesley]

Jurus pedang Cavan dan Iblis berbentuk burung itu saling bertubrukan dan menciptakan ledakan yang cukup kuat di area benteng. Cavan terlihat terjatuh ke tanah dengan pakaiannya yang kotor dan bercampur darah.

Cavan menyaksikan area sekitarnya yang mulai sepi secara perlahan setelah banyaknya pasukannya yang gugur untuk mempertahankan benteng. Nafas Cavan mulai berhembus dengan pelan, dan entah bagaimana angin malam yang dingin dan terasa menusuk kulit ini berubah dan terasa menyegarkan.

"Aih ... Sudah berapa lama kira-kira aku menyaksikan kejadian yang sama seperti ini? ... Keadaan perang yang membuat diriku muak hingga ke ubun-ubun dan terasa begitu menyesakkan." gumam Cavan pelan dengan senyum tipis di sudut bibirnya yang penuh noda darah.

Cavan menoleh kearah tangan kanannya yang telah tertebas, yang tak lama kemudian ia terkekeh sambil bergumam dengan suara pelan. "Kuh ... Iblis bajingan ini... Bahkan setelah semua usahaku ia masih tetap hidup.

Setidaknya aku perlu mengirimkan sinyal ini ... Sebagai tanda jatuhnya Benteng Chesley ... Maafkan aku Tuan Rein ... Miranda ..." Cavan akhirnya tumbang dan jatuh ke tanah.

Namun Cavan berhasil mengirimkan sinyal jatuhnya benteng Chesley bertandakan asap merah yang membuat pasukan bala bantuan yang melihatnya langsung mundur, dan kembali ke Kota Sabien untuk melapor ke pusat.

"Sial!"

"Ada apa Kapten?"

"Benteng Chesley sudah jatuh ke tangan musuh, PASUKAN! SEMUANYA MUNDUR! KITA AKAN LAPORKAN INI KE PUSAT"

Pasukan bala bantuan kemudian memutar balik dan pergi kembali ke Kota Sabien untuk melaporkan tentang jatuhnya benteng Chesley ke tangan musuh.

--------------------------

Sementara itu seorang pria dengan rambut hitam dengan paras yang cukup tampan serta masih muda dengan mengenakan seragam militer dengan pedang yang tersarung di pinggangnya itu terlihat sedang menginspeksi pasukan-pasukannya yang berdiri dengan tegap.

Dengan suara lantang prajurit itu berkata, "Baiklah para prajurit sekalian, kita akan melakukan serangan penyergapan kearah Kota Santino yang telah jatuh ke tangan Iblis. Ingat satu hal ini, jangan berikan ampunan pada para Iblis itu, ingatlah rekan seperjuangan kalian yang telah gugur di sana.

Keberadaan kita saat ini, adalah untuk membalaskan dendam rekan-rekan kita. Operation Ellery dimulai."

Bersambung....

Episodes
1 Chapter 1 : Prolog
2 Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3 Chapter 3 : The great Cazey [1]
4 Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5 Chapter 5 : Dilema
6 Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7 Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8 Chapter 8
9 Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10 Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11 Chapter 11 : They are Coming [1]
12 Chapter 12 : They are Coming[2]
13 Chapter 13: Cahaya putih
14 Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15 Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16 Chapter 16: Eyes on you
17 Chapter 17 : Child Of Light
18 Chapter 18 : Nightmare
19 Chapter 19 : Konsekuensi
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25 : Sarfon started to move
26 Chapter 26 : Asumsi
27 Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28 Chapter 28 : Trik
29 Chapter 29 : Kepercayaan
30 Chapter 30 : Red Era
31 Chapter 31
32 Chapter 32 : Dark Forest [1]
33 Chapter 33: Dark Forest[II]
34 Chapter 34 : Datangnya Badai.
35 Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36 Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41 : Blank Mind
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46 : Titik Krusial
47 Chapter 47 : Esensi
48 Chapter 48: Phoenix
49 Chapter 49: The Dancer
50 Chapter 50: Personal problems?
51 Chapter 51: Klasik
52 [Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55: Dust
56 Chapter 56: Dust II
57 Chapter 57: Laut Arthea
58 Chapter 58: Dust III
59 Chapter 59: Mission Imposible
60 Chapter 60
61 Chapter 61
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 1 : Prolog
2
Chapter 2 : Ini mulai menyebalkan
3
Chapter 3 : The great Cazey [1]
4
Chapter 4 : The Great Cazey [2]
5
Chapter 5 : Dilema
6
Chapter 6 : Operasi Penyelamatan
7
Chapter 7 : Operasi Penyelamatan [2]
8
Chapter 8
9
Chapter 9 : Keluarga Baru [1]
10
Chapter 10 : Keluarga Baru [2]
11
Chapter 11 : They are Coming [1]
12
Chapter 12 : They are Coming[2]
13
Chapter 13: Cahaya putih
14
Chapter 14 : Operation Ellery [1]
15
Chapter 15 : Operation Ellery (II)
16
Chapter 16: Eyes on you
17
Chapter 17 : Child Of Light
18
Chapter 18 : Nightmare
19
Chapter 19 : Konsekuensi
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25 : Sarfon started to move
26
Chapter 26 : Asumsi
27
Chapter 27 : Kepala Keluarga Cazey
28
Chapter 28 : Trik
29
Chapter 29 : Kepercayaan
30
Chapter 30 : Red Era
31
Chapter 31
32
Chapter 32 : Dark Forest [1]
33
Chapter 33: Dark Forest[II]
34
Chapter 34 : Datangnya Badai.
35
Chapter 35 : Sturdy Varhemen [I]
36
Chapter 36: Sturdy Varhemen [III]
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41 : Blank Mind
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46 : Titik Krusial
47
Chapter 47 : Esensi
48
Chapter 48: Phoenix
49
Chapter 49: The Dancer
50
Chapter 50: Personal problems?
51
Chapter 51: Klasik
52
[Season 1 End] Chapter 52: Kotak pengorbanan
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55: Dust
56
Chapter 56: Dust II
57
Chapter 57: Laut Arthea
58
Chapter 58: Dust III
59
Chapter 59: Mission Imposible
60
Chapter 60
61
Chapter 61

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!