Kepala Keluarga Cazey yaitu Rein Fotd Cazey telah mengunjungi Kaisar Jiksa, yaitu Arza Han Jiksa dan membicarakan tentang misi penyelamatan Istrinya Alene Fotd Cazey. Kaisar turut membantu operasi tersebut dan memberikan salah satu Jendral Utamanya yaitu Jendral Gon Heville bersama 2000 Prajuritnya.
Rein mencoba mendeteksi energi mana milik Alene, jejak mana milik Alene sebenarnya menghilang tanpa jejak sedikitpun karena di bawa lewat sub ruang yang diciptakan Trazer namun Rein berhasil menemukan Alene yang berada di selatan di zona kekuasaan Kekaisaran Darten.
Diplomasi telah dilakukan oleh Kaisar Arza, namun secara mengejutkan Kaisar dari Darten menolak untuk Pasukan Jiksa masuk kedalam wilayah kekuasaannya dengan alasan keamanan.
"Bagaimana mungkin !"
Pernyataan mengejutkan ini dikecam oleh Kekaisaran Orta dan Kekaisaran Guzen karena membiarkan Iblis memperoleh mata Dewa dan ini akan menjadi sangat sangat berbahaya. Namun Kaisar Darten tetap tak peduli dan melarang pasukan Jiksa masuk ke wilayahnya.
Sementara itu di Kastil Blue Rose saat ini Sarfon terlihat sangat sibuk dengan sesuatu. Ia mengenakan mantel tebal dan sarung tangan serta menyiapkan dua bilah pisau pendek atau dagger.
Lalu selayaknya kilat Sarfon dengan cepat langsung menghilang dari Kastil Blue Rose, ia berlari secepat mungkin kearah Selatan ke Kekaisaran Darten.
'Alene berada di Kastil Beyond di Kekaisaran Darten, itu karena Kekaisaran Darten sudah mulai dikuasai para Iblis. Jelas saat ini Kekaisaran Jiksa sedang mencoba berdiplomasi dengan mereka namun itu sia-sia.
Kaisar Walton II sebenarnya sudah mati namun jasadnya di rasuki oleh Iblis. Hanya ada satu cara untuk memasuki Kekaisaran Darten. Yaitu menyelinap lewat Benteng Hazil.'
Setelah memakan waktu 20 menit Sarfon terlihat berhenti di sebuah bukit dan menatap ke bawah. "Ini dia Benteng Hazil. Gerbangnya tertutup persis seperti yang ada pada ingatanku, prajurit yang berjaga itu ... Mereka bukan manusia lagi, namun aku akan menunggu malam hari untuk menyerang."
Sarfon memutuskan untuk melakukan penyerangan begitu malam tiba karena ia membutuhkan banyak mana untuk bertarung melawan prajurit sebanyak itu.
Aura putih yang samar-samar menyelimuti tubuh Sarfon, ia membuka matanya kemudian mengeluarkan dua bilah daggernya.
WUSHH!
Sarfon melesat dari atas layaknya angin malam yang berhembus, pergerakannya yang tak diketahui itu telah membuat 13 Iblis yang menjaga gerbang kehilangan kepalanya.
Pakaian Sarfon dipenuhi cipratan darah namun ia tak memikirkan hal itu untuk saat ini. Sarfon terus masuk ke dalam dan membunuh setiap penjaga yang ia lihat.
'2 di atas Tower ... Tapi 3 orang memiliki penglihatan kearah sana. Apa yang harus digunakan untuk mengalihkan perhatian mereka ...."
Sarfon mengamati Tower yang cukup tinggi di pojok Benteng. Namun dengan cepat Sarfon mengambil keputusan. "Tak perlu ambil pusing." Sarfon mengatur mana miliknya dan terlihat di pupil matanya sebuah cahaya putih.
Sarfon mencuri sebuah panah serta busurnya dan menembakkannya langsung kearah Penjaga yang berpatroli dari atas Tower. Secara serentak 2 anak panah ditembakkan dalam waktu bersamaan.
Kedua penjaga yang berpatroli diatas Tower telah terbunuh dan hal itu juga berlaku bagi tiga orang yang berada di bawah mereka. Saat anak panah melesat disaat itulah Sarfon langsung melempar busur panahnya ke belakang dan melesat dengan cepat menebas leher ketiga penjaga itu dengan sangat cepat.
"Aku tidak dapat berlama-lama lagi ... " Sarfon berjalan masuk lebih dalam untuk mencari ruangan Kapten penjaga. "Aku butuh surat yang mirip seperti visa agar aku bisa memasuki kekaisaran ini."
Sarfon terus membunuh Iblis yang ia lihat saat mencari ruangan kapten penjaga benteng. "Ah ... Ruangan ini terlihat mewah. Berarti ini ruangan sang Kapten benteng ini." Sarfon menyeringai lalu membuang kedua dagger nya yang sudah hancur ke bawah dan mengeluarkan Katana miliknya.
Namun saat Sarfon mencoba mengintip ke dalam tiba-tiba saja sebuah tangkai pohon yang tajam bergerak dengan cepat menusuk perutnya. CRAT!
Mata Sarfon terbelalak, darah mengalir deras dari perutnya, namun dengan tenaganya yang masih tersisa Sarfon menebas tangkai pohon itu menggunakan Katananya.
"Uhuk! Si— Sial ..." Sarfon berlutut tak berdaya bertumpu pada katana nya. Tak henti-hentinya darah terus mengalir keluar dari perutnya.
Seseorang keluar dari dalam, seekor Iblis menyerupai manusia berjalan keluar dan menatap Sarfon dengan senyum puas. "Jadi kau penyusup bajingan itu," ucapnya dengan nada geram.
Namun secara cepat sebuah kilat-kilat cahaya putih keluar dari tubuh Iblis tersebut. "Eh ... Apa yang?" Seluruh tubuhnya langsung terbelah-belah oleh Katana Sarfon.
Sarfon bersender perlahan ke dinding dan mencoba untuk melepaskan mantelnya lalu merobek bagian lengan untuk membalut luka di perutnya. "Hufftt .... Huftt ... Untung saja serangannya tidak mengenai jantung ku ... Kerusakan organ dalam masih bisa di tahan menggunakan sirkulasi mana yang ku atur."
Keringat mulai mengucur deras dari dahi Sarfon, bahkan ekspresi wajahnya sudah pucat pasi karena kehilangan banyak darah. 'Aku tidak bisa mati di sini ....' Sarfon mencoba untuk berdiri meski kepayahan, dia membersihkan mayat Iblis yang menjadi Kapten Benteng ini.
Lalu setelahnya Sarfon bersembunyi di dalam ruangan dari sang Kapten Benteng karena menjadi opsi paling aman untuk saat ini.
"Sebaiknya aku memulihkan diriku secepatnya, sial seharusnya luka separah ini di tangani oleh Healer atau priest. Hufffttt ..." Nafas dari Sarfon sudah tidak teratur lagi.
Namun tidak membuang waktu lagi, setelah mengunci ruangan Kapten Benteng dari dalam. Sarfon dengan segera memulihkan dirinya semampunya, paling tidak menghentikan pendarahan.
----------------
Sementara itu di Kekaisaran Darten. Kastil Utama Kekaisaran.
Alene duduk di atas kursi dan dalam keadaan di penjara di ruangan bawah tanah. Alene menatap wajah Trazer dan Kaisar Darten dengan ekspresi sangat kesal dan tidak suka.
"Orang-Orang itu berusaha sangat keras untuk mencari wanita ini ke sini Tuanku."
Trazer menyeringai dan mengatakan pada Kaisar Darten agar tidak perlu mengkhawatirkan apapun, lagipula benua ini memang sudah ditakdirkan untuk di kuasai oleh para Iblis.
"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, cukup buat mereka tidak memasuki Kekaisaran Darten itu akan lebih dari cukup. Pengorbanan akan dilakukan besok malam ketika bulan purnama, kekeke ... Ketika aku mendapatkan mata dewa aku akan pergi ke langit dan menghancurkan para Malaikat arogan itu!"
Akan tetapi secara tiba-tiba seseorang muncul dari belakang Trazer dan Kaisar Darten yang sedang berbincang-bincang. "Oh. Namun aku kasihan padamu, sepertinya hal itu hanya akan terjadi di dalam mimpimu saja."
Terlihat seorang bocah dengan tinggi sekitar 156 cm berdiri dengan sebuah Katana yang tergenggam di tangan kirinya. Trazer tersenyum "Owh ... Sepertinya sesuatu yang menarik benar-benar terjadi di sini."
"Eh, apa memangnya yang menarik selain dari kepala mu yang sebentar lagi akan tergeletak di tanah sialan!"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments